Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Danau Sentarum memilik banyak hutan rawa, berada di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas bagian hulu dan merupakan wilayah konservasi."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejumlah 23 contoh lempung telah terpilih dari 8 m panjang contoh inti sedimen yang diperoleh dari Danau Sentarum di hulu Sungai Kapuas. Contoh-contoh tersebut dianalisis memakai XRD di State Laboratory of Marine Geology di Shanghai, Republic of China. Pengumpulan contoh ini merupakan bagian dari Program Westpac untuk meneliti mineralogi lempung dan turunannya di sekitar Paparan Tepi Kontinen Sunda dan Laut China Selatan. Sekuen dari bagian bawah ke atas, lempung berubah warna dari abu-abu gelap menjadi abu-abu berangsur menjadi berwarna coklat terang dan kuning terang. Sisipan tipis sedimen lebih kasar sebagai lempung lanauan, kadangkadang sebagai lempung pasiran muncul di bagian atas maupun bawah sekuen sedimen ini. Bagian bawah dari sekuen mengandung remah bahan karbon luruhan tumbuhan. Kaolinite sering muncul pada setiap contoh sebagai hasil pelapukan kimiawi batuan asam pada kondisi lembab dan hangat iklim tropis. Chlorite, illite dan quartz muncul dominan sebagai hasil pelapukan fisik hidrolisis lemah. Feldspar dan gibsite kadang-kadang muncul. Hidrolisis lempung di lingkungan danau mengubah chlorite menjadi kaolinite dan illite. Perubahan sekuen stratigrafi dan mineralogi dari lempung menandakan bahwa lempung diluruhkan dari berbagai jenis batuan dan diendapkan kembali di lingkungan danau yang berubah lingkungannya sepanjang waktu.
"
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Icha Musywirah Hamka
"ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah etnografi yang berfokus pada aktivitas pemanfaatan ekosistem danau dan bentuk-bentuk kebijakan pengelolaan yang ditetapkan oleh pemerintah dan kelembagaan adat. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka, observasi partisipasi, dan wawancara mendalam. Lokasi penelitian meliputi empat wilayah kecamatan yang memiliki wilayah danau terluas yakni Kecamatan Tempe, Kecamatan Sabbang Paru, Kecamatan Tanasitolo Dan kecamatan Belawa. Informan adalah masyarakat sekitar danau, tokoh adat, serta kepala dan staf SKPD yang terkait dengan manajemen danau. Penelitian ini menemukan Danau Tempe menjadi sumber daya milik bersama (common property resources) karena dapat dimanfaatkan dan diakses secara bersama oleh semua orang tanpa batasan yang tegas. Bentuk kebijakan pengelolaan danau dirancang dan dibuat oleh pemerintah dan lembaga adat lokal. Bentuk kongkrit kebijakan pengelolaan danau, dijabarkan dalam peraturan daerah serta dalam bentuk system norma, upacara adat dan pamali-pamali, yang pengawasannya dilakukan oleh pembuat kebijakan, serta masyarakat. Secara de yure, Danau tempe dikelola secara kolaborasi (collaborative management ) antara pemerintah dengan lembaga adat, namun secara de facto, fungsi manajemen kolaborasi tidak optimal sehingga Danau Tempe tampak seperti sumber daya yang bisa diakses oleh siapa saja, tanpa aturan ( open access )

ABSTRACT
This research is a ethnography type that focused to the activity of lake ecosystem and forms of management policies set by governments and traditional institutions. The data collection technique is literature, participant observation and deep interviews. Research Location covers four regions districts that had the largest lake district area of Tempe, District Sabbangparu, district Tanasitolo and district Belawa. Informants are people around the lake, traditional leaders and also the heads and staff SKPD who related to lake management. This study found that the lake Tempe as be a common property resources (common property resources) because it can be shared and utilized by all people without clear limits. Forms of lake management policy is designed and made by local government and traditional institutions. Concrete forms of lake management policy, spelled out in local legislation as well as in the form of system norms, ceremonies and taboos-taboos, the monitoring carried out by policy makers and the public. In de yure, Tempe Lake managed in collaboration between the government and indigenous institutions (collaborative management), but de facto, collaboration management functions are not optimal so Tempe lake looks like resources that can be accessed by anyone, without rules (open access) "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Maninjau merupakan salah satu danau di Indonesia yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan karamba jaring apung (KJA). Kegiatan KJA pada umumnya menjadi kontroversi antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan, serta antara target pencapaian produksi ikan dan daya dukung perairan. Penelitian ini bertujuan mengamati pola distribusi oksigen terlarut (DO; Disolved Oxygen) di wilayah KJA di Danau Maninjau, dan bagaimana kaitannya dengan kadar organik dan kadar klorofil di dalam air. