Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Cahyana
"ABSTRAK
Kondisi dunia menunjukkan perkembangan begitu pesat.
Perubahan kondisi tersebut mempengaruhi kondisi dunia usaha
secara keseluruhan. Kompetisi dalam dunia usaha semakin ketat
dan sejumIah peserta kompetisi berusaha menjadi pemenang dalam
kompetisi tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut setiap
perusahaan harus menetapkan suatu strategi yang tepat dan
sesual dengan kondisinya sehingga perusahaan dapat bersaing
dan bertahan dalam suatu situasi kompetisi yang kompleks.
Jasa transportasi udara sebagai salah satu bidang usaha
juga menunjukkan perkembangan yang begitu pesat. Demand
meningkat pesat dan diikuti dengan persaingan yang semakin
ketat. Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan merasakan dampak dan perkembangan, dunia tersebut.
Pasar Amerika yang merupakan pasar potensial dunia yang
dilayani oleh Garuda menunjukkan situasi yang kurang menggembirakan. Meskipun setiap tahun mengalami peningkatan penjualan tetapi pangsa pasar yang diraih serta load factor yang
didapat untuk pasar ini semakin menurun sehingga kondisinya
semakin melemah.
Dengan melakukan analisa SWOT dimana faktor-faktor yang
berpengaruh dikuantifisir dengan menggunakan metode Analitycal
Hierarcy Process (AHP), didapatkan hasil bahwa Garuda Indonesia berada dalam kondisi memiliki peluang yang lebih besar
jika dibandingkan dengan ancamannya dan memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan kekuatan yang dimiliki. Apabila digunakan diagram SWOT maka posisi garuda Indonesia berada di
kuadran 3 atau memiliki peluang dalam usahanya tetapi dibatasi
kendala masalah kelemahan intern. Strategi dasar yang tepat
dan sesuai untuk kuadran 3 ini adalah memperbaiki kelemahan
intern tersebut agar mendapatkan peluang yang lebih baik
dimasa yang akan datang (Turnaround).
Selain itu kondisi Garuda Indonesia di pasar Amerika
menunjukkan tingkat pertumbuhan penjualan yang baik setiap
tahunnya tetapi memiliki pangsa pasar relatif yang kecil
terhadap pesaing utamanya, serta kekuatan bersaing yang masih
lemah. Strategi yang harus dilakukan oleh Garuda adalah
memperbaiki posisinya (membangun) sehingga dapat meningkatkan
pangsa pasarnya.
Berdasarkan segmennya, pasar Amerika didominasi oleh
penumpang Leisure. Kekuatan bersaing yang dimiliki oleh Garuda
Indonesia adalah langsung melayani penerbangan ke obyek wisata
di Indonesia. Dari kondisi tersebut strategi generik yang
disarankan adalah Fokus yang menekankan pada leisure travel
sebagai penumpang potensial.
Strategi pemasaran sebagai salah satu strategi fungsional
harus disusun sesuai dengan kondisi yang ada. Garuda Indonesia
harus menerapkan strategi pemasaran secara Pro aktiv untuk
rnendukung strategi unit bisnisnya.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prijastono Purwanto
"ABSTRAK
Saat ini PT Garuda Indonesia menghadapi persaingan yang semakin ketat, baik di
pasar domestik maupun regional/internasional. Dari segi manajemen transportasi udara,
Garuda memiliki beberapa alternatif alat yang strategis (strategic tools). Alternatif tadi
dapat digunakan untuk membangun strategi bersaing yang dapat memberikan hasil pangsa
pasar yang baik. Di antara alternatif alat strategis tersebut, yang paling dekat dengan
bisnis ini (core business) Garuda adalah struktur rute dan armada pesawat terbang.
