Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Dharma
"Kelangsungan hidup setiap perusahaan dipengaruhi oleh variabel lingkungan internal dan eksternal. Bilamana keadaan lingkungan ekstemal relatif tenang maka kelangsungan hidup perusahaan ditentukan dengan lebih ringan oleh variabel internal (endogenous variables). Karena lingkungan eksternal dianggap sesuatu yang harus dihadapi secara sama oleh semua pelaku dan bersifat given dan uncontrollable.
Namun lingicungan eksternal masa kini dan mendatang bukan lagi sesuatu yang boleh dianggap jinak. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi turut mendorong perubahan sikap pelanggan, dari yang menerima apa yang ditawarkan produsen menjadi lebih menuntut (demanding). Bukan saja karena kemampuan akses informasi yang tak terhingga, juga karena ketersediaan produk/jasa dan produsen manapun di dunia yang Iebih mudah diperoleh. Sekaligus dari pihak produsen, memberi akses jangkauan pasar global dengan bekal keunggulan yang dimiliki. Menunjukkan Iingkungan eksternal yang cenderung makin turbulen, medan persaingan tidak lagi tenang tapi selalu bergejolak dengan batas antar negara yang makin kabur yang menjadikan persaingan makin ketat.
Salah satu unsur yang menunjang kelangsungan hidup perusahaan kini adalah seberapa jauh perusahaan mampu memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Lebih lanjut dianggap bahwa pemenuhan kepuasan pelanggan yang demikian beragam menjadi tolak ukur kualitas produk/jasa yang dihasilkan perusahaan. Masalahnya kini adalah bagaimana cara menyelaraskan visi, misi dan strategi perusahaan kedalam kegiatan operasional sekaligus sistem yang mampu mengukur dan mendorong (trigger) ke arah perbaikan dan peningkatan kualitas yang berkesinambungan.
Dalam hal ini, perusahaan tidak dapat ¡agi mengandalkan hanya pada Laporan (angka-angka) Keuangan. Disamping bersifat melaporkan perihal masa lalu (past performance), Juga tidak banyak pengaruhnya pada usaha perbaikan hal hal kritikal yang dapat meningkatkan kualitas di masa depan. Salah satu sistem pengukuran yang lebih menyeluruh adalah Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton, menampung baik tolak ukur finansial maupun operasional.
Melalui Balanced Scorecard, perusahaan dapat menyoroti tujuan dan pengukurannya yang dilihat dari empat perspektif. Secara berurutan meliputi perspektif keuangan yang menggambarkan performa perusahaan dan sudut keuangan. Disadari bahwa ada keterkaitan hal keuangan (financial linkage) dengan perspektif lainnya yang sekaligus menunjukkan hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), Maka penelaahan diteruskan pada perspektif pelanggan yang meliputi pangsa pasar, tingkat kepuasan pelanggan dan lainnya. Pada bahasan perspektif proses internal bisnis perusahaan, ingin dikupas aktivitas inovasi yang berkesinambungan, operasi dan layanan puma jual dengan tolok ukumya masing-masing. Sedangkan pada perspektif belajar dan bertumbuh, penekanan perhatian ditujukan pada unsur sumber daya manusia yang makin dirasakan penting peranannya.
Penelaahan kemudian dicoba padukan dengan studi kasus pada PT. RBK, perusahaan yang bergerak pada sektor jasa pemeliharaan. Penerapan Balanced Scorecard dengan segala masalah yang dihadapi. Berbeda dengan barang atau produk maka jasa mempunyai ciri tersendiri. Bahwa jasa tìdak berwujud (intangible) dan sangat bervariasi, merupakan non standardized output sekaligus tidak tahan lama (perishability) serta tidak terpisahkan antara proses penghasilannya (produksi) dan konsumsinya atau inseparability.
