Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158560 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handrito Hardjono
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan dewasa ini menghadapi persaingan
yang semakin ketat. Dengan adanya deregulasi di bidang
penerbargan, kenaikan harga mínyak, serta bayangan resesi
menambah tingkat persaingan untuk bekerja dengan lebih
effisien lagi. Perusahaan penerbangan yang tidak dapat
bekerja dengan effisien akan tertinggal dalam percaturan
penerbangan internasional.
Pesawat udara merupakan asset yang paling berharga yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan penerbangan. Harganya yang
mahal dan perawatannya yang tidak mudah menuntut pengelolaan
yang sangat serius dari asset ini. Penanganan yang salah akan
dapat menyebabkan kerugian yang tidak kecil pada perusahaan.
Route penerbangan merupakan satu hal yang sangat vital
bagi perusahaan penerbangan karena dari jaringan tersebutlah
datangnya revenue perusahaan, sehingga menuntut penanganan
yang sangat serius terutama dalain hal pemilihan penggunaan
jenis pesawat udara. Penentuan yang kurang tepat dalam suatu
jalur penerbangan akan dapat sangat merugikan perusahaan.
Sebagai contoh adalah pemilihan jenis pesawat yang terlampau
kecil ataupun terlampau besar dalam suatu jalur penerbangan
akan merugikan perusahaan sehingga perlu ditetapkan secara
tepat. Di lain pihak banyak sekali variabel yang berpengaruh
dalam pemilihan jenis pesawat yang harus melayani suatu
jalur, sehingga pemilihannya tidaklah selalu mudah. Atas
dasar masalah dan variabel-vaniabel diatas, maka dalam karya
akhir ini dicoba suatu model matematis linear programming
yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah diatas.
Objective function yang dipilih dalam model ini adalah
untuk memperoleh minimum cost dalam menghitung total
operating cost dan ke-enam jenis pesawat yang dimiliki P.T
Garuda Indonesia. Decision vaniabel adalah jumlah frekwensi
Penerbangan per tahun dan suatu route tertentu. Konstrain
ditentukan oleh keterbatasan )umlah pesawat, jumlah penumpang
yang banus diangkut dan satu tujuan ke tujuan lainnya, load
faktor yang harus dipenuhi, dan keterbatasan daya jangkau
dari satu jenis pesawat.
Route yang dipilih untuk model ini adalah route
penerbangan P.T Garuda Indonesia domestik, regional serta
satu tujuan internasional sebagai model awal untuk dapat
dikembangkan lebih lanjut.
Dari model linear programming yang disusun kemudian
dicari optimasinya menggunakan program komputer LINDO, yang
memberikan suatu alternatif pemilihan jenis pesawat udara dan
frekwensinya dalam menerbangi suatu route dengan operating
cost yang paling minimal. Hal tersebutlah yang kemudian
diperbandingkan dengan jenis pesawat udara yang digunakan
sekarang dan membandingkan operating cost yang diperlukan.
Dari hasil tersebut terlihat adanya penghematan yang cukup
besar apabila menggunakan jenis pesawat udara yang disarankan
oleh LINDO. Tentunya alternatif pemilihan jenis pesawat
udara yang diperoleh dan LINDO harus dipelajari kembali
dengan memasukkan unsur pemasaran dan preferens dan
pelanggan sebelum diputuskan penggunaannya.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hendratno Hery W.
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan dewasa ini menghadapi persaingan yang semakin
ketat. Dengan adanya deregulasi di bidang penerbangan, trend yield yang cenderung
menurun, menambah tingkat persaingan untuk bekerja dengan lebih efisien lagi.
Perusahaan penerbangan yang tidak dapat bekerja dengan efisien akan tertinggal
dalam percaturan industri penerbangan.
Pesawat terbang merupakan aset yang paling berharga dari sebuah perusahaan
penerbangan. Harganya yang sangat mahal dan perawatannya yang tidak mudah
menuntut pengelolaan yang serius dan aset tersebut. Penanganan yang kurang tepat
terhadap aset ini akan dapat menyebabkan kerugian yang tidak kecil bagi perusahaan.
