Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ekawati
"Dengan semakìn berkembangnya teknologi di bidang komputer khususnya di Indonesia , maka PT Mitra Bersaudara Abadi sebagai satu ? satunya agen tunggal dari perusahaan komputer AI ? Alamiah di Kairo (Mesir), melihat persaingan bisnis ¡ni dan aspek pengembangan pasar produk baru, sebagal usaha untuk mengantisipasi semakin ketatnya persaingan di pasaran akhir ? akhir ini.
Pengembangan pasar atas produk baru dengan merek Sakhr ¡ni . dilaksanakan dengan mengkoordinasíkan perencanaan atas strateji manajemen dan implementasinya di pasaran , dengan bertitik tolak pada hasil ? hasil analisis berbagai aspek , antara lain:
- situasi pasar persaingan dihubungkan dengan posisi perusahaan khususnya dalam pasar produk baru ini.
- faktor - faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan terhadap posisi pasar dan perusahaan ? perusahaan dengan bisnis sejenis.
- serta pengaruh ? pengaruh yang berasal dan lingkungan makro , antara lain : ¡kIim perekonomian , perkembangan teknologi , sosial dan budaya.
Strateji manajemen yang diterapkan oleh PT Mitra Bersaudara Abadi dalam memasarkan produk ? produk bermerek Sakhr ¡nilah yang akan dibahas di dalam karya akhir ini.
Tujuan danipada pembahasan ini adalah untuk mengetahui apakah strateji manajemen telah berjalan secara efektif sehingga pada akhinya dapat mencapal profitabilitas yang diharapkan.
Beberapa strateji yang disarankan antara lain, meningkatkan mutu pelayanan terutama bagi tenaga penjual (di lapangan) dan meningkatkan efisiansi dari segi otoritas serta administratifnya, sehingga hal ini tidak terlepas dari kebutuhan dan tersedianya sistem informasi yang canggih dan up to date khususnya dl bldang pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin S. Muhibat
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu merek yang dipasarkan oleh perusahaan kosmetika PT
Bunga, Kosmetika Lily menunjukkan kinerja yang terus menurunn, bahkan sudah
mulai merugi.
Untuk mengatasinya, strategi pemasaran yang disarankan adalah berdasarkan
strategi pemasaran terpadu, yang dimulai dengan identifikasí kesempatan
pemasaran yang dipunyai kosmetika Lily, melalui serangkaian analisis terhadap
sumber daya perusahaan, pesaing, pasar, dan pelanggan. Kemudian hal itu
dikembangkan secara sinergis menjadi serangkaian strategi yang membentuk suatu
sistem pemasaran yang berkesinambungan.
Berdasarkan identifikasi kesempatan pemasaran, diketahui bahwa kosmetika
Lily masih mempunyal kesempatan untuk lebih berkembang lagi, sekalipun
persaingan cukup ketat dan perkembangan permintaan terhadap kosmetika di
Indonesia hanya 4,16%, bahkan untuk sediaan yang dijual kosmetika Lily ha.mpir
tídak berkembang.
Untuk itu, sesuai dengan struktur industrinya yang cenderung bersifat
persaingan monopolistik, kosmetika Lily mesti menggunakan kunci sukses
pemasaran kosmetika, yaitu diferensiasi dengan positioning jelas dan tepat serta
promosi atau komunikasi tentang positioning yang dipilih dengan jitu dan agresif
Strategi pengembangan produk merupakan langkah pertama yang mutlak
dilakukan oleh kosmetika Lily, termasuk repositioning produk, terutama mengingat
bahwa produk-produknya bersifat me too.
Adapun repositioning kosmetika Lily harus bersifat unik dan menunjukkan
diferensiasi yang jelas ketimbang para pesaingnya. Sedangkan diferensiasi yang
dipilih adalah diferensiasi produk. Dalam hal ini disarankan agar kosmetika Lily
mengambil ceruk pasar kosmetika modern yang masih kosong, yaitu segmen
kosmetika antialergi, sehingga positioning baru kosmetika Lily adalah kosmetika
yang aman bagi setiap jenis kulit. Di samping itu, Iangkah tersebut juga untuk
menghindarkan pertarungan langsung dengan para pesaing utama, mengingat
perbedaan posisi dan pangsa pasar yang sangat jauh.
Langkah kunci sukses berikutnya adalah promosi yang agresif dan terpadu
antara above dan below the line, yaitu berupa pemasangan iklan di televisi dan
consumer beauty class & demo, publikasi melalui para pakar (dokter kulit), untuk
mengkomunikasikan diferensiasi tersebut di atas.
