Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
" Penebaran ikan bandeng (Chanos chanos) di waduk Ir. H. Djuanda Reservoir bertujuan untuk memanfaatkan makanan alami seperti plankton yang melimpah di perairan waduk yang subur. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009-Februari 2010 pada empat stasiun yang mewakili kondisi waduk. Pengumpulan contoh ikan dilakukan setiap 10 hari dengan jaring insang percobaan, mata jaring 1-2,5. Panjang jaring adalah 35 m dan tinggi 2 m. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan penebaran bandeng didasarkan pada konsumsi makanan dan pertumbuhan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan bandeng mampu memanfaatkan plankton yang tersedia sebagai makanan. Berdasarkan perhitungan indeks Preponderace, makanan utama ikan bandeng terdiri dari fitoplankton (35,2- 56,42 percent) dan zooplankton (12,22-42,8 percent). Dominasi makanan dari kelompok fitoplankton adalah Cynophyceae (10,05-31,12 percent) dan dari zooplankton adalah Copepoda (3,33-27,79 percent). Pertumbuhan ikan bandeng mencapai 0,26-1,1 percent dengan laju pertambahan panjang harian mencapai 0,2-2,1 mm/hari. Parameter pertumbuhan ikan bandeng seperti panjang Loo adalah 34,7 cm dan koefisien pertumbuhan (K) adalah 4,2/tahun."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suswanto Rasidi
"Plankton and fish communities of rumpon waters around pramuka Island (Seribu Islands)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
SAIN-7-2-2002-37
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Thoha
"Penelitian Kelimpahan Fitoplankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat telah dilakukan pada bulan Maret 2006. Pengamatan difokuskan pada komunitas fitoplankton dan zooplankton di sepuluh titik stasiun pengamatan. Variasi kelimpahan plankton rata-rata antar kelompok lokasi adalah 4428 - 1716224 sel/m3 dan 23938 individu/m3 (67,73 %) masing-masing untuk fitoplankton dan zooplankton. Struktur komunitas fitoplankton didominasi oleh kelompok diatom dengan tercatat ada 5 (lima) yaitu: Coscinodiscus, Chaetoceros, Guinardia, Navicula, Pseudonitzshia. Namun genus yang pre dominan (> 10 %) adalah Coscinodiscus dengan kelimpahan sebesar 664,665,97 sel/m3 (99,47%) di stasiun 5. Dari kelompok dinoflagellata , hanya marga Ceratium dengan kelimpahan tertinggi di stasiun 7 sebesar 324609 sel/m3 dengan lokasi arah ke atas pulau burung tapi masih dalam kondisi normal. Struktur komunitas makroplankton didominasi oleh kelompok Copepoda terutama Calanoida, Cyclopoida dan Nauplius copepoda dengan kepadatan tinggi yaitu lebih dari 50%. Di sisi lain, informasi tentang ekosistem hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang serta fauna yang berasosiasi dalam ekosistem tersebut di kawasan pesisir Gilimanuk masih sangat kurang, maka perlu dilakukan penelitian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat konsep pengelolalaan sumberdaya laut dikawasan tersebut.