Hubungan PT RBK dengan pelanggan yang menggunakan jasa pemeliharaan demikian dekat karena penyerahan output jasa adalah sekaligus saat memakainya oleh pelanggan. Pelanggan akan merasakan dan mengalami kualitas jasa yang "dibelinya" dari waktu ke waktu dan menilainya dengan berjalannya waktu tersebut. Pelanggan tunggal ini yaitu Pertamina Unit Eksplorasi dan Produksi (UEP) II daerah Sumatera Bagian Selatan telah melakukan upaya perampingan usaha. Dalam arti berusaha untuk berada pada kegiatan utama (core business) dan menekan pihak Iuar untuk mengerjakan bidang/kegiatan diluar usaha utama tadi (outsourcing).
Pembahasan lebih mendalam dilakukan dengan mengupas pola hubungan kerjasama dan menggali permasalahan,hambatan yang terjadi. Pada akhirnya mencoba penerapan Balanced Scorecard pada PT. RBK dalam upaya pencapaian kinerja yang lebih sempurna. Baik dalam perspektif keuangan yang merupakan urat nadi kehidupan perusahaan, maupun dari perspektif lainnya yang berkaitan erat dengan keberhasilan perusahaan dari segi keuangan tersebut. Meliputi perspektif pelanggan dengan segala kebutuhan, keinginan dan tuntutan demi pemenuhan kepuasannya sebagai pemilik unit-unit peralatan yang dipelihara oleh perusahaan. Kaitannya dengan proses internal bisnis perusahaan untuk menunjang upaya menghasilkan mutu yang tinggi dan memuaskan sekaligus ditunjang unsur sumber daya manusianya.
Pada akhir pembahasan akan diuraikan kesimpulan dan sekaligus saran khususnya penerapan Balanced Scorecards dengan tolok ukur yang dianggap applicable dan usulan lainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T1542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Rubianti
"Dalam menghadapi AFT A ( Asean F'ree Trade Area ), perusahaan dalam negeri akan menghadapi persaingan dengan masuknya produk yang dihasilkan perusahaan luar negeri. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan-perusahaan dalam negeri mulai kekurangan daya saingnya. PT. X adalah perusahaan manufaktur yang berada pada tahap bertahan dan bergerak dibidang min yak goreng, mentega, dan shortening perlu mengantisipasi kondisi dan perubahan yang terjadi dengan menerapkan strategi yang tepat agar dapat terus bertahan dalam era persaingan.
Kondisi perekonomian yang tidak mendukung saat ini khususnya perusahaan yang menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit ( CPO ). Naiknya harga kelapa sawit membuat perusahaan kesulitan untuk menetapkan harga jual produknya. Produknya yang selama ini sudah premium bila dinaikkan lagi, akan berdampak berpindahnya pelanggan ke pesaing dalam atau luar negeri.
Kondisi ekonomi saat ini tidak mendukung bagi PT. X yang selama ini meraih keuntungan besar saat dollar melemah, karena sebagian produknya diekspor ke manca negara. Saat dollar menguat dan ditambah ekspor berkurang, maka PT. X mulai mengalami pengurangan pendapatannya, untuk itu PT. X berusaha untuk menetapkan strategi baru sesuai dengan kondisi saat ini. Selama ini PT. X melakukan pengendalian dengan menggunakan budget. PT. X berusaha untuk menerapkan sistem manajemen yang menjamin konsistensi manajemen yakni dengan ISO 9001-2000. Untuk membantu mengukur kinerja pemsahaan agar tetap konsisten sehingga mendapatkan ISO 9001-2000, maka pihak manajemen memutuskan untuk menerapkan Balanced Scorecard.
