Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air di perairan Mayangan, satu ekosistem pesisir di wilayah Subang Jawa Barat terkait dengan pemacuan stok kepiting bakau (Scylla sp). Beberapa uji parameter kualitas air telah dilakukan pada bulan Februari, Mei, dan Desember, tahun 2007 pada 15 stasiun pengamatan yang meliputi daerah padat mangrove, pantai yang terkena abrasi dengan sedikit mangrove dan sepanjang aliran sungai yang ada di daerah mangrove tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metoda survey, dengan pengambilan contoh berstrata. Berdasarkan hasil pengamatan, kondisi perairan ditandai oleh pH antara 7,7 8,3, oksigen terlarut 1,94-3,787 mg/L, salinitas 19,27 -33,02 persendan#1607; , nitrat 2,483 3,986 mg/L, nitrit 0,007 - 0,187 mg/L, NH4 1,611 2,648 mg/L, dan fosfat 0,026 -0,334 mg/L. "
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"An acencer water spring with a discharge of 2 - 4 L/sec. Was observed at the underground correlation tunel of the hydro - electri generator room the Jatiluhur Dam . Unfortunately his spring was never utilized. .."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"A surveyon water quality was conducted in Cimanuk river in 1999/2000 representing the upstream down to estuary region...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sofyan Rasyad
"ABSTRAK
Sagu (Metroxylon sp) merupakan sumber karbohidrat yang cukup potensial, dan merupakan salah satu sumber daya hayati yang lestari (renewable) dan mempunyai prospek yang dapat membantu memecahkan masalah pangan dan energi.
Industri pengolahan sagu yang terdapat di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat umumnya berkapasitas antara 300 ? 400 kg tepung sagu kering setiap harinya. Untuk mendapatkan tepung tersebut dibutuhkan air sebanyak 41.943,5 liter. Sebanyak 14.335,9 liter terbuang merupakan air buangan sisa pengolahan sagu, dam sebanyak 0.420,9 liter air terbawa bersama ampas dan terbawa bersama pati sebanyak 24.543,6 liter.
Untuk mengetahui pengaruh air buangan industri sagu terhadap kualitas badan air penerima, dilakukan analisis laboratorium di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian Bogor.
Pengambilan sampel air dilakukan sebelum dan sesudah pencemaran terjadi serta dilaksanakan pada musim hujan dan musim kemarau.
Analisis statistikk untuk mengolah data dilakukan dengan metode Uji Beda dan dilanjutkan dengan Uji T.
Hasil analisis air buangan sisa industri pengolahan sagu tidak memperlihatkan adanya unsur beracun atau kandungan logam, beberapa parameter memperlihatkan nilai yang cukup tinggi seperti Daya Hantar Listrik (DHL) 847,0 mikromhos per cm, Kebutuhan Oksigen Kimia (COD) BB4,6 mg/liter, Kebutuhan Oksigen Biokima (BOD) 582,2 mg/liter dan padatan tersuspensi 808,0 mg/liter.
Parameter lainnya memperlihatkan nilai yang kecil dibawah nilai baku mutu air limbah. Dengan tingginya nilai BOD dan COD diperkirakan air buangan sisa industri dapat mempengaruhi kualitas air sungai tersebut.
Hasil analisis kualitas air sungai Cikasungka yang dilanjutkan dengan Uji statistik menunjukkan adanya beda nyata beberapa parameter di musim kemarau seperti COD, Alkalinitas, Salinitas dan Kesadahan, sedangkan parameter lainnya tidak tidak memperlihatklan perbedaan nyata. Pada musim hujan parameter BOD, COD, SAR dan Salinitas memperlihatkan perbedaan nyata sedangkan lainnya tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, bahkan beberapa parameter tidak dapat dibedakan karena nilainya kecil.
Sungai Cidurian memperlihatkan adanya perbedaan nyata antara sebelum terjadi pencemaran dengan sesudah adanya pencemaran pada parameter Oksigen terlarut (DO) dan zat padat total pada musim hujan, sedangkan di musim kemarau hanya parameter DOD yang memeperlihatkan perbedaan nyata. Parameter lainnya tidak menunjukkan perbedaan nyata antara sebelum dan sesudah terjadinya pencemaran, bahkan beberapa parameter tidak dapat dibedakan karena nilai yang didapat kecil.