Suatu perusahaan penerbangan hams selalu menyesuaikan kapasitas angkutnya
dengan perkembangan yang teijadi di pasar. Penlngkatan kapasitas angkut itu sendiri
dapat dilakukan melalui cita cara, yaitu frekuensi penerbangan, baik pada rute yang sudah
ada, atau dengan pembukaan rute barn untuk inemperhias wilayah pelayanannya. Agar
operasi penerbangan pada suatu jaringan rute dapat mendatangkan keuntungan, maka
perusahaan penerbangan perk memilili jenis pesawat yang paling sesuai untuk
menerbangi rute yang mempunyth karakteristik tertentu.
Sampai tahun 1997, Garuda melakukan kerjasama dengan Merpati untuk
menerbangkan penumpang Garuda ke tujuan-tuluan domestik yang tidak dilayani Garuda.
Namun dewasa ini proses pemisahan operasi Merpati dan Ganada telah mencapai tahap
akhir. Hal ini menjadikan Garuda perlu mengembangkan jaringan rute domestiknya sendiri
untuk mendukung rute regional Asia dan Internasionalnya. Selain itu, Garuda juga perlu
mengambil alih kendali atas kualitas dan daya tarik produknya di pasar domestlk. Untuk
itu, Garuda harus menerbangi kembali domestiknya yang pada tahun 1988
pernah diserahkan ke Merpati.
Sebagai bahan pembahasan, studi ini memilih empat pasar penumpang sekunder,
yaitu pasangan kota dengan tingkat permintaan di bawah 100.000 tempat duduk per
tahun. Keempat pasar tersebut adalah pasangan kota Jakarta-Palu dan Jakarta-Kendari
dltambah dengan pasangan kota Ujungpandang-Palu dan Ujungpandang Kendari. Struktur
rute yang dibangun menghubungkan Jakarta dengan Palu dan Kendari dengan
Ujungpandang sebagai kota persinggahan.
Untuk segmen rute Ujungpandang-Palu dan ujungpandang-Kendari, dari segi
kapasitas dan waktu tempuh, jenis pesawat regional ternyata efektif untuk melayani
tuntutan pasar. Dari segi kapasitas, penggunaan pesawat regional dapat menjamin ringkat
load factor paling tidak 58.5%. Dari segi waktu tempuh, penerbangan dengan pesawat
regional, walaupun bermesin turboprop namun dapat menghasilkan waktu tempuh yang
kompetitif. Atas dasar hasil analisis tersebut, maka armada Garuda sebaiknya dilengkapi
dengan sejumlah pesawat regional berkapasitas di bawah 100 seats untuk keperluan
penetrasi ke pasar sekunder.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Ramadhan
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandradhy, Dwyono
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984
658.8 Cha s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chandradhy, Dwyono
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1984
658.8 Cha s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Widiyanto
"Deregulasi bidang otomotif tahun 1999 menjadi awal dimulainya era liberalisasi sektor otomotif Indonesia setelah 30 tahun sebelumnya mendapat proteksi ketat dari pemerintah. Jika sebelum tahun 1999 jumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) sepeda motor di Indonesia hanya ada 5 perusahaan, maka sejak adanya deregulasi bidang otomotif berkembang menjadi 35 perusahaan pada tahun 2001. Selama ini pasar sepeda motor di Indonesia dikuasai oleh merk-merk Jepang seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Dengan masuknya pemain baru tersebut, kapasitas produksi meningkat 40%, yakni dari 2,5 juta unit per tahun pada tahun 2000 menjadi 3,5 juta unit per tahun pada tahun 2001. PT. Panca Putra Otomotif sebagai pemain baru dalam bisnis sepeda motor tentunya memerlukan strategi bersaing agar dapat menjadi perusahaan yang dapat bertahan bahkan jika mungkin menjadi pemain yang diperhitungkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan ekstemal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan, memetakan posisi persaingan perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia dan menemukan faktor-faktor kunci kesuksesan (key succes factor) untuk penyusunan strategi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini bersifat deskriptif untuk menjelaskan strategi bersaing perusahaan dalam rangka meraih pangsa pasar dan meningkatkan penjualan sepeda motor. Untuk mendukung analisis digunakan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan Direktur Utama dan General Manajer PT. Panca Putra Otomotif selaku penangung jawab perusahaan serta melalui penyebaran kuisioner tentang faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan kepada seluruh karyawan (12 responden) di kantor pusat untuk mengetahui fokus strategi bisnis perusahaan dalam meningkatkan penjualan sekaligus sebagai pedoman untuk memahami proses identifikasi faktor keputusan kunci yang diperkirakan mempengaruhi proses penyusunan strategi bersaing.
Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui laporan perusahaan, rencana perusahaan, peraturan yang berkaitan dengan industri sepeda motor, media cetak dan internat. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan konsep Lima Kekuatan Bersaing Porter (1980) untuk menjelaskan persaingan antar pemain dalam industri sepeda motor di Indonesia. Penentuan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perusahaan menggunakan metode IFAS/EFAS Matrix; serta penentuan alternatif strategi dengan analisa SWOT. Dari IFAS dan EFAS matrix diperoleh gambaran bahwa lingkungan eksternal berupa faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan industri maupun lingkungan internal berupa operasional, pemasaran, SDM dan keuangan perusahaan saat ini masih mendukung untuk pertumbuhan perusahaan.
Dengan melakukan pembobotan pada faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, didapatkan hasil bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran 1, dimana perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan.dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Dari perolehan pangsa pasar dapat disimpulkan bahwa posisi PT. Astra Honda Motor adalah sebagai pemimpin pasar dan PT. Panca Putra Otomotif sebagai pengikut pasar. Pengikut pasar dapat mencapai laba yang tinggi karena tidak menuntut biaya inovasi apapun. Keberhasilan perusahaan dalam memasuki industri: adalah disebabkan karena strategi yang digunakan sesuai dengan posisi yang ada, Sebagai saran kepada perusahaan terdapat beberapa altematif strategi agar dapat meningkatkan penjualan antara lain: periuasan jaringan distribusi, penjualan melalui kerjasama dan dukungan lembaga pembiayaan konsumen, menjaga kualitas produk serta memperluas jaringan penjualan, service dan suku cadang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Rohadi Setiawan
"ABSTRAK
PT Astra International Tbk - Isuzu Sales Operation (PT AI-ISO) merupakan jembatan PT Pantja Motor dan pelanggannya, melaksanakan distribusi, penjualan, layanan purna jual clan servis bagi Isuzu di Indonesia. Produk Isuzu yang ditawarkan meliputi: Isuzu Panther, Isuzu Elf (light truck), Borneo (medium truck), dan C-Series (CBU truck).
Sebelum krisis, pasar mobil pick-up di Indonesia sempat mencapai angka 6.000 unit per tahun. Pada saat krisis pasar mobil ini merosot tajam dan baru mulai pulih pada tahun 2002 setelah pasar bebas AFTA diberlakukan. Persaingan yang ketat di dunia otomotif melahirkan ban yak hal baru termasuk model kendaraan. Salah satu contoh model terbaru adalah mobil kabin ganda (pick up double cabin). Pasar mobil kabin ganda berpenggerak empat roda (4 x 4) yang di Indonesia dipelopori Ford Ranger 4 x 4 pada bulan Maret 2002 kini semakin ramai. Kemudian disusul Mitsubishi L200 Strada, Mazda B2500 dan Nissan Frontier. Pada tahun 2004 pasar mobil ini diperkirakan sekitar 4.000 unit.
Pengembangan model I produk baru merupakan bagian dari strategi pasar. Ketika satu jenis mobil begitu laku di pasaran, produsen lain akan meluncurkan produk sejenis. Melihat adanya peluang tersebut, PT Pantja Motor selaku ATPM Isuzu bersama PT AI-ISO meluncurkan Isuzu D-Max. Isuzu D-Max resmi hadir di tanah air pada tanggal 17 Juli 2003 di Jakarta.
