Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126789 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Berbagai aktivitas antropogenik di Danau Toba berpotensi sebagai sumber asupan bahan organik ke perairan tersebut. Bahan organik tersebut akan terakumulasi di dasar atau terlarut di badan air. Bahan organik akan dirombak olehbakteri menjadi bahan anorganik sebagai sumber hara plankton dan tumbuhan akuatik lainnya. Penelitian dilakukan di D. Toba pada Bulan April 2010 di 19 stasiun. Analisis bakteri dan kualitas air dilakukan di Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan metoda MPN (Most Probable Number). Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di D. Toba dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Analisis data menggunakan program statistika CCA (canonical corespondence analysis) multi variate statistical package. Berdasarkan kelimpahan populasinya menunjukkan distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di perairan D. Toba sangat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi fisika-kimia air di habitatnya. Distribusi spasial bakteri amonifikasi di perairan D. Toba, dicirikan dengan tingginya kandungan bahan organik di lingkungannya terutama nitrogen total (TN). Sedangkan distribusi spasial bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dicirikan dengan tingginya kandungan oksigen terlarut (DO), pH dan bahan organik (Total Organik Matter, TOM; Disolved Organic Matter, DOM dan Particulate Organic Matter; POM). Terdapat korelasi positif antara kelimpahan bakteri dengan faktor fisika-kimia lingkungan habitatnya. "
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai aktivitas antropogenik di Danau Toba berpotensi sebagai sumber asupan bahan organik ke perairan tersebut. Bahan organik tersebut akan terakumulasi di dasar atau terlarut di badan air. Bahan organik akan dirombak olehbakteri menjadi bahan anorganik sebagai sumber hara plankton dan tumbuhan akuatik lainnya. Penelitian dilakukan di D. Toba pada Bulan April 2010 di 19 stasiun. Analisis bakteri dan kualitas air dilakukan di Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan metoda MPN (Most Probable Number). Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di D. Toba dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Analisis data menggunakan program statistika CCA (canonical corespondence analysis) multi variate statistical package. Berdasarkan kelimpahan populasinya menunjukkan distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di perairan D. Toba sangat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi fisika-kimia air di habitatnya. Distribusi spasial bakteri amonifikasi di perairan D. Toba, dicirikan dengan tingginya kandungan bahan organik di lingkungannya terutama nitrogen total (TN). Sedangkan distribusi spasial bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dicirikan dengan tingginya kandungan oksigen terlarut (DO), pH dan bahan organik (Total Organik Matter, TOM; Disolved Organic Matter, DOM dan Particulate Organic Matter; POM). Terdapat korelasi positif antara kelimpahan bakteri dengan faktor fisika-kimia lingkungan habitatnya. "
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Model distribusi spasial nitrit dan nitrat telah dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman pencemaran peruntukan kualitas air untuk perikanan dan sumber baku air minum di badan air waduk Jatiluhur."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Bakteri heterotrofik berperan penting dalam sistem perairan sebagai perombak dan meremineralisasi bahan-bhan organik menjadi komponen anorganik sederhana. Perairan Danau Toba selain sebagai asset pariwisata, juga dibeberapa lokasi telah dimanfaatkan untuk budidaya ikan dengan karamba jaring apung (KJA), yang berpotensi sebagai sumber masuknya bahan organik keperairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan populasi bakteri heterotrofik sebagai bioindikator perombakan bahan organik di perairan Danau Toba. Penelitian dilakukan di danau Toba pada bulan April 2010 di 19 stasiun, dan pada bulan Juni di 16 stasiun. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan meoda TPC dan MPN. Hasil pengamatan menunjukkan distribusi spasial bakteri bervariasi dan berfluktuatif dengankelimpahan relatif tinggi, yang mengindikasikan perairan eutrofik dan diduga terkait dengan kadar bahan organik yang juga cukup tinggi di perairan. Kelimpahan bakteri heterotrofik tertinggi pada bulan April 2010 mencapai 3,06 x 10.000.000 upk/mL, dan pada Juni 2010 mencapai 3,40 x 1.000.000 upk/mL dan didapatkan di wilayah KJA Haranggaol. Pengamatan ex situ menunjukkan perombakan bahan organik (amonifikasi) di perairan danau Toba telah terjadi dalam waktu 1 - 2 hari dan proses nitrifikasi dalam waktu 2 - 6 hari. "
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Toba di Sumatera Utara adalah danau dengan tingkat pemanfaatan cukup tinggi baik di wilayah daratan maupun di perairannya. Kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan pasokan hara yang dapat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan perairan danau. Telah dilakukan penelitian ketersediaan komponen hara fosfor (TP; Total Phosphorus) dan nitrogen (TN; Total Nitrogen) di perairan Danau Toba dengan tujuan untuk evaluasi kondisi kesuburan dan tingkat ancaman degradasi perairan Danau Toba. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 dan Oktober 2009 di 12 stasiun yang mewakili perairan, serta beberapa sungai utama yang menjadi inlet Danau Toba. Pasokan hara dari inlet-inlet Danau Toba, yaitu dari beberapa sungai yang terpilih menunjukkan adanya variasi yang tinggi. Distribusi horizontal TP dan TN bervariasi berdasarkan stasiun, sedangkan distribusi vertikal terlihat lebih tinggi kadarnya setelah kedalaman 100 m. Tingkat status trofik Danau Toba berdasarkan kadar TP berada antara oligotrofik hingga hipereutrofik, namun secara rata-rata berada pada kisaran mesotrofik. Sementara itu, berdasarkan kadar TN, umumnya masih menunjukkan status oligotrofik. Meskipun ketersediaan Ortofosfat di lapisan permukaan, yang merupakan hara utama pertumbuhan alga, relatif masih rendah, tetapi secara umum komponen nitrogen cenderung sebagai faktor pembatas pertumbuhan alga, dengan N:P < 16 (massa). Pola distribusi vertikal TN dan TP cenderung meningkat dengan bertambahnya kedalaman."