Dari hasil Analisis dapat disimpulkan bahwa air buangan industri sagu pada waktu masuk ke badan air penerima dapat menimbulkan pencemaran terlihat dari tingginya nilai DOD dan COD.
Pencemaran yang ditimbulkan air buangan sisa pengalahan sagu tidak berpengaruh terhadap kualitas badan air yang diperuntukkan bagi keperluan pertanian dan perikanan.
Walaupun demikian tidaklah berarti air buangan dapat dibuang begitu saja ke perairan karena air sungai tersebut juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat banyak.

ABSTRACT
Sago (Metroxylon sp) is a potential carbohydrate resources and one of renewable resources that could solve food and energy problem. In Bogor, West Java, capacity of the sago processing industries are usually between 300 - 400 kg dry sago starch per day. To produce this amount of sago starch, 41.943,5 liters of water is required where 14.335,9 liters of the water are disposed as liquid waste and B.420,9 liters are discarded together with solid waste.
In order to find out the effect of waste water of sago industries to the quality of water stream river, water analysies was carried out at Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industry Hasil Fertanian Bogor.
Sample was collected from the Cikasungka river and Cidurian river. From each river sample was taken before and after pollution during the rainy and dry season. Difference test method and T test were used for data analysies.
Analysis of waste water taken from the industries before disposed to the river showed that there was no metal and poisonous element found, although some indicators showed high value of DHL (847,0 micromhos/cm), COD (884,6 mg/liter), BOD (582,2 mg/liter) and suspended solid (808,0 mg/liter).
The result of water analysis of Cikasungka river during the dry season indicated that there is significant difference among parameters such as COD, Alkalinity, Salinity and Hardness. While in the rain season, parameters, such as BOD,COD,SAR and Salinity showed significant difference for both before and after pollution.
Water analysis of Cidurian river during the rainy season showed that there was significant difference between DO and total solid for before and after pollution. In the dry season only BOD content showed significant difference.
Due to the high value of BOD and COD it is presumed that sago industry waste water could effect the quality of the river stream water.
Based on the standard quality of waste water for Agriculture and Fishery, it is obvious that pollution caused by the waste water of sago industries does not influence the quality of river stream water that is used for Agriculture and Fishery. However this does not mean that sago industries waste water can be discarded directly to the river, because the river is also used as drinking water resources for the people.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Pranadi
"DAS Cileungsi Hulu adalah salah satu daerah aliran sungai yang terletak di Provinsi Jawa Barat dengan kondisi perkembangan wilayah yang sangat dinamis. DAS Cileungsi Hulu memiliki karakteristik fisik geologi dan topografi yang beragam dan terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan. Pengaruh karakteristik fisik DAS dan hubungannya dengan perubahan penggunaan tanah dapat diketahui melalui penggunaan pemodelan hidrologi yang tepat. Penelitian ini menggunakan model SWAT yang dapat memberikan fokus pada simulasi jangka panjang berbasis karakteristik wilayah untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai dan prediksi perubahannya sehubungan dengan perubahan penggunaan tanah dengan menggunakan parameter nitrat (NO3). Prediksi dilakukan berdasarkan proyeksi perubahan penggunaan tanah secara temporal tahun 1989-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perubahan kualitas air dengan perubahan penggunaan tanah. Hasil uji kalibrasi dan akurasi model dengan perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) dan Normalized Objective Function (NOF) berada pada rentang 0-1 yang artinya model dikatakan baik dan dapat digunakan. Skenario model yang digunakan untuk prediksi adalah peningkatan luas penggunaan tanah permukiman dan industri serta penurunan luas penggunaan tanah pertanian lahan kering, menghasilkan peningkatan konsentrasi nitrat pada air sungai setiap tahunnya.