Melihat posisi harga dan kekuatan distributor kosmetika Lily, maka untuk
strategi pertumbuhan intensif selanjutnya diarahkan kepada penjualan massal (tidak
eksklusif di counter BA saja seperti sekarang), yaitu berupa penetrasi pasar ke toko
toko kosmetika dan kelontong. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan perluasan
pasar ke manca negara, dengan mulai melakukan langkah-langkah berorientasi
ekspor.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Tri Tjiptadi
"Memasarkan suatu produk adalah suatu hal biasa bagi organisasi yang biasa memasarkan produknya sendiri. Berbeda dengan Mattei Jakarta Dua (MJD), memasarkan suatu produk adalah suatu hal yang diluar kebiasaan. Hal ini disebabkan selama ini pengembangan suatu produk dipusatkan di Departemen Design Development Head Quarter. Mattellnc. sedangkan pemasaran produk secara world wide di atur oleh Head Quarter Mattei Inc. MJD sebagai salah satu operation plant Mattei Inc. merencanakan memasarkan produk barn yang didesain oleh MID sendiri. Hal ini adalah pertama kalinya suatu operation plant Mattei Inc mengembangkan suatu produk barufashion dolls serta memasarkan sendirifashion dolls, terlebih MID tidak memiliki suatu departemen pemasaran dalam struktur organisasi perusahaan. Atas dasar inilah maka penulis yang juga sebagai staf engineering di MJD bemiat untuk melakukan studi atas strategi pemasaran produk barn yang akan dipasarkan oleh MID, yaitu Indonesian Native Fasion Dolls dengan tema yang dipilih adalah Minang Barbie.
Pemasaran produk yang terkesan mudah ini menjadi tidak mudah, disebabkan selain karena MID tidak memiliki departemen pemasaran, belum banyaknya organisasi yang memasarkan produk fashion dolls menyebabkan tidak ada organisasi yang dapat dijadikan benchmark. Selain itu literatur serta data - data mengenai kondisi pasar terhadap produk fashion dolls dapat dikatakan minim sekali. Target pasar Indonesian Native Fashion Dolls yang mayoritas adalah anak - anak yang merupakan volatile market menyebabkan diperlukannya pola pemasaran yang khusus. Anak - anak adalah pasar yang bisa diraih dengan dasar etika dan cara yang mempertimbangkan perkembangan psikologi seorang anak.
Tujuan dari studi ini adalah untuk memberi masukan bagi manajemen MID dalam menentukan araban strategi pemasaran Indonesian Native Dashion Dolls. Selama melakukan studi ada beberapa temuan yang dapat dijadikan suatu dasar kebijakan. Salah satunya adalah kesempatan dalam mernasarkan Minang Barbie sebagai Indonesian Native Fashion Dolls terbuka pada pasar Indonesia. Pasar yang terbuka ini disebabkan kondisi persaingan head to head dapat dikatakan tidak ada, potensial pangsa pasar cukup besar di kota - kota besar Indonesia, brand awareness cukup baik pada pasar Indonesia, identifikasi produk Minang Barbie yang cukup jelas dan berpotensi sebagai suvenir khas budaya Indonesia serta saluran distribusi cukup marnpu rnencapai potensial pasar di kota - kota besar. Selain itu faktor ekstemal dan internal yang mendukung diantaranya adalah dari segi kapasitas pernbiayaan dalam arti budget dan non pernbiayaan dalam arti surnber daya serta kapasitas produksi terpasang MID.
Faktor yang dapat rnenjadi harnbatan adalah MID tidak mernpunyai surnber daya yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang pemasaran. Dengan tidak memiliki sumber daya pemasaran, rnaka keberhasilan pernasaran dari Minang Barbie sangat tergantung dari sole distributor yang ditunjuk oleh Mattei South East Asia, yaitu Emway Sakti. Emway Sakti sebagai sole distributor yang ditunjuk mempunyai target pasar menc~p anak pra sekolah, anak sekolah, konsumen dewasa serta sebagai suvenir turis.
Beberapa usulan pemecahan masalah diantaranya strategi pengembangan produk dari MID sebaiknya lebih terarah untuk ja..'lgka panjang, hal ini disebabkan kesempatan pemasaran Indonesian Native Fashion Dolls yang terbuka Iebar. Dengan strategi jangka panjang maka manajemen MID perlu mempertimbangkan orang - orang yang memiliki pengetahuan cukup di bidang pemasaran khususnya industri maman di Indonesia ke dalam tim Product Development.
Disisi lain MID perlu mengarabkan Emway Sakti untuk mengkaji kembali strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Em way Sakti. Strategi harga yang dilakukan oleh MID dengan strategi penetration pricing sebaiknya tidak diambil kesempatan bagi pihak Emway sakti untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Strategi promosi yang dilakukan sebaiknya juga mempertimbangkan psikologi anak dengan memperbaiki dari tampilan iklan di media TV. Selain itu dalam strategi saluran distribusi, pibak Emway Sakti juga dapat menjajaki kemungkinan memasarkan melalui Departemen Parawisata.
