Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mosalina Dewi
"Real estate Bintaro Jaya yang terletak di selatan kota jakarta saat ini menghadapi persaingan dengan banyaknya pengembang baru menawarkan produk perumahannya di wilayah Jabotabek. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan pemukiman dengan skala kota dengan konsep kota yang beraneka ragam. Tingkat pasokan yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga murah. Pembeli juga mempunyai alternatif pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan akän perumahan dengan fasilitas dan kondisi yang lingkungari yang lebih baik.
Selain itu peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan hal yang harus dipertirnbangkan mengingat segmen pasar yang selama ini dituju oleh real estate Bintaro Jaya merupakan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk segmen menengah kebawah dan adanya peluang untuk menciptakan produk perumahan dengan fasilitas yang lengkap. Ancaman ada pada segmen menengah keata dengan tingginya pasokan pada segmen ini. Semakin terbatasnya kredit sektor properti juga merupakan ancaman bagi pembiayaan. Dari analisa dapat dilihat bahwa Real Estate Bintaro Jaya mempunyai kekuatan seperti reputasi yang baik, kuatnya modal sendiri, Fasilitas yang lengkap dan lainnya. Kelemahan dibandingkan kompetitor adalah masih tingginya harga produk perumahan yang ditawarkan, lahan yang semakin terbatas dan akses yang lama ke pusat kota yang disebabkan oleh kemacetan.
Alternatif-alternatif strategi didapat dengan mengunakan matriks TWOS yang mencocokkan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Bintaro Jaya. Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk segmen rumah sederhana. Untuk segmen menengah kebawah pembangunan rumah skala kecil dilokasi baru dapat memberikan keunggulan bersaing dalam harga karena harga tanah yang masih relatif lebih murah dilokasi yang baru. Sedangkan untuk segmen menengah keatas inovasi atau promosi penjualan dapat dijadilcan alternatif untuk lebih menarik konsumen karena tingkat persaingan yang lebih ketat di segmen ini.
Penyediaan rumah sederhana dan sangat sederhana dengan pembangunan rumah susun memerlukan pemikiran lebih lanjut terutama mengenai sistim pembelian agar semakin terbuka kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memilikinya. Alternatif pendanaan dengan subsidi silang yang diusulkan dapat dipakai tetapi sistim ini membutuhkan komitmen yang tinggi dari pengembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nuzdarifa
"Kebutuhan manusla akan perumahan merupakan kebutuhan dasar setelah pangan dan sandang. Rumah merupakan bentuk dari usaha manusia dalam memanfatkan ruang untuk kepentingan mempertahankan hidupnya. Rumah bagi manusia merupakan ruang hidup terkecil yang berfungsi sebagai tempat untuk berlindung, tempat untuk beristirahat, tempat untuk memperoleh keturunan, tempat berkembang dan pembentukan karakter serta merupakan tempat bersosialisasi dalam llngkup yang terkecil.
Berkaitan dengan fungsi rumah sebagai tempat memupuk serta membentuk karakter suatu bangsa, pemenuhan kebutuhan akan perumahan oleh pemerintah melalui program pembangunan perumahan dan pemukiman, mempunyai arti yang sangat penting dan merupakan bagian yang Integral dan pembangunan nasional dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan yang ke tiga dan Trilogi Pembangunan yaitu; meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebutuhan akan perumahan tiap tahunnya meningkat terus sejalan dengan adanya laju pertumbuhan jumlah rumah tangga di Indonesia. Dengan laju pertumbuhan jumlah rumah tangga sebesar 2,5% tiap tahunnya, diperkirakan permintaan akan perumahan tiap tahunnya untuk berbagai tipe rumah Iebih dari 100.000 unit rumah. Jumlah sebesar itu tidak mungkin disediakan oleh pemerintah saja, perlu adanya peran aktif dan pihak swasta untuk turut serta menyediakan perumahan yang diminta tiap tahunnya.
Industri perumahan yang termasuk dalam industri real estate, memiliki karakter Industri yang unik dan beresiko tlnggi. Hal tersebut dikarenakan Investasi modal yang diperlukan sangat besar dan memerlukan jangka waktu Investasi yang cukup panjang. Namun demikian tingkat keuntungan yang dijanjikan dalam industri ini cukup besar pula, dengan demikian banyak perusahaan swasta dan pemilik modal yang terjun dalam Industri ini menjadi developer pembangunan perumahan. Dengan semakin banyaknya developer perumahan dalam industri ini dan tingginya resiko investasi yang dimiliki industri ini, serta karaktenstik industri dan karakteristik pasar perumahan yang sangat berbeda dengan industri lainnya, maka bagi perusahaan yang berusaha dalam industri ini memerlukan adanya suatu strategi bersaing yang matang agar dapat survive dalam industri real estate.