Cileungsi Hulu Watershed is one of the watershed are located in the province of West Java with the conditions of a very dynamic urban development. Cileungsi Hulu watershed has a physical characteristics of varied geological and topographical with land use changes significantly. The influence of the physical characteristics of the watershed and its relationship with land use changes can be detected through the use of proper hydrologic modeling. This study uses SWAT model that can provide a focus on long-term simulations based on the characteristics of the area to determine the condition of the river water quality and forecast changes in connection with land use changes using the parameters nitrate(NO3). Predictions made based on the projected land use changes temporally years 1989-2014. The results showed that there is a relationship between changes in water quality with land use changes. The results of calibration and accuracy of the calculation model with RMSE and NOF is in the range of 0-1 which means the model is quite good and can be used. Scenario model used for the prediction is increase residential and industrial land use as well as a decrease agricultural land area, resulting in increased concentrations of nitrate in river water annual"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Yohannes
"Pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang pesat adalah salah satu permasalahan yang kompleks bagi penyediaan air bersih terutama karena limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat. Sungai sebagai badan air penerima limbah domestik menjadi salah satu sumber daya alam yang rentan terhadap pencemaran. Sungai Krukut adalah salah satu sungai yang digunakan sebagai air baku air bersih PDAM dan saat ini telah tercemar akibat kegiatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan menganalisis mutu air dan menentukan upaya pengendalian pencemaran air Sungai Krukut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Metode SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) digunakan untuk menentukan upaya pengendalian pencemaran air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status mutu air pada 5 titik pemantauan dengan metode Indeks Pencemar yaitu (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) dan (9,58), sehingga mutu air tergolong dalam kategori tercemar sedang. Upaya pengendalian pencemaran air yang dapat diterapkan di Sungai Krukut adalah (1) Melakukan penertiban masyarakat yang tinggal dan usaha di daerah sempadan sungai (2) Mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan UMKM tentang pentingnya pengelolaan limbah (3) Bantuan pemerintah dalam membuat sistem dan menerapkan IPAL terpadu untuk kegiatan UMKM dan permukiman kumuh (4) Implementasi program pengendalian pencemaran air.

The rapid growth of population is one of the complex cause for the clean water provision in Jakarta, mainly due to the accumulation of domestic waste from community activities. River as the water body that receives domestic waste is one of the natural resources which vulnerable to pollution. Krukut River is one of the rivers used as the raw water for clean water supply which currently polluted due to waste produced by the community activities.
This study aims to analyze water quality and determine efforts to control Krukut River water pollution. The study combines both quantitative and qualitative methods to determine the water quality, while SWOT (Strength, weakness, opportunity, and Threat) is used to determine water pollution control efforts.
The results showed that the water quality status at 5 monitoring points with the Pollutant Index method was classified as moderate contamination with the value (8,18), (8,02), (7,39), (7,09) and (9,58) at each point. Water pollution control efforts that can be applied in the Krukut River are (1) Controlling communities and the business near the river border area (2) Creating a socialization and training for the community and Micro, Small & Medium Enterprise`s (MSME) on the importance of waste management (3) Government assistance in making systems and implementing integrated WWTPs both MSME and slum settlements (4) Implementation of water pollution control programs
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T54393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Yani
"Peningkatan aktivitas industri kayu lapis, dermaga, dokapal, pertanian, permukiman penduduk, transportasi, dan lain-lainnya, selain memberikan dampak positif sebagai tempat pendapatan ekonomi masyarakat,juga memberikan indikasi adanya dampak negative,yaitu seperti berupa limbah cair dan padat (baik organik maupun non organik). Limbah cair seperti minyak hasil pembuangan dari kapal baik yang berlabuh maupun yang melakukan pengedokan kapal, begitu juga limbah cair dan padat yang berasal dari industri kayu lapis, permukiman rumah tangga , dan lain-lainnya.
Di sisi lain, lingkungan wilayah sungai Somber bagian hilir,muara sungai hingga ke pesisir memiliki keanekaragaman hayati seperti ,ekosistem hutan mangrove dan organisme perairan lainnya. Oleh karena itu ,apabila kegiatan penduduk tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber pencemar bagi lingkungan dan dampaknya dapat mengancam kelangsungan hidup ekosistem perairan di sekitarnya.
Perumusan masalah ; mengkaji aspek persepsi masyarakat dengan adanya indikasi pencemaran dan kerusakan lingkungan sebagai adanya penurunan kualitas air di Sungai Somber, mengkaji aspek penurunan kualitas air Sungai Somber melalui parameter fisika, kimia, dan biologi.
Pertanyaan penelitian ; apa saja persepsi masyarakat mengenai penurunan kualitas air Sungai Somber?, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penurunan kualitas air?, bagaimana pola penurunan kualitas air Sungai Somber sehubungan dengan kegiatan penduduksaat pasang dan surut ?