Plankton abundance in Gilimanuk Bay of National Park Ecosystem, West Bali. An observation of plankton condition in Gilimanuk Bay of National Park, West Bali was conducted during March 2006. This study aimed to observ the environmental quality of Gilimanuk Bay water. The parameters observed were focused on the phytoplankton and zooplankton communities. Ten points of observation was done. Plankton abundance varied with location group from 4428 to 1716224 sel/m3 and 23938 individu/m3 (67.73 %) for microplankton and macroplankton, respectively. Microplankton community structure was dominated by the group of diatoms, such as Coscinodiscus, Chaetoceros, Guinardia, Navicula. Pseudonitzshia. The genus Ceratium (the group of dinoflagellates) was found in relatively abundant, but still normal condition. The structure of macroplankton was dominated by copepods 23938 individu/m3 (67.73 %). The other hand, information about mangrove, sea grass and coral reef and asssosiation with fauna in these ecosystem of Gilimanuk Bay very rarely. We need observed this subject for base line data to improving management of marine resources development."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Plnkton give share which is not small to efficacy of conducting effort fishery because plankton cause besides personating the source of food in enchaining food also function as balancer quality of water and determinent of fertility in teritorial water....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmah Thoha
"Pengamatan pengaruh musim terhadap plankton di perairan Riau dan kepulauan sekitarnya dilakukan pada periode April - Mei 2002. Pengamatan difokuskan pada komunitas fitoplankton dan zooplankton di keduapuluhlima titik stasiun pengamatan yang dikelompokkan menjadi dua zona berdasarkan pada jarak stasiun pengamatan. Variasi kelimpahan plankton rata-rata antar kelompok lokasi adalah 50 - 90 % untuk fitoplankton. Struktur komunitas didominasi oleh kelimpahan diatom dengan marga dominan Chaetoceros, Dytilum, Nitzschia, Thalassionema, Thalassiothrix dan marga Ceratium dari kelompok Dinoflagellata. Struktur komunitas zooplankton didominasi oleh kelompok Copepoda (45 ? 90 %) dan lebih dari 90 % dari kelompok Polychaeta, Chaetognata, Bivalvia, Gastropoda dan Oikopleura. Dari hasil pengamatan ini diperoleh gambaran tentang adanya keterkaitan antara kondisi lingkungan perairan dan variasi kondisi plankton.

Seasonal influenzed on plankton of the waters around Riau islands. The observation was conducted during April - May 2002. This study was done in relation with observation on environment quality of the waters around Riau Islands. The parameter observed were focus on the plankton communities for tweentyfives points of stations which were grouped into two zone based on the distance of the each station. Plankton abundance varied with location groups from 50- 90 % respectively. Community structure was dominated by the group of diatoms such as Chaetoceros, Dytilum, Nitzschia, Thalassionema, Thalassiothrix and the genus Ceratium (the group of Dinoflagellata). Community structure of zooplankton was dominated by the group of Copepods (45 - 90 %) and Polychaeta, Chaetognata, Bivalvia, Gastropods and Oikopleura (more than 90 %). The results describe the relationship between the water environmental condition and variation of plankton condition."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"ABSTRAK
Telah dilakukan pencacahan terhadap sampel plankton hasil pelayaran LON-LIPI di Laut Banda tahun 1970 dan laut Seram tahun 1972 masing-masing di 13 stasiun pada akhir musim barat dan akhir musim timur yang bertepatan dengan awal dan akhir upwelling. Berdasarkan pola-pola sebaran menegak salinitas dan suhu diketahui, bahwa puncak upwelling telah terjadi sebelum bulan Oktober-November 1970 di Laut Banda dan terjadi merata di Laut Seram pada bulan September 1972. Kadar nitrat di Laut Banda dan fosfat di Laut Seram pada awal dan akhir upwelling tidak menunjukkan perbedaan. Tingginya kandungan zooplankton di Laut Banda (395 individu/meter kubik) dan Laut Seram (563 individu/ meter kubik) pada akhir musim timur dibandingkan dengan akhir musim barat disebabkan oleh upwelling. Upwelling tidak berpengaruh terhadap kandungan fitoplankton di kedua perairan tersebut. Hubungan antara volume fitoplankton dengan jumlah fitoplankton menunjukkan korelasi positif. Tidak terdapat hubungan antara volume zooplankton dengan jumlah zooplankton, kecuali di Laut Seram pada akhir upwelling. Hubungan terbalik dijumpai antara jumlah fitoplankton dengan jumlah zooplankton di kedua perairan tersebut di atas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf (sedang dalam proses digitalisasi)
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wardhana
"Telah dilakukan pencacahan secara kuatitatif dengan metode subsampel terhadap sampel fitoplankton dan zooplankton yang dicuplik dari perairan Marunda, Jakarta Utara. Plankton dicuplik dari 14 stasiun yang telah ditetapkan pada bulan Agustus dan Oktober 1999. Untuk mengetahui hubungan antara parameter kimia-fisika perairan dengan kepadatan plankton dan parameter kimia-fisika perairan apa saja yang mempengaruhi kepadatan plankton dilakukan analisis regresi berganda dengan metode backward.
