Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beti Cahyaninng Astuti
"Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga kualitas air menjadi suatu perhatian yang sungguh-sungguh. Pencemaran dalam kadar sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas air sumur di desa bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah, dan mengkaji pengetahuan masyarakat tentang air bersih. Kualitas air sumur dikaji berdasarkan pengetahuan masyarakat dan dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih."
Tanggerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2015
520 JMSTUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengukuran kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut (DO: Disolved Oxygen), turbiditas, konduktivitas, dan salinitas pada beberapa ruas S. Cikaniki (Cikaniki hulu, Cisarua, Curug Bitung, dan Lukut) telah dilakukan dengan menggunakan water quality checker (WQC). Hasil pengamatan diharapkan dapat digunakan sebagai data pendukung bagi penelitian lainnya S. Cikaniki. Data pendukung lainnya yang diukur adalah debit air imana kecepatan arus diukur dengan current meter dan luas penampang basah diukur dengan roll meter. Hasil pengamatan menunjukan bahwa berdasarkan nilai konduktivitas, S. Cikaniki masih tergolong kedalam perairan yang alami dengan pH air yang cenderung normal. Tampak adanya kecenderungan peningkatan rata-rata untuk parameter pH, suhu, konduktivitas, turbiditas, dan estimasi debit dari arah hulu ke hilir. Untuk nilai rata-rata tahunan, dapat dikatakan, pada semua lokasi pengamatan, dari tahun 2006 ke tahun 2008 rata-rata pH dan turbiditas air cenderung menurun, sedangkan untuk parameter DO dan konduktivitas, penurunan terjadi pada lokasi Curug Bitung dan Lukut. Hasil menunjukkan pula adanya keterkaitan yang linier antara parameter konduktivitas, turbiditas, dan estimasi debit"
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sungai Cikaniki merupakan anak Sungai Cisadane yang memiliki peran penting bagi sektor pertanian maupun sektor lainnya. Adanya aktivitas antropogenik (pertanian, domestik, dan penambangan emas) yang terjadi di Sungai Cikaniki ditengarai dapat mengganggu keseimbangan ekologi dari komunitas fauna makrobentik yang hidup di dalamya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak aktivitas antropogenik yang terjadi di sekitar Sungai Cikaniki terhadap kondisi ekologi pada komunitas fauna makrobentik. Penelitian telah dilakukan selama 3 tahun dimulai bulan Mei 2006 hingga Agustus 2008. Pengambilan fauna makrobentik dengan menggunakan alai D-frame kick net dan renumerasi sampel menggunakan metode fix count 100 individu. Dari penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas antropogenik yang terjadi di Sungai Cikaniki dapat mempengaruhi jumlah taxa, komposisi, dan kelimpahan dari fauna makrobentik. Di samping itu, penggunaan metrik biologi seperti EPT, kekayaan taxa, dan indek diversitas Shannon-Wiener relatif sensitif dalam mendeteksi tingginya kontaminasi logam merkuri di sedimen, konduktivitas, oksigen terlarut, dan suhu air. Dari ordinasi canonical correspondence analysis (CCA) menunjukkan larvae Trichoptera Glossosoma sp., Coleoptera Berosus sp., Nympha Odonata Diplebia coerulescens, Plecoptera Nemoura sp., Amphinemoura sp., Ephemeroptera Atalophlebia sp., Larva Diptera Hexatoma sp. dan Glutops sp. relatif sensitif dicirikan oleh rendahnya suhu, konduktivitas, debit, dan konsentrasi merkuri di air, dan sedimen. Larva Coleoptera Notriolus sp, Diptera Chironomidae Krenopelopia sp., Polypedilum flavum, Eukiefferiella sp., Cricotopus politus, Trichoptera Ceratopsyche sp., Lepidoptera Nymphulinae dan nympha Ephemeroptera Platybaetis sp relatif toleran terhadap peningkatan variabel suhu air, konduktivitas, debit air, konsentrasi merkuri di air dan sedimen yang relatif tinggi."
