Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutisna Himawan
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0234
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus D. Suyatna
"Farmakologi yang merupakan suatu disiplin ilmu yang secara luas mempelajari sumber, aspek biokimia, biologi dan fisiologi, kinetik dan dinamik obat telah berkembang sangat cepat. Perkembangan luar biasa ini disebabkan karena farmakologi sejak 2-3 dekade terakhir telah menghilangkan sekat keilmuannya dan ikut mempelajari berbagai induk keilmuan lain; di antaranya kimia, biomedis dan klinis. Mengamati perkembangan ini, maka kita perlu berbenah diri dan bekerja keras agar dapat ikut berpartisipasi berkarya dalam dunia pengetahuan (kedokteran) yang semakin kompetitif ini. Salah satu cabang farmakologi yang perlu dikembangkan adalah Farmakologi Dasar dengan penekanan pada Farmakologi Biokimiawi dan Molekuler, karena cabang ilmu ini mempelajari banyak aspek fundamental dalam pengobatan.
Farmakologi Biokimiawi dan Molekuler menggunakan metode biokimia, biofisika, biologi seluler dan molekuler dalam upaya mengungkap mekanisme kerja obat dan memahami bagaimana sel bereaksi terhadap obat. Pemahaman farmakodinamik suatu obat dan patofisiologi penyakit merupakan ikhwal yang sangat panting untuk pemberian terapi obat yang optimal dan individual.

Dengan selesainya pemetaan genom manusia pada bulan April 2003, maka era baru kedokteran telah dimulai. Teknik biologi molekuler membantu kita dalam mengidentifikasi fungsi yang belum diketahui dari gen tertentu, peran gen pada penyakit, mensintesis protein manusia (seperti sitokin) yang diperlukan dalam kultur sel untuk pengobatan, diagnostik dan pengembangan obat. Berikut ini disajikan sejumlah perkembangan baru dalam farmakologi biokimia dan biologi molekuler serta pandangan ke masa depan farmakologi dasar dalam menyambut datangnya era kedokteran molekuler.
Saya mulai dengan pengembangan obat, karena segala penelitian yang dilakukan pada akhirnya bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia, salah satunya adalah penyediaan obat yang efektif dan aman. Berikutnya saya akan membahas farmakogenetik karena pengetahuan ini merupakan landasan cara pengobatan yang lebih terarah dan efisien, terutama mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar dan variasi etnik yang tinggi. Terakhir akan dibahas perkembangan terapi gen sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit."
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0158
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Effionora Anwar
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0010
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Rieka Widihasputri
"Diabetes melitus merupakan penyakit dengan tingkat prevelensi cukup tinggi. Penyakit ini berupa gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Diabetes melitus dapat diobati dengan inhibitor -glukosidase. Penelitian terdahulu dilaporkan bahwa ekstrak metanol daun Antidesma neurocarpum Miq.memiliki memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap -glukosidase (IC50=2,18 μg/m). Peneltian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak dan fraksi teraktif pada penghambatan aktivitas -glukosidase serta mengetahui golongan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi teraktif tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Uji penghambatan aktivitas -glukosidase dilakukan dengan microplate reader (=405 nm). Sebagai standar, digunakan akarbosa (IC50=38,37 μg/mL). Ekstrak metanol memiliki aktivitas penghambatan -glukosidase paling kuat dengan persen inhibisi paling tinggi (89,53%). Ekstrak metanol tersebut diidentifikasi golongan senyawa kimianya dan difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat. Fraksinasi menghasilkan 15 fraksi gabungan. Fraksi gabungan yang lebih dari 200 mg diuji aktivitas penghambatannya terhadap -glukosidase. Fraksi gabungan ke-8 adalah fraksi gabungan teraktif (IC50=40,77) dengan mekanisme penghambatan secara kompetitif terhadap -glukosidase. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak metanol dan fraksi gabungan daun Antidesma neurocarpum Miq. adalah flavonoid, tanin, glikosida, fenol dan alkaloid.

