Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoseph Umarhadi
Yogyakarta : Cakrawala Institute, 2010
330.9 YOS j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prijono Tjiptoherijanto, 1948-
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984
330.598 PRI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut data INSA di tahun 2003 dominasi pelayaran kapal asing untuk angkutan luar negeri adalah 95% dan angkutan dalam negeri 45%. Yang dimaksutkan dengan "angkutan luar maupun dalam" diatas besar kemungkinanny adalah prosentase angkutan laut yang dikuasai pihak pelayaran asing dari total muatan yang bergerak/ diangkut dengan kapal lewat laut dari/ke Indonesia ataupun didalam wilayah Indonesia, tanpa membedakan jenis muatannya, karena kita tahu bahwa muatannya, karena kita tahu bahwa muatan umum (General Cargo) dan/atau peti kemas (Containers) sifat pelayaran kapalnya adalah umumnya REGULAR LINER, sedangkan muatan curah/cair (Bulk/Liquid Cargo) ataupun PROJECT CARGO sifat pelayarannya adalah TRAMPER..."
IKI 2:12 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sritua Arief
Jakarta: Lembaga Studi Pembangunan, 1981
310.1 SRI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Indrawan
"Penelitian ini menggunakan empat periode data panel rumah tangga 1993 2007 untuk menguji keberadaan dan pola jebakan kemiskinan poverty traps di tingkat rumah tangga di Indonesia Selain itu tesis ini menguji bagaimana pola ini berubah untuk kelompok mata pencaharian dan wilayah yang berbeda Penelitian ini mengikuti pendekatan aset asset based approach yang diperkenalkan oleh Barret dan Carter 2006 serta Adato et al 2006 Pendekatan ini memerlukan penerapan metode parametrik untuk membentuk sebuah indeks aset dan metode non parametrik untuk mengestimasi pola aset dinamik dan jebakan kemiskinan Penelitian ini menemukan adanya bukti yang menunjukkan adanya jebakan kemiskinan dengan banyak titik keseimbangan di wilayah Sumatra Penemuan lain adalah bahwa seluruh rumah tangga di wilayah Sulawesi cenderung memusat ke sebuah titik keseimbangan di bawah batas kemiskinan pada periode menengah Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di wilayah Sulawesi terjebak dalam kemiskinan secara bersama sama Akan tetapi terdapat bukti bahwa rumah tangga di wilayah Jawa dan Bali Nusa Tenggara Barat serta Kalimantan cenderung memusat ke sebuah titik keseimbangan di atas batas kemiskinan Hal ini berarti rumah tangga di wilayah ini tidak terjebak dalam kemiskinan

Using four waves of longitudinal household panel data 1993 ndash 2007 this paper examines the existence and patterns of household level poverty traps in Indonesia and how these patterns vary across different livelihood groups and regions in the country By following an asset based approach introduced by Barrett and Carter 2006 and Adato et al 2006 this paper performs parametric to construct an asset index and nonparametric techniques to estimate dynamic asset pattern and the poverty trap Findings indicate that there is evidence for multiple equilibria poverty trap in Sumatra region Also this study finds that all households in Sulawesi region converge to a single stable equilibrium in the longer period which is below the poverty line This may indicate that households in Sulawesi are collectively trapped However the findings show that households in Java and Bali West Nusa Tenggara and Kalimantan converge to a single stable equilibrium above poverty line This means that household in these regions do not face a poverty trap "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mossadeq Bahri
"Sebagai studi awal didapatkan temuan bahwa penanaman modal asing Jepang yang bersifat langsung di Asia Tenggara sangat ditentukan oleh bentuk dan sifat dari masyarakat, sistem politik, sistem ekonomi dan jugs tingkat pendidikan dari negara penerima modal asing Jepang tadi. Sebagai contoh, PMA Jepang di Singapura banyak berkonsentrasi pada usaha yang sifatnya 'capital intensive', sedangkan PMA Jepang di Indonesia, lebih banyak yang berkonsentrasi dalam sektor 'labor intensive' pada bidang pengeboran minyak dan gas bumi. Sedangkan bagi PMA Jepang yang beroperasi di Malaysia, Thailand dan Philipina cenderung menggabungkan keduanya.
