Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158051 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fianty Rossana Gosal
"Pembangunan pusat perbelanjaan meningkat sangat pesat pada 5 tahun terakhir ini di Indonesia pada umumnya, di Jakarta pada khususnya. Pembangunan diprediksi masih akan terus berlangsung sejak pembangunan pusat perbelanjaan di Jakarta tahun 1965, berkembang sehingga mencapai luas 21 0,31 0m2 di tahun 1985, meningkat menjadi 473,1 30m2 di awal tahun 1990, sampai dengan rencana pembangunan tahun 2000 yang menjadikan total luas pusat perbelanjaan di Jabotabek Iebìh dan 4,000,000m2. Jakarta Barat saja yang pada akhir tahun 1996 mencapai 1661397m2, bertambah menjadi 226000m2 di tahun 1997 dan akan mencapai total luas Lebih dan 400,000 di tahun 2000.
Ada perbedaan pendapat atas koridisi tersebut, yaitu pendapat yang optimis bahwa pasokan pusat perbelanjaan masih sesuai kebutuhan dan dapat diserap oleh permintaan, dan pendapat yang pesimis bahwa kondisi industri pusat perbelanjaan sudah kelebihan pasokan. Pendapat yang pesimis disertai kenyataan bahwa semakin banyak kasus kredit macet di sektor properti yang terungkap, membuat para investor dan lembaga keuangan pemberi kredit harus berhati-hati manual kondisi industri pusat perbelanjaan. Untuk penilaian tersebut diperlukan parameter-parameter yang dapat digunakan.
Dalam penulisan ini, akan dianalisa parameter yang dapat digunakan untuk penilaian kondisi penawaran permintaan pusat perbelanjaan serta analisa kondisi Jakarta Barat sebagai kasus untuk penggunaan parameter dìmaksud. Dalam penulisan ini, digunakan berbagal fenomena sebagal pendekatan untuk mencari pemecahan masalah. Yaitu dengan menggunakan ?economic area analysis? dengan memperhatikan faktor populasi, ketenagakerjaan, pendapatan, serta pengeluaran masyarakat di Jakarta Barat. Selain ¡tu juga menggunakan perbandingan pasokan pusat perbelanjaan perkapita untuk kota-kota besar di Asia, "performance" pusat perbelanjaan yang ada meliputi kecenderungan arus pengunjung, tingkat penghunian, kenaikan harga sewa rata-rata.
Selaìn itu penulis menggunakan perhitungan potensiai transaksí perdagangan di Jakarta Barat yang dibandingkan dengan volume transaksi perdagangan yang seharusnya terjadi pada pusat perbelanjaan agar penyewanya dapat melakukan bìsnis dengan baik. Suatu area masih dapat menyerap pasokan pusat perbelanjaan baru jika potensial transaksi perdagangan yang diperoleh dari prediksi pengeluaran masyarakat tiap bulan tersebut lebih tinggi dari pada volume transaksi perdagangan yang seharusnya terjadi pada pusat perbelanjaan.
Pendekatan poterisial transaksi perdagangan merupakan pendekatan yang baik karena mendekati kenyataan. Juga kenaikan harga sewa rata-rata merupakan salah satu pendekatan singkat yang cukup baik. Tetapi arus pengunjung, pendapatan penduduk, dan populasi kurang dapat digunakan untuk analisa penawaran perrnintaan, tetapi dapat digunakan untuk menunjukkan area yang potensial. Dari hasil analisa temyata kondisi Jakarta Barat sudah kelebihan pasokan pusat Perbelanjaan karena daya bell masyarakatnya sudah tidak memadai. Akibat yang dapat diprediksi adalah akan ada pusat perbelanjaan yang berheriti beroperasi, atau ada toko-toko tertentu yang menghentikan penyewaannya di pusat perbelarijaan, dan secara keseluruhan tingkat penghunian pusat perbelanjaan turun.
