Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriani
"Industri es krim Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk berkembang. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya tempat-tempat dan counter-counter es krim yang tersebar di pusat-pusat perbelanjaan. Diantara Persaingan yang ketat antara produk-produk es krim lokal, terdapat 3 merek yang produknya dikenal luas dan cukup banyak dikonsumsi masyarakat. Ketiga merek es krim ini (Wall?s, Carnpina, dan Meiji Indoeskrim) mempunyai distribusi yang luas untuk produk-produknya, Memenuhi kebutuhan dan kepuasni konsumen adalah tujuan pemasaran perusahaan. Untuk ¡tu penting bagi perusahaan memahami persepsi, preferensi dan keinginan konsumennya.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui atnbut-atribut es krim dan tingkat kepentingannya, (2) mengetahui persepsi dan preferensi konsumen terhadap 3 merek es krim (Wall?s, Campina, Meiji Indoeskrim), dan (3) mengetahui atribut yang diinginkan konsumen terdapat pada es krim yang dikonsumsinya.
Pada penetitian ini menggunakan convenience sampling sebagai metode pengambilan sampel, Responden yang diambil sebagai sampel adalah konsumen berusia 13 tahun keatas dan pernah mengkonsumsi ketiga merek es krim (Wall?s, Campina, Meiji Indoeskrim), serta berlokasi di Jakarta dan Depok. Ada 4 metode analisis data yang dipakal, yaltu : analisa deskriptif, analisa asosiatif, analisa inferensial dan analisa faktor.
Dari penelitian eskploratori diperoleh hasil bahwa terdapat 10 atribut es krim yang dipertimbangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk ini, meliputi variasi jenis rasa, kesesuaian rasa yang mengacu pada rasa manis dan kombinasi 2 rasa atau lebih, kelembutan, kemudahan memperoleh, bentuk, desain kemasan, harga, iklan, variasi ukuran dan warna. Dan kesepuluh atribut tersebut, maka atribut kesesuaian rasa dan kelembutan dianggap penting oleh responden.
Penelitian terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi es krim menghasilkan es krim merek Wall?s sebagai merek yang paling sering dikonsumsi. Alasan kenikmatan merupakan alasan yang terbanyak dipilih responden dalam mengkonsumsi es krim. Konsumen paling sering mengkonsumsi es krim sebagai cemilan dan tempat untuk membelinya paling banyak di warung/toko dekat rumah. Jumlah konsumsi es krim rata-rata responden perbulannya adalah sebanyak 1-2 kali. Dari sekian banyak rasa es krim, maka es krim rasa cokiat adalah menjadi pilihan pertama oleh sebagian responden. Sedangkan untuk bentuk es krim bentuk stik merupakan pilihan pertama untuk dibeli.
Dalam penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap 3 merek es krim, maka hasilnya menunjukan Wall?s memiliki citra yang baik bahkan terbaik untuk atribut-atribut variasi jenis rasa, ikian, bentuk cone, kemudahan memperoleh dan kelembutan. Sedangkan es krim merek Campina memiliki kesesuaian rasa yang dianggap telah sesuai dengan yang diinginkan konsumen, produk es krimnya lembut, mudah diperoleh dan variasi jenis rasanya beragam. Dan untuk Meiji lndoeskrim, kesesuaian rasanya sama dengan dengan kedua merek lainnya, namun responden menganggap kelembutannya sedang, kemudahan memperolehnya biasa saja dan variasi jenis rasanya beragam.
Konsumen menginginkan atribut yang ada pada produk es krim yang dikonsumsinya adalah rasa yang kaya unsur alaminya dibandingkan dengan unsur kimianya, kandungan lemak dalam produk rendah dan tidak mudah mencair.
Wall's dapat menjalankan strategi-Strategi baru untuk mempertahankan posisinya sebagai yang terbaik dan tak kalah penting adalah melakukan pengawasan terhadap penerapan strategi tersebut. Untuk Campina., perusahaan sebaiknya melakukan pengembangan produknya, seperti menghasilkari produk yang ditujukan untuk segmen remaja dan dewasa Selain itu dennan melakukan promosi yang gencar dan memperluas pemasaran Sedangkan unluk MCI Indoeskrim dapat melakukan promosi yang menonjolkan diferensiasi produk yang dimilikinya. selain dari inovasi terus-menerus pada produknya dan memperluas distribusi.
