Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Irawan
"In this study, the ternary base alloys of nickel-copper-manganese (Ni-Cu-Mn) alloys are prepared and these ternary alloys systems, which were constituted from higher nickel and lower copper contents than copper-base alloy ones, were evaluated by a tarnish test. Tarnish tests conducted in a 0,1% sodium sulphide solution (pH=12) at 37°C. All test specimens were cast into square paddles of 15 mm x 20 mm x 2,5 mm using the lost-wax technique with a phoshate-bonded investment. The surface of the specimens were then prepared with abrasion papers down to a 600 grit finish. Tarnish attack was quantitatively evaluated by Fibre colorimetry. The results of tarnish test showed that ternary nickel-copper-manganese alloys, such as 40Ni-30Cu-30Mn and 50Ni-30Cu-20Mn, have superior tarnishment resistance than other alloys, e.g. 20Ni-40Cu-40Mn, 30Ni-30Cu-40Mn and 30Ni-40Cu-30Mn. It was also found that 40Ni-30Cu-30Mn and 50Ni-30Cu-20Mn alloys have lower values of colour change vector than the other alloys given above."
Jakarta: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Armadanie
"Meningkatnya pembangunan industri seperti industri manufaktur, baterai, dan pertambangan memiliki dampak besar bagi pencemaran logam berat yang merupakan produk samping dari proses industri. Untuk menganalisa keberadaan logam berat di lingkungan membutuhkan suatu instrumen yang memiliki ukuran kecil, dapat digunakan berulang kali, dan memiliki biaya yang murah. Screen Printed Electrode (SPE) digunakan karena memiliki beberapa kelebihan antara lain ukuran yang cukup kecil, ekonomis, dan dapat dilakukan untuk Analisa in-situ. SPE dimodifikasi dengan garam 4-carboxyphenyl diazonium menggunakan metode elektrodeposisi voltametri siklik pada rentang potensial -1,0 V s.d +1,0 V sebanyak 3 siklik. Garam diazonium dipilih untuk modifikasi pada permukaan SPE karena memiliki sifat yang stabil untuk dimodifikasi pada permukaan yang memiliki sifat konduktif maupun semikonduktif. Untuk melihat morfologi dari permukaan elektroda yang telah termodifikasi garam 4-CPD menggunakan instrumen SEM-EDS. Elektroda 4-CPD/SPE yang telah berhasil di grafting selanjutnya akan digunakan untuk analisis ion logam Cd (II). Pengukuran yang digunakan yaitu voltametri siklik dengan rentang potensial -1,5 V s/d +1,0 V dengan scan rate 100 mV/s dan rentang konsentrasi 0,01 sampai 0,05 ppm menggunakan elektroda SPE termodifikasi garam 4-CPD.

The increased development of industries such as battery industry, and mining has a big impact for heavy metal pollution which is a by product of industrial processes. To analyze heavy metals in the environment requires a small size instrument that can be used repeatedly, and has low cost. Screen Printed Electrode (SPE) is used because it has advantages including a fairly small size, economical, and can be done for in-situ analysis. SPE modified with 4-Carboxyphenyl Diazonium salt using cyclic voltammetry electrodeposition method with a potential range between +1,0 V to -1,0 V in 3 cycles. Diazonium salt was chosen for modification on the SPE surface because it has stable properties for the top layer which has conductive and semiconductive properties. To see the morphology of the electrode surface that has been modified with 4-CPD salt using SEM-EDS instruments. The 4-CPD/SPE electrodes that have been successful in grafting will then be used to analysis of Cd metal ions. The measurement was used cyclic voltammetry with a potential range between -1,5 V to +1,0 V with a scan rate of 100 mV/s and a concentration range 0,01 to 0,05 ppm using SPE modified with 4-CPD salt. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Muhammad Haidir
