Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penelitian ini bertujuan mengungkapkan dan mendeskripsikan nilai estetika sajak "Nyanyian Angsa" karya W.S Rendra dari segi struktural. Sajak "Nyanyian Angsa" memiliki syarat-syarat penanda khusus seperti bentuk sajak bebas, pemunculan tokoh aku lirik yang dominan."
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anadya Demy Putri
"Pada masa pendudukan Jepang (1910-1945), masyarakat Korea mengalami penderitaan yang berat akibat pengekangan yang dilakukan pemerintah kolonial Jepang dengan berbagai cara. Selama masa pendudukan Jepang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi Dak karya Yun Dong-ju. Puisi ini ditulis pada tahun 1936 dan menggunakan diksi-diksi simbolik yang ironis sehingga menyiratkan keresahan yang dirasakan penyair mengenai kehidupan masyarakat Korea yang terkekang saat pendudukan Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan interpretasi puisi Dak karya Yun Dong-ju. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dengan mengacu pada teori Michael Riffaterre. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Kemudian data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam puisi Dak penyair banyak menggunakan diksi-diksi simbolik seperti ‘ayam’, ‘langit’, dan ‘kandang’. Diksi-diksi tersebut merepresentasikan masyarakat Korea dan kondisi kehidupan mereka yang pada masa itu tidak memiliki kebebasan di tanah air sendiri.

During the Japanese occupation (1910-1945), the Korean people experienced severe suffering due to the restraints carried out by the Japanese colonial government in various ways. During the Japanese occupation, many literary works were born, one of which is the poem Dak by Yun Dong-ju. This poem was written in 1936 and used ironic symbolic dictions to convey the anxiety the poet feels about the life of the Korean people who were confined during the Japanese occupation. This study aims to describe the interpretation of Yun Dong-ju's poem Dak. In this study, the author uses a semiotic approach with reference to Michael Riffaterre's theory. This research uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data collection is done by using literature study techniques. Then the collected data is processed using qualitative data analysis techniques. The results of the research show that in Dak's poetry the poet used a lot of symbolic dictions such as 'chicken', 'sky', and 'cage'. These dictions represent Korean people and their living conditions who at that time did not have freedom in their own homeland.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Exalanti
"Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini mengenai parikan Genk Kobra (selanjutnya disingkat GK) yang lahir dan hidup di masa modern, sedangkan parikan tradisional lahir di rentang waktu yang cukup lama sebelum parikan GK tercipta. Parikan sebagai puisi kontekstual, akan memperlihatkan gambaran perubahan maupun masalah sosial-masyarakat melalui teks parikan. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode komparatif, sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan persamaan dan perbedaan antara parikan tradisional dengan parikan GK. Metode lain yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, sebuah metode yang mendiskripsikan data lalu dianalisis. Skripsi ini menggunakan teori tentang parikan oleh S. Padmosoekotjo dalam buku Ngengrengan Kasusastran Jawa (1960), dan teori tentang tema oleh Jan Van Luxemburg dalam buku Pengantar Ilmu Sastra (1982) dan buku Tentang Sastra (1991). Hal yang dianalisis diantaranya; pertama perbedaan dan persamaan antara parikan tradisional dengan parikan GK. Kedua membuktikan bahwa parikan GK masih kontekstual melalui proses menemukan tema, kata dan isi. Kesimpulan yang dapat diambil parikan GK tidak mengikuti pola tradisional pada judul, nama penulis, dan jumlah wanda. Parikan GK mengikuti pola dengan masih mengenal gatra purwaka dan gatra tebusan serta masih adanya keterkaitan guru lagu antargatra. Kesimpulan lain, yakni dapat dibuktikan bahwa parikan GK kontekstual melalui tema, kata dan isi. Tema yang dominan adalah moral dan sosial, tema tersebut telah mengambarkan kekontekstualan pada teks wacana parikan GK. Kontekstual wacana parikan berupa gambaran fisik perilaku masyarakat, maupun terminologi yang menggambarkan perubahan pada masyarakat itu sendiri. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan akan perubahan dari parikan, dan membangkitkan semangat agar nantinya ada penelitian lebih lanjut mengenai parikan. Adapun bagi masyarakat penelitian ini memberikan gambaran bahwa parikan tetap ada dan diakui, serta diminati oleh masyarakat Jawa dengan segala perubahannya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11620
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanggan: Kepel Press, 2004
808.545 KET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fabiola D. Kurnia
"By deconstructing a text as proposed by Derrida, the text can reveals its meanings. To do this, re-reading a text is neded. For this purpose, the study attempts to understand the meanings behind Rendra's Surat Cinta and Surat kepada Bunda by discussing the use of metaphors. Both poems are read, re-read and discussed to get their meanings. It is argued that the re-readings show opposite meanings as understood in the first readings. Power, sex, and love are among the issues explored in the two poems. Furthermore, the metaphors reflect what sort of person the "I" is. "
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2002
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sahira Satriavi
"Tesis ini membahas kritik W.S Rendra terhadap pemerintah Orde Baru melalui puisinya (1967-1978). Pada tahun 1967-1978, kebijakan Orde Baru menyebabkan korupsi oleh aparat negara karena diberlakukannya UU PMA 1967 dan ketergantungan pada modal asing, yang kemudian menyebabkan protes dari berbagai kalangan mahasiswa. Protes ini kemudian memuncak pada 1974 di Insiden Malari. Setelah kejadian Malari, kebijakan pemerintah Orde Baru menjadi sangat anti-kritik, ini kemudian dibuktikan dengan pelarangan pers, larangan tampil bagi seniman yang dianggap mengkritik, pembatasan kebebasan berekspresi dan kemudian menimbulkan protes dari berbagai kelompok. , seperti siswa dan seniman. Salah satunya adalah W.S Rendra yang mengkritik Orde Baru melalui puisinya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya pada WS Rendra, yang lebih fokus pada biografinya, menganalisis karyanya dari sudut pandang sastra dengan studi semiotik, penelitian ini akan fokus pada puisi-puisi oleh WS Rendra, yang merupakan bentuk kritik terhadap New Memesan kebijakan pemerintah. Menulis artikel ini menggunakan metode historis menggunakan sumber-sumber tertulis seperti koran kontemporer, buku, jurnal, dan wawancara.