Belum lama ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang telah tertuang dalam PP Nomor 43 Tahun 2003 tentang Pajak Penjualan Barang Mewah (PPt1-BM) untuk mobil berkabin ganda sebesar 20%. Hal ini tentu saja berpengaruh bagi perusahaan dalam menjual produknya, terutama di saat daya beli masyarakat masih belum pulih.
Dengan adanya kenaikan PPn-BM ini, perusahaan tidak bisa mempertahankan harga penjualan yang lama dan mulai melakukan penghitungan kembali untuk menentukan harga jual yang baru. Kebijakan ini diberlakukan pemerintah justru pada saat mobil kabin ganda ini disukai oleh masyarakat Indonesia, kendati mobil ini tidak difungsikan secara maksimal.
Dengan mencermati persaingan di pasar otomotif yang semakin ketat, maka focus studi pada karya akhir ini adalah menganalisa dan mengusulkan strategi bersaing bagi PT AIISO dalam memasarkan Isuzu D.-Max berdasarkan keunggulan produk dan layanan purna jual. Dari basil penelitian ini menggambarkan persaingan di pasar mobil kabin ganda di Indonesia. Penerapan strategi bersaing yang tepat bagi PT AI-ISO dalam rangka memasarkan produk baru mereka yaitu Isuzu D-max diharapkan akan menghasilkan pengembangan dan penguasaan pasar yang meningkat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windalaksana Prawirakusumah
"Dewasa ini era informasi telah mempengaruhi lingkungan dunia usaha menjadi semakin dinamis. Perkembangan teknologi informasi ini mendorong industri surat kabar untuk tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Apalagi dengan perkembangan televisi swasta, tuntutan masyarakat menjadi semakin tinggi, dan sekaligus merubah kebiasaan membaca masyarakat. Terlebih lagi teknologi siaran televisi transnasional yang menggunakan bahasa universal, yaitu bahasa Inggris. Aspek bahasa inilah yang mampu menggantikan posisi The Jakarta Post, sebagai surat kabar berbahasa Inggris.
Sejalan dengan berkembang itu, diikuti pula dengan peningkatan pada industri periklanan. Hal tersebut ditandai dengan melonjaknya belanja iklan dalam 5 tahun terakhir. Akibat lebih lanjut adalah terjadi pergeseran media utama iklan, yaitu dari iklan media cetak ke iklan media televisi, sehingga persaingan pangsa iklan media cetak menjadi ketat.
Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada struktur industri dan persaingan, ataupun pada kondisi konsumen pembaca dan pengiklan, perilaku pesaing dari karakteristik pasar dan dilanjutkan dengan analisa internal pada kekuatan dan kelemahan The Jakarta Post. Metodologi deskriptif analitis ditambah model perhitungan Analytical hierarchy process menjadi bahan pertimbangan dalam strategi pemasaran. Tujuannya untuk mempertahankan keunggulan bersaing dan tetap meningkatkan kepuasan pembaca dan pengiklan serta citra perusahaan.
Hasil analisis, posisi The Jakarta Post lebih unggul dibanding dua surat kabar sejenis dalam kualitas, inovasi, citra serta kepuasan pembaca, tetapi kelemahan relatif The Jakarta Post tampak pada persaingan dalam perolehan iklan, karena jangkauan yang lebih kecil dibanding media iklan lain. Karena itu strategi agresif untuk pemasaran surat kabar dan strategi konsolidasi untuk pemasaran ruang iklan cukup tepat dilakukan. Strategi market development dan product development pada surat kabar memberikan kekuatan pada posisi pasar iklannya.
Untuk mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan peningkatan kuantitas dan mempertahankan kualitas surat kabar, juga peningkatan pelayanan. Selain itu mengembangkan budaya riset pasar dan pemasaran yang terintegrasi di seluruh organisasi The Jakarta Post untuk mengukur respon pembaca dan pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bambang
"Dalam rangka menghadapi deregulasi bidang minyak dan gas bumi (migas) sebagai iangkah awal menuju pasar bebas, PERTAMINA telah melakukan keijasama sinerji dengan membentuk PT. Pertajaya Lubrindo sebagai perusahaan joint venture bersama Mobil Oil untuk memproduksi pelumas Mobil Oil dan memasarkannya terutama di Indonesia_ Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia serta perkembangan situasi bisnis pelumas di dalam negeri dewasa ini, menyebabkan perlunya dikaji kembali strategi pemasaran dan strategi produksi dari PT. Pertajaya Lubrindo.