Untuk menghadapi kondisi ini, sebaiknya tiap investor mengkaji ulang rencana pengembangan pusat perbelanjaannya dalam arti mungkin perlu menunggu sampai daya beli masyarakat meningkat. Bagi pusat perbelanjaan yang sudah dibangun, perlu pembuatan dan pelaksanaan strategi yang jelas secara serius dalam pengelolaan urituk mempertahankan keberadaannya. Selain itu perlu kerjasama antar investor supaya kondisi "oversupply" ini tidak berlanjut selamanya, daiam bentuk bekerjasama dalam mengkonsentrasikan modalnya untuk suatu pusat perbelanjaan yang ideal dari pada masing-masing investor melaksanakan pengembangan sendiri. Juga diperiukan kejelasan dan konsistensi dalam penetapan target pasar yang akan rnenentukan desain, bauran penyewa, strategi, dan segala aspeknya. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ira Widyasari
"Dania perdagangan ecemn/retailing Indonesia dihadapi oleh tantangan yang semakin besar yaitu; sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup rakyat Indonesia dan jugs sebagai salah satu penunjang sistem perekonomian Indonesia. Melihat tantangan ini, keberadaan dan perkembangan pusat perbelanjaan merupakan salah satu faktor penunjang untuk memajukan usaha perdagangan ecemn/ retailing Indonesia. Pusat perbelanjaan jelas mempunyai fungsi sebagai suatu lingkungan untuk berkomunikasi. Dan tampak bahwa pemikiran yang serius mengenai kwalitas telah menjadi trend/style yang bare pads perkembangan perencanaan pusat perbelanjaan di mesa mendatang. Dalam hal ini kreatifitas pengembang dan arsitek terus dipacu untuk menciptakan dan menawarkan ide-ide baru dalam jalur perkembangan pusat perbelanjaan yang semakin dituntut mempunyai multi fimgsi dewasa ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Satyawan
"Keberhasilan suatu pusat perbelanjaan, tidak hanya ditentukan oleh faktor pengelola, penyewa, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah memahami perilaku konsumen pusat perbelanjaan. Jika dicermati febih dalam konsumen pusat perbelanjaan sebagian besar adalah mereka yang masih berusia kurang lebih antara 15-30 tahun.
Kemampuan menarik minat konsumen potensial untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan merupakan kunci yang sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha sebuah pusat perbelanjaan. Meskipun keberadaan pusat perbelanjaan sudah makin tersebar ke berbagai wilayah tetapi seperti kita lihat, ada beberapa pusat perbelanjaan yang ternyata lebih mampu menarik minat mahasiswa untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan tersebut, walaupun lokasi keberadaannya relative jauh dari tempat tinggal mahasiswa.
Berdasarkan kondisi di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan pola pergerakan mahasiswa dengan pusat perbelanjaan yang dipilih, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih pusat perbelanjaan, dan (3) mengetahui pusat perbelanjaan "ideal" yang menjadi pilihan mahasiswa.
Dengan menggunakan metode analisis tabulasi silang (crossbar), hasil perhitungan menunjukkan bahwa memang ada hubungan yang signifikan antara pola pergerakan dengan pemilihan pusat perbelanjaan. Daya tarik dan lokasi pusat perbelanjaan mampu mempengaruhi pola pergerakan mahasiswa. Variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan ukuran fuas dan lokasi pusat perbelanjaan adalah awal perjalanan, waktu tempuh, biaya transportasi, moda transportasi, dan tujuan membeli barang.
Dari model multinomial regresi menunjukkan bahwa pengeluaran dan jenis penyewa merupakan variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan sebesar 0,000 dan 0,037 pada kategori pusat perbelanjaan dengan ukuran luas super regional dan sebesar 0,35 dan 0,43 pada kategori pusat perbelanjaan dengan ukuran luas regional pada alpha 0,05. Dengan demikian, pengeluaran dan jenis penyewa mempunyai pengaruh yang besar terhadap variasi pilihan mahasiswa.
Perempuan cenderung memilih dan menginginkan pusat perbelanjaan yang "ideal" jika pusat perbelanjaan : (1) terdapat penyewa utama yang berorientasi pada mode dan didukung beragam toko yang menyediakan beragam produk; (2) menawarkan produk yang saling melengkapi dan berhubungan; (3) mempunyai citra sebagai tempat berbelanja dan rekreasi keluarga; (4) terdapat gedung bioskop; dan (5) dari sisi keamanan pusat perbelanjaan menyediakan perlengkapan pemadam kebakaran. Dari sisi pengeluaran, baik mahasiswa berpengeluaran rendah (kurang dari Rp. 500.000) maupun tinggi (lebih dari Rp. 500.000) cenderung memilih dan menginginkan pusat perbelanjaan jika pusat perbelanjaan tersebut menyediakan tempat parkir yang bisa mengakses langsung ke setiap lantai pusat perbelanjaan.

The success of a shopping centre is determined not only by such factors as the building management and the occupying tenant. It is also determined by the ability to understand the behavior of shopping center visitors. A careful observation shows that shopping centers are dominated by visitors aged 15-30 years old.