Balanced scorecard menterjemahkan misi dan strategi -organisasi ke dalam pengukuran performance yang dilihat dari perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal, serta pembelajaran dan pengembangan. Penerapan balanced scorecard akan memberikan kerangka pengukuran kinerja yang komprehensif dan seimbang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T10765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitio, Lasma Pujiarti Saragih
"Semakin meluasnya dunia informasi menyebabkan adanya pergeseran struktur pasar dari producer's orientation menjadi consumer's orientation. Persaingan antar perusahaan juga makin ketat. Kinerja perusahaan makin mendapat sorotan baik dari pemilik atau pemegang saham, maupun dari pihak karyawan dan masyarakat luas sebagai konsumen. Agar kinerja perusahaan dapat dinilai, perlu diadakan suatu pengukuran. Dalam mengukur kinerja perusahaan seringkali hanya digunakan tolok ukur keuangan seperti ROI dan EPS, tanpa mempertimbangkan tolok ukur operasional. Hal ini dapat memberikan signal yang menyesatkan karena mendorong perusahaan untuk menghasilkan hasil-hasil keuangan jangka pendek yang memuaskan, namun menurunkan profitabilitas jangka panjang. Balance scorecard merupakan sistem pengukuran yang sederhana dan efektif yang memadukan aspek-aspek keuangan dan operasional. Ada empat perspektif dalam balance scorecard, yaitu: 1. Perspektif pelanggan 2. Perspektif proses internal 3. Perspektif inovasi dan belajar 4. Perspektif keuangan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam balance scorecard agar sesuai dengan misi, strategi, teknologi dan kultur perusahaan. Dalam mengatur balance scorecard agar sesuai dengan strategi bisnis ada tiga fase yang hams dilalcukan : 1. Fase desain balance scorecard 2. Fase komitmen 3. Fase penggunaan balance scorecard. Scorecard menghapuskan ketidakmampuan sistem manajemen tradisional dalam menghubungkan strategi jangka panjang perusahaan dengan tindakan-tindakan jangka pendek. Scorecard memungkinkan untuk mengenal empat proses manajemen bam yang terpisah dan terkombinasi, yang melingkupi objektivitas jangka panjang dengan tindakan-tindakan jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filbert Angelo
"ABSTRAK
Metode balance scorecard digunakan untuk mengukur performa sebuah perusahaan. Empat aspek yang diperhatikan adalah finansial, klien, proses internal, dan juga pembelajaran dan perkembangan. Setiap aspek memiliki objektif masing-masing dan pengukuran performa perusahaan terhadap objektif ini dilakukan dengan beberapa metode hitung baik kuantitatif dan juga kualitatif untuk tiap aspek.

ABSTRACT
Balance Scorecard method is being used as a tool for performance measurement in a firm. Four aspects to be considered are Financial, Client, Internal business process, and Learning & Growth. Each aspect has its own objectives and to measure the performance in each aspect measurements both quantitative and qualitative is being used.
;"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adjie Sudarmadji
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Pranata
"Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang berat pada tahun 1997 bahkan terancam bangkrut Krísis ekonomi tersebut berdampak pula pada bisnis koran dalam masa-masa yang sulit. Apabila dipandang dari sudut era reformasi yang berkembang dewasa ini, seharusnya bisnis media massa, termasuk koran, masih memiliki prospek yang bagus. Dengan kebebasan yang diberikan pemerintah untuk menyebarkan berita secara ?lebih? transparan membuat isi berita koran lebih menarik pembaca untuk terus membeli. Namun dengan kebebasan tersebut membuat índustri pers menarik sehingga memicu pengusaha lain untuk terjun dalam bisnis pers. terutama koran, tabloid dan majalah. Ini berakibat persaingan semakin ketat dengan pangsa pasar yang berkembang lambat.