Jaringan rute penerbangan merupakan bagian yang sangat vital bagi
perusahaan penerbangan karena dari jaringan inilah yang menghasilkan pendapatan,
sehingga menuntut penanganan yang serius terutama dalam pemilihan penggunaan
jenis pesawat. Penentuan yang kurang tepat dalam suatu jalur penerbangan akan
dapat sangat merugikan perusahaan. Banyak variabel yang berpengaruh dalam
pemilihan jenis pesawat yang harus diperhatikan untuk melayani suatu rute, sehingga
pemilihannya tldaklah selalu mudah. Atas dasar masalah dan variabel-variabel
tersebut, maka dalam Karya Akhir ini dlcoba suatu model linear programming yang
digunakan untuk memecahkannya.
Fungsi obyektif yang dipilih dalam model ini adalah untuk mendapatkan
maksimum keuntungan/profit dan operasi penerbangan service domestik PT Garuda
Indonesia. Variabel keputusannya adalah jumlah frekuensi penerbangan per tahun,
jenis pesawat yang dipakai, daci jumlah penumpang yang diangkut dart suatu rut t
tertentu. Kendala ditentukan oleh keterbatasan jurnlah pesawat, jamlah penuinpang
yang harus diangkut dan satu kota asal ke kota tujuan, jumlah armada yang dimiliki,
dan utilisasi masing-masing jenis pesawat.
Rute penerbangan yang dipilih untuk model ini adalah rute penerbangan
service domestik PT Garuda Indonesia sebagal model awal untuk dapat dikembangkan
lebih lanjut.
Dari model linear programming yang dlsusun kemudian dicari optimaslnya
meriggunakan program komputer UNDO, yang memberikan suatu alternatif
pemilihan jenis pesawat terbang dan frekuensi dalam menerbangi suatu rute dengan
keuntungan yang paling maksirnal. Hasil komputasi ini kemudian diperbandingkan
dengan jadwal yang digunakan sekarang. Dan hasil tersebut terlihat bahwa jenis
pesawat yang disarankan relatif sesuai, tetapi jumlah frekuensinya lebih besar
dibandingkan dengan yang berlaku saat InI. Tentunya alternatif pemilihan jenis
pesawat udara yang dlperoleh dan UNDO harus dipelajari dengan memasukkan unsur
pemasaran dan preferensl dan pelanggan sebelum dlputuskan pemakaiannya di
lapangan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kaswara
"ABSTRAK
Manajemen pendapatan merupakan cara memaksimumkan pendapatan dengan
mengalokasikan persediaan tempat duduk untuk suatu penerbangan. Dengan tujuan
maksimalisasi pendapatan diharapkan keuntungan pada suatu penerbangan akan
maksimum. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya untuk setiap penerbangan (biaya
piiot, awak kabin, bahan bakar, pendaratan dan navigasi) adalah tetap.
Dengan sistem manajemen pendapatan, diharapkan tidak akan terjadi alokasi
yang berlebihan pada kelas tarif potongan. Berarti sistem manajemen pendapatan
harus membatasi pemesanan pada kelas tarif potongan (terjadi beberapa hari jauh
sebelum waktu keberangkatan). Penolakan tersebut berdasarkan harapan adanya
pemesanan pada kelas tarif tinggi (terjadi dekat waktu keberangkatan), meskipun
masih terdapat kursi yang kosong.
Dalam sistem manajemen pendapatan dikenal 4 (empat) metode optimasi
alokasi kapasitas tempat duduk, yaitu:
1. Metode deterministik dengan alokasi partisi.
2. Metode deterministik dengan alokasi nested.
3. Metode probabilistik dengan alokasi partisi.
4. Metode probabilistik dengan alokasi nested.
Sistem pesan tempat (=reservation system) mempunyai hubungan yang erat
dengan sistem manajemen pendapatan, dalam hal:
1. Memberikan informasi pemesanan untuk setiap penerbangan.
2. Sarana penyimpanan data (=data bank).
3. Sarana yang menghubungkan pelanggan dengan perusahaan penerbangan.
4. Sarana untuk pengawasan dan pengambilan keputusan.
Permasalahan lain yang berhubungan dengan manajemen pendapatan adalah:
Kebijaksanaan penmanfaatan dan pembatasan pembelian (= purchase restriction).
Kebijaksanaan pemesanan lebih (= overbooking policy).
Tingkat ketidak-hadiran (no-show rate).
Pemesanan secara berkelompok (= group booking).