Untuk mernenuhi tuntutan konsumen terhadap atnibut yang diinginkan mereka, maka perusahaan dapat melakukan hal-hal, yaitu memerbanyak penggunaan bahan-bahan alami dalam produksinya. seperli pewarna, essence/sari, menghasilkan produk dengan kandungan lemak rendah dan memperluas area pemasaran dengan memperbanyak, freezer-freezer dan armada penjualan keliling serta menggunakan es kering untuk produkriya yang ingin dibawa konsumen ke rumah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarief Hidayatullah Az Zaky
"Pasar es krim di Indonesia merupakan pasar yang cukup menarik untuk digarap. Hal ini dapat dilihat dengan makin banyaknya perusahaan yang terjun di industri ini, baik itu perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional. Penelitian karya akhir ini bertujuan untuk menganalisis brand equity Es Krim Campina melalui pengukuran elemen-elemen pembangun brand equity, yaitu brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. Dari hasil pengukuran brand awareness, Es Krim Walls menempatio posisi Top of Mind di mata konsumen, sedangkan Es Krim Campina hanya mampu menempati urutan kedua. Walaupun Es Krim Walls tergolong pemain baru dalam pasar es krim Indonesia, namun karena didukung oleh gencarnya promosi baik melalui media cetak maupun elektronik, maka Walls berhasil menempati posisi Top Of Mind. Es Krim Campina sendiri walaupun masuk pasar Es Krim Indonesia sejak tahun 1970-an, namun karena kurangnya promosi hanya dapat menempati urutan kedua.
Untuk brand association, dari tujuh asosiasi awal yang didasarkan pada penelitian pendahuluan, setelah melalui analisis, ternyata hanya ada 5 asosiasi yang terbukti terkait langsung dengan Es Krim Merek Campina. Asosiasi-asosiasi tersebut adalah es krim dengan harga yang terjangkau, mudah diperoleh, es krim dengan pilihan rasa yang banyak, es krim dengan pilihan rasa yang unik (rasa lokal) dan produk es krim yang halal.
Analisis perceived quality menunjukkan hasil rata-rata importance (harapan) sebesar 4,19 dan performance (kinerja) sebesar 4,07. ini menunjukkan bahwa kinerja Es Krim Campina dirasakan kurang memenuhi harapan konsumen. Atribut-atribut yang harus dijaga kinerjanya karena sudah dianggap baik oleh konsumen adalah atribut harga produk dan kemudahan memperoleh. Perusahaan wajib mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan kinerja atribut-atribut ini.
Analisis brand loyalty menunjukkan persentase terbesar pads satisfied buyer (64,57%). Ini berarti sebagian besar konsumen Es Krim Campina telah merasa puns dengan rasa Es Krim Campina. Dan sebaliknya, persentase terkecil ada pada tingkat brand switcher, yaitu sebesar 8,66%. Ini berarti bahwa factor utama yang menjadi alasan mengkonsumsi Es Krim Campina bukanlah karena faktor harga, tapi lebih karena faktor-faktor lain.
Hasil analisis ini diharapkan akan menjadi masukan yang berguna bagi manajemen Es Krim Campina untuk melakukan perbaikan-perbaikan di masa mendatang.

Ice-cream market in Indonesia is market that interesting enough to be entered. This could be seen with the increasing number of companies that entered this industry, both local and multinational company. Premium brands now more and more stepping into Indonesia ice-cream market. Mentioned Haagen-Dazs, Baskin-Robbins, New Zealand Nature, and others. This causes the competition in this industry to be increasingly tight. The strictness of this competition caused the importance of brand equity management for the company to increase the competitive advantage. The brand with strong brand equity will be easy in seizing the market opportunity.
This research aims to analyze the brand equity of Ice-Cream Campina through measurement of constructor elements of brand equity: brand awareness, brand association, perceived quality and brand loyalty. In analyzing brand equity there are some methods, and one of them is is based on perception of consumer (Customer Based Brand Equity). In this way, the result will not in a financial manner, but results of the research could give the information about brand equity of Campina Ice-cream in the eyes of the consumer.
This research involved 127 respondents; each is given questionnaires relating to former elements brand equity.
