Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwiwahjuni W.
"ABSTRAK
Salah satu kebijakan perusahaan yang sangat penting adalah manajemen struktur
modal, yaitu menentukan komposisi pemakaian hutang (debt) dan modal sendirl (equity).
Mengapa demikian, karena struktur modal merupakan faktor komponen yang menentukan
seberapa besar perusahaan dinilai oleh pasar. Itu sebabnya, teori struktur modal selalu
menekankan sejauh mana pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan
(value of the firm). Dan struktur modal yang dipilih adalah yang dapat memberikan nilai
perusahaan yang maksimal. Karena bagaimanapun juga, tujuan perusahaan adalah
mengoptimalkan kesejahteraan para pemegang saham, dan kondisi itu akan tercapai jika
nilai dari saham perusahaan itu maksimal.
Pendekatan teori yang paling senang digunakan untuk melihat optimalisasi struktur
modal adalah konsep yang diajukan oleh dua ilmuwan Modigliani-Miller. Dan untuk
memperkuat analisa dilengkapi dengan teori Agency Cost oleh Jensen & Meckling, serta
teori Altman?s Model untuk melihat probabilita terjadinya kebangkrutan.
PT.X adalah suatu perusahaan manufacturing di bidang industri pembuatan rantai
sepeda motor. Merupakan salah satu anak perusahaan dari suatu group industri otomotif
yang terkemuka di Indonesia. Berdiri tahun 1988, dan hingga tahun 1996 perusahaan ini
memiliki kinerja yang cukup baik dan sangat stabil. Tentu saja kondisi ini didukung oleh iklim
bisnis dan iklim usaha di masa itu. Kemudahan dalam mendapatkan external financing dan
dunia perbankan pada waktu itu juga menjadi salah satu kondisi yang dimanfaatkan dengan
baik oleh, PT.X untuk mendukung kegiatan operasionalnya, seperti juga halnya kebanyakan
perusahaan-perusahaan yang lain di Indonesia. Apalagi dengan berkembangnya
konglomerasi di Indonesia, membawa PT.X menjadi perusahaan industri rantai sepeda
motor yang terbesar di Indonesia dengan share market mencapal +1- 80% pada tahun 1996
Namun sangat disayangkan, masih tingginya kandungan bahan baku impor yang
dipakai oleh PT.X dan adanya pinjaman jangka panjang dalam US$, tidak urung membuat
PT.X cukup merasakan pahitnya dampak krisis moneter yang melanda negeri ini. Meskipun
sejak tahun 1999 industri kendaraan bermotor roda dua sudah mulal membaik dan
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan sekitar 30% per-tahunnya, namun nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing masih tidak stabil. Untuk itu, sehubungan adanya
outstanding debt dalam US$, PT.X dihadapkan pada dua pilihan : pertama, meminta
rescheduling jatuh tempo pembayaran atau kedua, menyeiesaikan pinjaman dengan
mencari tambahan dana melalui peningkatan modal.
Karya akhir ini akan mencoba menganalisa kedua alternatif tersebut melalui analisa
struktur modal seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Rekomendasi alternatif yang akan
diberikan kepada manajemen PT.X tentu saja yang dapat memberíkan nilai perusahaan
yang maksimal. Tetapi di samping itu pula, manajemen struktur modal tidak dapat
dipisahkan dari komponen-komponen manajemen keuangan yang lain. Karena di dalam
suatu perusahaan satu sama lain biasanya saling terkait. Selain juga untuk membantu
analisa secara lebih mendalam. Untuk itulah, dalam tulisan ¡ni juga akan dibahas beberapa
kebijakan keuangan perusahaan yang lain, seperti manajemen kas dan modal kerja,
manajemen investasi dan kebijakan dividen. Sebelumnya, akan dilihat pula kinerja
keuangan PT.X selama sepuluh tahun terakhir (tahun 1990 ? 1999) dengan menggunakan
rasio-rasio sebagai alat analisa.