Metode peramalan permintaan ( demand forecasting).
Berikut ¡ni merupakan faktor penunjang implementasi sistem manajemen
pendapatan di PT Garuda Indonesia:
Memungkinkan segmentasi pasar, sehingga kebijaksanaan diferensiasi harga dapat
dilakukan.
Komputerisasi sistem pesan tempat yang ada, mempunyai kemampuan bagi
implementasi sistem manajemen pendapatan.
Program manajemen pendapatan telah dituangkan ke dalam rencana korporasi,
rencana bisnis dan rencana fungsi.
Telah dibentuk organisasi yang bertanggung-jawab pada implementasi manajemen
pendapatan.
Struktur rute yang bervariasi dan yang satu penerbangan (= single leg),
penerbangan lanjutan melalui stasion utama (= hub) dan penerbangan gabungan
(= interline).
Kemampuan personil berdasarkan pelatihan dan pendidikan yang telah diterima.
Banyak paket perangkat lunak sistem manajemen pendapatan.
Berikut ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan:
Masih kurangnya riset pasar yang dapat mendukung keputusan diferensiasi harga
dan banyaknya kelas tarif potongan.
Belum ada pemasukan data pemesanan pada sub-class di dalam sistem pesan
tempat.
Belum ada prosedur dalam pengawasan dan evaluasi posisi pemesanan, penentuan
batas pemesanan lebih, pemasukan data pemesanan dan penumpang yang
terangkut pada setiap sub-class.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Farid Majdi
"ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan
untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ekonorni nasional. Beberapa kebijakan yang
berkaitan Iangsung dengan PT. Garuda Indonesia antara lain Undang-undang no.15 tabun 1992
tentang Penerbangan Nasional dan PP no. 4 tahun 1994 tentang Penanaman Modal Asing. Oleh
karena itu GA harus mengkaji dan mencermati clampak dan dikeluarkanya peraturan-peraturan
tersebut terhadap kesuksesan perusahaan.
Pertumbuhan angkutan kargo udara domestik yang cukup pesat merupakan peluang
bagi GA untuk meningkatkan pendapatan dari luar sektor produk inti (core product)
perusahaan. Angkutan kargo udara domestik untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan
tumbuh sebesar l2% pertahun, Iebih tinggi dari angkutan penumpang yang rata-rata sebesar
5% pertahun. Persaingan memperebutkan pangsa pasar kargo domestik saat ini cukup ketat
dengan GA masih sebagai pemlinpin pasar yang pada tahun 1995 menguasai 73,61% kargo
inbound (ke Jakarta) dan 49,5% kargo outbound (keluar dan Jakarta). Tingginya pangsa pasar
ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena:
- Sebagian kargo inbound GA merupakan kargo transit.
- GA mempunyai ton km produksi lebih besar dan pesaing.
- GA mempunyai frekuensi ke kota-kota potensial lebih banyak dari maskapai lain
Ancaman terhadap kargo domestik GA antara lain datang dari maskapai penerbangan
dalam negeri yang semakin agresif mempromosikan produk kargonya. Sebagai contoh Sempati
Air dengan VIP-nya atau Merpati dengan Mega Cargo-riya, selain itu juga berasal dari
maskapai asing yang mernpunyai hak terbang ke 13 kola domestik. Hal ini bertambah dengan
adanya tekanan produk pengganti yang berupa model angkutan darat dan angkutan saut yang
pada banyak daerah merupakan model angkutan barang yang dominan.
Pertumbuhan pasar yang tinggi belum diikuti oleh pertumbuhan kargo domestik GA,
dan bahkan pada beberapa sektor kargo domestik GA mengalami penurunan yang cukup tajam.
Melalui analisis BCG Matrix diperoleh kesimpulan kargo dome:tik GA saat ini berada pada
posisi cash flow dengan pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah. Dengan strategi
yang komprehensif diharapkan dapat mcncapai posisi star dimana menguasai pangsa pasar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi permintaan pasar PT. Garuda
Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan pesawat khusus kargo (freighter). Pemilihan
pesawat kargo yang digunakan harus disesuaikan dengan perencanaan armada (fleet plan)
untuk memudahkan dalam pengadaan awak pesawat dan jadwal perawatan. Selain itu GA harus
memikirkan bahwa dalam melakukan ekspansi rute tidak hanya berdasarkan potensi
penumpang semata tapi juga potensi kargo pada daerah tertentu.