The ability to attract potential consumers to come to the shopping center is a key to a successful and surviving shopping center. Although shopping centers are now mushrooming in almost every area of a city, not every shopping center could attract college students to come. Some shopping centers, although are located far from the students' residents, have more college students visiting, while some other have only small number of college students inside the building.
The study is conducted based on the facts above. The objectives of this study are (I) to get the relation between college students' mobility and the choosing of shopping center. (2). to know the factors influencing the college students in choosing which shopping centre to visit (3) to know the ideal shopping centers for college students.
The cross tab analysis methods used in this research showed a significant correlation between college students' mobility pattern and choosing the shopping center. The attractiveness of a shopping center and the location of a shopping center might affect the distribution of college students. Variables with significant correlation to the size of shopping center and the location of shopping center are the beginning of travel, travel time, transportation cost, transportation mode and purpose to shop.
The regression multinomial methods used in the research showed that variables of spending and fashion tenants are the most significant variables. It is 0,000 and 0,037 for shopping center category of super regional and 0.35 and 0.43 for shopping center category regional size of alpha 0.05.
Thus, spending amount and type of occupying tenants have a great influence to the change of college student's choice.
The ideal shopping center, according to the college students is one whose location in commercial district, having a clear feasibility, and simply accessed. It also has to have a freeway interior concept and to have mode- and-fashion.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Wijayanti
"Desentralisasi penduduk ke kota-kota pinggiran membentuk pusat perbelanjaan suburban. Kajian mengenai Desentralisasi dan Pusat Perbelanjaan merupakan salah satu fenomena di perkotaan yang menimbulkan multiplier effect, salah satunya adalah pergerakan pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik persebaran hirarki pusat perbelanjaan serta mengetahui pola pergerakan pengunjung dan fungsi pelayanan hirarki pusat perbelanjaan. Variabel yang digunakan adalah hirarki pusat perbelanjaan, dan pola pergerakan pengunjung, dengan teknik kuota sampling serta analisis penyebaran dan interelasinya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persebaran hirarki pusat perbelanjaan berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Pola pergerakan pengunjung menunjukan bahwa hirarki pusat perbelanjaan tidak memiliki hubungan dengan besaran pergerakan. Namun semakin tinggi hirarki ukuran pusat perbelanjaan maka motif pergerakan semakin beragam sehingga faktor jarak tidak menjadi penghambat pergerakan. Berdasarkan pola pergerakan pengunjung terlihat bahwa sebagian besar hirarki pusat perbelanjaan berperan sebagai pusat pelayanan dan setiap pusat perbelanjaan memiliki karakteristik pelayanan yang berbeda.

Decentralization to suburban area develops suburban shopping center. Study of decentralization and shopping centre is one of the phenomena in urban areas that cause a multiplier effect, one of them is movement of visitors. The purpose of this research was to determine the dispersion of the shopping center hierarchy then determine the pattern of visitor's movement and service functions of the shopping center hierarchy. The variables are Pattern of Visitor's Movement and Shopping Center Hierarchy, with a quota sampling and analysis of distribution and interrelations.
The result of this research show that the dispersion of shopping center hierarchy has a positive connection with a number of population. Pattern of Visitor's Movement indicates that shopping center hierarchy doesn't have connection with the amount of movement. However, the higher of hierarchy of shopping centers also affected to various motive, so that the distance's factor does not obstacle of movement. Based on pattern of visitor's movement show that many of shopping center hierarchy is a service center and every shopping centers have a different characteristic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1056
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Segmentasi merupakan proses mengkotak-kotakan pasar (yang heterogen) ke dalam
kelompok-kelompok potensi konsumen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau
kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.