Selain itu, PMA Jepang juga membedakan bentuk dan skala dari berbagai perusahaannya yang menanamkan modalnya di negara dunia ketiga. Untuk bidang usaha yang sifatnya 'capital intensive', penanganannya diberikan pada perusahaan yang berskala besar, dan bentuknya lebih berupa bisnis perbankan. Untuk menangani bidang usaha yang berorientasi pada 'labor intensive', maka pemerintah Jepang menyerahkannya pada perusahaan mereka yang skalanya kecil, menengah, dan besar, bentuk usahanya adalah pengeboran minyak dan penyulingan gas bumi, karat, batubara dan sebagainya.
Dari literatur yang berhasil dikumpulkan didapat bahwa masuknya modal asing Jepang ke negara dunia ketiga bisa dikategorikan kedalam tiga gelombang besar. Gelombang pertama terjadi sejak awal tahun 1950, ketika perusahaan Jepang mulai melakukan investasinya di luar negeri, gelombang ini mencapai puncaknya pada tahun 1973. Gelombang kedua dimulai dengan beroperasinya perusahaan raksasa Jepang dalam bisnis di negara dunia ketiga, gelombang kedua ini berlangsung sampai akhir 1970an. Sedangkan gelombang ketiga berlangsung sejak awal 1980an, dan pada fase ini sektor usaha industri jasa dan perbankan menjadi sasaran utama perusahaan Jepang."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP 98 43
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
M. Mossadeq Bahri
"Sebagai studi awal didapatkan temuan bahwa penanaman modal asing Jepang yang bersifat langsung di Asia Tenggara sangat ditentukan oleh bentuk dan sifat dari masyarakat, sistem politik, sistem ekonomi dan juga tingkat pendidikan dari negara penerima modal asing Jepang tadi. Sebagai contoh, PMA Jepang di Singapura banyak berkonsentrasi pada usaha yang sifatnya 'capital intensive', sedangkan PMA Jepang di Indonesia, lebih banyak yang berkonsentrasi dalam sektor 'labour intensive' pada bidang pengeboran minyak dan gas bumi. Sedangkan bagi PMA Jepang yang beroperasi di Malaysia, Thailand dan Philipina cenderung menggabungkan keduanya. Selain itu, PMA Jepang juga membedakan bentuk dan skala dari berbagai perusahaannya yang menanamkan modalnya di negara dunia ketiga. Untuk bidang usaha yang sifatnya 'capital intensive', penanganannya diberikan pada perusahaan yang berskala besar, dan bentuknya lebih berupa bisnis perbankan. Untuk menangani bidang usaha yang berorientasi pada 'labour intensive', maka pemerintah Jepang menyerahkannya pada perusahaan mereka yang skalanya kecil, menengah, dan besar, bentuk usahanya adalah pengeboran minyak dan penyulingan gas bumi, karat, batubara dan sebagainya.
Dari literatur yang berhasil dikumpulkan didapat bahwa masuknya modal asing Jepang ke negara dunia ketiga bisa dikategorikan kedalam tiga gelombang besar. Gelombang pertama terjadi sejak awal tahun 1950, ketika perusahaan Jepang mulai melakukan investasinya di luar negeri, gelombang ini mencapai puncaknya pada tahun 1973. Gelombang kedua dimulai dengan beroperasinya perusahaan raksasa Jepang dalam bisnis di negara dunia ketiga, gelombang kedua ini berlangsung sampai akhir 1970an. Sedangkan gelombang ketiga berlangsung sejak awal 1980an, dan pada fase ini sektor usaha industri jasa dan perbankan menjadi sasaran utama perusahaan Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ine Minara S. Ruky
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0029
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2011
899.221 BAH
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Increasing portion of foreign ownership in Indonesia Capital Market bring about debates on either advantage or disadvantage on the economy. On one gand, foreign ownership would induce higher dependency of the economy to the external global. Shocks, subsequently increase domestic risks. On the other hand, foreign ownership results on more investment and liquidities for the country that would be giving long term benefits through capital acceleration. This study examines impact of foreign ownership and its risk to the capital market, as indicated by dynamics of capital market's volatility of Indonesia (BEI). Employing EGARCH (1,1) model, the study finds that Indonesian capital market is intesively integrated to the world market, especially regional market of Asia compared to the US. Moreover, by using OLS model to analyze factors affecting volatility of the market, the results show that along with increasing foreign trading frequencies would lead to positive impact on volatility. In other words, increasing foreign ownership would give less volatility in capital markets and therefore shows characteristics of stabilizing. Other variables are also indicated as factors affecting volatility of markets, namely interest rates, exchange rate, and previous man."
JKSUGM 1:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>