The result of brand awareness measurement, Ice-Cream Walls occupied position of Top Of Mind, while Ice-Cream Campina can only occupy the second place. Although Ice-Cream Walls classified as the new player in Indonesia ice-cream market, but because of being supported by intensive promotion either through print medium and also electronic, hence Walls successfully occupies position of Top Of Mind. Ice-Cream Campina itself, although came on the market Indonesia Ice-Cream since 1970s, but because the shortage of promotion can only occupy second place.
For brand association, out of seven initial associations based on the introductory research, after through analysis, evidently there's only 5 proven associations with Brand Ice-Cream Campina. These associations are ice-cream with a covered price, easy to gain, ice-cream with the choice of many flavor, ice-cream with the choice of unique flavor (local flavor) and a halal ice-cream product. Perceived quality analysis shows average yield importance 4,19 and performance 4,07. This indicates that Campina Ice-Cream performance is felt unable to fulfill consumer hope. Attributes that must be maintained by his achievement because of being it was considered good by the consumer were the attribute of the price of the product and the ease of obtain. Company is obliged to maintain and if possible increases this attributes performance. Brand loyalty analysis shows the biggest percentage to satisfied buyer ( 64,57%). This means most of Campina Ice-Cream consumer has satisfied with Ice-Cream taste. And on the other hand, smallest percentage is on level of brand switcher, that is equal to 8,66%. This means that main factor becoming reason of consuming Ice-Cream Campina is not because price factor, but more because other factor.
Result of this analysis expected will become an input for management of Ice-Cream Campina to carry out improvements in the future."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T19685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iman Ahimsa
"Penelitian ini mencoba untuk mengetahui pengaruh self-image congruency terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen pada kategori produk telepon selular (ponsel). Merek ponsel yang digunakan dalam penelitian adalah Nokia, Motorola, Samsung, Siemens, dan Sony Ericsson. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Borobudur di Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 173 responden. Desain studi yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling.
Tujuan penelitian meliputi
1. Memahami konsep self-image congruency, dan mengetahui faktor-faktor yang mernbentuk self-image congruency.
2. Memahami konsep preferensi merek, dan mengetahui faktor-faktor yang membentuk preferensi merek.
3. Memahami konsep kepuasan konsumen, dan mengetahui faktor-faktor yang membentuk kepuasan konsumen.
4. Mengukur dan menganalisis pengaruh self-image congruency terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen.
Indikator-indikator untuk setiap variabel yang diteliti diadopsi dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Jamal dan Goode (2001). Pada penelitian ini analisis data dengan menggunakan factor analysis, regresi liner dan independent student t test dengan bantuan software SPSS 10.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa self-image congruency mempunyai p engaruh yang positif terhadap preferensi merek dan kepuasan konsumen. Kelompok konsumen yang memiliki self-image congruency yang tinggi terhadap suatu merek bersikap lebih menyukai merek tersebut dan memperoieh kepuasan lebih tinggi dibandingkan kelompok konsumen yang memiliki self-image congruency yang rendah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Febrini Asweva
"Dalam melakukan penelitian, Campina akan dipergunakan sebagai subjek penelitian. Hal ini karena Campina sebagai salah satu perusahaan es krim terkemuka di Indonesia, membutuhkan analisis yang kompleks dalam mengembangkan perencanaan pemasarannya. Selain itu, hal lain yang menarik dari Campina adalah luasnya target pemasaran bagi Campina, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji lingkungan eksternal dan internal Campina saat ini dengan menggunakan analisis "SWOT" dan "PESTLE". Selain itu, rencana pemasaan akan dikembangkan berdasarkan temuan ini, dengan menggunakan teori "Marketing Mix". Pada bagian pertama, penjelasan mengenai latar belakang penelitian akan dijabarkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai penelitian ini . Bagian ini akan dibagi menjadi dua, yaitu latar belakang mengenai perencanaan marketing (definisi) dan latar belakang perusahaan. Selanjutnya, teori akan dipaparkan pada bagian selanjutnya. Penelitian ini akan menggunakan tiga teori: analisis "SWOT", analisis "PESTLE" dan "Marketing Mix". Peneliti akan menjelaskan hasil pada bagian berikut berikutnya dan menutup penelitian ini dengan kesimpulan. Kelemahan dan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut juga akan diuraikan pada bagian terakhir.