Perusahaan X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pers daerah dan mempunyai daerah pemasaran di Jawa Tengah dengn pusatnya di Yogyakarta. Walaupun PT X sebagai pemain lama dalam industri pers koran di Indonesia tetapi PT X tidak lepas dan dampak kondisi persaingan yang ketat yang mempenganruhi kinerja perusahaan secara menyeluruh. Untuk dapat bertahan dan maju dalam industrinya maka perusahaan tidak dapat mengandalkan laporan keuangan saja untuk penilaian kinerja perusahaan. Dibutuhkan suatu penilaian kinerja perusahaan secara seimbang yang diperoleh dari informasi keuangan dan non-keuangan. Yang kemudian dinilai juga dengan menggunakan tolok ukur finansial dan operasional. ini dapat dilakukan dengan menggunakan Balanced Scorecard."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adjie Sudarmadji
"PT X adalah perusahaan Kontraktor umum yang mempunyai 3 unit bisnis Pekerjaan sipil, tata lingkungan, mekanikal dan elektrikal. Perusahaan menginginkan strategi-strategi yang dapat diimplementsi untuk meningkatkan kinerjanya dan metode yang efektif untuk mengimplentasi sasaran strategi tersebut PT X.Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan .Tahapan penelitian ini dimulai dengan melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan Kerangka Balance Scorecard dalam mengukur keseluruhan kinerja PT X. SWOT analisis (Streght, Weakness, Oportunity, Tthreat) untuk mengetahui keadaan perusahaan. Menyusun sasaran strategi di dalam kerangka Balance Scorecard. Setelah mendapatkan sasaran-sasaran strategi dengan kerangka Balance Scorecard, kemudian melakukan kuosioner terhadap responden karyawan yang berkaitan dengan pengolahan strategi PT X.Melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur.
Inisiatif yang didapat dari peracangan Balance Scorecard adalah usaha mengimplementasikan Six Sigma agar claim pada produksi dredging menurun pada periode berikutnya.Six Sigma direncanakan menggunakan tahapan DMAIC (efine, Measure, Analysis, Improve, Control) yang berawal pada tahap Define menggunakan Diagram SIPOC, Pareto Chart, kemudian pada tahap Measure menggunakan pengukuran Kapabilitas Proses, tingkat Sigma DPMO, diteruskan dengan tahap analisis dengan Cause & Effect Diagram dan FMEA ( Failure Mode Effect Analysis) dan tahap Improve menggunakan rencana tindakan setelah hasil FMEA. Pada tahap control menggunakan control chart dan Poka Yoke (error proffing).

PT X is a General Contractor Company consists of three business division Civil, environment and, mechanical electrical. This Company want strategic which can implementation for improve their Performance and effective method for implementation that strategic.This research was done with two step, first step is company performance measurement with Balance Scorecard Frame for measurement all of company performance. SWOT Analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) for Company condition and gathering Company Strategies on Balance Scorecard Frame. After got company strategies is design of strategies priority decision questioner, design questioner involving personnel who got author for decision strategic at PT X. This Questioner gathering of personnel response strategic priority with Balance Scorecard frame. Questioner was done of reliable and validation test.
The result of Balance Scorecard design is initiative to implementation Six Sigma for unit out of specification minimizes in process dredging project. This Six Sigma planning using some tools first step is start from define: SIPOC ( Supplier, Input, Process, Customer), Pareto Chart, then Measure with Capability Process, DPMO, Sigma Level. Third phase is Analyze with Cause &Effect Diagram and FMEA, Improve phase using Action planning FMEA and end with Control chart and Poka Yoke( Error Proofing).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41160
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Sylvana Angreni
"Persaingan bisnis yang semakin ketat dan kompetitif akan mengubah lingkungan bisnis menjadi lebih kompleks. Perubahan ini dapat merubah prinsip-prinsip manajemen yang digunakan selama ini, termasuk penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan selama ini. Pada masa sekarang pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya dilihat dari perspektif keuangan tetapi juga melihat perspektif non keuangan, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Pengukuran kinerja dengan keempat perspektif ini disebut dengan konsep balanced scorecard. Konsep balanced scorecard merupakan konsep pengukuran kinerja dari sistem manajemen suatu perusahaan yang dilakukan terhadap perspektif keuangan dan non keuangan seperti yang tersebut di atas.