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada dua periode, yaitu bulan Oktober 2009 dan Maret 2010. Kondisi kualitas air Danau Maninjau yang cukup nyata adalah tingkat kecerahan rendah (maksimum < 3,5 m), kadar klorofil cukup tinggi (0,005 - 0,012 mg/L), kadar Total Phosphor (TP) dan Total Nitroten (TN) cukup tinggi, yang mencirikan kondisi perairan eutrofik, demikian pula kadar bahan organik total (TOM; Total Organic Matter) menujukkan kadar yang cukup tinggi. Pola oksigen terlarut harian menunjukkan kondisi yang beragam, dengan kadar DO maksimum antara pukul 06.00 dan pukul 18.00 dan kadar yang relatif aman bagi kehidupan biota hanya sampai kedalaman 5 meter. Fluktuasi harian tersebut tampak bahwa ketersediaan DO sangat dipengaruhi aktivitas fotosintesis. Kadar DO meskipun tidak secara nyata, tampak menurun dengan bertambahnya kadar bahan organik pada kolom air."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Robert D. Megawe
"Bertitik tolak dari anggapan bahwa kemunduran kualitas lingkungan sebagai akibat tekanan penduduk diatas kondisi fisik dan lingkunganya, maka pembahasan dalam tulisan ini bermaksud untuk mengetshui faktor £aktor yang mempengaruhi kemunduran ku1itas lingkungan di DAS Ci Sanggarung, sedangkan yang menjadi permasalahanya adalah : Faktor faktor epakah yang mempengaruhi kemunduran kualitas lingkungan di DAS Ci Sanggrung dan sampai sejaub manakah ? Kemudian, bagaimanakah gambaran tingkat kualitas lingkungannya ? Sebagai batasan dalam tulisan ini dikemukakan bahwa; kemunduran kualitas lingkungan sebagai akibat tekanan penduduk dipengaruhi oleh faktor fektor : kepadatan penduduk, mata pencaharian, luas pemilikan lahan petani dan intensitas penggunaan tanah. Adapun respons dari tekanen penduduk adalah sehubungan dengan terjadinya areal lahan kritis dan berkurangnya luas areal hutan yang dalam tulisan ini didekati dengan menggunakan korelasi statistik data kualitatif ( Coefisien Contingency = Cc ). Sedangkan untuk mèlihat gambaran tingkat kualitaS lingkungan digunakan. skala nilai berdasarkan besaran data dari variabel veniabel penentu yang diuji dengan metode analisa variant. Dari hasil nembahasen dapat dsimpu1kan bahwa; kemunduran ku1itas lingkungan di DAS Ci Sanggarung adnlah sebagal akibat tekanan penduduk yang ditunjukan dengan terjadinya areal lahan kritis den berkurangnye areal hutan, dimana terjadinya lahan kritis dipengaruhi fektor faktor : kepadatan penduduk, penyebaran profesi petani, penyebaran petani gurem yang berperan cukup kuat. Sedangkan sehubungan dengan berkurangnya areal hutan dipengaruhi oleh intensitas penggunaen tanah yang berperan sangat kuat. Adapun kondisi lingkungan DAS Ci Senggarung yang sangat rusak terdapat di kecamatan Gerawngi don Kuningen, sedengknn lingkungnn DAS yang tidak rusak terdapet di kecamatan Cibingbin."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Setia Ningrum
"Daerah Aliran Sungai DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dan merupakan DAS yang menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang dan DKI Jakarta. DAS Citarum bagian hulu berfungsi sebagai daerah konservasi, oleh karena itu indeks kekritisan air di daerah ini perlu diperhatikan agar kebutuhan masyarakat di sepanjang sungai Citarum dapat terpenuhi. Namun, nilai pengamatan seperti indeks kekritisan air dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, memuat informasi spasial, oleh karena itu seringkali terdapat keterkaitan spasial antar pengamatannya nilai dari suatu pengamatan di suatu lokasi memiliki keterkaitan dengan nilai dari pengamatan di lokasi sekitarnya sehingga jika dimodelkan dengan model regresi linier maka asumsi keacakan residual seringkali tidak terpenuhi. Salah satu solusinya yaitu dengan memodelkannya menggunakan model regresi spasial. Model regresi spasial merupakan model regresi yang memperhatikan unsur spasial lokasi koordinat data.
Tujuan dari studi ini yaitu untuk memodelkan indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu menggunakan Spatial Durbin Model SDM dan Spatial Durbin Error Model SDEM . Pengujian autokorelasi residual menggunakan uji Moran's I memberikan hasil bahwa terdapat autokorelasi spasial pada residual model regresi linier, variabel terikat indeks kekritisan air, dan juga pada variabel-variabel penjelas persentase luas hutan, luas kebun, luas perkebunan, dan kepadatan penduduk. Uji likelihood ratio menunjukkan bahwa model SDM dan SDEM lebih baik dari model regresi linier berganda dalam memprediksi indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu. Berdasarkan nilai AIC dan R squared pada model SDM dan SDEM diperoleh kesimpulan bahwa model SDM lebih baik dibandingkan dengan model SDEM.