In examining the research, Campina will be taken into account as the research subject. It is because Campina, as one of the leading ice cream company, potentially require complex analysis in developing the marketing planning. Moreover, it is an interesting point for researcher to examine the variant market that it’s targeting. The purpose of this study is to examine Campina’s current external and internal environment by using SWOT and PESTLE theory. Furthermore, a market plan will be developed based on the findings of assessing the external and internal conditions, using the Marketing Mix theory. On the first part, an overview towards the research background will be elaborated to illustrate the reader about this research. The introduction will be divided into two parts, which are an overview about marketing planning itself and the company’s background. Move to the next part, theories will be described. This research will use three theories: SWOT analysis, PESTLE analysis and Marketing Mix. The researcher will explain the result and discussion in the next following parts and finished with conclusion. Weaknesses and recommendations for further research will also be elaborated in this particular section.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Carrageenan are natural hydrocoloid which are used as gelling agent, suspending agent,emulsifer and stabilizer
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Godo Tjahjono
"Memilih merek bank utama dari segi alokasi dana bagi seorang muslim adalah keputusan yang terkait dengan berbagai pertimbangan. Kenyataannya, mayoritas nasabah bank syariah juga memiliki rekening di bank konvensional (non syariah). Apabila nasabah yang memiliki rekening di Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank syariah sekaligus di Bank Central Asia (BCA) sebagai bank konvensional, memilih BCA sebagai merek bank utama dari segi alokasi dana, BMI dapat menghadapi hambatan dalam memperbesar dana dari nasabahnya.
Untuk mengetahui preferensi merek antara BMI dan BCA, dilakukan survei terhadap 100 nasabah yang mempunyai rekening baik di EMI maupun BCA di Jakarta. Data dianalisis dengan model regresi binary logit menghasilkan kesimpulan bahwa menariknya nilai merek berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah memilih BMI sebagai merek utama. Walaupun Hest membuktikan bahwa BMI sigrzifiikan dipersepsikan lebih religius dari BCA, namun peta persepsi correspondence analysis menunjukkan BMI masih belum dipersepsikan ideal dalam elemen nilai spiritual atau religius dan beberapa elemen nilai merek lainnya.

Choosing a main brand of bank in terms of money allocation for a moslem is such a decision related to various considerations. In fact, majority of sharia bank's customers also own accounts in conventional (non sharia) banks. In case the customers of Bank Muamalat Indonesia (BMI} as sharia bank who also own accounts in Bank Central Asia (BCA) as conventional bank, choose BCA as the main brand of bank in terms of money allocation, BMI could face a barrier in enlarging fund size from the customers.
To find out the brand preference between BMI and BCA, a survey was conducted amongst 100 customers who own accounts both in BMI and BCA in Jakarta. Data which were analyzed through binary logit regression delivers a conclusion that brand value attractiveness has positive impact on customer's decision in choosing BMI as a main brand. Despite of t-test proves that BMI is perceived significantly more religious than BCA; correspondence analysis perceptual map shows that BMI has not been perceived ideal in spiritual or religious element.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yodsa Rienaldo
"Konsumen ada akhirnya akan bersikap (penilaian, preferensi) terhadap berbagai brand melalui sebuah prosedur evaluasi atribut dimana konsumen akan melihat dan menilai atribut-atribut yang ditawarkan oleh produk-produk dengan merek yang berbeda dan memutuskan benefit dari brand apa yang paling besar nilainya untuk memberikan sebuah solusi bagi kebutuhannya. Smartphone merupakan salah satu produk yang dapat digolongkan sebagai produk high involvement. Sebagai barang dengan banyak fungsi dan melekat dalam keseharian konsumen, proses pengambilan keputusan hingga sampai pada tingkat pembelian dan perilaku pasca pembelian akan melalui proses yang kompleks dan panjang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek smartphone yang diteliti berdasarkan berbagai atribut produk yang membentuj brand image. Dengan melihat preferensi konsumen diharapkan dapat menjelaskan perilaku konsumen dalam melakukan pilihan produk smartphone."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Desy Karoline
"Globalisasi semakin membuka pasar Indonesia pada rentang produk asing yang lebih luas daripada sebelumnya. Hal ini semakin meningkatkan persaingan. Dengan telah banyaknya merek yang beredar di pasar Indonesia, apalagi dengan adanya gempuran dari merek-merek Cina saat ini, membuat para konsumen memiliki banyak pilihan produk dan merek, serta bebas memilih produk dan merek yang mereka sukai. Dengan demikian, para pemasar harus mampu menjadikan produk dan mereknya sebagai produk dan merek unggulan serta terpilih oleh konsumen.
