Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfi Djoko Djumeno
"ABSTRAK
Permasalahan dalam rnakalah ini bertitik tolak pada usaha Pemerintah melalui kawasan
(PT.Kawasan Berikat Nusantara/KBN) untuk merangsang berkembangnya produksi
ekspor dalam usaha meningkatkan ekspor non minyak dan gas bumi serta jasa, dengan
memberikan fasilitas penangguan pembayaran bea masuk dan atau pungutan negara
lainnya, dan, pelayanan perijinan satu atap.
Fasilitas yang diberikan PT.KBN kepada investor merupakan monopoli dalam
pengelolaan kawasan berikut yang diberikan Pemerintah khusus kepada BUMN tersebut
yaitu perlakuan khusus kepabeanan, dan secara tidak langsung badan usaha ini diberi
wewenang melaksanakan sebagian tugas pemerintahan bidang penerbitan ijin usaha dan ijin
mendirikan bangunan. Selain itu PTKBN menyiapkan prasarana dan sarana kegiatan
industri yang dapat digunakan investor atas dasar perjanjian sewa.
Kedudukan PT.KBN dipandang dari segi yuridis, unik, dimana sebagai pemegang kuasa
pemerintahan dapat menerbitkan ijin usaha yang sebenarnya merupakan kewenangan tugas
administrasi negara. Namun dengan melihat ketentuan pendiriannya, maka pembentukan
PT.KBN tidak terlepas dari usaha untuk menekan keuntungan. Dan secara yuridis, persero
tersebut adalah berkedudukan sebagai badan hukum privaat.
Kedudukan PT. KBN yang unik ini ternyata menimbulkan beberapa kendala yang dapat
memberi akibat timbulnya ketida pastian atau setidak tidaknya dapat diprediksikan apa yang akan terjadi. Terdapat 3 hal yang menyebabkan ketidakpastian hukum yaitu, pertama, adanya aturan yang tidak sejalan dengan aturan yang lebih tinggi, kedua aparat yang menjalankan aturan lemah dan ketiga pengadilan yang berbelit dan memakan waktu lama.
Perlunya pembet kawasan berikat dalam rangka pengembangan perekonomian
dan Perdagangan tldak diragukan lagi. Tetapi hal ini tidaklah berarti mengabaikan sendi
sendi hukum yang merupakan komitmen kita bersama, bahwa Indonesia sebagai negara
hukum. Dengan demikian produk produk hukurn yang berkaitan dengan kawasan berikat
harus pula dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan kepastian dan perlindungan.
Arbitrase sebagai lembaga penyelesaian sengketa di luar pengadilan telah lama dikenal
Dalam dunia bisnis internasional. Di Indonesia hal ini mulai berkembang dan semakin
bertarnbah penting karena sederhananya menyelesaikan sengketa yang putusannya final and
binding tanpa kemungkinan melakukan upaya hukum lain seperti banding, kasasi atau
peninjauan kenibah sehingga mempercepat proses penyelesaian sengketa dan persidangan
tidak terbuka untuk umum, suatu yang selalu dijaga oleh kalangan dunia bisnis.
Keunggulan komperatif PT.KBN akan cenderung berkurang hal hal terpenting yang
dapat menghilangkan keunggulan komperatif itu adalah dimulai dengan AFTA tahun 2003. Dengan pemberlakuan daerah bebas ASEAN pada tahun 2003, maka PT. KBN akan kehilangan daya tarik utamanya, karena kini pembebasan suatu perusahaan dari kewajiban untuk membayar bea masuk dan cukai menjadi kurang berarti. Keadaan ini akan menyebabkan kawasan industri lain yang bukan merupakan kawasan berikat menjadi lebih menarik bagi para investor. Kondisi ini menyebabkan di masa datang PT. KBN harus mengubah strategi usahanya dari fokus pemberian fasilitas non tarif menjadi pemberian fasilitas bidang investasi dan operasi, dengan selalu mengembangkan organisasi belajar yang dinamis yang dapat mengakomodasi perkembangan tuntutan lingkungan eksternal di masa depan yang diperkirakan akan berubah uba dengan gejolak yang makin besar dan sulit diprediksikan
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Shendy Marita
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S23948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyodian B. Praktiko
"ABSTRAK
Ketika krisis ekonomi mulai menghantam kawasan Asia yang dimulai pada bulan
Juni 1997 yang lalu, Indonesia merupakan negara yang terparah dalam krisis tersebut.
Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia banyak yang mengalami kehancuran karena
krisis tersebut.
Kawasan Berikat sebagai suatu sistem dalam upaya peningkatan ekspor non-migas
Indonesia memiliki kesempatan dalam situasi tersebut. Konsep Kawasan Berikat selama ¡ni
dinilai cukup menunjukkan keberhasilannya. Dan hasil ekspor selama ini, kontribusi ekspor
Indonesia dan Kawasan Berikat menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata
kontribusi ekspor dan KBN sejak tahun 1994 sampai tahun 1997 adalah 3,3 % dan ekspor
Nasional, sedangkan kontnibusi impor bahan baku nasional dan KBN rata-rata dan tahun
1994 sampai dengan tahun 1997 adalah 2,3 % dari impor Nasional.
PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara, sebagai penyelenggara dan pengelola
Kawasan Berikat di Indonesia (termasuk pengelolaan 9 kawasan berikat milik swasta),
dalam menghadapai situasi krisis perekonomian baik domestik, regional maupun global,
terutama dalam menyiapkan langkah menuju era globalisasi mendatang, memerlukan
strategi dalam menghadapi pesaing-pesaingnya.
PT KBN memiliki beberapa keunggulan dibanding pesaing-pesaingnya. Utamanya
adalah keunggulan ?One slop service? minus kepabeanan. serta status sebagai BUMN yang
dipandang sebagai jaminan kepastian usaha.
Bidang usaha PT KBN adalah dan penyediaan jasa pelayanan bagi pelanggan yang
meliputi :
- Jasa properti, meliputi jasa penyewaan lahan dan bangunan, pabrik siap pakai,
bangunan kantor serta sarana dan prasarana kawasan
- Jasa penyewaan gudang penimbunan, balk gudang berikat maupun gudang umum,
dan depo peti-kemas.
- Jasa freight forwarding, meliputi jasa pengurusan dokumen, angkutan barang, jasa
mekanik (handling barang).
- Jasa pengelolaan keberikatan, meliputi jasa pengurusan ijin-ijin : tenaga asing,
investasi (PMA), IMB
Dari hasil analisis, PT KBN memiliki kekuatan internal yang balk. Hal ini terlihat
dan Likuiditas dan Solvabilitas yang eukup terjaga baik. Serta hasil audit yang
menunjukkan kinerja baik dengan kriteria ?sehat sekali?. Kelemahan internal PT KBN
terlihat dari fleksibilitas usaba yang terbatas karena terpaku kepada aturan/birokrasi, selain
dan kualitas pelayanan yang sering belum memuaskan. Kelemahan lain yang cukup penting
adalah mengenai kemanipuan SDM (dalam ani Iuas) yang masih terbatas seria usaha-usaha
pemasaran yang terasa kurang agresif
Bagi PT KBN, masih terlihat adanya peluang-peluang usaha yang diperoleh dan
adanya (I) Bahwa pemerintah masih memprioritaskan program peningkatan ekspor non
migas (2) Konsep Kawasan berikat masih memiliki dava tark bagi investor (3) Nilai ekspor
non-migas Indonesia S tahun mendatang dìperkirakan akan tap prospektìf
Ancaman yang cukup signifikan bagi kelangsungan usaba PT KBN berasal dairi
lingkungan eksternal : Timbulnya ketidakpercayaan dunia internasional terhadap
pemenntah Indonesia akibat kiisis ekonomi dan adanya ketidakstabilan sosial dan politik,
sehingga Indonesia dipandang sebagai high risk counay. Calon investor menjadi tidak
tertarik untuk macuk ke Indonesia
Analisis SWOT yang dilakukan terhadap PT KBN yang didasarkan atas evaluasi
terhadap faktor eksternal dan internal ¡nenempatkan alternatif terpilih dan su ategi-strategi
generik korporasi:
. Strategi Penetrasi Pasar, yakni PT KBN melakukan strategi pemasaran yang bersifat
agresif.
. Strategi Pengembangan Produk, yakni penciptaan produk-produk (jasa) yang baru
. Strategi Diversifikasi konsentrik, yakni PT KBN melakukan perluasan sifat
pelayanan keempat bidang jasa andalari PT KBN yang ada.
