Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213362 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziza Aulia Irfa
"Prevalensi penyakit kardiovaskular di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Riskesdas 2007 yaitu 8,1% untuk penyakit jantung dan 12,5? untuk penyakit stroke. Prevalensi ini melebihi prevalensi nasional yaitu 7,2% untuk penyakit jantung dan 8,3? untuk penyakit stroke. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pendeteksian dini, salah satunya melalui skoring risiko kardiovaskular. Melihat belum adanya penelitian yang membahas prevalensi dan analisis risiko penyakit kardiovaskular berdasarkan data Riskesdas 2007, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi dan risiko kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan melakukan analisis risiko berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta. Kriteria sampel yaitu responden yang berusia ≥ 25 tahun, total sampel yang dianalisis yaitu 8548 responden.
Hasil penelitian mendapatkan prevalensi penyakit kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta yaitu 12,5%. Persentase penyakit kardiovaskular tertinggi pada responden perempuan (13,5%), usia ≥60 tahun (21,3%), cerai mati (20,3%), tidak sekolah (20,3%), tidak bekerja (20,3%), mantan perokok (20%), aktivitas fisik ringan (17,5%), sering mengkonsumsi makanan berlemak atau jeroan (16,4%), penderita DM (33,2%), hipertensi tingkat 3 (19,7%), dan IMT ≥30 (14%). Berdasarkan analisis risiko penyakit kardiovaskular, penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar masih berisiko rendah penyakit kardiovaskular dengan persentase 50,2%, diikuti berisiko tinggi dengan persentase 23,6% dan berisiko sedang dengan persentase 22,6%.

Prevalence of cardiovascular disease in Province of DKI Jakarta based on National Basic Health Research 2007 were 8,1% for heart disease and 12,5? for stroke. These prevalence were higher than national prevalence, 7,2% for heart disease and 8,3? for stroke. Cardiovascular disease could be prevented by early detection, for example by scoring risk of cardiovascular disease. Purpose of this study was to describe prevalence and risk of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta. This study used cross sectional design and analyzed risk of cardiovascular disease adopted by Jakarta Cardiovascular Score. Criteria of sample were respondents aged ≥ 25 years. Total samples analyzed were 8548 respondents.
The result of this study shown prevalence of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta was 12,5%. The highest percentages of cardiovascular disease were women (13,5%), age ≥ 60 years (21,3%), widowed (20,5%), no educational background (20,3%), unemployed (20,3%), ex-smoker (20%), doing light physical activity (17,5%), often consuming high fat meals (16,4%), diabetic (33,2%), hypertension grade 3 (19,7%), and BMI ≥30 (14%). Based on risk of cardiovascular disease 50,2% adults of DKI Jakarta had low risk cardiovascular disease, 23,6% had high risk cardiovascular disease, and 22,6% had medium risk cardiovascular disease."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suci Pujiati
"Pendahuluan, Obesitas merupakan masalah epidemic global diseluruh dunia. dan memperlihatkan kecendrungan yang meningkat secara tajam. Prevalensi nasional obesitas di Indonesia sebesar 19,1% dan 18,8% diantaranya adalah obesitas sentral. Obesitas sentral memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penyakit degenartif dan kematian. Obesitas sentral dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor risiko tersebut dapat berkembang sesuai dengan karakteristik masyarakat dan kondisi ekonomi setempat. Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor risiko yang berpengaruh di kota maupun kabupaten masih tergolong langka. Metode penelitian, Disain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Data penelitian adalah data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang diambil dari 440 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Unit analisa yang digunakan adalah penduduk usia dewasa dengan rentang umur 20 sampai 64 tahun sebanyak 448.352 individu. Analisa data yang digunakan adalah analisa Regresi Logistik Ganda untuk mendapatkan model prediksi dan nilai OR dilanjutkan dengan uji interaksi multivariat terhadap variabel status kota berdasarkan pertimbangan logika substantif.
Hasil penelitian, Prevalensi nasional obesitas sentral populasi dewasa sebesar 23,9%. Dengan prevalensi kota 29,5% dan kabupaten 20,5%. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap obesitas sentral dalam model prediksi akhir adalah status kota (OR 1,519) umur (OR 3,314), jenis kelamin (4,480), pendidikan (OR 0,870), aktifitas fisik (OR 1,181), energy total (OR 1,960), Konsumsi karbohidrat (OR 0.860), konsumsi lemak (0,976), perokok (OR 0,616), mantan perokok (0,976) dan alcohol (OR 1,674). Setelah dilakukan uji interaksi terhadap status kota ditemukan bahwa lima variable memiliki interaksi yang bermakna yaitu umur, pendidikan, perokok, karbohidrat dan lemak terhadap status kota. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pengaruh yang berbeda dari kelima variable tersebut di kota dan kabupaten. Sehingga dapat disimpulkan factor risiko obesitas sentral dikota adalah umur diatas 40 tahun (OR 2,309), pendidikan tinggi (OR 1,107) dan karbohidrat berlebih (OR 1,29), sedangkan di kabupaten factor risiko obesitas sentral adalah umur diatas 40 tahun (OR 3,409).