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Dini
"Kualitas air Sungai Ciliwung semakin hari semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi TSS (Total Suspenden Solid), COD (Chemical Oxygen Demand), Nitrit dan Ammonia yang telah melebihi baku mutu (TSS>100 ppm, COD>10 ppm, Nitrit>0.06 ppm, Ammonia>0.02 ppm) (Delinom et al., 2002). Tetapi pada kenyataannya air Sungai Ciliwung masih digunakan masyarakat sekitar untuk memenuhi berbagai keperluan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Ciliwung periode tahun 2000-2010 dibandingkan dengan Keputusan Gububernur DKI Jakarta No. 582/1995. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan jumlah sampel sekunder sebanyak 272. Parameter kualitas air yang digunakan sebagai indikator adalah Total Dissolved Suspended (TDS), Kekeruhan, Phospat, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) Dissolved Oxygen (DO), dan Fecal coli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar parameter telah melebihi baku mutu kecuali TDS di bagian hulu sungai. Dari hasil uji bivariat diketahui sebagian besar konsentrasi parameter meningkat dari hulu ke hilir. Hal ini dibuktikan dengan nilai P<0.05. Untuk perbedaan konsentrasi di musim hujan dan musim kemarau, parameter yang memiliki perbedaan yang signifikan yaitu BOD, Phospat, dan COD (P<0.05). Sedangkan untuk perbedaan konsentrasi periode tahun 2000-2005 dan periode tahun 2006-2010 parameter yang memiliki perbedaan yang signifikan yaitu COD dan DO (P<0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Air Sungai Ciliwung menurut parameter yang diteliti sudah tidak sesuai peruntukannya.

Over the time, water quality of Ciliwung River was under the standart. The concentration of some parameters such as TSS (Total Suspenden Solid), COD (Chemical Oxygen Demand), Nitrite and Ammonia above a threshold limit (TSS>100 ppm, COD>10 ppm, Nitrite>0.06 ppm, Ammonia>0.02 ppm) (Delinom et al., 2002). But in the reality people around the river area still used the water for their daily activities.
The purpose of this study was to compare the water quality to according Keputusan Gububernur DKI Jakarta No. 582/1995. This study use descriptive analysis method with 272 secondary samples. The parameter of water quality which include as indicator of the assessment were Total Dissolved Suspended (TDS), Turbidity, Phospate, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) Dissolved Oxygen (DO), and Fecal coli.
The result should that most of parameters were over the threshold limit except TDS consentration in the upstreams. Bivariate analysis showed most of the parameters increase from the upstream to downstream with P<0.05. BOD, Phospat, and COD had the significant differences between rainy and dry season (P<0.05). Mean while COD and DO which had the significant differences in 2000-2005 to 2006-2007 periode time (P<0.05).
The conclusion of this study was Ciliwung river water according to the studied parameters are not appropriate designation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Marulak Bonaparte
"Aktivitas domestik masyarakat di pesisir dan kepulauan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari ketersediaan air tanah. Salah satu parameter limbah cair rumah tangga yaitu pencemar deterjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran spasial konsentrasi deterjen dan risiko cemaran deterjen pada air minum masyarakat pulau Kodingareng Lompo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakan adalah model sebaran konsentrasi deterjen dengan interpolasi kriging dan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sebaran kandungan deterjen tertinggi pada air sumur terdapat pada RW 2 dan RW 3 sebesar 2,384-2,98 mg/l, sedangkan sebaran kandungan deterjen pada air sumur terendah juga terdapat pada RW 2 dan RW 3, dan RW 6 sebesar 0,005-0,0088 mg/L. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, konsentrasi tertinggi terdapat pada sampel air minum 4 dan 5, yaitu sebesar 2,98 mg/l. Sedangkan sampel air minum 2 memiliki konsentrasi cemaran deterjen paling rendah, yaitu 0,005 mg/l. Hasil perhitungan ARKL yang dilakukan terhadap konsentrasi cemaran deterjen pada air minum menunjukkan tingkat risiko yang tinggi (RQ >1) pada tiga responden dan tergolong tidak aman untuk konsumsi air minum.