Kepadatan rerata (log plankter/m3) fitoplankton dan zooplankton herbivora pada bulan Oktober 1999 masing-masing mengalami penurunan sebesar 18,02% dan 11,30% jika dibandingkan dengan bulan Agustus 1999. Penurunan kepadatan plankton diduga akibat curah hujan yang tinggi pada bulan Oktober 1999 di perairan Marunda. Tingginya curah hujan tersebut diikuti dengan menurunnya salinitas dan peningkatan turbiditas, DO, dan P04. Kisaran kepadatan plankton pada bulan Agustus-Oktober 1999 umumnya relatif stabil, kecuali untuk kepadatan zooplankton herbivora pada bulan Oktober 1999.
Kepadatan fitoplankton di perairan Marunda pada bulan Agustus-Oktober 1999 42% dipengaruhi oleh CO2 dan temperatur air, sisanya (58%) oleh faktor lain. Untuk zooplankton herbivora, selain oleh C02 dan temperatur air, juga dipengaruhi oleh turbiditas dan salinitas. Pengaruh ke-4 faktor perairan tersebut terhadap kepadatan zooplankton sebesar 51,4%, sisanya (48,6%) dipengaruhi oleh faktor lain. Persamaan regresi yang menyatakan hubungan antara parameter lingkungan perairan dengan kepadatan (log plankter/m3) fitoplankton dan zooplankton herbivora masing-masing adalah sebagai berikut: Fito. = 36.845 + 0.033 C02 + 0.999 Temperatur dan Zoo. = 83.774 + 0.068 CO2 - 0.055 Turbiditas - 0.289 Salinitas - 2.254 Temperatur."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Growth and mortality parameters of oreochromis niloticus were estimated from length-frequency data collected from fishiries activity in Bilibili reservoir...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arinka Fathinah
"Mikroplastik merupakan potongan plastik kecil berukuran 1 μm hingga 5 mm bersifat bioavailable dan ubiquitous. Muara disebut sebagai titik panas mikroplastik karena saat mikroplastik dari sungai memasuki muara, gelombang, pasang surut, dan angin mampu memengaruhi lintasan dan kecepatan partikel masuk ke laut serta pengendapan mikroplastik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan komposisi bentuk, ukuran, serta jenis polimer mikroplastik yang terakumulasi pada air, sedimen, dan ikan bandeng Chanos chanos di muara Sungai Blanakan, Subang, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan di empat titik lokasi. Sampel air disaring menggunakan plankton net 300 μm, sampel sedimen diambil menggunakan Van Veen Grab, dan sampel ikan diambil menggunakan bubu. Sampel air diekstraksi dengan larutan H2O2 30% serta FeSO4 0,05 M. Begitu pula dengan sampel sedimen yang sebelumnya telah disuspensi larutan NaCl. Sementara itu, jaringan dan organ daging, insang, dan saluran pencernaan dari 11 sampel ikan bandeng Chanos chanos diisolasi dan diekstraksi menggunakan larutan KOH. Sampel mikroplastik diamati di atas kertas Whatman cellulose nitrate dan dianalisis menggunakan mikroskop. Identifikasi mikroplastik dikelompokkan berdasarkan bentuk yaitu fiber, fragmen, film, pellet, dan foam, serta ukuran yaitu <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, dan >1000 μm. Identifikasi jenis polimer dilakukan dengan metode Raman spektrometeri. Kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 526,67 - 946,67 partikel/m3, sedangkan sedimen berkisar 674,07 - 1074,07 partikel/kg dengan dominasi bentuk fiber baik di air maupun sedimen. Kelimpahan mikroplastik ikan bandeng Chanos chanos adalah 43,06 partikel/individu dengan urutan kelimpahan mikroplastik jaringan tertinggi yaitu insang, daging, dan saluran pencernaan. Jenis polimer mikroplastik yang terdeteksi adalah polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), dan poly(vinyl chloride) (PVC). Uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara keberadaan mikroplastik pada air dan sedimen terhadap ikan bandeng Chanos chanos.