. Strategi Reorganisasi, Diperlukan bentuk organisasi yang bersifat ?learning
Organization ?. Organisasi yang tanggap atas perubahan-perubahan lingkungannya.
. Strategi Joint Venture, misalnya dengan membentuk aliansi strategis dalam upaya
mengembangkan kemungkinan perluasan wilayah usaha selain di Jakarta, atau
berkaitan dengan penciptaan produk-produk (jasa) baru yang membutuhkan keahlian
khusus yang tidak dimiliki seluruhnya oleh PT KBN.
Faktor kunci sukses PT KBN dalam penyiapan strategi tersebut adalah adanya budaya
perusahaan yang mendukung dan adanya strategi kepemimpinan yang baik.
Jika saat ini kompetensi inti PT KBN diperoleh dan adanya pemberian fasilitas ?one
stop service ?, yakni pemberian kemudahan bagi investor untuk berusaha di kawasan
berikat, maka kompetensi inti PT KBN untuk masa mendatang adalah tercermin dan
kemampuannya dalam penyeciiaan kualitas dan keengkapan pelayanan yang dapat
diberikan kepada para pelanggan."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Anandya Elfitra
"Keterbatasan lahan permukiman dan pertumbuhan jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta mendorong adanya penyediaan rumah melalui pembangunan hunian vertikal. Pemerintah menjanjikan pembangunan rumah susun, rumah sakit, dan bus khusus untuk kaum buruh dan pekerja. Kementerian Perumahan Rakyat bekerja sama dengan PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) berencana membangun rusunawa di lingkungan PT. KBN yang ditujukan khusus untuk buruh. Harga sewa yang ditetapkan nantinya diharapkan sesuai dengan kemampuan buruh selaku calon penghuni. Kemampuan dapat ditinjau dari kemampuan membayar secara rasional dalam membayar biaya sewa tempat tinggalnya selama ini (Abillity to Pay-ATP) maupun kemampuan berdasarkan persepsi kelompok sasaran penghuni rusunawa (Willingness to Pay-WTP).
Penelitian ini mencoba mengestimasi nilai ATP dan WTP buruh terhadap sewa rusunawa, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP dan nilai WTP dan mengkaji faktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa. Metode yang digunakan untuk mengestimasi nilai ATP adalah menggunakan analisis statistik deskriptif, sedangkan estimasi nilai WTP dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM). Untuk memperoleh faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP dan WTP digunakan metode analisis regresi linier berganda. Sedangkan untuk memperoleh faktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa digunakan metode analisis regresi logit.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai ATP dan WTP buruh terhadap sewa rusunawa, diperoleh nilai ATP sebesar Rp. 335.050 per bulan dan nilai WTP sebesar Rp. 287.654 per bulan. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai ATP buruh terhadap sewa rusunawa adalah jumlah tanggungan dan pendapatan per bulan. Faktorfaktor yang mempengaruhi kesediaan buruh untuk tinggal dan membayar sewa rusunawa adalah lama tinggal buruh di tempat tinggal saat ini. Besarnya nilai WTP buruh terhadap sewa rusunawa dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, pendapatan per bulan, dan jarak tempat tinggal ke tempat kerja.

Limited area settlement and population growth in DKI Jakarta Province stimulate the development of vertical housing. Government pledge to develop vertical housing (flats), hospital, and transportation particularly for workers (labor). Ministry of Housing cooperate with PT. Kawasan Berikat Nusantara (Persero) planned to develop rent vertical housing for labor in PT. KBN area. The fix rental cost is expected appropriate with worker's ability as prospective resident. Ability can be reviewed from ability to pay of current rental cost (Ability to Pay) nor ability based on perceptions of vertical housing target group (Willingness to Pay).
The research is trying to estimate the ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing, to analyze influencing factors of ATP and WTP's value, and to analyze influencing factors of WTP's labor to pay rental cost of vertical housing. To estimate ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing is used descriptive statistics and Contingent Valuation Method (CVM). In analyzing influencing factors of ATP and WTP's value is used multiple regression analysis. Logit regression analysis is used to analyze influencing factors of WTP's labor to pay rental cost of vertical housing.