Introduction, the global epidemic of obesity is a problem worldwide. and showed a tendency to increase significantly. National prevalence of obesity in Indonesia amounted to 19.1% and 18.8% of which were abdominal obesity. Abdominal obesity has a worse impact on degenartif disease and death. Abdominal obesity is influenced by various factors. These risk factors can be developed in accordance with the characteristics of the community and local economic conditions. Until recently, research on risk factors that affect the Urban and district is still relatively rare. Research methods, study design used in this study is cross sectional. The research data is secondary data Health Research Association in 2007 which was taken from the 440 districts throughout Indonesia. Unit of analysis used was the adult population with a lifespan of 20 to 64 years were 448 352 individuals. Analysis of the data used is multiple logistic regression analysis to obtain the model prediction and the value of OR followed by a multivariant interaction test variable logic status of the Urban based on substantive considerations.
Results of research, the national prevalence of abdominal obesity 23.9% of the adult population. With a prevalence of 29.5% and 20.5% district. Factors influencing the risk of abdominal obesity in the final prediction model is the status of the Urban (OR 1.519), age (OR 3.314), gender (4.480), education (OR 0.870), physical activity (OR 1.181), total energy (OR 1.960), Consumption of carbohydrates (OR 0860), consumption of fat (0.976), smoking (OR 0.616), exsmokers (0.976) and alcohol (OR 1.674). After interaction test of the status of the Urban found that five variables had a significant interaction such as age, education, smoking, carbohydrate and fat on the status of the city. This indicates that the influence of five variables that are different from those in the cities and counties. It can be concluded in the city's abdominal obesity risk factors are age above 40 years (OR 2.309), higher education (OR 1.107) and an excess of carbohydrates (OR 1.29), while in districts of abdominal obesity risk factors are age above 40 years (OR 3.409).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pamungkas
"Pneumonia merupakan penyebab kematian balita setelah diare dan selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia pada balita di 4 (empat) provinsi di wilayah Indonesia timur, yaitu provinsi Papua, Papua Barat, Gorontalo dan NTT dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2007. Data diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 8631 balita. Desain penelitian ini adalah cross sectional study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pneumonia pada balita di 4 provinsi di wilayah Indonesia timur sebesar 5,7%. Analisis multivariate dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah riwayat terkena campak (p=0,000), pekerjaan ibu (p=0,000), pengeluaran per kapita (p=0,018).

Pneumonia is the cause of death of children under five years old after diarrhea and always be on the list of 10 diseases that exist in the largest health care facility. This study aims to determine risk factors of pneumonia for children under five years old in the 4 (four) provinces in eastern Indonesia, namely the province of Papua, West Papua, Gorontalo and NTT by using data Riskesdas 2007. Sample size was 8631 infants were obtain from Indonesia Primary Health Research in 2007. This study design is cross sectional study.
The results showed that the proportion of pneumonia in children under five years old in four provinces in eastern Indonesia at 5.7%. Multivariate analysis with multiple logistic regression showed that variables significantly associated with incidence of pneumonia in children under five years old is a history of measles (p = 0.000), maternal employment (p = 0.000), expenditures per capita (p=0,018).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irma Nuryanti
"Diabetes Mellitus (DM) termasuk penyakit tidak menular kronis yang menjadi penyebab kematian utama pada penduduk wanita berumur 45-54 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko kejadian DM berdasarkan diagnosis dan gejala pada wanita dewasa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder riskesdas 2007 dengan desain cross sectional. Sampel adalah wanita dewasa berumur ≥ 18 tahun yang tidak hamil, diukur tekanan darah, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi DM berdasarkan diagnosis dan gejala pada wanita dewasa Indonesia sebesar 1,6%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p < 0,05) antara umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, aktifitas fisik, merokok, gangguan mental emosional, indeks massa tubuh, obesitas sentral, dan hipertensi dengan kejadian DM pada wanita dewasa. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya pencegahan dan deteksi dini (skrining) terhadap faktor risiko dan skrining gula darah sedini mungkin.