Ekuitas merck (brand equity) menjadi salah satu aset terpenting sebab dapat dijadikan sebagai keuntungan kompetitif (competitive advantage). Merek juga dapat diasosisikan dengan negara asalnya (country of origin), di mana negara asal tersebut berpengaruh pada penilaian konsumen atas produk. Konsumen cenderung memiliki kesan tertentu pada produk yang dihasilkan oleh suatu negara, misalnya Jerman dengan teknologinya dan Italia dengan fashion-nya.
Perusahaan harus mampu membangun asosiasi di pemikiran konsumen yang sesuai dengan ekuitas mereknya. Pcrusahaan pun harus memiliki pengertian yang mendalam dan menyeluruh atas pemikiran konsumen Indonesia. Ketidakmampuan perusahaan untuk membaca dan membentuk persepsi konsumen atas produknya akan menghambat kesuksesan pencapaian tujuan bisnis.
Penelitian ini difokuskan untuk memberi gambaran yang mendekati mengenai pengaruh persepsi atas negara asal terhadap persepsi konsumen atas merek produk peralatan rumah tangga, ditinjau dari beberapa faktor yaitu kesan kualitas (perceived quality), atribut produk (desain, teknologi), bauran pemasaran harga dan distribusi (kemudahan menemukan barang), faktor personalitas (kebanggaan memiliki produk atau merek), satu pelayanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan. Selain itu diteliti juga faktor-faktor keputusan pembelian pengguna produk peralatan rumah tangga dan dibandingkan dengan peta persepsi di atas.
Dari analisa dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen Indonesia saat ini atas merek ternyata tidak lagi secara signifikan dipengaruhi oleh asosiasi negara asal, kwcuali untuk merek-merek yang belum kuat. Hal ini membuka kesempatan bagi pemasar untuk membangun ekuitas merek yang mampu mengungguli merek pesaing. Produk negara maju secara umum memiliki image lebih tinggi di mata konsumen Indonesia dibanding dengan produk negara berkembang.
Pada akhirnya, image merek yang bagus bila tidak sesuai dengan perilaku target konsumen, tidak dapat membawa merek tcrscbut menjadi merek dominan di pasar. Terbentuknya merek yang baik (brand management) merupakan proses yang didukung berbagai aspek perusahaan termasuk bauran pemasaran, agar produk perusahaan tersedia, terjangkau dan dapat diterima.

Globalization results in Indonesian market more open to foreign product range than before. This enhances competitiveness. With many brands have existed in Indonesian market, especially with Chinese brands entering progressively, consumer have many choice of product or brand, and free to choose product or brand they prefer. Therefore, marketers have to be able to make their product or brand becoming the lead product or brand and preferred by consumer.
Brand equity is one of important asset because it could be used as company's competitive advantage. Brand could be also associated with its country of origin and the origin could give effect to consumer evaluation over a product. Consumers tend to have certain perceptions on product from certain country, such as Germany with its technology and Italy with its fashion.
Company has to be ability to build association in consumer's mind according to its own brand equity. Company also has to have deep understanding over Indonesian consumer's mind. Inability to read and build consumer perception on its product could make the company could not achieve its business target.
This research is focused to give close picture regarding effect of perception on country of origin over consumer perception on home appliance product, from few factors which are perceived quality, product attribute (design, technology), marketing mix (price and distribution), personality (pride in having the product/brand), and after sales service. Next, home appliance customer purchase decision factors also be studied and compared to perception map above.
From the analysis, it could be subtracted that Indonesian consumer perception currently over brand is not significantly effected by country of origin. But for weak brand, country of origin still gives effect higher than strong brand. This opens opportunity for marketer to build brand equity which lead competitors' brand. Product which comes from developed country has higher image in Indonesian consumer mind than from developing country.
Finally, a good brand image if could not meet its target consumer's behaviour, could not bring the brand in becoming dominant brand in market. Brand management is a process which has to be supported by every company's aspect including marketing mix to make the product available, affordable and acceptable.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>