Based on estimation of ATP and WTP's value of labor to pay rental cost of vertical housing, the value of ATP is Rp. 335.050 per month and the value of WTP is Rp. 287.654 per month. By using multiple regression analysis, it concludes that influencing factor of ATP's value of labor to pay rental cost of vertical housing a WTre number of dependents and income. Some factors influencing the willingness to pay of labor to pay rent of vertical housing are length of stay in current residence. P's value of labor to pay rental cost of vertical housing are influenced by number of dependents, income, and distance from home to workplace.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Chalid M.
"[ABSTRAK
Stakeholder Management dalam saduran bahasa Indonesia berarti Manajemen
Pemangku Kepentingan (Nizar dan Syahrul, 2011, h.831) adalah elemen
ketigabelas dalam PMBOK (PMI, 2013). Pada penelitian ini akan menganalisa
sistim manajemen pemangku kepentingan yang diterapkan oleh perusahaan
dengan mengidentifikasi, mempetakan, memprioritaskan, dan menetapkan strategi
yang dapat menjadi acuan rencana kerja perusahaan PT. Kawasan Berikat
Nusantara (Persero) sebagai perusahaan yang melakukan value innovation dengan
bertransformasi comprehensive disemua lini untuk dapat mencapai target
perusahaan (KBN, 2013, h.5) menjadikan stakeholder management menjadi
manajemen strategic penerapannya dengan multidimensi sumber daya, tantangan,
dan pencapaian, serta untuk memperoleh enterprice value dan menjaga
sustainable growth.

ABSTRACT
Stakeholder Management in Bahasa is defining Pemangku Kepentingan (Nizar
and Syahrul, 2011, p.831) that the thirteenth element in PMBOK (PMI, 2013).
This research will analyze stakeholder management of PT. Kawasan Berikat
Nusantara (Persero) in their business transformation within identifying, mapping,
prioritizing and setting up strategies what can be a reference to the Company?s
Portofolio in performs value innovation in all segments to achieve their targets
(KBN, 2013, p.5). It establishes stakeholder management into the strategic
management with multidimensional project?s resources, challenges, and
achievements as well as to obtain add enterprice value and maintain sustainable
growth., Stakeholder Management in Bahasa is defining Pemangku Kepentingan (Nizar
and Syahrul, 2011, p.831) that the thirteenth element in PMBOK (PMI, 2013).
This research will analyze stakeholder management of PT. Kawasan Berikat
Nusantara (Persero) in their business transformation within identifying, mapping,
prioritizing and setting up strategies what can be a reference to the Company’s
Portofolio in performs value innovation in all segments to achieve their targets
(KBN, 2013, p.5). It establishes stakeholder management into the strategic
management with multidimensional project’s resources, challenges, and
achievements as well as to obtain add enterprice value and maintain sustainable
growth.]"
2015
T42762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenri Tata
"Keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan adalah tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sebagai individu, karyawan memiliki hak-hak khusus yang menyangkut mengenai masalah sikap, perilaku, dan kebiasaan yang tumbuh dan dibentuk berdasarkan keadaan lingkuagan dan pemahaman Kepuasan kerja,adalah salah satu komponen yang menentukan dalam melaksanakan aktivitas karyawan, kepuasan kerja akan timbul apabila kebutuhan karyawan dalam bekerja dapat terpenuhi. PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak dalam bidang kawasan berikat dalam upaya mewujudkan visi dan misi masih banyak mendapat permasalahan yang menghadang dan yang perlu diperbaiki dalam pencapaian kinerja perusahaan, antara lain kesungguhan dalam bekerja, disiplin kerja, rasa hormat pada atasan, motivasi untuk berprestasi, hubungan dengan teman sejawat, pengambilan keputusan oleh atasan, kerjasama yang dapat menciptakan hasil kerja yang efektif dan efisien, pengembangan karir dan lingkungan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kepemimpinan, iklim oganisasi, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan di lingkungan PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif dan analisis. Populasi penelitian dilakukan terhadap seluruh karyawan PT (Persero) Kawasan Berikat Nusantara sebesar 546 orang dan pengambilan data dilakukan atas dasar sampel keseluruhan karyawan sebesar 20 % dari populasi atau 108 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah acak atau random, sedangkan tekuik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner), dan data diolah dengan menggunakan teknik deskriptif dan korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan, iklim organisasi, dan lingkungan kerja mempunyai hubungan yangpositif dan signifikan dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis korelasi antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,677, nilai korelasi antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja karyawan adalah sebesar 0,612, dan nilai korelasi antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan adalah 0,544. Sedangkan nilai koefisien korelasi berganda antara kepemimpinan, iklim organisasi, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan adalah R = 0;784."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christianto