Tujuan penelitian ; untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang kegiatan penduduk sebagai sumber pencemar yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kualitas air sehubungan dengan adanya jenis-jenis kegiatan penduduk, untuk mengetahui karakteristik mengenai pola penurunan kualitas air Sungai Somber saat pasang dan surut.
Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut;
1. Berdasarkan persepsi masyarakat, penurunan kualitas lingkungan perairan Sungai Somber sudah di tandai adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan.Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan penduduk seperti aktivitas dermaga ,dok kapal, industri kayu lapis, dan lalu lintas kapal pada sungai yang ditandai adanya cemaran minyak dan aktivitas penduduk dari permukiman yang pembuangan sampah dan limbah lainnya langsung ke sungai Somber.
2. Kegiatan penduduk, diwilayah penelitian sudah memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air Sungai Somber bagian hilir,
a) Penurunan konsentrasi oksigen terlarut (DO) saat surut Sungai Somber di lokasi Batu Ampar (I), Muara Rapak (II), Margo Mulyo(III) ini disebabkan oleh kegiatan dari industri kayu lapis, dermaga,pertanian,dll.
b) Kegiatan penduduk telah meningkatkan kandungan BOD (menurunkan kualitas air) seat pasang di Lokasi II (Muara Rapak). Begitu juga Lokasi I dan II saat air surut telah melampaui baku mutu. Hal ini disebabkan karena aktivitas industri kayu lapis, permukiman penduduk, pertanian dan lain-lainnya.
c) Saat air surut, pencemaran Sungai Somber ditandai oleh tingginya kandungan COD. Kondisi ini menerangkan adanya aktivitas dermaga,industri kayu lapis, lalu lintas kapal ini sebagai penyebab penurunan kualitas air berupa cemaran bahan organik yang tidak mudah terurai terutama minyak dan di bekas dan lain-lainnya. Kondisi ini terjadi di semua lokasi penelitian di Sungai Somber.
d) Saat surut , pencemaran Sungai Somber ditandai tingginya kandungan koli tinja(fecal coli),disebabkan oleh aktivitas penduduk, disekitar dermaga/pelabuhan,dok kapal,dan permukiman penduduk ikut memberikan kontribusinya terhadap penurunan kualitas air di wilayah penelitian (I,1I,IIl,IV,V).
3. Pada saat surut, pola purifikasi bahan organik terdegradasi pada daerah Baru Tengah (V) ke hilir (muara) sungai, sedangkan pada saat pasang polanya terjadi pada daerah Batu Ampar(I) dan Muara Rapak (II) ke arah hulu sungai.
Dari hasil pembahasan dapat di sarankan hal-hal sebagai berikut ;
1. Penelitian ini studi awal dengan metode diskriftif analisis dan keterbatasan dana serta waktu,periu dilakukan penelitian lebih lanjutan dengan parameter yang lebih beragam dan dengan uji statistik untuk melihat hubungan atau korelasinya. Hal ini untuk membuktikan pencemaran dari aktivitas dok kapal yang terindikasi sangat sulit terurai dalam air dan melihat hubungan serta dampaknya pada kehidupan biota perairan.
2. Mengingat badan perairan Sungai Somber mempunyai fungsi untuk perairan umum dan pembudidayaan biota sungai dan laut (pesisir), maka segala kegiatan penduduk perlu di evaluasi mengenai pengolahan limbah dan penatagunaan lahannya.
3. Berdasarkan karakteristik limbah yang sulit terurai hal ini terindikasi adanya kegiatan dok kapal, maka disarankan untuk mengkaji lebih mendalam mengenai parameter limbah dari aktivitas dok kapal, terutama dari limbah buangan berupa minyak dan logam berat serta plankton dan benthos yang mengendap pada dasar sediment (substrat).
E. Dattar kepustakaan : 48 (1971- 2002)

The increasing activities of plywood industry, quay, dockside, agriculture, residence, transportation, et cetera, have resulted in some positive impacts to the income obtained by community. On the other hand, it has also resulted in some negative impacts in the form of liquid waste and solid waste (both organic and inorganic). Some liquid wastes such as the disposed fuel from an anchored ship or the docking ship, and also the liquid and solid wastes deriving from some plywood industries, people residence, et cetera.
On the other aspect, the environmental geography of downstream Somber River, river estuary and coastal area, have various biology, such as ecosystem of mangrove forest and other water organisms. Therefore, if the various activities carried out by the people are not managed properly, then various sources of environmental contaminators will arise, the impact of which will be very threatening to the survival of water ecosystem in its environs.
