Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pengukuran kualitas air seperti pH, suhu, oksigen terlarut (DO: Disolved Oxygen), turbiditas, konduktivitas, dan salinitas pada beberapa ruas S. Cikaniki (Cikaniki hulu, Cisarua, Curug Bitung, dan Lukut) telah dilakukan dengan menggunakan water quality checker (WQC). Hasil pengamatan diharapkan dapat digunakan sebagai data pendukung bagi penelitian lainnya S. Cikaniki. Data pendukung lainnya yang diukur adalah debit air imana kecepatan arus diukur dengan current meter dan luas penampang basah diukur dengan roll meter. Hasil pengamatan menunjukan bahwa berdasarkan nilai konduktivitas, S. Cikaniki masih tergolong kedalam perairan yang alami dengan pH air yang cenderung normal. Tampak adanya kecenderungan peningkatan rata-rata untuk parameter pH, suhu, konduktivitas, turbiditas, dan estimasi debit dari arah hulu ke hilir. Untuk nilai rata-rata tahunan, dapat dikatakan, pada semua lokasi pengamatan, dari tahun 2006 ke tahun 2008 rata-rata pH dan turbiditas air cenderung menurun, sedangkan untuk parameter DO dan konduktivitas, penurunan terjadi pada lokasi Curug Bitung dan Lukut. Hasil menunjukkan pula adanya keterkaitan yang linier antara parameter konduktivitas, turbiditas, dan estimasi debit"
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Sungai Cikaniki merupakan anak Sungai Cisadane yang memiliki peran penting bagi sektor pertanian maupun sektor lainnya. Adanya aktivitas antropogenik (pertanian, domestik, dan penambangan emas) yang terjadi di Sungai Cikaniki ditengarai dapat mengganggu keseimbangan ekologi dari komunitas fauna makrobentik yang hidup di dalamya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak aktivitas antropogenik yang terjadi di sekitar Sungai Cikaniki terhadap kondisi ekologi pada komunitas fauna makrobentik. Penelitian telah dilakukan selama 3 tahun dimulai bulan Mei 2006 hingga Agustus 2008. Pengambilan fauna makrobentik dengan menggunakan alai D-frame kick net dan renumerasi sampel menggunakan metode fix count 100 individu. Dari penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas antropogenik yang terjadi di Sungai Cikaniki dapat mempengaruhi jumlah taxa, komposisi, dan kelimpahan dari fauna makrobentik. Di samping itu, penggunaan metrik biologi seperti EPT, kekayaan taxa, dan indek diversitas Shannon-Wiener relatif sensitif dalam mendeteksi tingginya kontaminasi logam merkuri di sedimen, konduktivitas, oksigen terlarut, dan suhu air. Dari ordinasi canonical correspondence analysis (CCA) menunjukkan larvae Trichoptera Glossosoma sp., Coleoptera Berosus sp., Nympha Odonata Diplebia coerulescens, Plecoptera Nemoura sp., Amphinemoura sp., Ephemeroptera Atalophlebia sp., Larva Diptera Hexatoma sp. dan Glutops sp. relatif sensitif dicirikan oleh rendahnya suhu, konduktivitas, debit, dan konsentrasi merkuri di air, dan sedimen. Larva Coleoptera Notriolus sp, Diptera Chironomidae Krenopelopia sp., Polypedilum flavum, Eukiefferiella sp., Cricotopus politus, Trichoptera Ceratopsyche sp., Lepidoptera Nymphulinae dan nympha Ephemeroptera Platybaetis sp relatif toleran terhadap peningkatan variabel suhu air, konduktivitas, debit air, konsentrasi merkuri di air dan sedimen yang relatif tinggi."
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Cahyaninng Astuti
"Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, sehingga kualitas air menjadi suatu perhatian yang sungguh-sungguh. Pencemaran dalam kadar sangat sedikit pada air tidak diperbolehkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas air sumur di desa bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah, dan mengkaji pengetahuan masyarakat tentang air bersih. Kualitas air sumur dikaji berdasarkan pengetahuan masyarakat dan dianalisis dengan parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/ Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air sumur enam desa di bantaran Sungai Bengawan Solo Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah tidak memenuhi syarat baku mutu untuk air bersih."
Tanggerang: Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka, 2015
520 JMSTUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Dini
"Kualitas air Sungai Ciliwung semakin hari semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan konsentrasi TSS (Total Suspenden Solid), COD (Chemical Oxygen Demand), Nitrit dan Ammonia yang telah melebihi baku mutu (TSS>100 ppm, COD>10 ppm, Nitrit>0.06 ppm, Ammonia>0.02 ppm) (Delinom et al., 2002). Tetapi pada kenyataannya air Sungai Ciliwung masih digunakan masyarakat sekitar untuk memenuhi berbagai keperluan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Ciliwung periode tahun 2000-2010 dibandingkan dengan Keputusan Gububernur DKI Jakarta No. 582/1995. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan jumlah sampel sekunder sebanyak 272. Parameter kualitas air yang digunakan sebagai indikator adalah Total Dissolved Suspended (TDS), Kekeruhan, Phospat, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) Dissolved Oxygen (DO), dan Fecal coli.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar parameter telah melebihi baku mutu kecuali TDS di bagian hulu sungai. Dari hasil uji bivariat diketahui sebagian besar konsentrasi parameter meningkat dari hulu ke hilir. Hal ini dibuktikan dengan nilai P<0.05. Untuk perbedaan konsentrasi di musim hujan dan musim kemarau, parameter yang memiliki perbedaan yang signifikan yaitu BOD, Phospat, dan COD (P<0.05). Sedangkan untuk perbedaan konsentrasi periode tahun 2000-2005 dan periode tahun 2006-2010 parameter yang memiliki perbedaan yang signifikan yaitu COD dan DO (P<0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Air Sungai Ciliwung menurut parameter yang diteliti sudah tidak sesuai peruntukannya.