Citarum Watershed is the largest watershed in West Java and serves as the water supply for urban communities in Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang and Jakarta. Upper Citarum watershed serves as a conservation area, therefore, water criticality index in this area should be noted so that the needs of the communities along the Citarum river can be met. However, the observed values such as the index criticality of water and the factors influencing it, contain spatial information, where an observation at a locations correlates to the observations around it so that the assumption of randomness of the linear regression rsquo s residuals are often not fulfilled. One of the alternative solution is using spatial regression models. Spatial regression model is a regression model that takes into account the element of spatial location coordinate of the data .
The purpose of this study is to model the critical index of water in the upper Citarum watershed using Spatial Durbin Model SDM and Spatial Durbin Error Model SDEM . Residual autocorrelation testing using Moran 39 s I test showed there is significant spatial autocorrelation in the residual of linear regression model, the dependent variable water criticality index, and also the explanatory variables population density, the percentage of forest area, gardens, and plantations. Likelihood ratio test showed that the SDM and SDEM are better than multiple linear regression model in predicting the water criticality index in the upper Citarum watershed. Based on the value of AIC and R2 of the SDM and SDEM models, the SDM model is better than SDEM.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Abi Rafdi
"Penelitian dilakukan di Sub-DAS Ciminyak, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, bagian dari Daerah Aliran Sungai Citarum. Sub-DAS Ciminyak memiliki luas 332 kilometer persegi dan terletak pada 7°3’36.7”LS, 107°3’25.6”BT dan 6°53’27.4”LS, 107°33’10.9”BT. Secara regional, litologi daerah penelitian terdiri dari batuan vulkanik, batuan sedimen klastik dan karbonat, batuan piroklastik, dan aluvial. Sub-DAS Ciminyak merupakan kawasan lahan kritis yang saat ini sedang dilakukan pemulihan. Fenomena lahan kritis pada Sub-DAS Ciminyak dapat mengakibatkan pemanfaatan airtanah tidak maksimal, karena akan mempengaruhi nilai air limpasan dalam suatu sistem neraca air. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi potensi airtanah di Sub-DAS Ciminyak agar airtanah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian dengan menggunakan metode perhitungan neraca air, yang didukung dengan analisis geologi, geomorfologi, hidrogeologi, analisis pergerakan airtanah, dan analisis kerapatan vegetasi (NDVI). Berdasarkan hasil perhitungan neraca air, diperoleh debit potensi airtanah pada tahun 2014 sebesar 288,823,126.68 m3/tahun dan pada tahun 2019 sebesar 249,490,154.42 m3/tahun. Debit potensi dan cadangan airtanah terbesar terjadi pada tahun 2016, dengan debit potensi sebesar 491,448,694.62 m3/tahun dan debit cadangan sebesar 465,636,522.42 m3/tahun. Berdasarkan penelitian ini, fenomena lahan kritis yang terjadi tidak mempengaruhi nilai potensi airtanah secara signifikan, karena dalam jangka tahun 2014 – 2016 debit presipitasi lebih tinggi daripada debit air limpasan dan debit evapotranspirasi. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan indeks kekritisan air, yang menunjukkan bahwa dalam jangka tahun 2014 – 2019 Sub-DAS Ciminyak merupakan daerah yang masih cukup air dengan nilai indeks kekritisan umumnya masih dibawah 50%.