Microplastics are small pieces of plastic range in size from 1 μm to 5 mm that are bioavailable and ubiquitous. Estuaries are known as "microplastic hot spots" due to the fact that when river microplastic enters an estuary, then waves, tides, and wind can change the direction and speed of the particles entering the sea and the deposition of microplastic. This study aims to analyze the abundance and composition of shape, size, and types of microplastic polymers that accumulate in water, sediment, and milkfish Chanos chanos in the estuary of Blanakan River, Subang, West Java. Sampling was carried out at four sampling points. Water samples were filtered using a 300 μm plankton net, sediment samples were taken using a Van Veen Grab, and fish samples with a trap. Water sample were extracted with 30% H2O2 solution and 0,05 M FeSO4. The same was applicable to sediment samples that had been previously suspended in NaCl solution. Meanwhile, tissues and organs of muscles, gills, and digestive tract from 11 samples of milkfish Chanos chanos were isolated and extracted using KOH solution. Microplastic samples were observed on Whatman cellulose nitrate paper and analyzed using a microscope. Microplastics are categorized according to form, namely fiber, fragment, pellet, film, foam, and size, namely <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, and > 1000 μm. The Raman spectrometry method was used to determine the type of polymer. In sediment samples, the amount of microplastics ranged from 674,07 to 1074,07 particles/kg, while the abundance in water samples ranged from 526,67 to 946,67 particles/m3. Fiber predominated in both water and sediment. The abundance of microplastics in milkfish Chanos chanos was 43,06 particles/individual with the biggest tissue microplastic abundance starting with the gills, meat, and digestive tract. The types of microplastic polymers detected were polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), and poly(vinyl chloride) (PVC). The correlation test revealed that there was no relationship between the abundance of microplastics in water and sediment for the milkfish Chanos chanos."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan ikan bernilai ekonomis penting. Beberapa Negara seperti Jepang, Korea dan Negara-negara di Eropa merupakan pangsa pasar ikan sidat yang potensial. Penyebaran ikan ini di Indonesia sangat luas, salah satunya perairan Danau Poso Sulawesi Tengah. Stok ikan sidat memiliki keterbatasan karena belum dapat dikembangbiakkan dengan sistem budidaya, sehingga ketersediaannya sangat tergantung dari alam. Sampai saat ini aktivitas perikanan terhadap ikan sidat adalah kegiatan pembesaran sampai ukuran bernilai ekonomis. Penelitian dilakukan dari Mei-September 2012 di Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi kualitas air pada sistem pemeliharaan yang sesuai untuk pembesaran larva ikan sidat. Pembesaran larva sidat menggunakan dua sistem pemeliharaan, yaitu sistem bak air diam (kubus) dan bak air mengalir ( raceway) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter konduktivitas (p=0,047), Nitrit (p=0,004), Suhu (p=0,046), Pospat (p=0,049) serta Total Pospat (p=0,032) menunjukkan perbedaan nyata pada dua sistem pemeliharaan tersebut. Hasil analisis PCA menunjukkan pertumbuhan berat (W) dan panjang (L) larva sidat dipengaruhi oleh konsentrasi DO, Suhu, TP, PO4 dan NH4. Rata-rata pertumbuhan panjang larva sidat pada bak air diam 65,59 % (3,19 cm) sedangkan pada bak air mengalir 65,92 % (3,25 cm). Rata-rata pertumbuhan berat larva sidat pada bak air diam 384,49 % (0,756 gr), sedangkan pada bak air mengalir 412,72 % (0,796 gr). Hasil ini menunjukkan bahwa bak uji air mengalir lebih baik untuk pemeliharaan atau pembesaran larva ikan sidat."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>