Dalam pelaksanaan produk launching dapat dilakukan program - program analisa Critical Path Analysis (CPA) sehingga memudahkan untuk menganalisa kemajuan dari setiap aktivitas yang telah dilakukan. Serta mencegah terjadinya bottleneck pada aktivitas tertentu, seperti pemilihan media promosi dan dalam melakukan negoisasi terhadap retailer dalam memilih pola distribusi.
Dengan memiliki strategi jangka panjang dalam pemasaran Indonesian Native Fashion Dolls, maka MID akan memiliki sumber daya yang handal dalam pemasaran sehingga MJD dapat menciptakan departemen pemasaran yang bertanggung jawab terhadap produk Barbie fashion dolls yang akan didesain di Indonesia dan dipasarkan baik di Indonesia sendiri maupun di regional South East Asia.
Selain itu perlu dijajaki aliansi strategi antara MID dengan saluran distribusi yang ada di Indonesia untuk memasarkan produk- produk Mattei selain darifashion dolls, sehingga pasar di Indonesia dapat dipuaskan dengan produk - produk Mattei yang saat ini hanya dapat dilihat di media asing atau pada situs e-commerce asing di internet."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Uria Regina I L
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh produk-produk kontroversial agar dapat memasarkan produknya secara positif di masyarakat, karena dalam pemasaran dan distribusinya, produkproduk kontroversial tersebut dibatasi oleh regulasi-regulasi dari pemerintah serta batasan-batasan dari masyarakat karena Indonesia. Dari hasil wawancara dan observasi, dapat dilihat bahwa regulasi-regulasi yang membatasi produk-produk kontroversial ini juga turut membatasi sarana-sarana strategi komunikasi produkproduk tersebut. Strategi iklan dan pemasaran langsung kepada konsumen tidak dapat digunakan. Sehingga, sarana-sarana yang paling difokuskan oleh produsen dalam memasarkan produknya adalah Interactive atau Internet Marketing, Sales Promotion, dan Publicity atau Public Relations. Disamping itu, karena keterbatasan ruang geraknya, tampak tidak ada diferensiasi strategi komunikasi yang dilakukan oleh PT. X dengan yang dilakukan oleh produsen-produsen bir lainnya.

ABSTRAK
This study aims to determine the communication strategies used for products with negative views in the society to promote their products positively.
Based on interviews and observations result, it can be seen that the regulations limiting these products has also limited their communication strategy tools. It is not possible to use direct marketing and advertising srategies. The manufacturer focused in promoting their products through Internet or Interactive Marketing, Sales Promotion, and Publicity or Public Relations. Furthermore, because of the limitations of space, it appears that there is no differentiation between the communication strategies that is used by PT. X with other beer manufactures"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S5049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wido Supraha
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi personal selling yang dilakukan oleh Da'i Muamalat di dalam membantu memasarkan produk Shar-e Bank Muamalat Indonesia di wilayah kerja yang tidak memiliki kantor pelayanan, melalui presentasi, ceramah, dan koordinasi. Pada penelitian ini dibuat beberapa pertanyaan penelitian yakni sekitar bagaimana strategi yang ditetapkan memiliki pengaruh kepada kuantitas penjualan produk. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan mulai dari bulan Juni 2005 sampai dengan Oktober 2006.
Dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi berganda dilakukan pengujian terhadap pertanyaan penelitian yang diajukan. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan dimana masing-masing strategi yang telah ditetapkan tidak efektif untuk di dalam pencapaian target pemasaran produk Shar-e, meskipun target sebaran wilayah sudah cukup baik.

The target of this research is to find out and analyze personal selling strategies of Da' i Muamalat, who help to perform market penetration in the area that do not have service's office thru Shar-e product presentation, publich speech, and selling coordination. Questionnaires presented has some focused area on quantification effect by current selling strategy to selling quantity impact. Data collected from the period of June 2005 to October 2006 are used as secondary data in this evaluation research.
Statistical method used are simple tinier, and double regression to present the result of the research. The research concludes each strategy that need to be maximized to achieve Shar-e selling target even though propagation within area is adequate.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Harmawan
1987
S17587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anidya Priyadi
"ABSTRAK
PT Broadband Multimedia Tbk Merupakan perusahaan yang bergerak
dalam usaha penyelenggara program TV Kabel, dengan merk dagang Kabelvision
Perusahaan yang bernaung di bawah grup usaha Lippo mulai beroperasi sejak awal
tahun 1999 dengan cakupan jaringan kabel serat optik meliputi daerah-daerah Jakarta
dan sekitarnya serta kota Surabaya dan Bali. Di dalam menentukan daerah yang akan
dilewati oleh jaringan kabel serat optiknya, perusahaan memilih wilayah yang
memiliki buying power yang tinggi. Riset pemasaran yang telah dilakukan oleh
perusahaan pada tahun 1998, menunjukan saluran-saÌuran Internasional dan nasional
yang ada pada Kabelvision dinilai cukup menarik, serta dianggap sesuai dengan
target market yang dipilih oleh perusahan. Walaupun memiliki produk jasa yang
menarik serta biaya langganan yang sesuai serta ditambah adanya fasilitas
pendaftaran yang memudahkan calon pelanggan untuk mendafiar, temyata jumlah
pelanggan perumahan KabelVision masih dibawah target yang telah ditentukan. Oleh
karena itu permasalahan yang ada pada perusabaan adalah dalam haI komunikasi
pemasarannya.