Dalam karya akhir ini kami mancoba untuk menganalisis karakteristik industri dan pasar real estate, menganalisis faktor-taktor yang diperkirakan mempengaruhi permintaan rumah dan eratnya pengaruh faktor faktor tersebut terhadap permintaan rumah serta memperkirakan permintaan rumah untuk beberapa tahun yang akan datang.
Untuk lebih memahami industri ini lebih lanjut beserta permasalahannya, kami mencoba mengambil beberapa sampel perumahan yang cukup berhasil dalam pemasarannya. Selanjutnya akan dianalisa pula strategi bersaing yang dilakukan masing masing sampel perumahan serta kami coba menformulasikan strategi bersaing yang tepat bagi perusahaan/ developer yang akan melakukan Investasi dalam industri real estate ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Turan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa bentuk pengelolaan Satuan Pengamanan dapat terpola secara terorganisasi dan berada di dalam struktur ataupun dapat pula terpola di luar struktur organisasi suatu organisasi perusahaan. Namun kemudian, lingkup dan sifat pengelolaan perusahaan yang otonom yang ditentukan oleh keinginan, kepentingan dan kebutuhan perusahaan sangat mempengaruhi pola pengelolaan dan penggunaan Satpam. Hal ini karena fungsi pengamanan yang diwadahi dalam organisasi perusahaan ditentukan oleh visi, interprestasi serta pemahaman fihak pengelola terhadap masalah keamanan, penggunaan sumber-sumber serta cara pengelolaan yang dipilih.
Permasalahan yang pertama dalam penelitian ini adalah mengenali dan memahami sejauh mana pengaruh pola dan dinamika organisasi perusahaan terhadap fungsi-fungsi pengamanan. Kemudian, masyarakat juga turut membentuk pola penyelenggaraan yang kini diterapkan. Minat, sikap dan pendapat masyarakat turut berperan dalam membentuk pola pengelolaan Satuan Pengamanan, Permasalahan yang kedua adalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap dan pendapat masyarakat yang menjadi target pengamanan atas pola pengelolaan Satuan Pengamanan yang diterapkan. Permasalahan yang ketiga adalah berhubungan dengan keterkaitan antara penyelenggaraan pengamanan swakarsa, dalam hal ini penyelenggaraan Satuan Pengamanan dengan peran-peran aparat negara dalam pelaksanaan fungsi pemolisian. Permasalahan yang ketiga ini mencakup bagaimana pola hubungan kerja antara pengelola Satuan Pengamanan dengan pihak-pihak terkait.
Penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian kualitatif. Namun demikian, data tertentu diliput dengan kuesioner. Analisis atas data yang dihimpun dengan kuesioner diolah secara manual dan dianalisis pada tingkat analisis persentase. Data mengenai perilaku manajemen dihimpun dengan metoda observasi dan wawancara tidak berstruktur.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam suatu gabungan usaha atau corporate group seperti PT. Jaya Real Property, pengelolaan keamanan tidak terwadahi dengan benar. Kemudian, terdapat kecenderungan bahwa fungsi pengamanan lebih diarahkan untuk pengamanan objek-objek yang menjadi milik perusahaan seperti apartemen-apartemen, pertokoan/ swalayanlplaza, lingkungan perkantoran dan perhotelan sebagai hasil produksinya. Terdapat pula kecenderungan mereduksi fungsi pengamanan yang kemudian hanya diarahkan untuk pengaturan keamanan, ketertiban serta kelancaran lalu lintas. Hal ini nampaknya dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka menjaga citra hunian demi kepentingan bisnis perusahaan. Kecenderungan bahwa penetapan dan penekanan kebijakan pengamanan terhadap public area kurang mencerminkan konsepsi pengamanan terpadu.
Selanjutnya ditemukan bahwa lingkup dan kewenangan koordinator keamanan masih bersifat terbatas, hanya meliputi pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana dan prasarana keamanan serta prosedur keamanan. Pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan mutu Satpam yang diperlukan tidak atau belum terprogramkan secara jelas.
Pengelolaan keamanan dan pendayagunaan Satuan Pengamanan di lingkungan PT. Jaya Real Property, pada hakekatnya bersifat non struktural. Manajemen PT. Jaya Real Property menempatkan pengelolaan keamanan di kawasan Taman Bintaro Jaya berada di luar struktur organisasi PT. Jaya Real Property. Kebijakan manajemen PT_ Jaya Real Property ditandai dengan fungsi dari departemen atau organisasi yang dibebani tugas keamanan di PT. Jaya Real Property tersebut, tidak berkemampuan untuk menjalankan fungsi keamanan karena keterbatasan kewenangannya. Pola pengamanan yang non struktural ini telah menimbulkan in-efisiensi, kurang berkembangnya manajemen keamanan, serta sulitnya mengerahkan potensi perusahaan bilamana diperlukan untuk pengerahan dan penggerakan mendadak.