Diabetes mellitus has high frequency levels. Symphyton of metabolism disfunction showed by hyperglikemia and abnormallity of carbohydrates, fats, and proteins metabolism. It’s known can be cured with -glycosidase inhibitor. Previous experiment reported that methanol extract from leaves of Antidesma neurocarpum Miq. has a strong inhibitory activity of -glukosidase (IC50 of 2,18 μg/mL). This experiment is done to know about the most active extract and fraction of inhibitory activity of -glycosidase and also the chemical compounds from those most active extract and fraction. Extraction is done by using multilevel maceration (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Inhibitory activity of - glycosidase tested with microplate reader (=405 nm). As standard, used akarbosa (IC50 of 38.37 μg/mL). Methanol extract has the strongest inhibitory activity of - glycosidase with the highest inhibitor percentage (89,53%). It’s identified the chemical compounds and fracinationed by accelerated column chromatography. Fractination produced 15 combined fractions. Combined fractions which more than 200 mg tested to know their inhibitory activity of -glukosidase. Result showed that the most active fraction is the 8th (IC50=40,77 μg/mL) with a competitive inhibitor mechanism to -glycosidase. Chemical compounds that is found in the methanol extract and 8th fraction of Antidesma neurocarpum Miq. leaves are flavonoids, tannins, glycosides, fenol and alkaloids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carolina Astari
"Keong tutut (Bellamya javanica) merupakan bahan alam yang secara empiris digunakan oleh masyarakat untuk mencegah kerusakan hati. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah efek hepatoprotektif daging keong tutut dalam menurunkan aktivitas enzim aspartat aminotransferase (AST) dan alanin aminotransferase (ALT) yang merupakan parameter kerusakan hati. Tiga puluh enam (36) ekor tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan, yaitu kontrol normal (CMC 0,5%), kontrol negatif (CMC 0,5%), kontrol positif (silymarin 9,45 mg/200 g BB), dosis 1 (serbuk daging keong tutut 56 mg/200 g BB), dosis 2 (serbuk daging keong tutut 112 mg/200 g BB), dan dosis 3 (serbuk daging keong tutut 224 mg/200 g BB). Bahan tersebut diberikan secara peroral selama 14 hari. Pada hari ke-15, semua tikus, kecuali kontrol normal diinduksi dengan CCl4 1 ml/kg BB melalui rute yang sama. Dua puluh empat jam setelah induksi, dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbital. Aktivitas AST dan ALT plasma diukur menggunakan kit dan ditunjukkan melalui perbedaan serapan. Hasilnya menunjukkan kelompok dosis 112 mg/200 g BB dan dosis 224 mg/200 g BB memiliki aktivitas AST dan ALT yang berbeda bermakna (p ≤ 0,05) dengan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daging keong tutut berpotensi sebagai hepatoprotekor karena mampu menurunkan aktivitas AST dan ALT.

Freshwater snail (Bellamya javanica) is natural materials that are empirically used by society to prevent liver damage. This study aimed to prove scientifically hepatoprotective effect of flesh of tutut snail in lowering the activity of aspartate aminotransferase (AST) and alanine aminotransferase (ALT) enzymes which are the parameters of liver damage. Thirty-six (36) rats were divided into six treatment groups. Those are normal control (0,5% CMC), negative control (0,5% CMC), positive control (silymarin 9,45 mg/200 g BW), dose 1 (flesh powder of freshwater snail 56 mg/200 g BW), dose 2 (flesh powder of freshwater snail 112 mg/200 g BW), and dose 3 (flesh powder of freshwater snail 224 mg/200 g BW). Those ingredients were given orally for 14 days. On the fifteenth day, all rats, except the normal control were induced by CCl4 1 ml/200 kg BW via the same route. Twenty-four hours after the induction, blood sampling done through orbital sinus. AST and ALT plasma activity were measured using kit and shown through the absorbance differences. The results show AST and ALT activity among dose 112 mg/200 g BW group and dose 224 mg/200 g BWgroup were significantly different (p ≤ 0,05) with the negative control group. It can be concluded that freshwater snail is a potential hepatoprotector due to its ability in lowering AST and ALT activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60978
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa
"Bakteriosin merupakan senyawa peptida yang dihasilkan bakteri asam laktat yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan tingkat kekerabatan yang dekat. Bakteriosin 2 (bac2) dari W. confusa MBF8-1 dapat diamplifikasi dengan metode PCR dan dikloning dengan menggunakan sistem rekombinasi Gateway®. Sistem Gateway® memanfaatkan sistem rekombinasi spesifik bakteriofage lambda sehingga tidak diperlukan enzim restriksi dan ligasi. Metode Gateway® terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama menggunakan primer spesifik gen bac2 yang ditambahkan penyangga dan tahap kedua menggunakan primer adapter yang juga ditambahkan penyangga dan sekuens Shine Dalgarno yang berfungsi sebagai situs pengikatan dalam proses translasi. Gen yang telah diamplifikasi disisipkan ke dalam vektor pDONR 221 menggunakan reaksi rekombinasi BP. Vektor rekombinan ditransformasi ke sel inang Escherichia coli DH5α yang telah dibuat kompeten dengan metode heat shock. Plasmid rekombinan dari koloni yang tumbuh di media LB agar dengan kanamisin diisolasi kemudian dianalisis dengan metode PCR dan sekuensing DNA. Hasil analisis menunjukkan bahwa gen bac2 dari W. confusa MBF8-1 berhasil disisipkan ke dalam vektor sehingga diperoleh plasmid pENT_Wcbac2.