Melalui analisis struktur industri, portofolio bisnis, faktor kunci sukses, keunggulan bersaing berkelanjutan (sustainable competitive advantage, SCA) serta kerangka 7-S McKinsey, didapatkan posisi dan keunggulan kompetensi inti PT. Pertajaya Lubrindo dalam Iingkungan bisnis pelumas di Indonesia. Segmentasi pasar dilakukan atas dasar aspek klasifikasi jenis pemakaian pelumas dan aspek orientasi pelanggan, masing-masing segmen dimasukkan jenis pelumas, harga dan omsetnya sehingga terbentuk 57 segmen peta "pertempuran" bisnis pelumas di Indonesia.
Target pasar didasarkan pada analisis seluruh segmen dengan mempertimbangkan jumlah dan harga pesaing serta nilai omset yang dapat diharapkan (skala bisnisnya) sehingga didapatkan segmen-segmen prioritas yang pantas untuk dipilih. Selanjutnya, target pasar ditetapkan dengan mengambil kelompok segmen utama dari segmen-segmen prioritas dan menghasilkan 5 segmen dengan kapasitas 60.092 KL. Pernyataan positioning dilakukan dengan berlandaskan pada 3 konsep utama : kepemimpinan (leadership), kemitraan (partnership) dan kepercayaan (trust) yang didukung oleh keunggulan kualitas produk dan pelayanan dari Mobil Oil serta jaringan distribusi dan pemasaran PERTAMINA yang tersebar.
Strategi produksi dipilih dengan membandingkan kelayakan ekonomis bagi PT. Pertajaya Lubrindo antara membangun sendiri LOBP (lube oil blending plant) bare atau memanfaatkan ekses kapasitas dari LOBP PERTAMINA. Dan analisis ekonomi ini serta mempertimbangkan kapasitas LOBP yang ada terhadap kebutuhan pasar, maka return terbesar akan diperoleh PT. Pertajaya Lubrindo bila menggunakan LOBP PERTAMINA dalam produksinya.

Anticipating deregulation in oil and gas sector to be free market, PERTAMINA has created synergic cooperation with Mobil Oil as the world's leader oil company to build joint venture Company, called PT. Pertajaya Lubrindo, to produce Mobil Oil Lubricants into Indonesian's market. Having the monetary crisis and the environmental change of lubricant business in Indonesia, PT. Pertajaya Lubrindo needs to reevaluate its strategy in production and marketing.
Through the analysis of industrial structure, business portfolio, key success factors, sustainable competitive advantage/SCA, and 7-S frame of McKinsey, the position and core competences of PT. Pertajaya Lubrindo can be identified in environment of lubricant business in Indonesia. Market segmentation is created based on combination of lubricant usage types and customer's orientations to form matrix of 19 x 3, each element is filled with data of all lubricants, their price and volume to farm the "battle fight" map of lubricant business in Indonesia.
Priority segments are chosen from that battle fight map considering number of competitors, their prices and lubricant value (business scale) of the segment. Then, target market segments are determined by taking the main attractive segments from the chosen priority segments. Positioning statement is created based on three main concepts: leadership, partnership, and trust supported by the core competence of Mobil Oil especially in quality of products and services, combined with spreading distribution and marketing channels of PERTAMINA.
Finally, capacity of all existing LOBP (tube ail blending plant) is compared with the demand of lubricants. Considering the excess capacity of LOBP, and the result of economic analysis of building the new LOBP compared with using the excess capacity of PERTAMINA's LOBP, production strategy of PT. Pertajaya Lubrindo is determined to get the maximum return."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>