Problem formulation : to analyze the aspect of community's perception on the existing indication of environmental contamination caused by the quality degradation at Somber River, to analyze the aspect of water quality degradation at Somber River by means of parameters of physics, chemistry, and biology.
Questions of study : what are some perceptions of community relating to the water quality degradation of Somber River?, what factors may cause the water quality degradation?, what is the type of water quality degradation of Somber River in relation to various activities carried out by people in the tide period?
Objective of study : to identify the community's perception regarding the activities carried out by people as the sources of contaminator which may cause the water quality degradation, to identify some factors which may cause the water quality degradation relating to the existing types of activities carried out by the people, to identify some characteristics regarding the type of water quality degradation of Somber River in the tide period.
Based on the results of analysis :
1. Based on the community's perception, the quality degradation at the Somber River environment has been indicated by the existence of various activities carried out by people, such as activities at the dock, ship doc, plywood industry, and ship traffic at the rives which are indicated by the contamination of fuel and various activities carried out by people at the residence which directly dispose their wastes to Somber River.
2. Various activities carried out by the people at area of research have indicated some impacts on the water quality degradation of downstream Somber River :
a) Degradation of dissolved oxygen concentration (DO) in the tide period at Somber River located at Batu Ampar (I), Muara Rapak (II), Margo Mulyo (III), caused by the some activities relating to plywood industry, dock, agriculture, etc.
b) Some activities carried out by the people have increased the BOD content (decreasing the water quality) in the tide period at Location Il (Muara Rapak). The subsided water at Location I and II has surpassed the quality standard. This is caused by the existence of activities relating to plywood industry, people's residence, agriculture and others.
c) In the tide period, the contamination at Somber River is indicated by the high BOD content. This condition indicates that the existence of activities at the dock, plywood industry, and ship traffic as the cause of water quality degradation in the form of organic substance contamination, especially used fuel, oil, and others. This condition has occurred at all study location at Somber River.
d) In the tide period, contamination of Somber River which is indicated by the high content of fecal coli, caused by the activities carried out by the people around the dockside/harbor, ship dock, and people residence, has contributed to the water quality degradation at the area of research (I, II, III, IV, V).
3. In the subsided period, the type of purification of organic substance degraded at Baru Tengah (V) downstream the river, while in tide period,' the type can be found at Batu Ampar (I) and Muara Rapak (II) to the upper course of river.
Based on the results of discussion, it can be suggested as follows :
1. This preliminary study is based on the method of descriptive analysis and limited fund and time. It should be carried out an advanced study which is based on various parameters and statistical testing in order to identify the existing correlation. This is aimed at proving the contamination resulting from some activities performed at the ship dock and at identifying the its correlation and impacts one the life of water biota.
2. Considering that the water agency of Somber River has the function of general water and cultivation of river's and sea's biota (coastal area), then all activities carried out by the people should be evaluated relating to the waste handling and land utilization.
3. Characteristics of waste have indicated the existence of activities carried out at the ship dock. It is then suggested to perform a deep analysis on the parameter of waste based on the activities carried out at the ship dock, especially for the wastes in the form of fuel and heavy metal as well as plankton and benthos found at the substrate.