Pembenahan sarana dan prasarana kargo harus mendapat prioritas dan pimpinan
perusahaan. PerÍuasan gudang, modernisasi peralatan handling dan uld dan pengadaan usaha
penunjang tidak bisa ditunda lagi mengingat semakin besarnya volume barang yang dikirim
melalui kargo udara. Demikian juga dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (SDM) kargo GA harus dilakukan. Sebagian besar sumber claya manusia yang ada
sekarang diperkirakan tidak mampu Lagi bersaing dengan maskapai lain mengingat pendidikan
formal dan informal yang mereka peroleh tidak mernadai. Problem ini mendesak dipecahkan
mengingat penangan kargo dewasa ¡ni ?nenuntut kecepatan, ketepatan dan standar keamanari
yang semakin tinggi.
Selain itu segala upaya pembenahan di atas harus didukung oîeh suatu strategi yang
tepat dan menyeluruh. Penyusunan strategi pemasaran yang tepat merupakan suatu keharusan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan unit kargo GA.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Hanief
"ABSTRAK
PT Garuda Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara díbawah
Departemen Perhubungan berkewajilban mengeloIa prosedur pengadaan
barang dan jasa untuk kebutuhan Internal dan eksternal perusahaan
serta mengelola keuangan perusahaan yang berhubungan dengan
pengadaan yakni hutan perusahaan dan pengeluaran kas; dengan
memperhatlkan keefisienan, keefektifan dan Keintegrasian sistem
Informasi pengadaan barang dan jasa tersebut. Di dalam perusahaan.
Pengadaan barang dan jasa di PT Garuda indonesia pada
dasarnya dilaksanakan oleh Bidang Pengadaan pada Biro Umum,
tetapi untuk barang atau jasa yang khusus sifatnya, wewenang
pengadaan dlberÌkan kepada unit-unit tertentu (keseluruhannya
terdiri 8 unit PeIaksana Pengadaan).
Permasalahannya adalah proses pengoIahan data yang belum
efisien ( beberapa kegiatan masih dilakukan secara manual ),
jumlah data yang besar dan tersebar ( terdapat pada tiap-tiap
Unit Pengadaan), kebutuhan Informasi bagi rnasing-masing fungsi
mnanajerial belum dapat diberikan dengan sesuai baik dltinjau dari
segi isi maupun nilai lnformasinya dan makin dltuntutnya
penyajian Intormasi yang cepat sehingga sistim yang ada sekarang
belum dapat memenuhi hal-hal tersebut díatas.
Salah satu alternatif yang memungkinkan adalah merancang
suatu sistem pengolahan data baru yang dapat memecahkan masalah
masalah diatas. Oleh karena Itu dengan bantuan komputer yang
terintegrasi adalah suatu tindakan yang cukup tepat, sehingga
informasi yang dlbutuhkan dapat Iebih terjamin akan kecepatan
penyampaiannya, kelengkapan isi, serta segi kualitas.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Franciscus
"ABSTRAK
Perusahaan penerbangan adalah perusahaan yang padat modal, teknonolgi dan karya yang menjual jasa untuk penumpang dan barang. Untuk meridukung kelancaran operasi penerbangan diperlukan dukungan pengadaan suku cadang yang efektif dan efisien.
Keputusan ? keputusan pengadaan yang dilakukan suatu manajemen pembelian mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, untuk itu diperlukan manajer pembelian profesional yang dapat mengantisipasi peruhahan lingkungan eksternal maupun operasi setiap saat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
Selain kemampuan identifikasi peluang dan ancaman seorang manajer pembelian juga harus mampu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dengan melakukan analisa faktor internal perusahaan dan perilaku organisasi.
Analisa untuk identifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan dikenal dengan analisa SWOT. Dan analisa swot dapat ditentukan strategi pembelian yang diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan dan peluang dan memperkecil kelemahan dan ancaman dengan memperhatikan misi dan sasaran perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Riza Perdana Kusuma
"ABSTRAK
Persaingan industri penerbangan di Indonesia semakin tajam seiring dengan dibukanya kran
ijin operasi perusahaan penerbangan baru. Perkembangan persaingan yang terjadi cenderung
menuju kearah persaingan yang tidak sehat dengan memusatkan pada kekuatan perang harga
sebagal alat untuk meraih pasar.