This thesis discusses W.S Rendras criticism of the New Order government through his poetry (1967-1978). In 1967-1978, the New Order policy caused corruption by the state apparatus due to the enactment of the 1967 PMA Law and dependence on foreign capital, which then led to protests from various student circles. This protest then peaked in 1974 at the Malari Incident. After the Malari incident, the New Order government policy became very anti-criticism, this was later proven by a ban on the press, a ban on appearing for artists who were considered criticizing, restrictions on freedom of expression and then led to protests from various groups, like students and artists. One of them was W.S Rendra who criticized the New Order through his poetry. In contrast to previous research on WS Rendra, which focuses more on his biography, analyzing his work from a literary point of view with semiotic studies, this research will focus on poems by WS Rendra, which is a form of criticism of New Order government policy. Writing this article uses historical methods using written sources such as contemporary newspapers, books, journals, and interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hali Mohammad S.
"Tujuan penelitian ini mencoba mangungkapkan visi kemerdekaan sebagai suatu gagasan yang terkandung dalam sajak Khalil Matran. Dikutip dari antologi puisi berjudul Diwan al-Khalil, terbitan Dar al-Hi1a1, 1949. Volume 1 & 3, halaman 45, 246-247 dan 50-73. Meskipun banyak sajak Khalil Matran mempunyai kesan bermuatan masalah kemerdekaan, namun penelitian ini dibatasi pada tiga buah sajak saja. Ketiga sajak tersebut adalah 1. Sajak Taniyyat al-Hurriyyat , 2. Sajak Yafi' dan 3. Sajak Qasida Nairun. Skripsi ini menggunakan metode Struktural. Metode ini memiliki konsep bahwa setiap unsur dalam sajak bersifat fungsional. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dalam hal ini penulis membatasi diri pada pemahaman segi bentuk, segi retorik dan visi kemerdekaan. Hasil analisis ketiganya memperlihatkan bahwa ketiga sajak yang dibahas mengandung gagasan atau visi kemerdekaan sebagai suatu cita-cita. Kemerdekaan itu tampil.serempak dan hadir dalam pengungkapan ketiga unsur tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Intan Deliza
"Jurnal ini membahas tentang analisis makna puisi karya Munir Mezyed, seorang penyair asal palestina yang berjudul shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 menggunakan teori ilmu balaghah. Selain aspek retorika, penulis juga menggunakan teori strukturalisme puisi untuk meneliti puisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis puisi tersebut dan juga aspek retorika yang terdapat dalam puisi tersebut. Puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini memiliki tema ghazal, atau tema yang sering digunakan oleh penyair arab klasik untuk menggambarkan sosok wanita, namun seiring dengan kemajuan kesusastraan Arab, tema tersebut mengalami perluasan dalam fungsinya, kini tema tersebut sudah banyak digunakan tidak hanya untuk menggambarkan sosok wanita, tapi juga perasaan, gejolak, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh seorang wanita. Puisi ini termasuk ke dalam tema tersebut karena menggambarkan gejolak dan pengaruh ketika jatuh cinta kepada seorang wanita. Dari aspek retorika, puisi shuwarun fii Adz-dzakirah bait 1, 2, 3, 4, 5, dan 10 ini menggunakan ilmu bayan, ilmu ma rsquo;ani, dan ilmu badi rsquo;, namun ilmu badi rsquo; yang digunakan lebih sedikit di dalam puisi ini, yang lebih mendominasi yaitu ilmu bayan dan ilmu ma rsquo;ani. Puisi ini termasuk ke dalam jenis puisi prismatis karena mengandung banyak bahasa kias dan juga kosakata konotatif, sehingga sukar untuk diterka maksud dan tujuannyaKata kunci: Puisi, balaghah, Makna, Munir Mezyed.

This journal discusses the analysis of the meaning of a poem by Munir Mezyed, a Palestinian poet, entitled shuwarun fii Adh dzakirah. verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 using the theory of balaghah. In addition to aspects of the rhetoric, the author also uses structuralist theory of poetry to analyze the poem. The purpose of this study was to determine the types of poetry and rhetoric aspects contained in the poem. Poetry shuwarun fii Adh dzakirah verses 1, 2, 3, 4, 5, and 10 have ghazal theme, or a theme often used by classical Arabic poets to describe the female figure, but along with the advancement of Arabic literature, the theme was expanded in its function, the theme has now been widely used not only to describe the woman, but also feelings, turmoil, and the effect caused by a woman. The poem is included in this theme because it depicts the turmoil and influence when falls in love with a woman. When this poem viewed from the aspect of rhetoric,it uses ilmu bayan, ilmu Ma 39 ani, and also ilmu badi 39 , ilmu badi 39 used less in this poem, which dominates ilmu bayan and ilmu Ma 39 ani. This poem is included into the prismatic types of poetry because it contains a lot of figurative language and connotative vocabulary, so it is difficult to be able to guess the intent and purpose of this poemKeywords Poem, Balaghah, Meaning, Munir Mezyed
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>