Over the time, water quality of Ciliwung River was under the standart. The concentration of some parameters such as TSS (Total Suspenden Solid), COD (Chemical Oxygen Demand), Nitrite and Ammonia above a threshold limit (TSS>100 ppm, COD>10 ppm, Nitrite>0.06 ppm, Ammonia>0.02 ppm) (Delinom et al., 2002). But in the reality people around the river area still used the water for their daily activities.
The purpose of this study was to compare the water quality to according Keputusan Gububernur DKI Jakarta No. 582/1995. This study use descriptive analysis method with 272 secondary samples. The parameter of water quality which include as indicator of the assessment were Total Dissolved Suspended (TDS), Turbidity, Phospate, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) Dissolved Oxygen (DO), and Fecal coli.
The result should that most of parameters were over the threshold limit except TDS consentration in the upstreams. Bivariate analysis showed most of the parameters increase from the upstream to downstream with P<0.05. BOD, Phospat, and COD had the significant differences between rainy and dry season (P<0.05). Mean while COD and DO which had the significant differences in 2000-2005 to 2006-2007 periode time (P<0.05).
The conclusion of this study was Ciliwung river water according to the studied parameters are not appropriate designation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Sungai Sala memiliki potensi sebagai sumber air bagi masyarakat sekitarnya, walaupun kualitasnya kurang memenuhi persyaratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air gambut Sungai Sala melalui parameter fisika, kimia dan biologi untuk mengetahui golongan kelas dan serta peruntukkannya. Berdasarkan PP No. 82/2001, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kualitas air gambut Sungai Sala tergolong ke dalam kelas 2 dan 3. Secara fisik warna air gambut sebesar 374 TCU jauh melampaui ambang batas air kelas 3. Secara kimiawi, nilai pH sebesar 2,8 berada di luar ambang batas air kelas 3, sementara kandungan besi (Fe) sebesar 0,414 mg/l masuk kategori kelas 2 dan kandungan total fosfat sebesar 0,939 mg/l tergolong kategori kelas 3. Secara biologis, kandungan bakteri E.coli dan Coliform masing-masing 78 Col/100 ml dan 109 Col/100 ml masih dalam ambang kelas 1. Upaya pengolahan masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas air sungai, khususnya terkait parameter fisika dan kimia, agar air Sungai Sala dapat digunakan secara langsung oleh masyarakat setempat."
OLDI 40:3 (2014) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Daniel Immanuel
"

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di D.I Yogyakarta meningkatkan jumlah limbah yang dibuang sehingga mempengaruhi kualitas air sungai. Selain itu, pertumbuhan populasi juga berkontribusi pada perubahan penutup lahan di daerah aliran sungai yang kemudian akan berdampak pada kualitas air sungai. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisis variabilitas spasial dan temporal kualitas air pada Sungai Code di Provinsi D.I Yogyakarta, selain itu mengetahui tren perubahan penutup lahan di Daerah Tangkapan Air (DTA) Sungai Code serta hubungannya dengan perubahan kualitas air sungai, dan mengidentifikasi serta menganalisis parameter kualitas air dominan yang  mempengaruhi variabilitas kualitas air Sungai Code secara keseluruhan. Data yang di analisis adalah data sekunder yang berasal dari Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta yang terbatas pada periode pemantauan 2011-2017. Metodologi yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis variasi spasial dan temporal kualitas air secara visual, kemudian melakukan klasifikasi penutup lahan untuk Daerah Tangkapan Air (DTA) Sungai Code dengan software ArcGIS 10.3 serta menganalisis hubungan perubahannya dengan perubahan kualitas air Sungai Code, dan menganalisis variabilitas data kualitas air dengan Cluster analysis (CA) & Principal Component Analysis (PCA) menggunakan software IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukan terdapat parameter yang konsentrasinya mediannya memiliki tren positif untuk variasi spasial dari hulu ke hilir, diantaranya: suhu, TDS, BOD, COD, Nitrat, Nitrit, Seng, Tembaga, Timbal, Bakteri koli tinja, selain itu terdapat juga parameter yang konsentrasi mediannya memiliki tren positif untuk variasi temporal dari tahun 2011-2017, diantaranya: pH, TDS, Nitrat, Nitrit, Deterjen, Seng, Warna. Terdapat juga parameter-parameter yang perlu diperhatikan karena konsentrasinya sebagian besar sudah melebihi baku mutu kelas 3 dan/atau kelas 4 yang ditetapkan dalam Pergub DIY No. 