Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article describes documentation and collecting phase of
Nagari Koto Besar, Dharmasraya West Sumatera folktales.
These folktales then analized with Bascom’s function theory.
Based on analysis, there are 9 folktales which describes history of Koto
Besar. The folktales are Asal Usul Munculnya Koto Besar, Rumah
Tuo, Burung Beo dan Koto Besar, Penghormatan terhadap Raja,
Sapi yang Dilarang, Orang Bunian, Padi Sebesar Biji Kelapa, Bukik Mayang Taurai, and Sungai Bayie dan Sungai Balun. "
391 WE 1:2 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Folktale is one of media which record historical and cultural events. It’s also
one form of local genius of the society. So, those folktales need to be documented
for next generations. This article is result of documentation, classification,
and function analysis of Nagari Sungai Naniang folktales. The research use
folklore perspectives. The result shows there are seventeen story tales in Nagari
Sungai Naniang. Twelve stories are classified into legend and five are tale.
Furthermore, three stories serves as a projection of desire and expectation of
society, one story serves as a validation tool and the institutions of a cultural
system, eight story serves as an educational tool, and two stories serve as a supervisor of norms.Meanwhile, six of those folktales are in near extinct condition."
391 WE 1:2 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Resmithasari
"Skripsi ini membahas tentang peran dan fungsi и (i) sebagai konjungsi dan partikel pada kalimat dalam cerita rakyat Rusia. И (i) dalam sebuah kalimat dapat berperan menjadi partikel maupun sebagai konjungsi karena pertikel и (i) berasal dari konjungsi и (i). Penulisan skripsi ini merupakan penelitian kepustakan dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang peran dan fungsi и (i) pada kalimat dalam cerita rakyat Rusia, baik itu sebagai konjungsi maupun sebagai partikel. Menurut fungsinya, и (i) sebagai konjungsi dalam kalimat dapat menjadi penghubung bagian-bagian kalimat majemuk setara dan penghubung unsur-unsur yang menempati satu fungsi yang sama. Sedangkan и (i) sebagai partikel dalam kalimat dapat menjadi partikel penegas sebuah kata yang posisinya berada setelah partikel и (i) tersebut.

This thesis discusses about role and functions of и (i) as a conjunctions and particles in Russian folklore? sentences. И (i) in a sentence can serve as a particle or conjunction because the particle и (i) derived from conjunction и (i). This is a library research with descriptive methods of analysis. This study aims to provide an understanding of the role and functions of и (i) in Russian folklore's sentences, either as a conjunction or particle. According to its function, и (i) as a conjunction in a sentence can connect parts of a compound sentence and connect the equivalent elements that occupy the same function. Whereas и (i) as a particle in a sentence can be a confirmation of a particle whose position laid after the particle и (i)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43670
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murti Bunanta
Jakarta: Balai Pustaka, 1998
398.2 MUR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lucyana Sandra
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi yang terdapat dalam cerita rakyat mengenai asal-usul marga di Tapanuli Selatan dari sudut folklor. Tujuan lainnya adalah mendeskripsikan adat istiadat di Tapanuli Selatan dan pengaruh marga bagi masyarakat tersebut. Data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah tiga cerita rakyat mengenai asal-usul marga di Tapanuli Selatan. Ketiga cerita tersebut, yaitu cerita rakyat Namora Panda Bosi mengenai asal-usul marga Hutasuhut dan Lubis, cerita rakyat Si Maliot-malioton tentang asal-usul marga Harahap, dan cerita rakyat Si Baroar tentang asal-usul marga Nasution. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga cerita rakyat tersebut mempunyai 4 fungsi yang dikemukakan Bascom, 3 fungsi tambahan dari Dundes dan 1 fungsi tambahan dari penulis. Fungsi ketiga cerita itu, yaitu 1, sebagai sistem proyeksi ; 2. sebagai alat pengesahan pranata dan kebudayaan ; 3. sebagai alat pendidikan anak ; 4. sebagai alat pemaksa dan pengawas ; 5. sebagai alat yang meningkatkan perasaan solidaritas kelompok ; 6. sebagai sarana kritik social ; 7. sebagai tempat pelarian dari kenyataan ; 8. sebagai sarana menjaga kelestarian alam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fatima Warajaan
Ambon: Kantor Bahasa Maluku, 2019
398.2 MAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Turita Indah Setyani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Danusi Jamalan
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , [date of publication not identified]
398.21 DAN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aulia Reinisa
"Sastra terjemahan khususnya yang bertemakan cerita rakyat memiliki nilai budaya yang dibawa dari asal cerita rakyat tersebut. Perbedaan nilai budaya pembaca dengan asal cerita rakyat menjadi suatu hal yang menarik karena adanya proses transfer budaya. Perbedaan ini juga akan menyebabkan munculnya elemen-elemen fremdheit keasingan dari posisi pembaca, yaitu sebagai das Eigene milik sendiri yang berasal dari Jerman saat membaca karya ldquo;Prinzessin Kemang. rdquo; Proses verstehen antara pembaca dan nilai budaya Indonesia dalam hal ini sebagai das Fremde asing yang terkandung di dalam Prinzessin Kemang akan dicapai seiring dengan selesainya pembaca membaca buku tersebut. Selain itu proses verstehen juga dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan pembaca terhadap Indonesia. Hasil yang didapat dari proses verstehen adalah bertambahnya pengetahuan pembaca akan Indonesia karena adanya proses transfer dari das Fremde ke dalam das Eigene. Kedua hal ini membuat fremdheit yang ditangkap bukan lagi menjadi hal yang asing, maka dari itu posisi das Fremde dapat berubah menjadi das Eigene. Analisis menggunakan konsep semiotika dan konsep fremdheit dalam hermeneutik interkultural.