E. Number References : 48 (1971 - 2002)"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dipo Prakoso Siswanto
"Perairan delta merupakan peraiaran yang sangat unik, kaya akan biota. Perairan delta merupakan zona peralihan dari perairan darat dan perairan laut, dengan demikian zona ini kaya akan nutrisi dan kandungan mineral. Delta Mahakam merupakan hilir dari Sungai Mahakam, yang terbentang dari Utara sampai ke Timur Kalimantan. Delta Mahakam merupakan salah satu wilayah yang kaya akan minyak dan gas bumi. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi menimbulkan limbah, dan yang terbesar adalah terproduksi, dalam air terproduksi terkandung berbagai unsur baik organik maupun anorganik terrnasuk logam. Regulasi mengenai limbah cair industri minyak dan gas bumi yang ada masih tidak mengisyaratkan baku mutu mengenai kandungan unsur anorganik dan logam dalam air terproduksi. Analisis dilakukan membandingkan kandungan yang ada dalam air terproduksi dan dalam badan air dengan Kepmen LH No. 51/2004 mengenai kualitas air laut bagi biota laut, Kepgub 339/1988 dan PP no. 82/2001 hal ini dilakukan mengingat tidak adanya peraturan khusus yang mengatur kualitas perairan delta/muara. Analisis komponen utama dilakukan untuk mengetahui parameter kunci dalam air terproduksi. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kandungan logam (Arsenic, Timbal, Zinc, Cadmium, Selenium, Tembaga, Cr(VI) dan Nickel) yang terdapat di perairan Delta Mahakam disekitar lokasi pembuangan limbah melebihi baku umum lingkungan yang ditetapkan dalam Kepmen LH No. 51/2004. Analisis komponen utama terhadap unsur dalam air terproduksi memperlihatkan bahwa unsur logam memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan merupakan komponen utama ptrlhma. Keberadaan unsur yang melebihi baku mutu ini dapat menyebabkan gangguan pada biota perairan dan manusia yang berada disekitar lokasi Mengingat sifatnya yang konservatif maka dampak yang ditimbulkan tidak akan langsung terjadi. Dampak jangka panjang yang terjadi jika terpapar logam berat adalah kerusakan pada ginjal, gangguan fungsi hati, kanker, kerusakan otak bahkan kematian.

Estuary is an unique area with high biodiversity, estuary is transition zonebetween land and sea makes estuary rich with nutrition and minerals. Mahakam Delta is downstream part of Mahakam river. This area is one ofthe biggest oil field in the world. Exploration and exploitation of oil and gas in this area result waste, and the biggest waste is produced water. Regulation for waste water from oil and gas industry especially produced water still not accommodate standard of heavy metals and non-organic materials in produced water. Analyses done by comparing content of produced water and Mahakam Delta water quality with available regulations, the regulations are Kepmen Ll-I NO. 421' 1996, Kepgub NO. 339/1988 and PP No. 82/200l. Principal Component Analyses done to see the tendency of elements grouping in produced water and determine the principal component of produced water. The result show that concentration of some heavy metals element (Arsenic, Lean, Zinc, Cadmium, Selenium, Copper, Cr(Vl), and Nickel) in Mahakam Delta above the standard. The result of Principal Component Analysis of produced water Shows that heavy metal materials had tendency to be grouping and became the first principal component. The presence of heavy metal elements in water body, with concentration above standard can disturb the ecosystem in Mahakam Delta. Since heavy metals are conservative elements, long term effects of exposure to these elements are: kidney, liver and brain damage or malfunction, cancer and even death."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vialda Anindita Puteri Sulandri
"Situ Agathis merupakan situ pertama yang menerima aliran air dari saluran DAS Ciliwung menuju wilayah kampus Universitas Indonesia. Keberadaan Situ Agathis dapat memengaruhi kualitas perairan keempat situ lainnya di Universitas Indonesia. Telah dilakukan penelitian mengenai penilaian kualitas air sebagai penyesuaian penggunaan indeks Singscore di Situ Agathis, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat pada bulan maret 2022. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Singscore, Situ Agathis tergolong kedalam perairan buruk dengan total nilai kriteria sebasar 34,35. Hasil penilaian indeks Singscore berhubungan dengan hasil perhitungan parameter fisika-kimia air yakni mengindikasikan perairan tercemar. Selain itu, berdasarkan jenis dan komposisinya, makrozoobenthos yang menempati perairan Situ Agathis memiliki kemampuan toleransi terhadap perairan tercemar. Korelasi antara indeks Singscore, parameter fisika-kimia air dan makrozoobenthos dapat dilihat melalui hasil analisis PCA. Hasil menunjukkan adanya korelasi negatif antara indeks Singscore dengan makrozoobenthos. Hasil nilai korelasi negatif disebabkan oleh beberapa famili yang memiliki nilai toleransi besar dapat hidup berdampingan dengan famili yang memiliki nilai toleransi kecil serta nilai indeks Singscore yang memiliki perbedaan jauh pada masing-masing stasiun yang dapat memengaruhi nilai korelasi. Selain itu, analisis PCA menunjukkan parameter fisika yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos di Situ Agathis meliputi suhu, kekeruhan, dan oksigen terlarut (DO).