Penulis dalam hal ¡ni melakukan suatu riset kualitatif, dengan cara in-
depth interview untuk mengetahui sampai dimana potential market berada pada
response hierarchy models serta mengetahui lebih dalam mengenai pengetahuan dan
pendapat mereka mengenai program TV Kabel Kabelvision. Dari in-depth interview
dilakukan oleh penulis tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar potential market
berada di tahap kognitif (cognitive stage) pada response hierarchy models. Di
samping potential marker icurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengenai
manfaat-manfaat yang dimiliki Kabelvision, hal ini dapat dilihat dengan salah satunya
adalah mereka mengatakan bahwa manfaat berlangganan Kabelvision adalah bisa
menonton tayangan film lebih banyak. Selain kurang mengetahui mengenai manfaat
manfaat yang didapat bila beriangganan Kabelvision, mereka juga mempunyai
keraguan serta kekuatiran bila berlangganan Kabelvision. Keraguan ¡kekuatiran
tersebut seperti anak-anak mereka yang masih berusia sekolah dapat menonton
tayangan dewasa serta meningkatnya jumlah waktu untuk menonton. Selanjutnya
penulis menganalisa hasil in-depth interview tersebut untuk kemudian memberikan
suatu perencanaan komunikasi pemasaran terpadu yang tepat, yang pada intinya
adalah agar potential market dapat didorong ke affective stage serta behaviour stage
yang pada akhirnya mereka mau berlangganan program televisi kabel Kabelvision.
"
2001
T5929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Frida M.
"ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk kayu Indonesia, maka Pemerintah telah mengeluarkan keputusan lewat SK Mentri Keuangan Republik Indonesia No. tanggal 10 Oktober 1989, yang menaikkan tarif ekspor untuk mendorong 1134/KMK.013/89, jenis kayu gergajian. Hal ini telah perusahaan yang memproduksi kayu gergajian pengembangan terhadap produk kayu gergajian tersebut. semua untuk melakukan Demikian juga dengan P.T Kiani Sakti yang melakukan kegiatan produksi dan ekspor kayu gergajian sejak tahun 1987, turut memikirkan pengembangan produknya ke arah produk moulding. Namun untuk memasuki usaha baru dengan mengembangkan produknya itu memerlukan suatu strategi yang menyangkut produk dan pasar, agar usaha tersebut dapat memberi keuntungan yang berati bagi perusahaan. Berdasarkan teori yang digunakan, strategi dalam rangka memasuki usaha baru tersebut atau Entry Strategy ditetapkan dengan melihat 2 faktor utama : teknologi dan yaitu dengan membandingkan kemampuan teknologi yang dimiliki perusahaan saat ini dan yang dibutuhkan untuk memproduksi moulding, dan duga membandingkan pasar yang telah dimasuki dalam memasarkan kayu gergajian dan pasar yang dimasuki akan untuk memasarkan produk moulding. Dengan perbandingan itu dapat diketahui keadaan teknologi dan yang akan dimasuki tersebut, apakah merupakan teknologi/pasar yang dasar (base) bagi perusahaan, atau baru/tidak asing (new/unfamiliar), pasar atau baru/asing (new/unfamiliar). Berdasarkan teori yang digunakan, kombinasi kedua faktor di atas dapat menentukan alternatif entry strategy bagi perusahaan. Dari analisis yang dilakukan terhadap P.T Kiani Sakti, yang menyangkut ' teknologi dan pasarnya, maka didapatkan suatu kesimpulan bahwa teknologi moulding merupakan teknologi yang baru bagi perusahaan, namun perusahaan sudah mulai tidak asing dengan teknologi tersebut walaupun belum pernah terlibat langsung dalam penggunaannya (new/familiar); pasar untuk moulding juga merupakan pasar yang baru bagi perusahaan dan perusahaan masih asing dengan pasar tersebut (new/unfamiliar). Dengan kombinasi new/familiar dan new/unfami1iar tersebut, maka alternatif entry strategy yang diberikan kepada P.T Kiani Sakti adalah : venture Capital, venture nurturing, dan educational acquisition, dimana perusahaan dapat memilih sesuai dengan kebijaksanaan intern perusahaan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>