Masyarakat juga turut membentuk pola penyelenggaraan yang kini diterapkan. Artinya, sikap dan pendapat masyarakat turut berperan dalam membentuk pola pengelolaan Satuan Pengamanan. Ditemukan bahwa sikap dan pendapat masyarakat (yang menjadi target pengamanan) atas pola pengelolaan Satuan Pengamanan telah mempengaruhi bentukbentuk pengelolaan Satuan Pengamanan.
Dalam rangka peningkatan layanan kwalitas pengamanan untuk warga tidak terdapat realisasi kebijaksanaan perusahaan yang bertujuan untuk tetap memperhatikan kebutuhan pelanggan akan keamanan lingkungan. Sehingga telah menimbulkan tuntutan terbuka dari warga dan dari pelanggan terhadap inkonsistensi mutu pelayanan keamanan.
Hubungan antara pengelolaan keamanan dan pendayagunaan Satpam dengan fihak pelanggan atau konsumennya (para penghuni kawasan sektor-sektor, proyek-proyek pengembangan baru dan para pengusaha) ditandai dengan masih rendahnya pemahaman dan pendalaman kedua belah pihak akan pentingnya komunikasi dan tukar-menukar informasi.
Terdapat keterkaitan yang sangat erat antara pola penyelenggaraan pengamanan swakarsa, dalam hal ini penyelenggaraan Satuan Pengamanan dengan partai-partai aparat negara dalam pelaksanaan fungsi pemolisian. Pola hubungan kerja antara pengelola Satuan Pengamanan di lingkungan pemukiman Bintaro dengan pihak-pihak terkait lainnya, seperti dengan satuan Marinir dan Kodam masih ditandai dengan ketidak-jelasan hubungan kerja. Hubungan-hubungan kerja tersebut cenderung berubah-ubah sesuai tuntutan keadaan. Akibatnya adalah timbulnya sejumlah kesalahfahaman tatkala mengatasi kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998 lalu.
Disarankan agar Polri memantapkan fungsi pembinaan Satpam ini. Di antaranya adalah memberikan bobot keberlakuan secara sosiologis dan psikologis, agar para pengelolalpengguna Satpam merasakan bahwa pembinaan Polri itu juga sebagai suatu kebutuhannya sendiri. Upaya berlanjut, sistematis dan metodis untuk mengenali dan memahami lebih obyektif dan realistis tentang bagaimana dan sejauhmana tuntutan kebutuhan akan keamanan serta pengelolaan/penggunaan Satpam yang berkembang di masyarakat, sehingga jabaran dan penerapan program pembinaan Satpam seperti yang ditugasi oleh Undang-Undang No. 28 tahun 1997 itu tidak hanya terbatas dan sebatas pada perumusan prinsip-prinsip umum pembinaan saja, akan tetapi secara lebih spesifik mencakup operasionalisasi pembinaan Satpam. Pendayagunaan Satuan Pengamanan memberikan penelusuran yang lebih jauh, sebagai upaya meningkatkan mutu pengamanan swakarsa di lingkungan pemukimanpemukiman dan kawasan terpadu dengan mengintegrasikan koordinator pengamanan dalam suatu manajemen kawasan masyarakat swakarsa, dipandang perlu untuk memahami dan mengenali pola-pola pengamanan yang cenderung bersifat spesifik dengan memahami sikap dan pandangan dari obyek dan subyek yang akan dibina. Sebab, pengelolaan sistim pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat swakarsa, sangat mengandalkan pemahaman dan pengenalan atas pola pengamanan keamanan yang berlangsung di masyarakatt. Kemudian, dalam hubungan-hubungan kerja dengan instansi terkait, khususnya di dalam rangka memelihara hubungan antara manajemen kawasan pemukiman dengan pihak-pihak terkait maka perlu dibentuk "Consultative Group" dan "Traffic Board" Pola kemitraan ini secara khusus akan bermanfaat untuk menangani kasus-kasus kejahatan ataupun penanggulangan kasus-kasus laka lintas."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ario Pramadhi
"ABSTRAK
Real Estate Lippo Karawaci yang terletak di Selatan kota Tangerang saat ini
menghadapi persaingan dengan banyaknya pengembang menawarkan produk
perumahannya di wilayah Jabotabek. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan
pemukiman dengan skala kota dan konsep kota yang beraneka ragam. Tingkat pasokan
yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga
murah. Pembeli juga mempunyai alternatif pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan
akan perumahan dengan fasilitas dan kondisi yang lingkungannya lebih baik.