The research was conducted in Ciminyak Sub-Watershed, West Bandung Regency, West Java Province, part of the Citarum Watershed. The Ciminyak Sub-Watershed area is 332 square kilometers and located at 7°3’36.7”S, 107°3’25.6”E dan 6°53’27.4”S, 107°33’10.9”E. Regionally, the lithology of the study area consists of volcanic rocks, clastic and carbonate sedimentary rocks, pyroclastic rocks, and alluvial. The Ciminyak sub-watershed is a critical land area which currently in undergoing recovery. The phenomenon of critical land in the Ciminyak Sub-watershed can result in underutilization of ground water, because it will affect the runoff water discharge in a water budget system. Therefore, an effort is needed to identify the potential of groundwater in the Ciminyak Sub-Watershed so that the groundwater can be utilized optimally. This effort can be done by conducting research using the water budget calculation method, which is supported by geological analysis, geomorphology, hydrogeology, groundwater movement analysis, and vegetation density analysis (NDVI). Based on the water budget calculation, the groundwater potential discharge was 288,823,126.68 m3/year in 2014 and 249,490,154.42 m3/year in 2019. The largest potential discharge and groundwater reserves occurred in 2016, with the potential discharge of 491,448,694.62 m3/year and the reserve discharge of 465,636,522.42 m3/year. Based on this study, the phenomenon of critical land that occurs does not significantly affect the potential value of groundwater, because in the period of 2014 – 2016 the precipitation discharges are higher than the runoff and evapotranspiration discharges. This is supported by the results of the calculation of the water criticality index, which shows that in the period of 2014 – 2019 the Ciminyak Sub-watershed is an area that still has enough water with the criticality index value generally still below 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iffah Rachmi
"Pemberdayaan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan peranserta pemangku kepentingan dalam pengelolaan DAS di Kabupaten Bandung Barat telah berkontribusi terhadap upaya konservasi DAS berkelanjutan. Hal ini menunjukan pentingnya pendekatan pengelolaan lingkungan yang berbasis masyarakat dan pelibatan peranserta pemangku kepentingan untuk mengatasi kegagalan pengelolaan yang bersifat sentralistik dan menekankan command and control, terutama pada tataran kebijakan, operasional, maupun pelaksanaan. Studi ini bertujuan untuk mengkaji proses pemberdayaan masyarakat dan juga menganalisis peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan limbah kotoran sapi sebagai upaya konservasi DAS di wilayah hulu DAS Cikapundung.
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode campuran (mixed-methods). Teori Community Based Natural Resource Management (CBNRM), yang cukup populer sebagai pendekatan yang mampu melibatkan masyarakat dalam mengkonservasi lingkungan tanpa mengenyampingkan sosial ekonomi masyarakat, digunakan untuk menganalisis proses pemberdayaan dan peran pemangku kepentingan pada dua kelompok pengelolaan dalam rangka membandingkan, yaitu Kelompok Tani Ternak Batu Loceng dan Kelompok Mekar Asih yang berada di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Studi ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan peranserta pemangku kepentingan tidak dapat dipisahkan dalam mempengaruhi upaya konservasi DAS berkelanjutan.

Empowerment which involve the participation of communities and stakeholders on the management of watershed in West Bandung Regency have contributed to sustainable watershed conservation efforts. It shows the importance of community-based environmental management approach and involvement of stakeholders to address the centralize management failure that emphasized command and control, especially at the level of policy, operational as well as implementation. Community Based Natural Resource Management (CBNRM) approach is quite popular to analyze the environment conservation without throw over socio-economic aspect of the community in the region. This study aims to analyze the process of community empowerment as an effort of watershed conservation through community-based cow manure management and also to analyze the roles of stakeholders in the community-based management in Cikapundung upstream watershed area.
This study used a qualitative approach with mixed methods. The CBNRM theory is used to analyze the empowerment process and stakeholders roles in two groups to compare, they are Kelompok Tani Ternak Batu Lonceng and Kelompok Mekar Asih in Suntenjaya Village, Lembang District, West Bandung Regency. The relation between participation and contribution of each stakeholders in every phase of cow manure management activities implies to Cikapundung watershed conservation effort. This study shows that public participation and stakeholders involvement are inseparable in influencing the efforts for sustainable watershed conservation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Siswantoro
"Tanah kritis adalah tanah yang mulanya subur menjadi tanah yang kehilangan kesuburannya. Dengan menyempitnya usahausaha kegiatan manusia mengakibatkan usaha pertanian berpindah ke arah tanah marjinal, di mana dalam pengolahan sumber alam di daerah ini sering kali menimbulkan berbagai masalah akibat dari pengelolaan yang tidak tepat berupa kerusakan fisik tanah.
Sehubungan dengan latar belakang tesebut di atas, maka yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah : Di mana saja terdapat adanya tanah kritis pada wilayah daerah aliran kali Serayu ? Mengapa didapati di sana ? Dan Kemana saja kemungkinan arah perluasannya ?
Untuk bisa menjawab permasalahan tersebut diperlukan adanya beberapa faktor yaitu : Ketinggian, lereng, jenis tanah, curah hujan, kepadatan petani serta status tanahnya.
Dari hasil pembahasan tersebut dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu penyebarannya dijumpai pada lereng 15 - 40 %, ketinggian 500 - 1000 meter dari permukaan laut, dengan jenis tanah Latosol dan pada curah hujan di atas 3.000 mm per tahun. Timbulnya tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu disebabkan oleh adanya kepadatan petani yang tinggi. Tanah pertanian dan sistim pertaniannya adalah berupa usaha pertanian tanah kering atau tegalan. Kemungkinan arah perluasan tanah kritis di daerah aliran kali Serayu terdapat di : Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2017
577.63 HIK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>