Fokus penelitian ini pada 3 mall yaitu Senayan City, Plaza Senayan dan Plaza
Semanggi. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi bagaimana pola ruang
segmentasi pasar pusat perbelanjaan di kawasan Senayan. Metode penelitian ini
adalah deskriptif dengan analisis pola keruangan. Analisis dibagi berdasarkan waktu
yaitu pada hari kerja dan akhir pekan juga menggunakan analisis buffer yaitu < 5 km,
5 – 10 km, 10 – 15 km dan > 15 km. pendekatan segmentasi yang digunakan yaitu
segmentasi geografis, segmentasi demografi dan segmentasi manfaat. Variabel yang
digunakan yaitu data demografi pengunjung mall, tempat kegiatan terakhir dan alasan
mengunjungi mall. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola ruang segmentasi
yang cenderung sama untuk segmentasi geografis dan demografis. Untuk segmentasi
manfaat, pengunjung yang melakukan kegiatan makan di restoran/foodcourt
cenderung berasal dari wilayah yang berjarak < 5 km. Pengunjung yang melakukan
kegiatan santai seperti menonton film di bioskop cenderung berasal dari wilayah yang
berjarak 10 – 15 km dan wilayah yang berjarak > 15 km. Pengunjung yang
melakukan kegiatan sosial seperti membina hubungan dengan relasi cenderung
memiliki pola yang berbeda di ketiga mall, Segmentation is a process of clasify various market into groups which has potential
customers with similarity needs and / or characters whose has same response in
spending their money. Focus of this research is to 3 malls; Senayan City, Plaza
Senayan and Plaza Semanggi. The aim of this research is to identify how the spatial
pattern of market segmentation of shopping center in Senayan area. The methods is
descriptive with spatial pattern analysis. Analysis divided by time, namely on
weekdays and weekends also use buffer analysis such as <5 km, 5-10 km, 10-15 km
and > 15 km. Segmentation approach are geographic segmentation, demographic
segmentation and benefit segmentation. The variables were demographic data of
visitors, the lastest activity place of visitors and the reason for visiting the mall. The
results showed that the spatial pattern of segmentation has similiarity each others. For
the segmentation of the benefits is dine in restaurants tend to be done by visitors who
came not far from the mall that is from the buffer area of < 5 km. Relaxing activities
such as watching film at cinema usually done by visitors coming from the buffer area
of 10-15 km. While social activities tend to differ among the three malls in the
Senayan area.]"
Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Hartanto
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa fenomena munculnya pusat berbelanja yang biasanya menjadi pusat keramaian, namun tidak jarang juga yang sepi akan pengunjung. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pola sirkulasi berbeda, dengan persyaratan ruang beserta keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Semua pengembang atau pemiliki pusat perbelanjaan menginginkan tempat belanjanya ramai akan pengunjung. Di sisi lain, calon konsumen juga memiliki kebutuhannya masing-masing yang membentuk cara berbelanja yang berbeda-beda. Pembahasan yang dilakukan dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mendapatkan hubungan yang tepat antara suatu pola sirkulasi dan konfigurasi toko pada pusat perbelanjaan.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze the phenomenon of the emergence of a shopping center which is usually the center of the crowd, but it is not uncommon that it is also lonely with visitors. Shopping centers have several different circulation patterns, with space requirements along with their advantages and disadvantages. All developers or owners of shopping centers want their shopping places to be crowded with visitors. On the other hand, prospective customers also have their own needs that shape different ways of shopping. The discussion carried out in this thesis is intended to get the right relationship between a circulation pattern and shop configuration in a shopping center."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Suharno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Isnaini
"Dewasa ini, pusat perbelanjaan modern tumbuh berkembang dengan pesat Perkembangan ini tidak terlepas dari perubahan perilaku konsumen, terutama yang berada di perkotaan dan berbelanja di pasar-pasar tradisional menjadi berbelanja ke plaza atau mal. Di tengah maraknya perkembangan pusat perbeIanjaan sebenarnya pengelolaan pusat perbelanjaan termasuk bisnis yang sulit di bidang properti. Adanya dua jenis peIanggan yaitu para penyewa ruangan dan para pengunjung, membuat tingkat kesulitan mengelola pusat perbelanjaan bisa dikatakan Iebih tinggi daripada mengelola pusat perkantoran, kondominium, atau apartemen.
Pengunjung memiliki peranan yang penting dalam bisnis pusat perbelanjaan. Pengunjung tidak saja diharapkan untuk terus datang tapi juga diharapkan untuk melakukan transaksi. OIeh karena itu, dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin kompetitif dengan pusat-pusat perbelanjaan lainnya yang ada di Jakarta, khususnya yang berada di wilayah Blok M, tingkat kepuasan para pengunjung terhadap atribut-atribut pelayanan yang telah diberikan Plaza Blok M selama ini penting untuk diketahui.
Dalam karya akhir ini, metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan adalah customer satisfaction survey dengan mengacu pada model SERVQUAL. Di sini terdapat 22 atribut yang digunakan untuk meneliti perbedaan antara harapan akan jasa yang diberikan Plaza Blok M dengan penilaìan terhadap jasa yang diterima pengunjungnya.