Secara umum, kinerja keuangan PT.X selama sepuluh tahun analisa dapat
dikelompokkan dalam tiga periode, Periode tahun 1990-1996 menunjukkan kondisi yang
relatif stabil dan terkendali. Memasuki periode tahun 1997-1998 mulai terjadi penyimpangan
dari rata-rata rasio penode sebelumnya karena adanya Imbas krisis ekonomi. Periode tahun
1999, rasio keuangan menunjukkan perusahaan mulai mengalami recovery.
Analisa manajemen kas dan modal kerja menunjukkan PT. X melakukan pengelolaan
dengan menggunakan strategi pendanaan yang berubah-ubah dari periode ke periode,
menyesuaikan dengan iklim bisnis dan usaha yang ada pada saat itu. Fleksibilitas seperti ini
rasanya memang diperlukan untuk industri otomotif yang relatif cyclical agar perusahaan
bisa survive. PT.X cukup intensif melakukan investasi pada sektor real asset, khususnya
pada mesin-mesin produksi dan peralatannya, dalam rangka memenuhi target kapasitas
produksinya. Pada tahun 1998, selain untuk peralatan dan perabotan kantor, kegiatan
investasi lain nyaris tidak ada sama sekali, karena adanya ketentuan larangan investasi dan
kreditur. Sedangkan untuk kebijakan dividen, PT.X menerapkan sistim residual decision of
dividen, dimana pembayaran dividen baru dilakukan jika tidak ada peluang investasi yang
menjanjikan.
Hasil simulasi dan pendekatan kuantitatif nilai perusahaan menunjukkan, keputusan
pendanaan untuk proyeksi keuangan lima tahun ke depan (tahun 2000-2004), yang akan
memberikan nilai perusahaan yang maksimal adalah jika kebutuhan pendanaan dilakukan
melalui peningkatan equity dan bukan melalui debt. Meskipun alternatif ini tidaklah mudah
untuk diaplikasikan pada kenyataannya3, narnun hasil analisa ini diharapkan akan
memberikan masukan bagi manajemen PT.X untuk bisa Iebih aktif dalam menarik rnínat
investor untuk meníngkatkan modal perusahaan dan tidak hanya bergantung kepada
kreditur melalui hutang. .
"
2001
T1541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otto
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Dampak krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu bertahan terhadap fluktuasi kurs yang begitu dahsyat sampal mencapai Rp. 15.000,- per US$ bahkan pernah mencapal Rp. 17.000,- per US$ dan suku bunga yang melambung hingga 70 %. Dunia usaha yang paling menderita adalah bisnis perbankan yang diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada Bulan Nopember 1997. Fluktuasi kurs , suku bunga yang tinggi, kebutuhan Iikuiditas serta penurunan demand masyarakat akibat turunnya daya beli membuat banyak bank mengalami mismatch sehingga harus membayar mahal untuk tetap bisa bertahan. Kesulitan semakin bertambah bagi perbankan karena disatu pihak tidak ada industri yang mampu bertahan dengan tingkat bunga dan kurs yang begitu tinggi sementara itu bank harus membayar bunga kepada pihak ketiga yang menitipkan uang balk berupa tabungan maupun pinjaman kepada bank yang bersangkutan.
Permasalahan perbankan Indonesia yang meledak saat terjadinya krisis ekonomi ini sesungguhnya sudah diperkirakan akan menjadi oleh banyak pengamat ekonomi dan perbankan Kredit macet, pelanggaran BMPK, penyalahgunaan kredit likuiditas Bank Indonesia dan pelanggaran melalui produk perbankan serta teknik pembukuan untuk menampilkan kondisi keuangan yang seolah - olah memiliki tingkat kesehatan bank yang baik ditambah pengawasan dan otoritas moneter yang lemah telah menjadikan nasabah perbankan semakin kompleks. Kondisi politik yang tidak stabil kerusuhan - kerusuhan yang terjadi seperti demonstrasi, perkeIahian, penjarahan dan perusakan serta pembakaran membuat banyak perusahaan yang menjadi korban sehingga berakibat banyaknya hutang yang tidak terbayar oleh nasabah (korban). Keadaan ini menambah kesulitan bagi perbankan dimana hal ini akan berakibat membengkaknya nilai kredit macet.