Performa Garuda Indonesia untuk rute Jakarta-Padang beberapa waktu terakhir cenderung
mengalami penurunan, padahal pada periode sebelumnya Garuda Indonesia menjadi market
leader untuk sektor ini. Sementara di sisi lain Mandala sebagai pesaing utama semakin
menunjukkan dominasinya, yang kemudian diramaikan pula dengan masuknya Batavia sejak 6
April 2002. Kedua pesaing Garuda Indonesia ini mengandalkan strategi harga sebagai alat
pendorong penjualannya melalui penetapan harga rendah untuk semua kapasitas kursi yang
tersedia. Dan pada akhirnya dampak buruk yang terjadi di pasar adalah bahwa ?harga? menjadi
patokan utama untuk melakukan perbandingan produk jasa penerbangan dan ?harga murah?
merupakan satu-satunya kelebihan yang selalu dikomunikasikan oleh perusahaan penerbangan
yang melayani rute tersebut. Sementara pasar tidak memiliki alternatif lain sebagai alat
pembanding dalam proses pemulihan produk jasa penerbangan.
Sebagai perusahaan penerbangan yang berpengalaman, memiliki kekuatan merek, inovasi,
sarana serta prasarana dan permodalan dibanding kedua pesaing yang lain, serta komitmen
untuk menempatkan produk pada level premium, maka Garuda Indonesia harus mampu
menetapkan strategi yang lebih sesuai untuk pasar ini guna memenangkan persaingan dan
kembali menjadi market leader. Penetapan target pasar penumpang bisnis dengan segmen
menengah ke atas sudah tepat dan konsisten dijalankan oleh Garuda Indonesia selama ini, hal
tersebut ditunjukkan dengan program pemasaran korporat yang terus disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan target pasar tersebut, antara lain melalui program advertising
televisi, radio dan media cetak. Namun dalam proses pemasarannya maka Garuda Indonesia
harus menetapkan strategi promosinya secara lebih terintegrasi dengan mengandalkan seluruh
item promosi untuk dapat mengkomunikasikan keunggulan produk kepada pasar, melalui
pengembangan program promosi secara berbeda kepada sasaran yang berbeda seperti unit
pengambil keputusan, pengguna loyal Garuda Indonesia, non pengguna loyal Garuda
Indonesia maupun influencer.
Di sisi lain Garuda Indonesia harus mampu melihat secara jelas apakah target market yang
ditetapkan secara korporat telah sesual untuk karakter rute ini, karena dengan memahami
kondisi sebenarnya terutama mengenai segmen mana yang menjadi pasar utama atau pasar
potensial, maka akan dapat dikurangi timbulnya ?gap komunikasi? antara pesan yang
disampaikan dengan penerimaan pasar, juga akan sangat membantu dalam penetapan program
promosi selanjutnya sehingga menjadi lebih terarah.
Secara garis besar pasar dapat dipengaruhi, terlebih lagi jasa penerbangan adalah produk
dengan teknologi tinggi, dan sangat terkait dengan persepsi. Oleh karena itu keberhasilan
membangun komunikasi yang baik melalui program promosi yang tetintegrasi diharapkan
upaya memenangkan persaingan di rute Jakarta - Padang ini dapat tercapai
"
2002
T3670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lampe, Nicodemus P.
"ABSTRAK
Dalam industri penerbangan komersial, sukses atau gagalnya sangat
tergantung kepada kualitas pelayanan yang diberikan kepada penumpang karena
satu-satunya yang langsung menilai mutu pelayanan. Pelayanan yang diberikan
oleh perusahaan penerbangan PT. Garuda Indonesia dibagi menjadi dua yaitu:
pelayanan darat : menangani masalah pre and post flight services seperti
reservation, ticketing, check-in penumpang, transit/connecting penumpang dan
baggage handling.
pelayanan udara : menangani masalah in-flight service yaitu memberikan
pelayanan di dalam pesawat kepada penumpang sejak boarding sampai dengan
penumpang turun di tempat tujuan dengan nyaman.