Domestic activities in coastal and island communities are one of the factors that can affect the quality and quantity of groundwater availability. One of the parameters of household wastewater is detergent pollutants. The purpose of this study was to analyze the risk of detergent contamination in drinking water in the community of Kodingareng Lompo Island. This research is a type of quantitative research with a descriptive approach. The method used are the model of the distribution of detergent concentrations by interpolating kriging and the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) approach. The highest distribution of detergent content in well water is in RW 2 and RW 3 of 2,384 - 2,98 mg/l, while the distribution of detergent content in the lowest well water is also found in RW 2 and RW 3, and RW 6 of 0,005 - 0,0088 mg/l. Based on the examination conducted, the highest concentration was found in drinking water samples 4 and 5, which was equal to 2.98 mg/l. while the drinking water sample 2 has the lowest concentration of detergent contamination, which is 0.005 mg/l. The results of ARKL calculations conducted on the concentration of detergent contamination in drinking water showed a high level of risk (RQ> 1) in three respondents and classified as unsafe for drinking water consumption."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sungai Sala memiliki potensi sebagai sumber air bagi masyarakat sekitarnya, walaupun kualitasnya kurang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air gambut Sungai Sala melalui parameter fisika, kimia dan biologi untuk mengetahui golongan kelas dan serta peruntukkannya. Berdasarkan PP No. 82/2001, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas air gambut Sungai Sala tergolong ke dalam kelas 2 dan 3. Secara fisik warna air gambut sebesar 374 TCU jauh melampaui ambang batas air kelas 3. Secara kimiawi, nilai pH sebesar 2,8 berada di luar ambang batas air kelas 3, sementara kandungan besi (Fe) sebesar 0,414 mg/l masuk kategori kelas 2 dan kandungan total fosfat sebesar 0,939 mg/l tergolong kategori kelas 3. Secara biologis, kandungan bakteri E.coli dan Coliform masing-masing 78 Col/100 ml dan 109 Col/100 ml masih dalam ambang kelas 1. Upaya pengolahan masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air sungai, khususnya terkait parameter fisika dan kimia, agar air Sungai Sala dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat setempat."
OLDI 40:3 (2014) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yopy Arfan
"Perkembangan urbanisasi dan industrialisasi di DAS Ciliwung akan meningkatkan perubahan tutupan lahan tidak kedap air menjadi tutupan lahan kedap air. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan salah satunya degradasi kualitas air yang berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem air. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model korelasi-regresi antara tutupan lahan kedap air di DAS Ciliwung dengan status kualitas air sungai Ciliwung. Model korelasi-regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perubahan status kualitas air sungai Ciliwung akibat perubahan tutupan lahan kedap air.
Penilaian status kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode STORET, NSF-WQI, dan CCME-WQI di tahun 2005-2016. Lokasi pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung yaitu Attaawun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Jembatan Panus, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono, dan Manggarai. Data peta diolah menggunakan Software ArcGIS. Metode analisis menggunakan analisis korelasi pearson dan regresi linear antara persentase tutupan lahan kedap air dan indeks kualitas air.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tutupan lahan kedap air secara signifikan cukup kuat berkorelasi negatif dengan indeks kualitas air, persamaan regresi yang mewakili hubungan antara tutupan lahan kedap air X dan indeks kualitas air STORET, NSF-WQI, CCME-WQI Y adalah persamaan regresi linier masing-masing sebagai berikut STORET : Y=-16.88-0.51 X, NSF-WQI : Y=57.97-0.23 X, dan CCME-WQI : Y=65.88-0.84 X.

Urbanization and industrialization lead to the change of land cover from pervious into impervious. This can impact environmental problems such as water quality degradation that affects human health and water ecosystems. The study aimed to develop a regression correlation model between impervious cover in Ciliwung watershed and water quality indices in Ciliwung river. The correlation regression model can be used to predict changes in the status of Ciliwung river water quality due to impervious cover changes.
Methods of assessing the indices of water quality are CCME WQI, NSF WQI, and STORET within the period of 2005 2016. Monitoring locations from the most upstream to downstream are Atta rsquo awun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Panus Bridge, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono and Manggarai. Map data is processed using ArcGIS Software. The analysis Method using Pearson Correlation test and linear regression between percentage of impervious cover and water quality indices.
The conclusion of this research is significantly a strong inverse relationship between impervious cover and water quality indices in Ciliwung river. The regression equation representing relationship between impervious cover X and water quality indices STORET, NSF WQI, and CCME WQI Y are the linear regression equation as follows STORET Y 16.88 0.51 X, NSF WQI Y 57.97 0.23 X, and CCME WQI Y 65.88 0.84 X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusyirwan
"ABSTRAK
Bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama. Kualitas air minum sangat menentukan kualitas kehidupan manusia. Air minum yang sehat adalah air minum yang memenuhi persyaratan pokok yaitu persyaratan fisik, kimia dan bakteriologis berdasarkan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.
Pada daerah permukiman padat di Jakarta, sebagian besar penduduk masih menggunakan air tanah dangkal untuk memenuhi kebutuhan sehari-h.ari, baik untuk minum, mandi, cuci dan lain-lain. Berdasarkan data sekunder di DKI Jakarta, kualitas air minum yang berasal dari tanah dangkal 64 persen tidak memenuhi syarat bakteriologis, 91,32 persen tidak memenuhi syarat kimia, dan 1,33 persen tidak memenuhi persyaratan fisik.