Bank lndonesia yang telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencari solusi penyelesaian masalah perbankan juga belum menunjukkan hasil walaupun telah dibantu dengan dibentuknya Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Oleh karena itu setiap perbankan diharapkan juga melakukan usaha lain untuk dapat mempertahankan perusahaan nya agar dapat melewati masa krisis yang berkepanjangan ini.
Penulis memilih Bank 'X' sebagai acuan dalam karya akhir ini disebabkan selama pengamatan penulis di media masa Bank ini belum pernah terdengar suara sumbang terhadap manajemen pengelolaan Bank ini. Dugaan penulis mungkin Bank ini mempunyai kiat tersendiri dalain menghadapi krisis yang berkepanjangan sehingga mampu bertahan. Jika dugaan penulis benar, maka sangat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca untuk memperoleh bekal dan pengalaman dari Bank 'X' ini dalam mencermati dan menyiasatl sualu gejala krisis khususnya bagi bisnis perbankan dikemudian hari.
Penulis melakukan penelitian dalam penulisan ini melalui usaha memperoleh data dan informasi mengensi kondisi Bank 'X' ¡ni dengail cara wawancara langsung kepada petugas bagian tereasury serta akuntansi dan didukung oleh pengetahuan serta media informasi lain seperli koran, makalah, buku-buku serta peraturan - peraturan yang berkaitan dragan pokok penulisan.
Dalam penulisan ¡ni pcnulis menyadari adanya kekurangan khususnya dalam analisa baik laporan keuangan maupun analisa GAP dan Durasi serta evaluasi kualitas manajemen kredit dan Bank 'X' ini. hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dalam mendapatkan data yang Iebih detail karena adanya peraturan mengenai kerahasiaan Bank, Namun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin memberikan analisa yang lebih akurat seperti dari hasil evaluasi keuangan dan tingkat kesehatan Bank 'X' menunjukkan bahwa bank ini cukup likuid dan solid, namun setelah dilakukan analisa GAP ternyata menunjukkan indikasi bahwa sesungguhnya Bank 'X' ¡ni memiliki tingkat likuiditas yang rapuh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Hardyarso
"
ABSTRAK
Dalam situasi perdagangan dan perindustrian yang mengalami kemajuan pesat Serta didukung oleh situasi persaingan yang semakin tinggi, suatu perusahaan perlu meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dalam industri perakitan pada umumnya, dan industri perakitan alat-alat berat pada khususnya, proses pengelasan adalah proses yang utama.
dimana proses proses Iainnya cenderung telah diberikan pada sub kontraktor.
Karena proses tersebut sangat penting, diperlukan adanya pemeriksaan terhadap kualitas hasii las, untuk meningkatkan mutu hasil las dengan teknik yang Iebih baru.
Pertama-tama dilakukan analisa terhadap paramater-paremeter las yang ada. Kemudian dibuat beberapa sampel uji Iasberdasarkan analisa tersebut untuk dapat diperiksa di laboratorium.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Iaboratorium terhadap kualitas hasil pengelasan dibuat suatu kesimpulan mengenai penyebab terjadinya masalah terlepasnya Iasan pin dan rel dalam beberapa kasus.
"
1997
S36808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Azwar
"Penelitian struktur modal menarik untuk terus dilakukan, terlebih dengan menggunakan metode baru dalam pengujiannya. Pengujian kali ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal di Indonesia khususnya pada emiten Bursa Efek Jakarta pada periode sebelum dan setelah krisis moneter. Penekanan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Pecking Order Theory (POT) dan Static Trade-Off (STO) dengan pendekatan penelitian yang dilakukan sebelumnya
Pada pengujian POT digunakan proksi yang sama dengan David E. Allen dan Martyn R. Clissold menggunakan periode penelitian tahun 1994 - 1996 dan 1999 - 2001. Variabel yang digunakan sebagai variabel terikat adalah perubahan jumlah hutang jangka panjang serta variabel eksplanatori adalah defisit arus kas. Pada pengujian variabel yang menjadi determinan penetapan struktur modal menggunakan pendekatan penelitian yang dilakukan oleh Philippe Gaud et. al. Variabel yang digunakan sebagai dependent variable adalah rasio total hutang terhadap total asset, rasio hutang jangka panjang terhadap total asset dan rasio hutang jangka pendek terhadap total asset. Sedangkan untuk eksplantori digunakan variabel rasio ukuran perusahaan (size), rasio asset tetap (tang), rasio pertumbuhan (growth), rasio profitabilitas (prof) dan risiko operasional (risk).