Hasil survei menunjukkan bahwa para pengunjung Plaza Blok M merasa tidak puas pada seluruh atribut Plaza Blok M yang diteliti. Hal ini terbukti dari nilai negatif yang diperoleh untuk masing-masing atribut pada gap analysis. Nilai terendah dimiliki secara berturut oleh atribut-atribut: jaminan keamanan, keramahan karyawan/pramuniaga, fasilitas fisik, kesopanan karyawan/pramuniaga, keandalan karyawan/pramuniaga, pemberian infomasi oieh karyawan, dan respon menangani keluhan pengunjung.
Sementara itu berdasarkan analisis yang sama, secara keseluruhan, konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh dari Plaza Blok M. Hal ¡ni ditunjukkan oleh total nilai perbedaan (gap) antara nilai harapan dan nilai persepsi sebesar ?5,4060.
Selanjutnya, hasil pemetaan atribut-atribut yang diteliti dalam Importance? Performance Matrix memperlihatkan atribut-atribut yang mendesak untuk segera ditangani adaiah fasilitas fisik, respon menangani keluhan pengunjung, kesediaan memberikan pelayanan, keramahan karyawan/pramunìaga, dan kesopanan karyawan/pramuniaga.
Implikasinya, penìngkatan operasi fasilitas-fasilitas fisik (lift, escalator, telepon umum, parkir, toilet dan sebagaìnya) mendesak untuk dilakukan. Selain itu, training-training yang menekankan pada penìngkatan kualitas service seperti service of excelent juga perlu dilakukan sebagai upaya memperbaiki sikap dan meningkatkan kemampuan para karyawan pramuniaga.
Salah satu kekurangan dan pengukuran tingkat kepuasan pengunjung adalah hasil penelitian hanya memperlihatkan apakah kebutuhan saat ini telah terpenuhì tetapi gagal untuk meneliti kebutuhan pelanggan/penguniung di masa datang. Selain itu, survey ini juga tidak melihat tingkat kepuasan para karyawan/pramuniaga terhaciap pusat perbelanjaan tempat mereka bekerja, padahal diyakini bahwa kepuasan mereka akan menggerakkan loyalitas pengunjung. Oleh karena itu, studi lanjutan terhadap permasalahan ini perlu untuk dilakukan.
Selanjutnya, sebaiknya pada penelitian berikut pengukuran dengan skala interval menggunakan skor genap (1 ? 6) untuk menghindari jawaban yang tidak memberi penìlaian. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha
"Ruang peralihan sebagai transisi dari ruang luar dan ruang dalam membawa suasana ruang yang bervariasi saat orang melaluinya. Kondisi ini membuat kegiatan yang terjadi di dalam ruang tersebut menjadi lebih bermakna. Dengan mengangkat ruang peralihan sebagai tema, tulisan ini mencoba menggali maknanya lebih dalam melalui Studi literatur dan Studi pengalaman dengan pendekatan fenomenologi pada ruang peralihau bangunau pusat perbelanjaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindita Prameswari Suroyo
"Skripsi ini membahas ruang personal manusia dalam ruang publik, yaitu desain sirkulasi pusat perbelanjaan, dan kaitan antara keduanya. Pengamatan, wawancara, kuesioner, dan pengisian diagram adalah cara-cara yang digunakan untuk mengukur kenyamanan ruang personal pengunjung. Melihat parameter desain sirkulasi ideal pada kajian literatur dan membandingkannya dengan kenyataan di studi kasus, kemudian dipelajari apa pengaruhnya terhadap ruang personal pengunjung.
Studi kasus memperlihatkan bahwa dua hal yang paling mempengaruhi kenyamanan ruang personal di sirkulasi pusat perbelanjaan adalah jumlah orang yang ada dan aspek arsitektural. Selain itu desain ideal bukanlah hal yang mutlak karena.meski rancangan sirkulasi banyak memiliki kekurangan kenyamanan ruang tetap dapat terpenuhi.

The main focus of this study is personal space in public spaces, especially the circulation of shopping centers, and the correlation between them. Observations, interviews, questioners, and diagram drawings are the methods used to measure the needs of users? personal space. Using the parameter of ideal circulation designs in the literature review and comparing it to the actual shopping centers in the case studies, then analyzing how the design and personal space are connected.
The case studies show that the two things impacting the comfort of personal space the most are the amount of people in there and the architectural aspects. The ideal design is not something absolute because even though the case studies show many flaws in the design, most people are still comfortable and don?t think that their personal spaces are being invaded.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>