Selain itu peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan
hal yang harus dipertimbangkan mengingat selama ini segmen pasar yang dituju oleh real
estate Lippo Karawaci merupakan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk
segmen menengah kebawah dan adanya peluang untuk menciptakan produk perumahan
dengan fasilitas yang lengkap. Ancaman ada pada segmen menengah keatas dengan
tingginya pasokan pada segmen ini. Semakin terbatasnya kredit sektor properti juga
merupakan ancaman bagi pembiayaan. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa real estate
Lippo Karawaci mempunyai kekuatan seperti reputasi yang baik, limgkungan yang
ramah, fasilitas yang lengkap dan lainnya. Kelemahan dibandingkan kompetitor adalah
masih tingginya harga produk perumahan yang ditawarkan, lahan yang semakin terbatas
dan akses kepusat kota yang selalu terjadi kemacetan.
Alternatif- altematif strategi didapat dengan menggunakan matriks TWOS yang
mencocokan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilik:i Lippo Karawaci. Dari alternatif-alternatif strategi tersebut akan dipilih strategi
bersaing dengan menggunakan matrik:s perencanaan strategi secara kumulatif (QSPM).
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan
untuk segmen rumah sederhana. Untuk segmen menengah kebawah pembangunan rumah
skala kecil dilokasi baru dapat memberikan keunggulan bersaing dalam harga karena
harga tanah yang masih relatif lebih murah dilokasi yang baru. Sedangkan untuk
segmen menengah keatas inovasi atau promosi penjualan dapat dijadik:an strategi untuk
lebih menarik konsumen karena tingkat persaingan yang lebih ketat di segmen ini.
Penyediaan rumah sederhana dan sangat sederhana dengan pembangunan rumah
susun memerlukan pemik:iran lebih lanjut terutama mengenai sistim pembelian agar
semakin terbuka kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk memiliknya.
Alternatif pendanaan dengan subsidi silang yang tinggi dari pengembangan. Juga perlu
ada penataan lingkungan sehingga keberadaan rumah susun dapat tetap menjaga
keindahan, ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitar.
Selain itu usaha meningkatkan inovasi, infrastruktur, fasilitas dan lingkungan
yang berkesinambungan, sehingga memberikan rasa nyaman dan benar-benar
menciptakan sebuah kota mandiri yang jauh dari pusat kota adalah merupakan hal yang
sangat penting mengingat semakin tingginya tingkat persaingan di dalam bisnis real
estate. Karena dengan usaha tersebut maka permintaan konsumen terhadap sebuah
konsep kota mandiri akan terpenuhi.
"
2001
T5570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Irfan
"ABSTRAK
Real Estate Bumi Serpong Damai (BSD) yang terietak di Barat kota Tangerang saat ini menghadapi persaingan yang sangat kompetitif dengan banyaknya pengembang menawarkan
produk perumahannya di wilayah Tangerang. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan pemukiman dengan skala kota dan konsep kota yang beraneka ragam pula. Tingkat persaingan yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga murah. Pembeli juga mempunyai banyak altemative pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan akan perumahan dengan fasilitas dan kondisi lingkungan yang lebih baik.
Adanya peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan mengingat selama ini segmen pasar yang dituju oleh Bumi Serpong
Damai merupakan multi segmen dimana pengembangan rumah cenderung dialokasikan kepada perumahan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk merebut pasar
segmen menengah kebawah disertai dengan kemampuan perusahaan untk membangun dan
mengembangkan perumahan untuk segmen tersebut dengan fasilitas yang disesuaikan. Ancaman ada pada segmen menengah ke atas dimana daya serap untuk segmen tersebut mengalami penurunan yang tajam sebagai akibat penurunan daya beli konsumen. Terbatasnya kredit sector konstruksi bagi pengembang merupakan ancaman perusahaan dalam pembiayaan. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa real estate Bumi Serpong Damai mempunyai kekuatan seperti reputasi sebagai pengembang kota mandiri pertama, luas lahan yang cukup besar. Lingkungan yang ramah dan fasilitas kota yang sangat lengkap. Kelemahan yang cukup menonjol dibandingkan Kompetitor adalah akses ke perumahan yang sering teijadi kemacetan, promosi yang tidak terarah, dantidak fokusnya manajemen Bumi Serpong Damai dalam membangun produk perumahan.
Alternatif-alternatif strategi didapatkan dengan menggunakan matriks- TWOS yang mencocokkan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
BSD. Dari alternatif-alternatif strategi tersebut akan dipilih strategi bersaing dengan menggunakan matriks perencanaan strategi secara kumulatif (QSPM). Pengembangan lahan baru
untuk pembangunan rumah sederhana mempakan salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan
untuk menarik minat pembeli dari kalangan segmen menengah kebewah. Untuk rumah sederhana
bagi segmen tersebut pembangunan rumah dengan tipe kecil dilokasi baru dapat memberikan
keunggulan bersaing dalam harga mengingat harga tanah di lokasi BSD berada masih relatif lebih
murah dibandingkan lokasi perumahan pengembang lainnya yang semakin terbatas dan mahal.