Hasil pengujian POT diperoleh bahwa pada periode sebelum krisis moneter perusahaan tidak menggunakan POT dalam penetapan struktur modalnya (perubahan hutang jangka panjang perusahaan tidak signifikan dipengaruhi oleh defisit arcs kas). Sedangkan setelah terjadi krisis moneter perusahaan khususnya di BEJ menggunakan POT dalam struktur pendanaannya
Pada pengujian variabel yang mempengaruhi struktur modal sesuai STO dan POT menggunakan pooled cross section, ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan mempengaruhi seluruh rasio hutang dengan hubungan positif dan negatif Sedangkan tangibilitas hanya mempengaruhi rasio hutang jangka panjang pada periode sebelum krisis dan tingkat pertumbuhan signifikan negatif pada rasio hutang jangka pendek setelah krisis. Sedangkan risiko mempengaruhi rasio total hutang perusahaan secara positif. Pengujian dengan metode fixed effect memperlihatkan tingkat profitabilitas mempengaruhi seluruh rasio hutang kecuali rasio hutang jangka panjang setelah krisis.

Research for capital structure is still interest and continues to study, which use new method for testing. The objective of the test is to know determinant of capital structure in Jakarta Stock Exchange Company before and after monetary crisis. This paper focuses on Pecking Order Theory (POT) and Static Trade-Off (STO).
The POT test using the same model as David E. Allen and Martyn R. Clissold for period 1994 - 1996 and 1999 - 2001. Changes in long term debt as the dependent variable and internal funds flow deficit as the independent variable. Determinant variables in capital structure which is using research of Philippe Gaud et. al. The dependent variables for this test are total debt to total assets, long term debt to total asset and short term debt to total asset. Explanatory variables are firm size (size), tangibility (tang), firm's growth (growth), profitability (prof) and operational risk (risk).
Result of POT test shows that before monetary crisis, JSX Company did not use POT in their capital structure policy, but after monetary crisis the POT was used. Before the crisis, internal funds flow deficit is not significant to changes in long term debt, and after the crisis internal funds flow deficit shows positive significance.
Variables testing, which influence capital structure based on STO and POT using pooled cross section, shows that firm size and level of profitability significant to all type of debt ratio. While tangibility influence ratio of long term debt to total asset before crisis and firm growth negative significantly for ratio of short term debt to total asset after crisis. Firms risk influence only for ratio total debt to total asset positively. Research using fixed effect method shows that profitability influence for all type of debt ratio except for long term debt ratio after crisis.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Arts Abimanyu
"Di dalam penelitian ini, penulis mencoba membahas mengenai determinan d8li struktur modal pada perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji apakah beberapa determinan tertentu (dalam penelitian ini determinan yang digunakan tangibility, growth opportunities, firm size dan profitability) mempengaruhi struktur modal perusahaan-pemsahaan di Bursa Efek Jakarta dengan periods waktu tahun 1997 - 1999 yang merupakan masa awal krisis moneter indonesia dan melihat perilaku struktur modal perusahaan-perusahaan apakah sesuai dengan teori struktur modal yang ada.
Adapun determinan dari struktur modal yang dipakai (diuji) pada penelitian ini terdiri dari tangibility, growth opportunities, firm size dan profitability, sementara Struktur modal di-proxy dengan leverage (rasio total kewajiban terhadap total aktiva), Dengan menggunakan metode regresi linier berganda, sampel dari penelitian ini diambil dari saham-saham yang secara konsisten tercatat di dalam indeks LQ 45 dari periode tahun 1997 - 1999 dan diolah dengan menggunakan metode cross section. Selain konsisten tercatat di dalam indeks LQ 45 dari periode tahun 1997 - 1999, perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di dalam industri non keuangan.