PT Astra Graphia Tbk (ASGR) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang solusi dokumen dan teknologi informasi. Saat ini melakukan pengukuran kinerja dengan melihat laporan anggaran dengan realisasinya, serta KPI yang telah ditetapkan. Penerapan balanced scorecard yang tepat akan sangat berguna bagi ASGR dalam menilai kinerja organisasi temtama untuk mengetahui serta mendeteksi sejak dini terjadinya inefisiensi dalam Perusahaan, terjadinya kerugian serta karyawan yang tidak memiliki kapabilitas ataupun hal-hal lain yang membuat kinetja Perusahaan menurun ataupun mengalami kemgian. Selain itu dengan penerapan balanced scorecard yang sesuai dengan Perusahaan maka penentuan KPI dapat mencakup sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan masukan-masukan kepada ASGR dalam penerapan balanced scorecard, terutama dalam menentukan tolak ukur yang lebih memadai untuk setiap perspektif yang ada pada balanced scorecard disesuaikan dengan kondisi Perusahaan serta sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan ASGR.
ASGR yang merupakan pelopor dalam bisnis perdok:umenan dan tahap pengernbangan
teknologi informasi memiliki Faktor Sukses Kritikal (FSK) yang memberikan keunggulan
bagi Perusahaan. Adapun FSK yang dimiliki yaitu organisasi, kompetensi, pelanggan dan
mitra Perusahaan. Berdasarkan FSK ini, maka ASGR menentukan strategi serta sasaransasaran
strategis, sehingga tujuan Perusahaan tercapai.
Sasaran stra.tegis pada. perspektif keuangan yaitu peningkatan ROE yang diperoleh dengan semakin bertumbuhnya pendapatan Perusahaan serta profitabilitas. Pertumbuhan pendapatan diharapkan diperoleh dari revenue mix. Hal ini bisa dicapai jika seluruh sasaran-sasaran strategis yang ada di perspektif non keuangan bisa mendukung sasaran-sasaran strategis yang ada di perspektif keuangan.
Sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan pada masing-masing perspektif, selanjutnya akan diuji untuk melihat hubungan sebab akibat dengan perspektif lainnya. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kekoherenan dan kekomprehensifan dari sasaran-sasaran strategis tersebut.
Untuk menerapkan balanced scorecard lebih lanjut maka perlu adanya komitrnen serta dukungan dari seluruh personel yang ada dalam organisasi. Selain itu pemahaman dan penerapan ASGR core value pada setiap personel juga mendukung penerapan balanced scorecad supaya berjalan dengan lancar.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Anggraini
"ABSTRAK
Keberhasilan PT Garuda Indonesia (GIA) sebagai perusahaan yang bergerak da1am industri jasa penerbangan di dalam melakukn perbaikan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi membual pengelolaan perusahaan menjadi semakin kompleks. Kompleksitas pengelolaan GIA membawa dampak pada kompleksitas pengukuran kinerja. Model pengukuran kinerja tradisional yang sebagian besar masih menggunakan data finansial tidak lagi memadai. Model pengukuran harus disesuaikan dengan perubahan Iingkungan bisnis.
Salah satu bentuk sistem pengukuran kinerja perusahaan adaiah Baianced Scorecard (BSC). BSC merupakan pemetaan sekelompok toIok ukur kinerja perusahaan yang telintegrasi yang berasal dari strategi parusahaan dan mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi. Sistem BSC ini menjabarkan visi dan misi pemsahaan ke dalam tujuan operasional dan totok ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda_ yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, Serta pembelajaran dan perlumbuhan.
Langkah awal dalam menggunakan sistem BSC ini adalah dengan mengumpulkan data dan inforrnasi dari perusahan. Tahap selanjutnya adalah melakukan perumusan strategi perusahaan yang merupakan penjabaran dari visi dan misi perusahaan. Kemudian strategi perusahaan tersebut diuraikan ke dalam tujuan-tujuan strategis yang komprehensif dan koheren. Selanjutnya diuraikan proses penentuan ukuran hasi|_ ukuran pemacu kinerja, dan target untuk setiap tujuan slrategis_ sehingga seliap tujuan strategis yang dirumuskan menjadi terukur. Terakhir diuraikan proses pencarian inisiatif strategis untuk mewujudkan setiap tujuan strategis yang telah ditetapkan.