Memfokuskan pengembangan dan pembangunan rumah sederhana dapat dijadikan strategi
perusahaan dalam mengantisipasi pergeseran pasar pembelian rumah dimana pertumbuhan daya
serap rumah sederhana tersebut cukup pesat dibandingkan rumah menengah keatas.
Penyediaan mmah sederhana dan sangat sederhana harus dilakukan dengan ikut
memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjadi pengawas dalam pengelolaan
perumahan nasional. Menurunnya suku bunga Kredit Perumahan Rakyat membuka kesempatan
bagi masyarakat untuk memiliki rumah sehingga BSD perlu memikirkan lebih lanjut temtama
mengenai system pembelian agar semakin mudah.
Selain itu usaha meningkatkan inovasi, infrastruktur, fasilitas, dan lingkungan yang berkualitas harus disertai dengan media promosi yang tepat dan efektif . Sehingga memberikan kesan bagi konsumen terhadap rasa nyaman dan benar-benar menciptakan sebuah kota mandiri yang lengkap merupakan hal yang sangat penting mengingat semakin kompetitifnya tingkat
persaingan di dalam bisnis real estate. Karena dengan usaha tersebut maka kebutuhan konsumen terhadap sebuah konsep kota mandiri akan terpenuhi.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Rudi Hotman Suryadi
"ABSTRAK
Krisis ekonorni yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan Juli 1997 memberikan
dampak yang luar biasa pada pelaksanaan pembangunan di seluruh sektor perekonomian,
termasuk sektor properti, sehingga mengakibatkan banyak proyek-proyek properti seperti
perumahan, gedung perkantoran, kondominium, apartemen, pusat perbelanjaan, hotel dijadwal
ulang kembali atau terpaksa berhenti. Dampak lain adalah melemahnya daya beli masyarakat
dan menurunnya kinerja operasional perusahaan-perusahaan di sektor rill.
Penulisan karya akhir ini antara lain akan membahas dampak krisis ekonomi terhadap
kinerja operasional perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah pada perusahaan yang
bergerak dalam bisnis elevator dan eskalator yang segmen pasarnya adalah di sektor properti.
PT Mitsubishi Saya Elevator & Escalator sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pabrikan, penjualan, jasa pemasangan, dan jasa pemeliharaan elevator dan eskalator
merek Mitsubishi juga merasakan dampak dari perubahan yang bergejolak dan sangat cepat
ini. Perusahaan mengalami penurunan kinerja opeasional, antara lain: (1) turunnya penjualan
path tahun 1998 sebesar minus 86.63% dibanding penjualan tahun 1997; (2) turunnya pangsa
pasar dan 38% pada tahun 1997 menjadi sebesar 28% pada tahun 1998; (3) turunnya
pendapatan perusahaan pada tahun 1999 sebesar minus 53.47% dibanding pendapatan tahun
1998. Kinerja perusahaan mengalanú kecenderungan membaik mulai tahun 1999, yaitu
peningkatan penjualan sebesar 47.83% dibanding penjualan tahun 1998.
Kecenderungan lain yang berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan, antara
lain : perkembangan dalam skala regional dan globalisasi yang memaksa Indonesia untuk
menerima kehadiran perusahaan asing dalarn memasuki era pasar bebas, kemajuan teknologi,
social unrest, situasi politik, dll. Oleh karena itu, diperlukan strategi perusahaan agar mampu
bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi maupun dalam persaingan.
Tujuan penulisan karya akhir ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui strategi
bersaing PT. Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator dalam menghadapi peluang dan ancaman
sebagai dampak dan krisis ekonomi, mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, dan
menentukan posisi perusahaan terhadap pesaingnya, agar perusahaan dapat mempertahankan
usahanya atau survive dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan, serta memberikan
kontribusi bagi tercapainya visi global Mitsubishi agar produknya menjadi No. 1 di dunia.
Metode penelitian yang dilakukan antara lain melalui metode analisa yang terdiri dari
analisa persaingan dalam lingkungan eksternal yang mencakup lingkungan umum dan
lingkungan industri, termasuk analisa pelanggan, analisa pesaing, analisa pasar; analisa
lingkungan internal perusahaan yang mencakup analisa rantai nilai, analisa kinerja perusahaan,
analisa tuntutan faktor kunci keberhasilan (key success factors) yang harus diciptakan, analisa
SWOT, sebingga dapat memformulasikan strategi bersaing perusahaan untuk menghadapi
persaingan yang terjadi saat ini maupun pada masa mendatang.