Situ Agathis is the first pond to receive water from the Ciliwung watershed to the University of Indonesia campus area. The existence of Situ Agathis can affect the water quality of the other four lakes at the University of Indonesia. Research has been carried out on the assessment of water quality as an adjustment to the use of the Singscore index at Situ Agathis, University of Indonesia, Depok, West Java in March 2022. Based on the results of the Singscore index calculation, Situ Agathis is classified as bad waters with a total criterion value of 34.35. The results of the Singscore index assessment are related to the results of the calculation of the water physico-chemical parameters, which indicate polluted waters. In addition, based on the type and composition, the macrozoobenthos that inhabit the waters of Situ Agathis can tolerate polluted waters. The correlation between Singscore index, water physico-chemical parameters, and macrozoobenthos can be seen through the results of PCA analysis. The results showed a negative correlation between the Singscore index and macrozoobenthos. The results of the negative correlation value are caused by several families having a large tolerance value that can coexist with families that have a small tolerance value and the significant difference in the Singscore index value at each station which can affect the correlation value. In addition, PCA analysis showed that the physical parameters that affect the presence of macrozoobenthos in Situ Agathis include temperature, turbidity, and dissolved oxygen (DO)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Mediawaty Amalia
"Kebutuhan air terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Sumber daya air yang tersedia khususnya di perkotaan hampir sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan warganya, kualitas air tanah dangkal dan air permukaan yang tercemar akibat sanitasi yang buruk. Namun ketergantungan terhadap air tanah tidak dapat dihindari karena pelayanan air perpipaan yang masih terbatas ditambah dengan tarif air perpipaan yang semakin kompetitif. Jika peningkatan kebutuhan tidak diimbangi dengan peningkatan pelayanan air maka akan terjadi kondisi rawan air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kerawanan air dan memetakan daerah rawan air hingga tingkat kelurahan di Wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
Water Stress Index merupakan salah satu alat untuk mengetahui tingkat kerawanan air di suatu wilayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Perumusan Water Stress Index menggunakan dua belas indikator, yaitu: ketersediaan air, ketersediaan cakupan pelayanan air perpipaan, kontinuitas air, kualitas air tanah, kualitas air perpipaan, genangan air (banjir), tata guna lahan, ketersediaan sarana sanitasi, tingkat kebutuhan air, daya beli masyarakat dan tingkat kepercayaan masyarakat. Water Stress Index menghasilkan suatu output berupa daerah-daerah dengan tingkat kerawanan air.
Lokasi penelitian berada di Wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Berdasarkan Hasil perhitungan, nilai WSI di Jakarta Barat antara 0,14-0,51. Wilayah yang dikategorikan sebagai daerah tingkat rawan air yang sangat tinggi adalah Kelurahan Kamal dan Kelurahan Kalianyar. Hasil perhitungan nilai WSI di Jakarta Selatan berkisar 0,19-0,39. Kondisi rawan air di Jakarta Selatan cukup merata dengan tingkat rawan air rendah hingga menengah. Dengan mengetahui daerah rawan air maka dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan strategi dan arahan kebijakan sektor sumber daya air yang tepat sasaran.

The high population growth affects the high rate of water demand. In urban area, the quality and quantity of water resources are no longer able to serve people needs. Most of the shallow groundwater and the river are contaminated by domestic waste. However, the dependancy to the ground water will still continue, as long as the coverage of piped water service is limited and its fare goes more competitive. When the increasing water demand is not supported by similar improvement of water supply, water stress condition will occur. The purpose of this research is to determine the level of water stress and to map the result based on district scope.
Water Stress Index is an instrument to determine the level water stress area. Water stress index uses descriptive method with quantitave approach. Formulation of Water Stress Index uses twelve indicators, i.e. the availability of water, availability of piped water coverage, continuity of water, ground water quality, the quality of piped water, flooding, land use, availability of sanitation facilities, the need for water, power purchasing and the level of public trust. Water Stress Index produces an output in the form of areas with level of vulnerability of water.
The research was conducted in South and West Jakarta. Based on the result of water stress index calculation, water stress level in West Jakarta ranged from 0,14 to 0,51, the areas with very high water stress are Kelurahan Kamal and Kelurahan Kalianyar. The research also results that water stress index at most areas in South Jakarta are low to middle level ranging from 0,19 to 0,39. The result of WSI calculation which has been put into a map and visually presented can be utilized as a basis for better startegy and policy planning in increasing of fresh water supply sector.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>