Hasil dari penelitian ini adalah tangibility memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal dengan hasil yang lidak signifikan secara statistik. Growth opportunities memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal dengan hasil yang tingkat signifikan secara statistik. Firm size memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal dengan hasil yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh ukuran besar kecilnya pcrusahaan yang berarti semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan cenderung semakin tinggi pula tingkat hutang pemsahaan tersebut. Profitability memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal dengan hasil yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang berarti semakin tinggi laba suatu perusahaan maka akan cenderung semakin rendah tingkat hutang perusahaan tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelilian ini terutama untuk variabel firm size dan profitability menegaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harris dan Raviv (1991), Rajan dan Zingales (1995). Chen dan Hammes (2003). Gaud et.al (2003) dan Drobetz dan Fix (2003).

This paper try to explain about the determinant of capital structure from the company which are listed in the Jakarta Stock Exchange. The purpose of this paper is to examine when some selected deteminant (in this paper, those detemiinant are tangibility, growth opportunities, firm size and profitability) influence the listed companies? capital structure in the Jakarta Stock Exchange under period 1997 - 1999 which period is beginning period of monetery crisis in Indonesia and to examine the behaviour of companies? capital structure follows the theory of capital structure.
We define the determinant of capital structure in this paper consisting of tangibility, growth opportunities, firm size and profitability, while the capital structure is proxied by leverage (total debt divided by total assets). Using multiple linear regression, the sample of this paper was derived from stocks that is consistently listed in index LQ 45 From period 1997 - 1999 and the data was examined using cross section method. Beside consistently listed in index LQ 45 from period 1997 - 1999, the sample of this paper derived only from non finance industry.
The result of this paper are tangibility has positive correlation and not significant with capital structure. Growth opportunities has negative correlation and not significant with capital structure. Firm size has significant positive correlation with capital structure lt means that the capital structure is influenced by firm size and if the company has high firm fize makes more higher leverage of the company. Profitability have significant negative correlation with capital structure. lt means that capital structure is influenced by profitability and if the company has high profitability makes more lower leverage of the company. The result of this paper especially firm size and profitability confirming the result ofthe paper of Harris and Ravtv (1991), Rajan and Zingales (1995), Chen and Hammes (2003). Gaud et.al (2003) and Drobetz dan Fix (2003)."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekarsari Pratiti
"Keuntungan yang didapatkan melalui implementasi ERP merupakan suatu ukuran yang sulit untuk diukur dengan pengukuran finansial yang konvensional. Hal ini karena ERP adalah suatu investasi jangka panjang yang menyatu pada sistem perusahaan yang melibatkan banyak faktor di dalamnya. Oleh karena itu dikembangkanlah suatu sistem evaluasi yang berdasarkan motivasi dapat memberi gambaran tentang keberhasilan peningkatan kinerja suatu perusahaan terhadap implementasi ERP. Dengan cara ini, perhitungan dapat lebih mudah dilakukan.
Skripsi ini menggunakan metode importance-performance analysis yang dapat memberi fungsi evaluasi kinerja, serta perancangan strategi peningkatan kualitas, dibatasi hanya modul manufaktur. T-test dilakukan pula untuk melihat seberapa signifikan perubahan yang diberikan oleh ERP kepada perusahaan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor yang paling penting dalam penerapan ERP adalah terintegrasinya sistem produksi menjadi satu kesatuan. Sedangkan, faktor yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan kinerjanya pada awal penerapan ini adalah waktu kerja karyawan.

Advantages achieved through ERP implementation is difficult to evaluate with the conventional financial measurement. This caused by the ERP characteristic as a long-term investation which attached to the company system that involves manya factors in it. Therefore, an evaluation system based on motivation is developed to provide information about the performance improvement of ERP implementation. In this way, calculation can be more easily performed.
This thesis uses importanceperformance analysis that can provide evaluation on ERP performace and design of quality improvement. T-test were aslo done to evaluate how significant the changes the ERP to the company.