Dari analisa lingkungan ekstemal, faktor ekonomi dan politik/hukum mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi lingkungan strategis perusahaan. Dari analisa terhadap tiga
pesaing, yaitu PT Saya Kencana, PT Citas Otis Engineering, dan PT Berca Indonesia, yang
menjadi pesaing utama perusahaan adalah PT. Saya Kencana dengan pangsa pasar penjualan
sebesar 45% dari tahun 1995 sampai tahun 1999. Salah satu keunggulannya adalah harga yang
murah PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator memperoleh pangsa pasar penjualan sebesar
30%, dan unggul dalam perolehan contract base dan pangsa nilai pasar sebesar 41%.
Beberapa peluang bagi perusahaan yaitu: kebijakan pemerintah melalui Skema CEPT
memberikan peluang ekspor ke luar negeri, kecanggihan teknologi produk, peningkatan
permintaan pelanggan terhadap produk dengan kualitas lebih baik, kebutuhan pelanggan akan
produk sehubungan dengan prospek pembangunan-pembangunan di sektor properti.
Terdapat beberapa ancaman di dalam Iingkungan eksternal, yaitu : turunnya daya beli
masyarakat, lemahnya sektor properti dalam negeri menimbulkan ketidakpercayaan pihak luar
negeri terhadap iklim dunia usaha, situasi politik yang kurang kondusif, adanya social unrest,
tingginya tingkat kompetìsì dengan pesaing, dan meningkatnya iklim persaingan.
Melaluì analisa Iingkungan internal, diperoleh gambaran bahwa salah satu kekuatan
perusahaan adalah: pengalaman dan reputasi perusahaan dalam memasarkan produk dengan
citra dan brand name Mitsubishi yang berkualitas, inovatif, serta didukung oleh jasa
pemeliharaan dan tenaga mekanik yang siap 24 jam dan ketersediaan suku cadang berkualitas.
Perusahaan memiliki faktor kunci keberhasilan yang merupakan keunggulan perusahaan
dibanding pesaing, antara lain : teknologi produk yang tinggi dibanding pesaing, reputasi baik
dari pengalaman perusahaan yang tinggi, kesetiaan pelanggan (customer loyality), ketersediaan
subi cadang, dan sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman.
Disamping itu, perusahaan memiliki kelemahan, antara lain : harga produk yang cukup
tinggi dibanding pesaing, ketergantungan kepada prinsipal dalam menentukan harga, dan
budaya perusahaan seperti moral/disiplin pegawai yang belum baik.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal dan internal, strategi yang dapat diambil adalah
strategi yang beronientasi pada pasar untuk kondisi pasar yang menurun dan strategi
turnaround untuk memperoleh arus kas jangka pendek dan melakukan penghematan biaya
operasional perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan untuk tetap dapat bertahan pada
saat krisis agar mampu tetap bersaing dalam industri ini, antara lain: konsolidasi internal
perusahaan, reposisi profit centre pada bisnis Jasa pemelíharaan dengan dukungan dan pihak
pninsipal untuk mensupplai pasokan suku cadang (spare parts) dengan harga yang kompetitif.
Strategi fungsional yang dapat dilakukan antara lain : Strategi Bidang Pemasaran.
yaitu : strategi bauran pemasaran, strategi pemasaran jangka pendek dengan fokus pada
segmen pasar low-end market, dan meningkatkan pemasaran pada segmen pasar high-end
market; Strategi Bidang Manufakturing, yaitu : merencanakan penambahan kapasitas produksi
dan mengurangi biaya produksi; Strategi Bidang Pemeliharaan, yaitu: berorientasi kepada
kepuasan pelanggan dan meningkatkan respons atas keluhan pelanggan Strategi Bídang
Sumber Daya Manusia, yaitu : melakukan pelatihan mendatangkan ahli dari Mitsubishi
Jepang untuk ?transfer knowledge & technology?; Strategi Bidang Keuangan, yaitu :
meningkatkan aktivitas penagihan dengan tepat waktu, melakukan penghematan biaya
operasional seperti : biaya entertainment, biaya insentif kunjungan ke pabrik di Jepang dan
Thailand, alternatif transportasi yang lebih murah untuk perjalanan dinas ke luar kota.
Berdasarkan analisa strategi bersaing perusahaan, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa PT Mitsubishi Jaya Elevator & Escalator sudah berhasil memenuhi parameter indikator
keberhasilan melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang, yaitu memberikan kontribusi
tercapainya visi global prinsipal agar elevator dan eskalator Mitsubishi menjadi No. 1 di dunia.