Pelayanan udara oleh awak kabin sangat memegang peran penting dalam
membentuk pandangan konsumen atau penumpang terhadap kualitas pelayanan
penerbangan secara keseluruhan, karena awak kabin melayani secara langsung
dan berkomunikasi dengan penumpang sebagai pengguna jasa. Dengan demikian
untuk bersaing dalam bisnis penerbangan maka PT. Garuda Indonesia harus dapat
menggunakan awak kabinnya memenuhi keinginan atau tuntutan pelayanan udara
yang diìnginkan oleh penumpang.
Berdasarkan hasil survey IRS (In-flight Research Survey) of Oxford posisi
PT. Garuda Indonesia diantara 10 perusahaan penerbangan yang berkantor pusat
di Asia Pasific secara rata-rata berada pada urutan ketujuh dari faktor-faktor
Penilaian : efficiency of meal service, friendliness of cabin crew, grace and style of service, sincerity and attitude of service dan quality consistency amongst staff
ini brarti bahwa PT. Garuda Indonesia masih belum dapat menggunakan awak
kabinnya memenuhì keinginan penumpang, yang berarti belum dapat
menggunakan kualitas pelayanan udara oleh awak kabin sebagai alat bersaing agar
menjadi penerbangan yang berkualitas menurut pandangan konsumen.
Agar kualitas pelayanan udara yang diberikan oleh awak kabin dapat
sesuai antara apa yang diharapkan penumpang dengan kenyataan yang diterima,
maka Dinas Awak Kabin PT. Garuda Indonesia harus mengetahui dengan benar
apa yang diinginkan oleh penumpang dan pelayanan udara oleh awak kabin. Jika
sudah diketahui maka dapat ditetapkan kebìjaksanaan mengenai pengelolaan
awak kabin sehingga akhirnya diimplementasikan untuk memberikan pelayanan
sesuai tuntutan penumpang.
Dari hasil analisa eksternal, internal, SWOT dan identifikasi key success
factor pada PT. Garuda Indonesia, untuk mendapatkan awak kabin yang bisa
memberikan peiayanan yang prima maka Dinas Awak Kabin harus memutuskan
dengan tepat mengenai:
Perencanaan awak kabin yaitu mengenai jumlah maupun kriteria yang
dibutuhkan. Untuk mendapatkan perencanaan yang baik harus
mempertimbangkan turnover awak kabin yang cukup besar sekitar 15 orang
setiap bulan, dan selalu mengadakan koordinasi dengan Dinas Pengembangan
Armada dan Dinas Pengembangan Pasar agar dapat diketahui jumlah kebutuhan
awak kabin.
Rekrutmen yaitu proses seleksi untuk mendapatkan calon awak kabut yang
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Kenyataan yang dihadapi oleh PT.
Garuda Indonesia adalah sangat sulit mendapatkan calon awak kabin yang
memenuhi nilai persyaratan Bahasa Inggris sehingga akhimya nilai yang
disyaratkan harus diturunkan.
Pendidikan dan Pelatihan vaitu program untuk mendidik calon awak kabin hasil
rekrutmen sehingga menghasilkan awak kabin yang mampu melayani keinginan
penumpang. Pendidikan dan Pelatihan untuk awak kabin PT. Garuda Indonesia
harus ditekankan pada penguasaan Bahasa Inggiis, kedisiplinan dan kemampuan
berkomunikasi interpersonal.
Penilaian prestasi kerja yaitu suatu evaluasi mengenai unjuk kerja dari awak
Kabin, sebagai dasar peningkatan jenjang awak kabin dan juga untuk
pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi awak kabin.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marojahan, Tumpal
"ABSTRAK
Studi ini membahas Strategi Harga Dalam Transportasí Udara dengan mengam
bil studi kasus pada perusahaan PT. Garuda Indonesia pada rute Jakarta - Tokyo.
PT. Garuda Indonesia adalah salah satu perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia
yang melayani rute domestik maupun internasional.
Tujuan studi ini adalah untuk menghasilkan model standar praktis bagi Manajer
Penentu Harga (Pricing Manager) dalam menentukan strategi harga khususnya rute
Jakarta-Tolcyo dan umumnya untuk rute yang lain.