551 LIMNO 18:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Analisis terhadap indeks keanekaragaman dan indeks saprobik komunitas plankton berkaitan dengan komposisi dan kelimpahan jenisnya di perairan Pelabuhan Kapal Penumpang Desa Ajibata dan Desa Pangaloan, Danau Toba dilakukan pada Mei 2012. Ditemukan sebanyak 71 jenis plankton yang terdiri dari 22 jenis fitoplankton (Cyanophyceae, Chlorophyceae, Desmidiaceae, Diatomae/Bacillariophyceae ), dan 49 jenis zooplankton (Flagellata, Rhizopoda dan Rotifera). Pada perairan Ajibata dapat ditemukan 7 takson, sementara itu ada sebanyak 6 takson (kecuali Desmidiaceae) di Pangaloan. Kelimpahan ratarata plankton di perairan Ajibata dan Pangaloan tergolong rendah yaitu 125 ind/L dan 101 ind/L. Indeks kesamaan komunitas plankton di Pangaloan dan Ajibata menunjukkan cukup perbedaan (36%), namun Indeks keanekaragamannya masing-masing kedua lokasi 3,02 dan 3,23 dapat dikatakan tidak berbeda. Nilai indeks keanekaragaman tersebut menunjukkan bahwa komunitas plankton di dua lokasi termasuk sangat mantap (> 3,00). Indeks saprobik komunitas plankton di Ajibata dan Pangaloan berkisar antara + 1,49 hingga + 1,62. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pencemaran yang terjadi sangat ringan hingga rendah dengan sedikit beban pencemaran bahan organik maupun anorganik yang berlangsung pada fase mesosaprobik/oligosaprobik. Kualitas air di dua perairan rata-rata normal dan tidak banyak berbeda. Oksigen terlarut (DO) di Ajibata dan Pangaloan adalah 6,28 dan 6,31."
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Perairan Danau Toba dengan beragam fungsinya memerlukan pengelolaan yang terpadu. Klasifikasi trofik suatu danau adalah perangkat penting sebagai dasar pengelolaan tersebut, selain memberikan gambaran tingkat intensitas pemanfaatannya. Penelitian mengenai penentuan status trofik di Danau Toba, Sumatera Utara telah dilaksanakan berdasarkan parameter-parameter Total Nitrogen (TN), Total Fosfor (TP), klorofil-a, dan kedalaman Secchi pada bulan April dan Oktober 2009. Pengamatan parameter-parameter dilakukan pada 12 stasiun yang mewakili, termasuk wilayah perairan bagian tengah danau. Danau Toba masih memiliki zona epilimnion yang aerobik sampai kedalaman 100 m. Klasifikasi status danau Toba terbentang dari oligo, meso, sampai eutrofik bila dilihat dari parameterhara TP, sedangkan bila dilihat dari parameter lainnya seperti kelimpahan klorofil-a maupun kedalaman Secchi, Danau Toba masih bersifat oligotrofik. Klasifikasi status berdasarkan indeks komposit Carlson (TSI), Danau Toba masih berstatus oligotrofik. "
551 LIMNO 19:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau toba merupakan danau terluas di Indonesia dan terletak di Sumatera Utara, yang dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata, kegiatan perikanan yaitu perikanan tangkap dan budi daya ikan di karamba jaring apung, juga sebagai sumber air untuk pembangkitan listrik tenaga air (PLTA). Telah dilakukan pengamatan mengenai struktur komunitas fitoplankton di perairan ini untuk mengetahui komposisi dan kelimpahannya serta penyebarannya sebagai informasi dasar dalam pengelolaan Danau Toba. Penelitian dilakukan pada bulan April 2009 di 12 stasiun pengamatan yang tersebar di seluruh wilayah danau, yang dianggap mewakili perairan danau. Pada beberapa stasiun contoh fitoplankton diambil dari empat strata kedalaman (0, 10, 20, 30 dan 40 m) danau. Komposisi fitoplankton terdiri dari Chlorophyta 11 jenis, Chrysophyta 9 jenis, Cyanophyta 4 jenis, dan Phyrrophyta 1 jenis. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 20 � 400 individu/l, jumlah jenis rendah dan tidak ada jenis dominan, yang menunjukkan kondisi perairan tidak subur. Chlorophyta dan Chrysophyta menyebar di seluruh perairan, sedangkan Cyanophyta banyak ditemukan di wilayah selatan. Secara vertikal, produktivitas maksimum fitoplankton terjadi pada strata di bawah permukaan perairan."