Pada daerah permukiman padat hampir tidak mungkin untuk mendapatkan air bersih dari sumur pompa tangan, apalagi sumur dangkal, karena hampir tidak mungkin untuk memperoleh jarak aman antara sumber air minum dengan limbah rumah tangga. Sekurang-kurangnya ada 39 penyakit yang bersumber pada masalah air minum, antara lain diare, kolera, disentri dan lain-lain.
Untuk mengetahui kualitas air sumur yang digunakan oleh penduduk dan hubungannya dengan kesehatan masyarakat, telah dilakukan penelitian di daerah permukiman padat Kelurahan Paseban Jakarta Pusat.
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel pada 15 buah sumur pompa di Kelurahan Paseban dengan metode purpossive sampling. Sedangkan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi, sanitasi dan penyakit yang diderita dilakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sumur pompa tangan di wilayah Kelurahan Paseban, kadar unsur mangan berada diatas ketentuan Permenkes RI No. 416 Tahun 1990. Lima buah sumur kadar mangannya tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih. Kadar mangan pada sumur pompa di Kelurahan Paseban berkisar antara 0,052 sampai 1,838 mg/l. Untuk bakteriologis 7 buah sumur tidak memenuhi persyaratan air bersih karena tercemar oleh bakteri Esoherichia coli dengan MEN/100 ml sampel berkisar antara 21 sampai diatas 240.
Hasil uji korelasi untuk melihat hubungan antara kualitas bakteriologis dengan jarak sumur dan septik tank, menunjukkan adanya korelasi negatif (d=0,05) yang berarti semakin dekat jaraknya akan semakin tinggi jumlah E. coli yang ditemukan. Kedalaman sumur pompa juga memperlihatkan korelasi negatif dengan kualitas bakteriologis (a=0,05).
Hasil uji dengan menggunakan "Fisher Exact Probability Test" untuk melihat perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat prevalensi diare di Kelurahan Paseban untuk lokasi dengan kualitas air baik dan kualitas air buruk (p)0,05). Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya penyakit diare di Kelurahan Paseban tidak disebabkan oleh kualitas air. Penyebab timbulnya diare mungkin disebabkan perilaku yang tidak sehat, faktor sosial ekonomi, gizi, makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, dan lain-lain.

ABSTRACT
Correlation Between Well Water Quality and Sanitation With Community's Health in Densely Urban Settlement (A Case Study at Paseban District Central Jakarta)The drinking water for human being is primary needs. The quality of drinking water determines the quality of human life much. Healthy drinking water is the drinking water that fulfill the subjective requirement that is the physical requirement, chemical and bacteriology based of Permenkes RI No. 415, in the year 1990.
At densely populated area in Jakarta most people still use shallow ground water to fulfill the daily needs not only for drinking water but also for bathing, washing, and so on. According to secondary data in DKI Jakarta, the quality of drinking water comes from the shallow ground, 84 percent doesn't fulfill the bacteriological requirement, 91,32 percent doesn't fulfill the chemical requirement and 1,33 percent doesn't use the physical requirement.
It is hardly possible for the densely populated area to get clean water from hand pump well, and else from the shallow well, because it is hardly possible to get the safe destination between drinking water resource and home pollutant. There are at least 39 disease that comes from the resources or drinking water problem, that is diarrhea, cholera, dysentery and so on.
Understanding the quality of the well water that is-used by the population and the relationship of the community's health the research had been made at the densely populated area at Paseban District Central Jakarta.
The research had been done by taking samples on 15 pumped wells at Paseban District by using the method of purpossive random sampling. While knowing and understandingthe social economical condition sanitation and diseases that was suffered, the structural interview had been hold by using questionnaire being spread randomly.
The result of this research that the hand pump well at the area Paseban District, the content of element mangan is over the determination of Permenkes No. 416 in the year 1990. There are 5 wells that have contain of element which doesn't fulfill for their requirement of clean water. The content of mangan at pump well at Pescehan District from 0,052 mg/l till 1,833 mg/l. The Seven (7) wells for bacteriology don't fulfill the requirement of clean water and drinking water, because it is contaminated by Escherichia coil bacteria, with MEN/100 ml sample is between 21 and over 240.
The result of correlation test shows between that the negative correlation (a = 0,05) means the nearer the distances is, the higher the number of E. coil is to be met. The depth of the pump well also the negative correlation with the bacteriological quality (a 0,05).