Untuk merumuskan dan memecahkan masalah yang timbul dalam strategi penetapan
harga, dilakukan pendekatan-pendekatan baik secara ekonomi maupun statistik. Kondisi
permintaan pada sisi konsumen dan suplai pada sisi produsen akan membentuk suatu
posisi harga yang sebenarnya pada pasar. Demikian juga adanya efek perlakuan terha
dap harga seperti pemotongan harga, kenaikan harga maupun perubahan kwalitas
produk dapat mempengaruhi harga. Faktor tersebut di atas adalah merupakan faktor
internal. Artinya dengan sumber daya yang ada pada perusahaan, faktor tersebut dapat
dikontrol oleh perusahaan sendiri.
Tetapi ada faktor luar yang mempengaruhi harga tersebut seperti harga pada
pesaing, peraturan pemerintah setempat (dimana harga ditetapkan), perubahan pada
selera konsumen maupun faktor ekonomi makro seperti kurs mata uang, inflasi dan
sebagainya yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.
Untuk menganalisis korelasi faktor-faktor tersebut terhadap harga, maka dilaku
kan pendekatan statistik yakni analisis korelasi dan kausal (regressi) maupun analisis
trend terhadap data sejarah.
Dari hasil analisis korelasi dan regressi terhadap data sejarah operasionil Garuda
dan JAL pada tahun 1992 dan 1993 untuk rute Jakarta-Tokyo pp, faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan Garuda adalah penetapan strategi harga, pangsa pasar
Garuda, nilai kurs Yen dan pangsa pasar JAL.
Strategi harga reduksi untuk rute Jakarta-Tokyo dapat meningkatkan pendapatan
Garuda (22,5%) dan pangsa pasar (36,5%). Juga dengan strategi ini, Garuda dapat
mencuri (stealing strategy) pangsa pasar JAL (-28,4%). Jika Garuda melakukan
strategi kenaikan harga dengan alasan permintaan pada rute ¡ni bertambah, maka
Ganida dapat meningkatkan pendapatan (36,5%). Demikian juga pangsa pasar Garuda
akan bertambah (21,2%). Tetapi dengan strategi kenaikan harga ini, JAL mendapat
kesempatan untuk meraih pangsa pasar (65,6%). Jadi kedua perusahaan mengalami
kenaikan pangsa pasar karena permintaan path pasar ini meningkat setiap tahunnya.
Untuk rute Tokyo-Jakarta, strategi harga reduksi justru akan menurunkan penda
patan Garuda (-4,6%), tetapi secara efektif dapat meningkatkan pangsa pasarnya
(24,4%) dan mencuri pangsa pasar JAL (-69,3%). Strategi ini harus dihindarkan karena
akan merugikan Garuda sendiri.
Jika Garuda metakukan strategi kenaikan barga pada rute ini, maka Garuda dapat
menaikkan pendapatannya (42,7%) demikian juga pangsa pasar akan meningkat
(11,9%). Tetapi dengan strategi kenaikan barga, JAL akan memperoleh pangsa pasar
yang Iebih besar (81,6%). Kondisi di atas berlaku jika harga dan produk JAL dianggap
konstan.
Dari temuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa permintaan pada kedua
pasar sangat sensitiv terhadap reduksi dan kenaikan harga. Hal ini cukup logis karena
sebahagian besar penumpang melakukan perjalanan pada rute tersebut untuk tujuan
parawisata.
Strategi harga diteiapkan berdasarkan objektif strategi bisniss (Business Strategy)
Garuda dalam melakukan aktivitas usahanya. Jika objektif strategi harga adalah untuk
rneningkatkan pendapatan maka untuk pasar Jakarta-Tokyo sebaiknya dilakukan strategi
harga reduksi. Tetapi untuk pasar Tokyo-Jakarta, Garuda sebaiknya menaikkan harga.
Jika objektif strategi harga adalah untuk memperbesar pangsa pasar maka sebaik
nya Garuda melakukan strategi reduksi harga untuk kedua pasar tersebut. Dengan
memiliki pangsa pasar yang besar Garuda memiliki citra yang baik pada penumpang.
Tingkat loyalitas pelanggan semakin tinggi dan usaha berkelanjutan untuk jangka pan
jang akan tercapai. Jadi keuntungan yang akan diperoleh Garuda adalah keuntungan
untuk jangka panjang bukan pada saat sekarang.