Bacteriocins are peptide compounds produced by lactic acid bacteria that inhibit the growth of closely related bacteria. Bacteriocin 2 (bac2) from W. confusa MBF8-1 can be amplified by PCR method and cloned by recombinatorial Gateway® system. Gateway® system affects the specific recombination of bacteriophage lambda that does not require the presence of restriction enzyme and DNA ligase. Gateway® method consists of two steps, first step using bac2 specific primer added by tagged gene and second step using adaptor primer added by tagged gene and Shine Dalgarno sequences as ribosome binding site used for translation process. Amplified gene was inserted into pDONR 221 vector by BP recombination reaction. Recombinant vector was transformed by heat shock method into competent cell Escherichia coli DH5α host. Plasmid recombinant was isolated from colonies that grow in LB agar media with kanamysin, then analyzed by PCR and DNA sequencing method. The result showed that gene of bac2 from W. confusa MBF8-1 was successfully inserted into the vector named pENT_Wcbac2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayuningsih Dharma Setiabudy
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0246
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Arrahman
"Senyawa 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on adalah senyawa turunan oksazol. Senyawa oksazolon memiliki aktivitas farmakologis yang beragam, bergantung pada substituen yang terikat pada cincin oksazolon. Senyawa oksazolon juga merupakan prekursor yang penting untuk mensintesis senyawa yang memiliki aktivitas farmakologis lain. Oleh karena itu, percobaan sintesis senyawa 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on dari asetilglisin dan 4-metoksibenzaldehid sebagai senyawa turunan oksazolon perlu dilakukan. Senyawa 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on disintesis melalui dua tahap reaksi. Tahap pertama adalah mereaksikan glisin dengan anhidrida asetat dalam suasana asam menghasilkan asetilglisin. Tahap kedua adalah merekasikan asetilglisin dengan 4metoksibenzaldehid menghasilkan 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on. Produk yang dihasilkan dari tiap tahapan dimurnikan dengan cara pencucian dan rekristalisasi kemudian diuji kemurniannya dengan pemeriksaan jarak lebur dan kromatografi lapis tipis. Selanjutnya dielusidasi strukturnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri inframerah dan spektrofotometri HNMR. Sintesis 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on menghasilkan padatan berwarna kuning dengan rendemen sebanyak 0,54%. Interpretasi spektrum inframerah dan spektrum UV-Vis mengindikasikan senyawa hasil sintesis berbeda dengan senyawa pemula namun, hasil interpretasi spektrum 1H-NMR mengindikasikan senyawa hasil sintesis belum dapat dipastikan merupakan senyawa yang diharapkan, yaitu 4-(4-metoksibenzilidena)-2-metiloksazol-5-on dikarenakan masih terdapat banyak cemaran.

Compound 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one was one of oxazolone moety derivative. Oxazolones had several different pharmacological activity depend on substituent which was bonded to oxazolone ring. Oxazolones was an important precursor for synthesizing several compounds which had pharmacological activity. For that reason, experiment to synthesize 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one from acetylglicine and 4-methoxybenzaldehyde as an oxazolone derivative become necessary. Compound 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one was synthesized over two step of reaction. First step was reacted glycine with acetic anhydride in acidic environment yielded acetylglycine. Second step was reacted acetylglycine with 4-methoxybenzaldehyde yielded 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one. The product, which was collected in every step, was purified by washing and recrystalization then the purification to be tested by examining melting range and thin layer chromatography. The compound was elucidated by using UV-Vis spectrophotometry, infrared spectrophotometry and 1H-NMR spectrophotometry. Synthesis of 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one yielded rendement over 0,54%. The interpretation of UV-Vis spectrum and infrared spectrum indicated that the compound which synthesized was different from the former compound but the interpretation of 1H-NMR spectrum indicated that the compound could not be ascertained as 4-(4-methoxybenzylidene)-2-methyloxazole-5-one because of there were impurities. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Maida
"Daun girang (Leea indica. Merr) merupakan salah satu tanaman
yang biasa digunakan sebagai tanaman obat tradisional, mengandung senyawasenyawa
dari golongan flavonoid, polifenol, saponin dan terpenoid. Senyawasenyawa
ini memiliki potensi sebagai senyawa aktif antlkanker.