The result of testing by using "Fisher Exact Probability Test"; is showing the difference prevalence diarrhea degree level at Paseban District. The result shows that there is no difference of the prevalence diarrhea degree for the location between the good water quality and bad water quality ( p > 0,05). This case shows that diarrhea disease appears at Paseban District is not because of the diarrhea, is caused by unhealthy behavior, social, economic factor, food that is contaminated by bacteria and so on.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yohannes
"Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang pesat adalah salah satu permasalahan yang kompleks bagi penyediaan air bersih terutama karena limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat. Sungai sebagai badan air penerima limbah domestik menjadi salah satu sumber daya alam yang rentan terhadap pencemaran. Sungai Krukut adalah salah satu sungai yang digunakan sebagai air baku air bersih PDAM dan saat ini telah tercemar akibat kegiatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan menganalisis mutu air dan menentukan upaya pengendalian pencemaran air Sungai Krukut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) digunakan untuk menentukan upaya pengendalian pencemaran air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air pada 5 titik pemantauan dengan metode Indeks Pencemar yaitu (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) dan (9,58), sehingga mutu air tergolong dalam kategori tercemar sedang. Upaya pengendalian pencemaran air yang dapat diterapkan di Sungai Krukut adalah (1) Melakukan penertiban masyarakat yang tinggal dan usaha di daerah sempadan sungai (2) Mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan UMKM tentang pentingnya pengelolaan limbah (3) Bantuan pemerintah dalam membuat sistem dan menerapkan IPAL terpadu untuk kegiatan UMKM dan permukiman kumuh (4) Implementasi program pengendalian pencemaran air.

The rapid growth of population is one of the complex cause for the clean water provision in Jakarta, mainly due to the accumulation of domestic waste from community activities. River as the water body that receives domestic waste is one of the natural resources which vulnerable to pollution. Krukut River is one of the rivers used as the raw water for clean water supply which currently polluted due to waste produced by the community activities.
This study aims to analyze water quality and determine efforts to control Krukut River water pollution. The study combines both quantitative and qualitative methods to determine the water quality, while SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) is used to determine water pollution control efforts.
The results showed that the water quality status at 5 monitoring points with the Pollutant Index method was classified as moderate contamination with the value (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) and (9,58) at each point. Water pollution control efforts that can be applied in the Krukut River are (1) Controlling communities and the business near the river border area (2) Creating a socialization and training for the community and Micro, Small & Medium Enterprise`s (MSME) on the importance of waste management (3) Government assistance in making systems and implementing integrated WWTPs both MSME and slum settlements (4) Implementation of water pollution control programs
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pertambangan mangan di wilayah Karangnunggal Tasikmalaya dilakukan dengan menggali bukit yang ada. Hasil galian tersebut dicuci untuk memisahkan antara mangan, pasir dan tanah. Mangan setelah dipisahkan dan disiram dengan air dikumpulkan, sedangkan tanah yang tidak dimanfaatkan terbawa air bekas cucian. Air sumur gali di daerah pertambangan Mn memiliki risiko tercemar Mn yang berasal dari air limbah pencucian Mn ataupun berasal dari tanah yang mengandung Mn di sekitar sumur gali tersebut.
Metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional yang dilakukan dengan melakukan survei di lokasi penelitian dan data disajikan
secara deskriptif.
Sejumlah 42 sumur gali yang ada di daerah tambang didapatkan 29 sumur gali dengan kadar Mn melebihi ketentuan Permenkes 416/1990 sedangkan sisanya 13 sumur gali memiliki kadar Mn dibawah ambang batas. Ke-29 sumur gali yang memiliki kadar Mn diatas ambang batas terdapat 4 sumur gali yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari.
Adanya kecenderungan jumlah sumur gali yang dimanfaatkan masyarakat
semakin berkurang jumlahnya karena masyarakat mengeluhkan kualitas fisik sumur gali seperti bau, keruh dan berbuih. Pemerintah Kabupaten berkepentingan memberikaan sumber air bersih alternatif, melakukan promosi kesehatan melalui puskesmas setempat tentang risiko kesehatan masyarakat akibat mengkonsumsi air sumur gali yang mengandung Mn melebihi ambang batas. Perguruan tinggi berkepentingan menerapkan teknologi tepat guna untuk mengurangi kadar Mn pada air sumur gali agar masyarakat bisa memaanfaatkan lagi sumur gali sebagai sumber air bersih."
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>