Untuk mengetahui batasan reduksi dan kenaikan harga. yang akan ditetapkan,
perlu diketahui karakteristik sensitivitas permintaan harga pada pasar. Batasan tersebut
merupakan daerah surplus pada konsumen (consumer surplus area) yang akan diraih
semaksimal mungkin. Konsumen surplus adalah surplus yang diperoleh oleh konsumen
sehubungan dengan harga yang dibebankan pada konsumen. Konsumen surplus ini
dapat diraih perusahaan dengan cara diferensiasi produk dan harga.
Sebahagian besar Konsumen Jakarta-Tokyo pp bertujuan untuk wisata (leisure).
Untuk itu Garuda dapat melakukan strategi harga Bundel, yaitu harga gabungan tiket
pesawat, jasa hotel dan jasa sehubungan dengan parawisata lainnya untuk memberi
kemudahan bagi kebutuhan konsumen.
Pertumbuhan pasar Jakarta-Tokyo pp merupakan suatu kesempatan (opportunity)
bagi Guruda untuk meraih pendapatan maupun memperbesar pangsa pasarnya. Tetapi
strategi harga reduksi oieh pesaing dan mudahnya strategi harga ini ditiru adalah
merupakan ancaman bagi Garuda.
Oleh karena itu maka sebaiknya Garuda Indonesia dalam strategi bisnisnya,
melakukan strategi harga yang terkait erat dengan diferensiasi produknya. Dengan
differensiasi produk dan tingkatan harga yang ditawarkan kepada konsumen maka dapat
diharapkan Garuda dapat meraih surplus pada konsumen sekaligus Garuda mendapatkan
pendapatan yang lebih tinggi.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Musa
"ABSTRAK
PT. Garuda Indonesia adalah suatu perusahaan jasa penerbangan berjadwal, yang melayani baik jalur domestik maupun
internasional, hingga saat ini untuk jalur internasional yang
dilayani adalah sebanyak 30 kota. Salah satu jalur penerbangan
internasional tersebut adalah dari Los Angeles ke Indonesia dan
Garuda Indonesia merupakan satu-satu perusahaari penerbangan
yang menawarkan penerbangn langsung dari Los Angeles ke Indonesia.
Walau jumlah wisatawan Amerika Serikat yang ke Indonesia
dari tahun ke tahun terjadi kenaikan, tetapi sebaliknya pangsa
pasar yang didapat oleh Garuda Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami penurunan.
Didalam melakulcan strateji promosinya, Garuda Indonesia
tidak didukung dengan bauran promosi/komunikasi yang tepat. Hal
ini terjadi karena :
Pertama, anggaran biaya promosi yang terlalu kecil bila di
bandingkan dengan para pesaing, disamping itu Garuda Indonesia
juga menanggung beban untuk rnempromosikan daerah tujuan wisata,
karena promosi dari pemerintah Indonesia dalam mempromosikan
tujuan wisata kurang.
Kedua, pembagian anggaran promosi yang tidak berimbang, Garuda
Indonesia meberikan porsi yang terlalu besar untuk iklan di
media teIevisi dilain pihak biaya promosi untuk televisi
sangat mahal, maka promosi melalui televisi ini tidak berhasil
memberikan kesadaran kepada para calon penumpang.
Ketiga, karakteristik masyarakat Amerika dalam bepergian selalu
melalui agen perjalanan, sementara itu.persentase agen perjalanan mengetahui Garuda Indonesia hanya 8,2%, maka sangatlah
penting bagi Garuda Indonesia untuk membuat kesadaran dan citra
yang baik bagi agen perjalanan.
Secara keseluruhan yang perlu dilakukan bagi Garuda
Indonesia saat ini adalah usaha memperbaiki citra perusahaan
dan sekaligus memperkenalkan jasa dan produknya pada pelanggan
baru.
Penulis menyarankan agar PT. Garuda Indonesia juga
memperhatikan sarana komunikasi pemasaran lainnya, seperti
penjualan pribadi dan publisitas.
Pada akhirnya strategi komunikasi/ promosi ini akan
berhasil bila dapat dikelola dan dikoordinasi dengan baik.
manajemen PT. Garuda Indonesia harus menempatkan seorang kepala
komunikasi promosi yang secara khusus bertanggung jawab kepada
semua program komunikasi pemasaran perusahaan. Walau tidak
mudah dalam prakteknya, tetapi bila program komunikasi pemasaran dilakukan dengan disiplin dan sungguh?sungguh maka sangatlah
mungkin misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>