Uji aktivitas antikanker menggunakan sel leukemia L12i0 dilakukan
dengan cara menghitung daya hambat (aktivitas inhibisi) pertumbuhannya oleh
senyawa kimia dalam ekstrak kasar. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan ICso
sebagai konsentrasi ekstrak dalam pg/mL medium yang dapat menghambat
perkembangbiakan sel sebanyak 50 % setelah masa inkubasi 48 jam. Ekstrak
kasar yang memiliki nilai IC50 lebih kecil dari 20 pg/mL diklasifikasikan memiliki
potensi sebagai antikanker dengan sel leukemia L1210.
Hasil uji aktivitas ekstrak kasar daun girang memiliki nilai IC50
17,63 pg/mL. Ekstrak kasar dibagi ke dalam tiga fraksi berdasarkan perbedaan
kelarutan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu fraksi polar,
semi polar dan non polar. Hasil uji aktivitas tiga fraksi tersebut berturut-turut
adalah : 10,47 pg/mL; 13,36 pg/mL dan 16,18 pg/mL. Terhadap fraksi polar
yang memiliki potensi paling besar sebagai antikanker dilakukan pemurnian
terhadap fraksi tersebut sampai didapatkan senyawa mumi.
Dengan menggunakan spektrofotometer FTIR dan spektrometer GC-MS,
senyawa yang didapat dari fraksi etanol diduga adalah p-amirin yaitu senyawa golongan triterpenoid pentasiklik dengan rumus molekul C30H50O dengan berat
molekul 426 dan mempunyai titik leleh 198-201,1 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melsi Sinara
"Pati singkong terpregelatinasi adalah pati singkong yang telah mengalami modifikasi secara fisika sehingga memiliki daya alir dan daya ikat yang lebih baik Yang menyebabkannya dapat digunakan dalam formulasi tablet cetak langsung. Pada penelitian mi pati singkong terpregelatinasi dibuat dengan pemanasan dan pengeringan pada suhu 120±5°C dari suspensi yang mengandung 50% air. Pati singicong terpregelatinasi yang dihasilkan dibagi ke dalam tiga ukuran partikel yaitu 60-100, 100-200, dan >200 mesh. Ketiganya digunakan dalam formulasi untuk mensubstitusi jumlah Avicel yang digunakan pada formula standar secara berkala. Sifat fisik tablet digunakan sebagai parameter untuk melihat kemampuan pati singkongterpregelatinasi sebagai bahan penolong dalam tablet cetak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pati singkong terpregelatinasi dapat digunakan sebagai bahan penolong dalam formulasi tablet cetak iangsung pinidoksin hidrokiorida. Substitusi 25% dan 50% Avicel oleh pati singkong terpregelatinasi dan ketiga ukuran partikel menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang baik. Substitusi 75% dan 100% Avicel oleh pati singkong terpregelatinasi 60-100 dan 100-200 mesh menumnkan kualitas tablet yang dihasilkan, namun persyaratan tablet masih terpenuhi. Karenanya pati singkong terpregelatinasi berukuran 60-100 dan 100-200 mesh dapat menggantikan keseluruhan Avicel yang digunakan dalam formula standar. Pati singkong terpregelatinasi berukuran >200 mesh hanya dapat menggantikan 75% dari jumlah Avicel yang digunakan dalam formula standar karena substitusi 100% meningkatkan waktu hancurnya séhingga persyaratan waktu hancur tidak terpenuhi.

Pregelatinized tapioca starch is tapioca starch which was modified physically so it had better flowability and cohesiveness for allowing utilization in the formulation of directly compressed tablet. In this research, pregelatinized tapioca starch was made from a suspension with 50% water content and dried at 120±5°C. The obtained results was separated into three particle sizes which are 60-100, 100-200, and >200 mesh. Those three groups of pregelatinized starch particles were used to substitute the amount of Avicel in the standard formulation subsequently. The physical properties of tablet were used as parameters to determine the ability of pregelatinized tapioca starch as an excipient in pyridoxine hydrochloride directly compressed tablet. The result showed that pregelatinized tapioca starch might be used in the formulation of pyridoxine hydrochloride directly compressed tablet. Replacement 25% and 50% Avicel by three groups of pregelatinized tapioca starch particles resulted good physical properties of tablets. Replacement 75% and 100 % Avicel decreased the quality of tablet produced. However, the tablets still meet the requirements needed so that pregelatinized tapioca starch sized 60-100 and 100-200 mesh could replace the whole Avicel used in the standard formulation. Pregelatinized tapioca starch sized >200 mesh could only replace Avicel up to 75% from the amount of Avicel in standard formulation due to l00% replacement increased the disintegration time of tablets so they cannot meet the requirement needed,"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>