The results stated that the most important factor in ERP implementation is the integrated production system into a single view. Meanwhile, a factor that is a priority for performance improvement at the developing period is the working time of employers spends to do their work.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51770
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Wulandari
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research has two objectives. The first objectives is to analyze the impact of seven fundamental factors (Devidend payout, asset growth, leverge, liquidity, asset size, earnings variability, accounting beta) to the bussiness risk. The second one is to analyze whether the impact of seven fundamental factor to the bussiness risk are consistent between before crisis period and after crisis period. Bussiness risk are measured bu using Single Index Model (Beta) and four lag and four lead Fowler and Rorke Method (Corrected Beta). The sample was taken by using purposive sampling method. The taken sample consist of 37 companies. The research period devide in two sub period : before crisis Period (1992 up to 1996) and after crisis period (1997 up to 2001). the research result show that from seven factprs assumed to influence on beta, there are four factors which partially show positive influnce in before crisis period : Devidend payout, asset growth, leverge, liquidity, asset size, earnings variability, and there are six factors : Dividend Payout, asset growth, leverge, liquidity, asset size, accounting beta in after crisis period. The research result show that from seven factors assumed to influence on the corrected beta, there are five factors which partially show positive influence on the corrected beta, there are five factors which patially show positive influence in before crisis period, and five factors too: Dividend Payout, leverge, liquidity, asset size, accounting beta in after crisis period. The result on the chow test indicated that the effect of fundamental factor on bussiness risk are significantly different between before crisis period and after crisis period."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamat Emir Ferdian
"Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan valuasi dan optimasi struktur modal terhadap PT.Indonesia Power. Langkah ini diajukan untuk melihat prospek Indonesia Power sebagai perusahaan yang bergerak dalam bisnis tenaga listrik, serta untuk memberikan masukan terhadap struktur modal yang optimal dalam rangka pengembangan perusahaan. Kedua langkah tersebut diterapkan pada skenario masa depan perusahaan yang optimis dan pesimis, yang dikembangkan berdasarkan analisis lingkungan usaha.
Metode Adjusted Present Value (APV) digunakan untuk menilai perusahaan. Metode relative valuation maupun Discounted Cash Flow Analysis digunakan sebagai perbandingan. APV dipilih dalam kaitan dengan adanya perubahan struktur modal yang mungkin terjadi. Selain itu, dengan menerapkan metode APV, dapat dilakukan identifikasi terhadap kontribusi interest tax shield (ITS) dalam nilai perusahaan. Hal ini dianggap perlu untuk ditonjolkan, karena posisi Indonesia Power yang merupakan perusahaan dengan leverage yang Sedang. Berdasarkan nilai valuasi perusahaan, selanjutnya dilakukan optimasi struktur modal perusahaan. Proses optimasi dilakukan dengan cara mencari weighted average cost of capital (WACC) yang terendah. Langkah optimasi struktur modal ini sebenarnya diarahkan untuk meningkatkan share holder value, mengingat saat ini Indonesia Power masih merupakan perusahaan yang memiliki hutang jangka panjang yang terbilang kecil. Disisi lain, dengan adanya peningkatan modal kerja maupun kebutuhan dana untuk investasi, perusahaan memang membutuhkan dana segar yang diasumsikan tidak dapat dipenuhi seluruhnya dari pihak internal perusahaan, untuk pembiayaan proyek-proyek investasinya yang terutama berupa sejumlah pembangkitpembangkit listrik baru yang berkapasitas besar di beberapa wilayah di Indonesia.
Hasil perhitungan valuasi menunjukan bahwa perusahaan masih memiliki prospek yang sangat baik untuk berkembang. Perusahaan diperhitungkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi para share holder-nya. Namun, ekspansi pasar yang membutuhkan investasi pembangkit listrik baru, memberikan prospek yang lebih baik. Factor yang melatar belakangi hal ini adalah karena adanya peningkatan efisiensi akibat adanya pembangkit baru tersebut. Dari aspek optimasi struktur modal, rasio hutang sebesar 30% merupakan struktur modal optimal bagi perusahaan. Dengan rasio hutang 30% ini, perusahaan diperhitungkan masih dapat memenuhi kewajibannya terhadap stock-holder maupun share-holder. Hasil evaluasi ini, diharapkan menjadi masukan untuk memperkaya pengambilan keputusan terhadap penentuan masa depan PT. Indonesia Power."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmono
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>