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic non-communicable diseases that become a major cause of death in the population of women aged 45-54 years. This study aims to determine the prevalence and risk factors of the occurance of diabetes mellitus based on diagnosis and symptoms in adult women in Indonesia. This study used a secondary data Riskesdas 2007 with a cross-sectional design. Samples were adult women aged ≥ 18 years who are not pregnant, blood preasure was measured, and has the complete data. Results showed the prevalence of diabetes is based on the diagnosis and symptoms in adult women is 1.6%.
The results of the bivariate analysis showed there was a significant association (p value < 0,05) between age, education level, employment status, marital status, physical activity, smoking, mental emotional disorder, body mass index, central obesity, and hypertension with diabetes occurance in adult women. Therefore, it is necessary to take prevention and early detection (screening) of the risk factors and blood sugar screening as early as possible.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Thulusia
"Bencana banjir di DKI Jakarta selalu berulang setiap tahunnya dan puncaknya yaitu banjir yang terjadi pada tahun 2007 yang merupakan bencana banjir terparah yang pernah terjadi di DKI Jakarta. Penanggulangan bencana banjir merupakan hal yang dirasa penting untuk dilakukan dengan efisien dan efektif, mengingat seringnya kejadian bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Manajemen penanggulangan bencana banjir baik sistem, prosedur, dan sumber daya harus siap untuk memberikan bantuan dan penanganan yang efektif dan segera. Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian mengenai gambaran manajemen penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta tahun 2007 oleh Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Komponen-komponen sistem yang menjadi kerangka konsep dari penelitian ini adalah Input, Process, Output. Input terdiri dari SDM, dana, sarana, dan metode. Process terdiri dari pemberian dukungan kesehatan dan ketaatan terhadap prosedur. Sedangkan yang menjadi Output adalah jumlah dukungan kesehatan yang tersalurkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan FGD ,sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen yang terdapat di Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana dan Subdin Pemasaran Sosial dan Informasi Kesehatan. Informan penelitian ini adalah Kepala Seksi Penyiapan, Kepala Seksi Siaga Kesehatan, Kepala Seksi Komunikasi, 3 orang pegawai Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana, 2 orang Ketua RT yang wilayah kerjanya terkena bencana banjir dan 12 orang warga yang bertempat tinggal di daerah yang terkena bencana banjir pada tahun 2007.
Dari hasil penelitian pada komponen input diperoleh informasi bahwa: jumlah pegawai di Subdinkes Gawat Darurat dan Bencana masih mengalami kekurangan, adanya ketidaksesuaian pendidikan formal pegawai dengan Tupoksi, tidak adanya pelatihan yang terfokus pada penanggulangan bencana banjir, semangat dan motivasi kerja para pegawai sudah cukup tinggi, kesadaran para pegawai akan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas menjadikan suatu motivasi dalam bekerja, sering terjadi keterlambatan pengucuran dana yang menyebabkan terhambatnya kegiatan penanggulangan bencana banjir, sarana untuk penanggulangan bencana banjir bersumber dari APBD dan APBN, sarana untuk penanggulangan bencana banjir tahun 2007 belum mencukupi kebutuhan, kondisi sarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 75% dalam kondisi baik, dan sudah tersedianya buku pedoman penanggulangan banjir bidang kesehatan yang dapat digunakan sebagai bahan acuan.
Pada penelitian pada komponen process diperoleh informasi bahwa: tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanggulangan bencana banjir sudah sesuai dengan kebutuhan, namun dari segi kesiapsiagaan petugas masih kurang, dukungan kesehatan berupa pelayanan kesehatan dan obat-obatan tidak tersalurkan ke seluruh korban bencana banjir, hambatan yang paling sering terjadi dalam pemberian dukungan kesehatan adalah hambatan transportasi karena belum tersedianya sarana transportasi yang dapat menembus ke daerah yang terkena bencana banjir, pengawasan terhadap kegiatan penanggulangan bencana banjir selalu dilakukan, pengawasan dilakukan terhadap seluruh tahap penanggulangan bencana, ketaatan petugas akan prosedur penanggulangan bencana banjir sudah cukup baik Sedangkan pada komponen Output diperoleh informasi mengenai jumlah dukungan kesehatan yang tersalurkan, yang terdiri dari bantuan tenaga kesehatan medis dan paramedis, bantuan logistik obat, bantuan MP-ASI bubur dan biskuit, bantuan logistik non alat kesehatan, serta Pos Kesehatan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rusma Tia Wardani
"

Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi stroke di DKI Jakarta meningkat dari 9,7‰ pada tahun 2013 menjadi 12,2‰ pada tahun 2018. Berdasarkan penelitian–penelitian terdahulu, faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stroke dapat berbeda satu sama lain. Selain itu penelitian terkait faktor risiko stroke pada penduduk usia ≥15 tahun masih sedikit di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta menurut data Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia ≥15 tahun sebanyak 7.552 di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara usia ≥55 tahun (POR=5,50; 95% CI= 3,84 – 7,88), jenis kelamin laki-laki (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), merokok (POR= 1,90; 95% CI= 1,34 – 2,7), kurang aktivitas fisik (POR= 2,07; 95% CI= 1,46 – 2,94), hipertensi (POR= 11,19; 95% CI= 7,70 – 16,24), dan diabetes melitus (POR=4,97; 95% CI= 3,23 – 7,65) terhadap kejadian stroke. Optimalisasi program pengendalian penyakit tidak menular, edukasi dan promosi terkait risiko kejadian stroke, pemanfaatan media sosial untuk memperluas penyebaran informasi, mendorong pola hidup sehat, dan mengikuti program rehabilitasi dan pemulihan pasca-stroke dapat membantu untuk mencegah terjadinya stroke dan efek yang ditimbulkan pasca stroke.


Stroke is considered as one of the non-communicable diseases with a consistently increasing prevalence annually. The prevalence of stroke in DKI Jakarta escalated from 9.7‰ in 2013 to 12.2‰ in 2018. Previous studies have revealed that the factors influencing stroke occurrence may vary. Furthermore, limited research has been conducted regarding the risk factors of stroke among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study aims to describe the factors contributing to stroke incidence among individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta based on the Riskesdas 2018 data. The study sample consisted of 7,552 individuals aged ≥15 years in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The study findings revealed significant associations between age ≥55 years (POR=5.50; 95% CI=3.84-7.88), male gender (POR= 1,56; 95% CI= 1,09 – 2,21), smoking (POR=1.90; 95% CI=1.34-2.7), low physical activity (POR=2.07; 95% CI=1.46-2.94), hypertension (POR=11.19; 95% CI=7.70-16.24), and diabetes mellitus (POR=4.97; 95% CI=3.23-7.65) in relation to stroke incidence.. Optimizing non-communicable disease control programs, education and promotion regarding stroke risk, utilizing social media for widespread information dissemination, promoting healthy lifestyles, and participating in post-stroke rehabilitation and recovery programs can help prevent stroke occurrence and mitigate its post-stroke effects.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The analysis of hypertension prevalence for Indonesia citizen aging of 15 years old and its risk factors has been conducted. Data of National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Basic Survey (Riskesdas) 2007 and National Health Survey (Susenas) 2007 data were used...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa Amidya
"Tuberkulosis paru masih menjadi beban penyakit menular di dunia, termasuk Indonesia. Angka yang masih tinggi setiap tahun mengindikasikan masih banyaknya faktor risiko penularan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Desain penelitian cross-sectional dipilih dengan menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar 2018. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 11.266, yaitu jumlah responden yang berusia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa dari sepuluh variabel yang diuji, tiga di antaranya secara statistik berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Variabel yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah pendidikan (POR 1,96 95% CI: 1,16-3,301), diabetes melitus (POR 8,9 95% CI: 4,947-16,132), dan status gizi (POR 3,7 95). % CI 1.928-7.054). Peningkatan aspek promotif dan preventif dari program pengendalian tuberkulosis yang menitikberatkan pada faktor risiko diperlukan untuk mengatasi peningkatan kasus TB paru.

Pulmonary tuberculosis is still a burden of infectious diseases in the world, including Indonesia. The number which is still high every year indicates that there are still many risk factors for transmission in the community. This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in people aged ≥15 years in DKI Jakarta. The cross-sectional research design was selected using secondary data from the 2018 Basic Health Research. The number of samples used was 11,266, namely the number of respondents aged ≥15 years in DKI Jakarta. Data analysis was carried out by univariate, bivariate with chi square test, and multivariate with multiple logistic regression tests. The results of multivariate logistic regression analysis showed that of the ten variables tested, three of them were statistically related to the incidence of pulmonary tuberculosis in people aged ≥15 years in DKI Jakarta. The variables related to the incidence of pulmonary tuberculosis were education (POR 1.96 95% CI: 1.16-3.301), diabetes mellitus (POR 8.9 95% CI: 4.947-16.132), and nutritional status (POR 3.7 95). ). % CI 1,928-7,054). Increasing the promotive and preventive aspects of the tuberculosis control program that focuses on risk factors is needed to overcome the increasing cases of pulmonary TB."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>