"Setiap negara yang kini sedang dianggap terbelakang, sesungguhnya memiliki kemampuan untuk berkembang dan mengejar ketertinggalannya terhadap negara maju, yaitu ketika mereka mampu menggerakkan industrinya. Sejarah ekonomi modern membuktikan hal tersebut. Jepang dan Korea Selatan adalah dua negara yang kini dianggap maju, sementara dulunya adalah negara yang terbelakang. Cerita sukses Jepang dan Korea Selatan ini, seperti yang dinyatakan oleh Chao (1993) adalah disebabkan oleh kemampuannya dalam memilih, mendapatkan, menerapkan, dan meng-up grade teknologi yang mereka ambil dan luar negeri secara efektif dan efisien. Jadi, kunci sukses mereka terletak pada kemampuan teknologinya (technological capabilities) , yakni kemampuan dalam menghasilkan dan memenej proses perubahan teknologi. Dan titik itulah mereka mampu melakukan proses industrialisasi yang cepat dan mampu mengejar ketertinggalannya dan negara yang sudah lebih dulu maju. Namun, tingkat penguasaan teknologi suatu perusahaan sangat terkait dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, dan usaha pembelajaran, memiliki banyak faktor yang mempengaruhinya Bagaimana gambaran penguasaan teknologi di Indonesia? Untuk mengetahui hal ini, dilakukan sebuah penelitian tentang kondisi penguasaan teknologi dan proses pembelajaran perusahaan-perusahaan di Indonesia. Untuk penelitian ini, dilakukan investigasi terhadap 86 industri Kecil Menengah di bidang logam dan Permesinan. Ternyata, pada industri ini bisa dikatakan telah terjadi penguasaan teknologi yang cukup baik. Tapi kenapa Indonesia belum bisa mengejar ketertinggalannya dan negara lain? Karena ada beberapa permasalan lain yang juga mesti segera diselesaikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giarno
"ABSTRAK
Aluminum lembaran jenis 3014-H19 diketahui banyak dipakai sebagai kemasan
minuman kaleng. Mangan adalah unsur tambahan utama pada paduan Al 3104-
H19 dimana fungsi mangan dapat meningkatkan kekuatan sehingga tidak mudah
kusut atau robek ketika dilakukan pengerjaan dingin. Pada penelitian ini, Al 3104-
H19 dengan variasi kandungan Titanium 0% berat, 0.01% berat dan 0.013% berat,
akan digunakan sebagai sampel untuk pengujian korosi di dalam larutan H2O2
35%. Dimana diketahui pula H2O2 secara luas banyak dipakai sebagai desinfektan
di industri makanan. Perendaman di dalam larutan dilakukan dalam jangka
pendek 0 ? 6 jam kemudian dilanjutakan sampai 2 minggu untuk mengetahui
tingkat korosi pada masing-masing sampel. Kemudian korosi diamati dengan
melihat kontur kekasaran permukaan sampel, foto mikroskop dan SEM serta
dilihat kelajuan korosinya. Pada akhirnya diperoleh hasil bahwa Al 3104-H19
dengan kandungan Ti 0.01% mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik
dibanding dua sampel lainnya."
2008
T21555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Nur Cahyo
"Penggunaan paduan aluminium silikon sering kali digunakan pada bidang industri, terutama industri otomotif. Paduan aluminium silikon memiliki ketahanan aus dan korosi yang baik. Namun, perlunya untuk meningkatkan lagi sifat ketahanan korosi pada paduan tersebut. Penelitian ini menguji pada paduan aluminium silikon dalam kondisi melalui proses perlakuan panas dan tidak mengalami proses perlakuan panas. Perlakuan panas yang dilakukan Al-Si solution heat treatment dengan suhu 510°C dan artificial aging pada suhu 171°C. Pengujian yang dilakukan yaitu Fluoresensi sinar-X, Difraksi sinar-X, Uji Elektrokimia metode Linear Sweep Voltammetry (LSV) dan Cyclic Voltammetry (CV). Dengan dilakukannya perlakuan panas tanpa artificial aging mengakibatkan memiliki nilai laju korosi tertinggi dengan nilai 0,176 mm/tahun pada larutan 3,5 wt% NaCl dan 0,258 mm/tahun pada larutan 10.5 wt% NaCl. Dilakukannya proses artificial aging memiliki nilai laju korosi yang rendah dengan nilai 0,074 mm/tahun pada larutan 3,5 wt% NaCl selama 10 jam dan 0,154 mm/year pada larutan 10.5 wt% NaCl selama 5 jam. Hasilnya menunjukkan perlakuan panas dengan proses artificial aging berdampak pada bergesernya sudut peak dan meningkatkan ketahanan korosi yang baik.