Beberapa saran antara lain : perusahaan agar lebih memonitor aktivitas dan strategi
pesaing; lebih proaktif dalam bisnis jasa pemeliharaan khususnya modernisasi; melakukan
survey kepuasan pelanggan perhatian yang lebih khusus untuk pengembangan sumberdaya
manusia, seperti : training, kejelasan peningkatan karir dan slams salary dan fringe benefits;
dan penetapan standar dan kualitas mutu produk melalui perolehan sertifikat ISO-9000 dalam
hal disain, produksi pemasangan sampai pemeliharaan.
Untuk pengembangan studi selanjutnya, saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk
melengkapi penulisan ini adalah memperoleh infomiasi lebih detail mengenai pesaing, antara
lain: aktivitas pesaing, strategi pesaing serta kekuatan dan kelemahan pesaing.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Rosmaniya Romdhani
"Dominasi apartemen berbentuk slab dibandingkan bentuk hybrid dan tower di Jakarta saat ini melatarbelakangi hipotesis bahwa apartemen bentuk slab memiliki fleksibilitas dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan kedua bentuk lainnya Untuk memiliki nilai ekonomi sebuah property apartemen harus memiliki tiga atribut utama real estate yaitu kegunaan sebagai hunian permintaan demand dan kebutuhan supply dari segmen pasar dengan daya beli tertentu Sementara terkait dengan dinamisnya demand supply property khususnya unit apartemen harus fleksibel untuk dapat menjaga keberlajutan ekonomi Dengan metode kualitatif deskriptif demand apartemen di Jakarta dikaji yang mengungkap pasar apartemen saat ini didominasi oleh kalangan menengah khususnya menengah menengah dan menengah bawah Dari harga dan ukuran unit yang dapat diakomodasi apartemen slab diperuntukkan bagi kalangan menengah tersebut tower untuk kalangan atas dan hybrid untuk keduanya Sementara itu hasil simulasi menunjukkan bahwa apartemen slab juga yang paling fleksibel dengan pola struktur yang dapat mengakomodasi perubahan unit diikuti hybrid yang juga fleksibel sedangkan tower tidak fleksibel terhadap perubahan demand terhadap unit yang lebih kecil Penelitian ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan adalah benar bahwa apartemen slab memiliki nilai ekonomi dan fleksibilitas yang lebih tinggi paling sesuai dengan segmen pasar yang dominan saat ini dan paling dapat menyesuaikan diri terhadap kemungkinan perubahan segmen di masa mendatang.

The dominance of slab than hybrid and tower shaped apartment buildings in Jakarta today emerges a hypothesis that the slab shaped apartments have the higher flexibility and economic value than others An apartment property should have three main attributes of real estate to have an economic value They are utility as a residence demand and the need for supply from market segment with certain affordability As a response to the dynamic demand a property particularly apartment unit have to be flexible to maintain its economic sustainability By descriptive qualitative method apartment demand in Jakarta is examined that shows the dominance of middle segment especially the middle middle and low middle segments With the size and price of units that can be accommodated in the building slab apartment is targeted to the middle segment tower for upper segment and hybrid for both Meanwhile the simulation results that slab apartment is the most flexible with its structure pattern that can accommodate unit change followed by hybrid which is flexible too whereas the tower apartment is not flexible to accommodate demand for smaller units This research proves that the hypothesis is true that slab shaped apartment has higher economic value and flexibility the most suitable with the dominant market in Jakarta today and has the ability to adapt on segment change possibility in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheiren Felicia Jaya
"Para pengembang sekarang ini sedang maraknya terjun dalam bisnis hotel khususnya yaitu bisnis budget hotel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertimbangan pengembang memilih budget hotel sebagai objek bisnis propertinya yang dikembangkan dalam jumlah besar sekarang ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dalam mendeskripsikan karakteristik budget hotel di Indonesia dengan membandingkan budget hotel dan full-serviced hotel dari sisi arsitektural dan kelayakan proyek.
Dari hasil perbandingan tersebut diperoleh, kesimpulan mengenai pengembang memilih untuk mengembangkan budget hotel dibandingkan full-serviced hotel sekarang ini dilihat dari sisi bisnis properti pada budget hotel yang menguntungkan karena kondisi supply-demand yang tinggi dari masyarakat dan arsitektural budget hotel yang lebih fleksibel sehingga dapat dimanfaatkan atau berubah fungsi menjadi properti lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arsitektural budget hotel memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan full-serviced hotel yang cenderung bangunannya sudah berbentuk off-solid dan tidak memiliki kemampuan untuk diubah menjadi unit properti lain, sehingga budget hotel memiliki persamaan dalam suatu produk properti yaitu adanya unit-unit dalam bangunan hotel dapat diubah fungsinya menjadi unit lain untuk menjamin keberlangsungan masa hidup properti.