The translated literature particularly on the theme of folklore has cultural values that brought from the origins of folklore itself. The differences in cultural values of the reader and the origin of folklore become an interesting thing because of the process of cultural transfer. These differences will also cause the appearance of fremdheit strangeness elements from the reader 39;s position as das Eigene the self who comes from Germany when he/she reads Prinzessin Kemang. The understanding process verstehen between the reader and the cultural values ?? ??of Indonesia in this case as das Fremde the foreign which contained in Prinzessin Kemang will be achieved as the reader finishes reading the book. In addition, the understanding process verstehen is also influenced by the background of the reader 39;s knowledge about Indonesia. The result is an increase in reader 39;s knowledge of Indonesia due to the transfer process from das Fremde into das Eigene. Both of these make fremdheit that captured will no longer as a strange thing, therefore das Fremde position may turn into das Eigene. The analysis uses the concept of semiotics and the concept of fremdheit in intercultural hermeneutics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yophie Septiady
"Rumah adat atau rumah tradisional merupakan bahan yang menarik dalam penelitian Antropologi. Beberapa peneliti telah banyak `mengupas' tentang bahan penelitian ini, seperti; Cunningham (1964), Raglan (1964), Rapoport (1969), Singarimbun (1975), Broadbent (1984), Duly (1985), Oliver (1987), Mangunwijaya (1988), Fox (1990, 1993), Waterson (1991, 1993), Egenter (1995), Gintings (1996), Molnar (1996,1999), Suparlan (1999), Woodward (1999), Provencher (1999), dan lain-lain, yang membahas dari tujuan dan sudut pandangnya masing-masing.
Berdasarkan pengetahuan referensi di atas, saya mencoba mengkaitkan antara simbol-simbol pada bangunan rumah adat Karo di desa Lingga dengan cerita prosa rakyat yang ada pada masyarakatnya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, karena hubungan yang terjadi di dalamnya berkaitan erat sekali dengan unsur-unsur budaya dari masyarakatnya, seperti; agama, ideologi, kekerabatan, status sosial, pranata, dan adat istiadat. Pemakaian folklor (cerita prosa rakyat) sebagai salah satu bagian dari budaya akan lebih mempertajam pemahaman budaya untuk mengetahui budaya pada masyarakatnya.
Cerita prosa rakyat dan simbol memiliki hubungan yang sating mendukung. Cerita prosa rakyat dalam penyampaian atau penuturannya kadang kala menggunakan alat bantu pengingat (mnemonic device), biasanya berupa benda-benda yang memiliki mutan simbol-simbol untuk mempermudah dan memperkuat penuturannya. Begitu pula dengan simbol, beberapa di antaranya membutuhkan cerita prosa rakyat untuk lebih menegaskan pemahaman dan penyampaian maksud dari dibuatnya simbol tersebut.
Cerita prosa rakyat yang terbagi menjadi 3 katagori; mite, legenda, dan dongeng, memiliki ciri dan wujud masing-masing sesuai dengan fungsi dan kegunaannya yang dapat dihubungkan dalam makna dari simbol-simbol yang ada, sehingga makna tersebut menjadi semakin jelas arahnya tujuannya. Cerita prosa rakyat dan simbol-simbol yang ada pada rumah adat Karo menunjukkan suatu hubungan yang saling mendukung untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan dan budaya mereka agar hidup selaras, baik antara manusia dengan manusia maupun manusia dengan alamnya. Untuk meneliti masalah ini tidaklah mudah, sebagai seorang peneliti haruslah benar-benar `masuk' (dapat menyelami) dan sabar dalam mengamati masalah penelitiannya, karena pengamatan penelitian bukan hanya pada tahap; melihat apa yang mereka kerjakan, mencatat apa yang mereka tuturkan dan benda apa yang mereka gunakan, tetapi juga memahami perilaku dan konsep berfikir yang ada pada diri mereka, serta `mewaspadai' konsep berfikir kita sendiri adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>