Sebagai hasil pengolahan data yang dilakukan menggunakan BSC yang menggabungkan pengukuran kinerja dan sisi finansial dengan operasi dan pelanggan, adalah sangat memungkinkan bagi GIA untuk meningkatkan proitabilitas dan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang melalui pengukuran kinerja dan berbagai aspek. Dengan demikian GIA mempunyai potensi untuk dilanjutkan dan dikembangkan menjadi perusahaan yang sehat dan menguntungkan."
2001
S50411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Catharine
"PT ABC sebagai perusahaan yang bergerak di industri jasa pembiayaan menghadapi berbagai masalah seperti adanya penurunan permintaan pembiayaan, keterbatasan sumber dana yang murah, dan persaingan yang kurang sehat. Disamping itu lingkungan resiko yang dihadapi perusahaan semakin meningkat, mulai dari resiko kredit, likuiditas, suku bunga, pertukaran mata uang asing, operasi, hingga resiko pemasaran. Untuk menghadapi permasalahan tersebut maka diperlukan suatu sistim yang dapat memandu perusahaan dalam menghadapi kondisi lingkungan dan persaingan yang tinggi. Sistim manajemen tersebut akan membantu manajemen mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan sehingga dapat diputuskan langkah-langkah untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Konsep manajemen yang sesuai dengan kondisi ini adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard menyajikan suatu sistem manajemen terintegrasi yang menggabungkan tolak ukur keuangan dan non keuangan, serta secara strategis dapat membantu perusahaan selalu terfokus pada strategi (Strategi Focused Organization). Dimana perancangan Balanced Scorecard ini dilakukan dengan menjabarkan strategi perusahaan ke dalam empat persepektif beserta dengan tolak ukur dan action plan yang perlu dijalankan.
Persepektif yang digunakan adalah Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Dari penelitian diketahui bahwa faktor penting agar perusahaan bukan hanya sekedar mampu untuk survive melainkan juga dapat bertumbuh adalah melalui pemilihan strategi fokus. Untuk mendukung strategi tersebut maka sasaran yang dipilih pada Perspektif Pelanggan adalah melalui pemilihan segmen pasar yang tepat, menambah jangkauan perusahaan terhadap pelanggan baru, dan berupaya meningkatkan retensi pelanggan lama. Pada Perspektif Internal Proses perlu diperbaiki siklus waktu pelayanan PT ABC sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, yang juga didukung dengan suatu sistim pengelolaan resiko.
Keberhasilan dari sasaran untuk memperbaiki siklus waktu tersebut hanya dapat tercapai apabila didukung dengan pengembangan sumber daya manusia dan sistem informasi pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Untuk itu, pada karya akhir ini akan dievaluasi Balanced Scorecard yang telah dirancang oleh PT ABC sehingga dapat disesuaikan dengan Balanced Scorecard yang digagas oleh Kaplan dan Norton. Disamping itu kekurangan yang ditemukan pada peta strategi akan sekaligus diperbaiki sehingga dapat menjelaskan suatu hubungan sebab-akibat yang terjadi diantara ke-empat perspektif Balanced Scorecard.
Ukuran, sasaran, dan inisiatif yang telah dirancang dari masing-masing perspektif akan dievaluasi agar dapat sesuai dengan definisi dari ukuran, sasaran, dan inisiatif dalam konsep Balanced Scorecard yang disusun oleh Kaplan & Norton. Dengan demikian diharapkan dengan penerapan Balanced Scorecard di PT ABC pada akhirnya memberikan manfaat mendeskripsikan strategi dan sistem manajemen baru, yang mengarahkan setiap bagian organisasi kepada strategi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24495
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>