551 LIMNO 18:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Toba adalah perairan yang memiliki peran multisektoral, diantaranya adalah pusat kepariwisataan di Sumatera Utara, selain memiliki fungsi lain untuk kegiatan perikanan dan untuk pembangkitan listrik tenaga air (PLTA) yaitu di bagian outletnya, Sungai Asahan. Telah dilakukan penelitian morfometri Danau Toba dan beberapa ciri stratifikasinya, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sifat perairan Danau Toba dan sebagai dasar bagi pengelolaan danau dan penelitian limnologis lebih lanjut. Penelitian dilakukan pada bulan April 2009, Oktober 2009 dan April 2010. Luas perairan Danau Toba yaitu 1.124 Km2, kedalaman maksimum 508 m, volume 256,2 x 109 m3, dan waktu tinggal air 81 tahun. Berdasarkan tingkat kedalaman relatifnya (Zr = 1,34 persen), mencirikan perairan tidak stabil, meskipun diperkirakan hanya pada lapisan permukaan sedangkan pada kedalaman >100 m menunjukkan kestabilan. Diperkirakan lapisan epilimnion berada pada kedalaman 0 30 m, lapisan metalimnion pada kedalaman 30 100 meter, dan lapisan hipolimnion berada pada kedalaman > 100 m. Berdasarkan pengukuran kecerahan maka perkiraan wilayah eufotik hingga 27 meter, mencapai 13,5 persen dari seluruh kolom air. Sementara itu luasan wilayah littoral, tepian dengan kedalaman hingga 30 meter diperkirakan mencapai 10,64 km2 atau 0,95 persen dari seluruh luasan perairan danau. Kadar oksigen terlarut yang terukur di permukaan relatif tinggi ( 6 7 mg/l), namun menurun drastis pada kedalaman 100 m dan umumnya menunjukkan kondisi sangat minim (< 2 mg/l) pada kedalaman 200 m dan seterusnya."
2010
551 LIMNO 17:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruyitno Nuchsin
"Telah dilakukan penelitian distribusi vertikal bakteri dan kaitannya dengan klorofil-a di perairan Kalimantan Timur pada bulan Agustus - September 1999. Tujuan penelitian adalah mengamati kaitan bakteri dengan klorofil -a. Analisa bakteri menggunakan metoda Acridine Orange- Epifluorescence Microscopy sedangkan analisa klorofil-a menggunakan metode fluorometrik.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pada lokasi yang populasi bakterinya tinggi cenderung diikuti dengan tingginya kandungan klorofil-a. Di lokasi yang populasi bakterinya tinggi, konsentrasi klorofil-a nya juga tinggil. Populasi bakteri dan konsentrasi klorofil-a yang tinggi diperoleh pada lapisan kedalaman 25 m, berkisar antara (4 hingga 90) x 106 sel per ml untuk populasi bakteri dan berkisar antara (0,2 hingga 1,14) mg per m3 untuk konsentrasi klorofil-a. Kesimpulan hasil pengamatan, distribusi vertikal populasi bakteri ada kaitannya dengan konsentrasi klorofil-a.

Vertical distribution of bacteria population in relation to chlorophyll-a in East Kalimantan waters. Study on distribution of bacteria population and its relation to concentration of chlorophyll-a has been conducted in August - September 1999 in East Kalimantan waters. The purpose of the study was to observe the correlation between population of bacteria and concentration of chlorophyll-a in water column. Acridine Orange Epifluorescence Microscopy method was used to analyze bacteria population, while fluorometric method was used to determine chlorophyll-a concentration.
The result of the study showed that bacteria population was positively correlated to chlorophyll-a concentration, area with high bacteria population has high concentration of chlorophyll-a. The high bacteria population was found in the water columnh of the 25 m deep,as well as for chlorophyll-a concentration, ranged between (4 and 90) x 106 cell per ml and (0.2 and 1.14) mg per m3 respectively. It was concluded that vertical distribution of bacteria population was closely correlated to the concentration of chlorophyll-a."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>