The developers are currently developing in hotel business especially in a budget hotel. The purpose of this study was to determine the consideration of developers chose budget hotels as a object business properties which are developed in large numbers today. This study used quantitative and qualitative methods for describing the characteristics of a budget hotel in Indonesia by comparing budget hotel and full-serviced hotel from the architectural view and feasibility of the project.
From the results of this comparison obtained the conclusion regarding the developers chose to develop a budget hotel than a full-serviced hotel today in terms of business property, a budget hotel is favorable because supply-demand conditions of the community and architectural budget hotel is more flexible so it can utilized or changed into another property function.
These results indicate that the architectural budget hotel has a higher flexibility than fullserviced hotels that tends to be off-shaped buildings and does not have ability to be transformed into other property unit, so that budget hotels have similarities in property development is units in the hotel building can be converted into other units to ensure the sustainability of property lifetime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arrif
"Peti kemas merupakan instrumen utama dalam industri perdagangan internasional. Dewasa ini peti kemas banyak dimanfaatkan sebagai komponen arsitektur di berbagai negara maju dan berkembang. Dengan memodifikasi peti kemas sesuai dengan kebutuhan maka peti kemas dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam jenis properti. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penggunaan peti kemas sebagai bangunan, khususnya hunian sewa, layak untuk dipertimbangkan dalam bisnis real estate. Pada penelitian ini akan dibandingkan kelayakan dari bangunan menggunakan peti kemas dengan bangunan konvensional menggunakan metoda pengembangan real estate. Pengembangan dilakukan di atas tanah sewa dalam jangka waktu 20 tahun menggunakan peti kemas jenis 40’HC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan dengan bangunan peti kemas lebih layak dibandingkan pengembangan dengan bangunan konvensional di atas tanah sewa dengan jenis properti hunian sewa. Hal ini disebabkan keunggulan peti kemas dibandingkan dengan bangunan konvensional yaitu biaya konstruksi yang lebih rendah, waktu pengerjaan konstruksi yang lebih cepat dan jangka waktu operasional yang lebih panjang serta salvage value dari besi tua peti kemas yang dapat dijual kembali pada akhir masa sewa tanah.

Shipping Containers are the major instrument in international trading. Currently, shipping containers emerged as one of architecture alternative component worldwide. By customizing container unit into several purposes showed that shipping containers are able to be developed to numerous type of properties. This study intended to compare feasibility between real estate development by shipping container building and conventional building using real estate development method. The development is running on leasing land over 20 years of leasing agreement to a third party which type of property is rental house using 40’HC shipping containers unit.
The results showed that real estate development at leasing land by rental house as a property product using shipping container building is more feasible than using conventional building. This is due to the numerous benefits of shipping container building such as lower construction cost, shorter construction period, longer operational period, and also salvage value from ex-shipping containers that can be monetized at the end of lease agreement time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrul Helen
"Penelitian ini menginvestigasi inkonsistensi implementasi prinsip-prinsip Islam pada produk properti perumahan tapak bertajuk syari rsquo;ah yang ditawarkan oleh pengembang di Bekasi. Penelitian ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan yaitu: 1 apakah produk perumahan syari rsquo;ah terutama perumahan tapak di Bekasi telah memenuhi prinsip-prinsip Islam dengan maksimal, seperti pada transaksi keuangan? dan 2 jika belum, apa penyebab produk perumahan syari rsquo;ah belum bisa memenuhi prinsip-prinsip Islam? Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi eksplanatoris sekuensial.
Penelitian ini menemukan bahwa: 1 produk perumahan syari rsquo;ah di Bekasi belum bisa memenuhi prinsip-prinsip Islam dengan maksimal seperti pada transaksi keuangan; 2 pengembang mengetahui prinsip-prinsip Islam pada properti perumahan namun tetap membangun unit rumah yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, dan; 3 pengembang khawatir margin keuntungan menurun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di satu sisi pengembang ingin menjangkau masyarakat menengah ke bawah namun di sisi lain biaya pengembangan perumahan dengan prinsip-prinsip Islam cukup tinggi.

This research investigates inconsistencies in the implementation of Islamic principles on housing product with sharia titled offered by developers in Bekasi, especially on landed house type. This study attempts to answer two questions 1 Does the shariah housing product especially landed houses type in Bekasi have fulfilled the Islamic principles maximally, as in financial transactions And 2 if not, what is the cause of shariah housing products can not fulfill the Islamic principles. This research uses mixed method with sequential explanatory strategy.
This study found that 1 Shariah housing products in Bekasi have not been able to fulfill Islamic principles maximally as in financial transactions 2 the developer knows the principles of Islam on housing but still builds product which are inconsistent with Islamic principles, and 3 developers are concerned that profit margins are declining. This study concludes that, one side the developer wants to reach the middle to lower society but on the other hand the development cost of the housing with Islamic principles is quite high.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>