The use of silicon aluminum alloys is often used in industrial fields, especially the automotive industry. Silicon aluminum alloys have good wear and corrosion resistance. However, it is necessary to increase the corrosion resistance properties of the alloy again. This study tested aluminum-silicon alloys under conditions of heat treatment and did not undergo heat treatment. The heat treatment carried out by Al-Si solution heat treatment with a temperature of 510°C and artificial aging at a temperature of 171°C. Tests carried out are X-ray Floresecence, X-ray Diffraction, Electrochemical Test Linear Sweep Voltammetry (LSV) and Cyclic Voltammetry (CV) methods. With heat treatment applied without artificial aging, it has the highest corrosion rate with a value of 0,176 mm/year in a solution of 3,5 wt% NaCl and 0,258 mm/year in a solution of 10,5wt% NaCl. The artificial aging process has a low corrosion rate with a value of 0,074 mm/year in a solution of 3,5 wt% NaCl on sample with 10 hours of aging and 0,154 mm/year in a solution of 10,5 wt% NaCl on sample with 5 hours of aging. The results show that heat treatment has an impact on shifting the peak angle and increases good corrosion resistance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koresy Mangaraja Yanpieter
"ABSTRAK
Perbedaan konsentrasi yang ditambahkan pada baja karbon rendah mempengaruhi perilaku inhibisi ekstrak ubi ungu dalam larutan NaCl kadar 3,5% pada temperatur 500C telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kehilangan berat. Ekstrak ubi ungu sebagai green inhibitor digunakan karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi. Pada penelitian ini, waktu perendaman sampel baja karbon rendah untuk semua konsentrasi sama, yaitu selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan ubi ungu sebagai inhibitor korosi efektif untuk baja karbon rendah dalam larutan NaCl kadar 3,5% pada temperatur 500C, karena dapat menghambat laju korosi secara cukup baik dengan efisiensi sebesar 21,3-31,27 % dengan penambahan konsentrasi ekstrak ubi ungu sebesar 4-6 ml.

ABSTRACT
The differences of concentration were added on low carbon steel affecting the behavioral inhibition of purple sweet potato in NaCl solution levels of 3,5% has been investigated using weight loss method. Purple sweet potato extract as green inhibitor is used because contains of antioxidant compounds that can be inhibiting the corrosion rate. In this experiment, the immersion time of low carbon steel for all the conditional concentrations are equal, it?s about 4 days. Results of this experiment showed that purple sweet potato extract as corrosion inhibitor is effective for low carbon steel in NaCl solution levels of 3,5% at temperature 500C because can be inhibiting corrosion rate fairly with an efficiency of 21,3-31,27% with addition concentration of purple sweet potato are 4-6 ml. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S882
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darmono
Jakarta UI-Press 1995,
669 Dar l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0350
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso
"Modifikasi Hidroksiapatit menggunakan kitosan telah banyak dilakukan namun belum banyak yang mengembangkan penggunaannya sebagai adsorben logam berat. Pada penelitian ini dilakukan proses adsorpsi ion logam Cr6+, Zn2+, dan Cd2+ menggunakan komposit HAp/Kitosan pada suatu larutan simulasi limbah. Komposit HAp/Kitosan disintesis dengan proses pengendapan dengan bahan pembentuk HAp berupa asam fosfat dan kalsium hidroksida. Komposit kemudian dikarakterisasi menggunakan Fourier transform infrared (FT-IR) spectroscopy, X-ray diffraction, dan scanning electron microscopy. Pada penelitian ini dilakukan variasi waktu kontak untuk mengetahui waktu kontak optimum untuk mencapai kesetimbangan. Proses adsorpsi ini mengikuti persamaan kinetik orde dua semu dan difusi intrapartikel dengan urutan selektivitas sebagai berikut Cr6+>Cd2+>Zn2+.

Hydroxyapatite modification using chitosan has been done a lot but there are still few researches about using it as heavy metal adsorbent. This research investigated adsorption process of Cr6+, Zn2+, and Cd2+ metal ions used HAp/Chitosan composite in wastewater simulation. The composites were characterized by Fourier transform infrared (FT-IR) spectroscopy, X-ray diffraction, and scanning electron microscopy. The adsorption used batch process with contact time variation to determine optimum contact time in achieving equilibrium condition. The adsorption process follows kinetics equation of pseudo-second order and intraparticle diffusion with selectivity in the order Cr6+>Cd2+>Zn2+."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42638
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>