"Value stream mapping adalah sebuah pendekatan konsep lean yang memiliki tujuan dalam memetakan aliran material dan informasi pada suatu bisnis untuk mendeteksi dan mengurangi pemborosan guna menciptakan waktu dan proses yang lebih efisien. Industri logistik tumbuh dan menerima dorongan sebagai akibat dari kebutuhan masyarakat selama pandemi. Akibatnya, perusahaan logistik harus terus mengembangkan dan meningkatkan layanan pelanggan mereka sehingga kebutuhan masyarakat dan pengiriman barang dapat ditangani secara efektif. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pelanggan yang dialami oleh PT. XYZ Nusantara, sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor logistik; akibatnya, perusahaan harus meningkatkan efisiensi prosesnya dan meminimalkan pemborosan dalam penyimpanan. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan konsep lean warehousing dan pendekatan value stream mapping, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses pergudangan, serta menghilangkan operasi yang tidak memberikan nilai. Penggunaan value stream mapping dan root cause analysis dengan menggunakan diagram fishbone analysis dan FMEA, bertujuan untuk mengembangkan rencana perbaikan proses agar dapat menghilangkan pemborosan yang terjadi. Hasilnya menunjukkan bahwa process time berkurang 39% dan lead time berkurang 3% pada proses pergudangan PT. XYZ Nusantara. Strategi yang digunakan untuk menghilangkan pemborosan adalah penggunaan forklift, pembuatan Standard Operating Procedure dan scheduling, penerapan lean 5S, dan penerapan sistem FIFO untuk penempatan barang serta pengaturan tata letak.

Value stream mapping is a lean concept approach that aims at the flow of materials and information in a business to detect and reduce waste to create more efficient time and processes. The logistics industry is growing and receiving a boost as a result of society's needs during the pandemic. As a result, logistics companies must continue to develop and improve their services so that people's needs and freight forwarding can be handled effectively. This can be seen from the increase in the number of customers experienced by PT. XYZ Nusantara, a state-owned company engaged in the logistics sector; As a result, companies have to increase the efficiency of their processes and increase wastage in storage. In this case, this research uses the concept of lean warehousing and a value stream mapping approach, with the aim of identifying and reducing waste in the warehousing process, as well as eliminating operations that do not provide value. The use of Value stream mapping and root cause analysis using fishbone analysis diagrams and FMEA, aims to develop improvement plans in order to eliminate waste that occurs. The result is that the processing time is reduced by 39% and the lead time is reduced by 3% in the warehousing process of PT. XYZ Nusantara. The strategies used to eliminate waste are the use of forklifts, the manufacture of Standard Operating Procedures and scheduling, the application of lean 5S, and the application of the FIFO system for the placement of goods and layout arrangements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Susanto
"Pemanfaatan aset kota terutama aset yang marketable seperti kawasan berikat, fasilitas kawasan dan lokasi menjadi pertimbangan oleh pengguna. Fasilitas yang ada dalam kawasan meliputi jalan, bangunan, pelayanan pendukung, dan pelayanan administrasi.
Lokasi mencakup aksesibilitas, dan lingkungan sekitar. Pengguna kawasan berikat adalah investor yang bergerak dibidang industri yang berorientasi ekspor baik jenis usaha manufaktur maupun ergudangan. Permasalahan belum optimalnya pemanfaatan kawasan berikat Marunda mendasari dilakukan penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui pemanfaatan kawasan berikat sesuai kondisi saat ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan data.
Hasil pengumpulan data dideskripsikan dan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman?s rho. Hasil deskripsi juga digunakan untuk mengetahui variablevariabel yang belum berhubungan dengan melakukan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk memperoleh informasi lebih mendalam.
Dari hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa variable-variabel fasilitas internal meliputi aksesibilitas internal, bangunan, pelayanan pendukung, dan pelayanan administrasi berhubungan dengan pemanfaatan kawasan berikat. Sedangkan variable utilitas khususnya indicator tarif air bersih, variable aksesibilitas eksternal, dan kebijakan insentif pajak masih belum berhubungan dengan pemanfaatan kawasan berikat.

Utilization of city asset, especially a marketable asset like a bonded zone; area facility and location criteria is a main consideration by consumer. Area facilities consist of its accessibility and neighborhood. Tenant of bonded zone are investors in various export oriented industries, in manufacturing and warehousing. Under utilization of Marunda Bonded Zone is the main focus of this research.
The main objective is to find out the level of utilization of the zone given its existing condition. The research is conducted using survey instrument : questionnaire, interview, observation, and documentation study as data collecting method.
The result of data collecting then analyzed using descriptive analysis and correlation test Spearman's rho technique. In depth interview, observation, and documentation study is also used to get a more explanatory description of uncorrelated variable.
From the analysis of the study, it can be concluded that internal facilities variables i.e internal accessibility, building, supporting service, and administrative services are correlated to the utilization of bonded zone. Other variables being study i.e clean water tariffs, external accessibility, and policy of tax incentives are not correlated to the utilization of the bonded zone."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Irawan
"Dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional yang semakin ketat, pemerintah memberikan fasilitas kawasan berikat yang merupakan fasilitas perpajakan dan prosedur pemasukan barang yang diberikan bagi perusahaan yang produk utamanya berorientasi ekspor, hal ini juga upaya pemerintah dalam mensiasati peningkatan daya saing industri dalam negeri pada kancah perdagangan internasional.
Sebagai suatu kebijakan, pemerintah mengharapkan fasilitas kawasan berikat dapat memberikan pengaruh positif bagi industri dalam negeri khususnya dan masyarakat umumnya, sedangkan dari sisi pengusaha, fasilitas kawasan berikat dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam kualitas dan kuantitas produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Tujuan penelitian tentang fasilitas kawasan berikat ini, pertama, untuk mengetahui bagaimana pengaruh kawasan berikat terhadap daya saing, tenaga kerja, devisa dan pajak dengan menggunakan metode wawancara dan observasi dengan analisa komparasi sebelum dan sesudah kawasan berikat dan dengan perusahaan bukan kawasan berikat. Kedua, untuk mengetahui bagaimana pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode perhitungan keuangan dan analisa keuangan dlsertai dengan analisa komparasi.
Berdasarkan hasil penelitian wawancara dan observasi, fasilitas kawasan berikat menunjukan pengaruh yang positif terhadap daya saing, tenaga kerja, devisa dan pajak. Sedangkan dari sisi keuangan perusahaan, berdasarkan perhitungan rasio keuangan dan analisa keuangan yang disertai dengan analisa komparasi, fasilitas kawasan berikat memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sebagai suatu kebijakan pemerintah yang berpengaruh positif bagi industri dalam negeri dan masyarakat, Fasilitas kawasan berikat perlu ditingkatkan lagi untuk mendukung program pemerintah Iainnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hendardi
"Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa Activity Based Budgeting (A.BB) mempunyai banyak keunggulan dibandingkan sistem anggaran tradisional. Konsep ABB memperkenalkan suatu cara penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas. Kemampuan untuk memahami aktivitas merupakan salah satu embrio dari keberhasilan perusahaan (Michael Porter). Dengan demikian konsep penyusunan anggaran berdasarkan aktivitas merupakan sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan keunggulan kompetitifbagi perusahaan.
Anggaran menjabarkan seeara kuantitatif seluruh kegiatan dan aktivitas beserta sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tuj uan. Penganggaran berdasarkan aktivitas sangat memperhatikan aktivitas yang terl ibat dalam pembuatan suatu produk. Dengan demikian dapat diperoleh anggaran aktivitas yang paling proporsional. Dengan ABB perusahaan lebih mudah melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap proses. Hal ini tidak ditemui dalam anggaran tradisional yang kurang memperhatikan aktivitas sehingga tidak mengherankan sering terjadi distorsi dalam menentukan jumlah biaya yang dianggarkan pada produk
Penelitian yang dilakukan di unit forwarding PT(P)KBN ini menemukan adanya perbedaan pada jurnlah anggaran antara ABB dengan tradisional. Pada ABB menggunakan perhitungan terhadap biaya per-aktivitas yang lebih akurat daripada proses penganggaran tradisional. Kesulitan dalam implementasi ABB dalam perusahaan adalah menentukan parameter untuk mengukur biaya persatuan aktivitas, dan rumitnya proses perhitungan yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T15581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>