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air, diantaranya: BOD, Nitrit, Tembaga, Bakteri koli tinja. Hasil korelasi penutup lahan dan kualitas air mendapatkan bahwa penutup lahan vegetasi alami dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan kualitas air Sungai Code, sedangkan penutup lahan agrikultur dan area bangunan cenderung memberikan dampak negatif terhadap perubahan kualitas air Sungai Code. Untuk CA, paramater kualitas air Sungai Code berhasil dikelompokan menjadi 4 cluster, diantaranya: kelompok pencemar nuterien, kelompok pencemar logam, kelompok pencemar materi organik dan kelompok pencemar grey water. Analisis komponen utama (PCA) menghasilkan empat komponen utama (PC1, PC2, PC3, PC4) yang mempunyai variansi secara berturut-turut 22,815%, 17,631%, 16,016%, 12,806% dan menjelaskan total 69,268% variabilitas data kualitas air Sungai Code. PC1 diinterpretasikan sebagai pencemar materi organik Sungai Code. PC2 diinterpretasikan sebagai pencemar nutrien dan kontaminasi tinja pada Sungai Code yang dapat berasal dari limbah dan air limpasan agrikultur. PC3 diinterpretasikan sebagai pencemar logam Sungai Code yang dapat berasal dari air limpasan urban dan limbah domestik. PC4 dapat diinterpretasikan sebagai dampak pencemaran grey water pada Sungai Code.


Population growth that occurred in D.I Yogyakarta increased the amount of waste discharged so that it affected river water quality. In addition, population growth also contributes to changes in land cover in watersheds which will then have an impact on river water quality. The purpose of this research is to analyze the spatial and temporal variability of water quality in the River Code, in addition to knowing trends in land cover changes in the Code watershed and its relationship to changes in river water quality, and analyzing dominant water quality parameters that affect Code River water quality variability as a whole. This research using secondary data from the Provinsi D.I Yogyakarta, which limited to the 2011-2017 monitoring period. The methodology used is descriptive analysis to analyze spatial and temporal variations in water quality, then classify land cover in Code watershed with ArcGIS 10.3 software and analyze the relationship of changes with changes in Code River water quality, analyze variability of water quality data with Cluster analysis (CA) & Principal Component Analysis (PCA) using IBM SPSS software. The results showed there are parameters whose median concentration has a positive trend for spatial variations from upstream to downstream, including: temperature, TDS, BOD, COD, Nitrate, Nitrite, Zinc, Copper, Lead, Fecal Coli Bacteria. There are also concentration parameters the median has a positive trend for temporal variations from 2011-2017, including: pH, TDS, Nitrate, Nitrite, Detergent, Zinc, Color. There are also parameters that need to be considered because most of the concentrations have exceeded the grade 3 and / or grade 4 water quality standards stipulated in Pergub DIY No. 20 Tahun 2008, including: BOD, Nitrite, Copper, fecal coli bacteria. The correlation results between land cover and water quality found that natural vegetation land cover can have a positive impact on changes in Code River water quality, while agricultural and building areas land cover tend to have a negative impact on changes in Code River water quality. For CA, the Code River water quality parameters were grouped into 4 clusters, including: the nutrient polluter group, the metal polluter group, the organic material polluter group and the gray water polluter group. Principal component analysis (PCA) produced four main components (PC1, PC2, PC3, PC4) which had variances respectively 22.815%, 17.631%, 16.016%, 12.806% and explained a total of 69.268% variability of Code River water quality data. PC1 is interpreted as organic matter pollutans in Code River. PC2 is interpreted as nutrients pollutants and fecal contamination in the Code River which may come from agricultural waste and runoff. PC3 is interpreted as a Code River metal pollutant that may come from urban runoff water and domestic waste. PC4 may interpreted as the impact of gray water pollution on the Code River.

"
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi tentang konstanta stabilitas kondisional (K cond) senyawa kompleks merkuri (Hg) anorganik sangat penting untuk dilakukan karena hasil disosiasi senyawa Hg akan menambah biovailabilitasnya di perairan. Peningkatan bioavailabilitas Hg di perairan berpotensi memicu terjadinya proses biomagnifikasi, sementara itu telaah tentang hal ini masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variasi pH perairan dan ion klorida (sebagai ligan anorganik pengkompleks Hg) terhadap nilai K cond di perairan Sungai Cikaniki, Jawa Barat yang merupakan daerah penambangan emas. Pengambilan contoh air dilakukan delapan kali pada tahun 2006-2008 pada empat lokasi pengambilan contoh dari segmen sungai paling hulu menuju ke bagian hilir, berturut-turut dari S. Cikaniki hulu sebagai situs rujukan (reference site), Cisarua, Curug Bitung dan Lukut. Determinasi nilai K cond di laboratorium dilakukan dengan metode Competing Ligand Exchange-Solvent Solvent Extraction (CLE-SSE). Nilai K cond kemudian dikorelasikan denga variasi nilai pH dan konsentrasi ion klorida pada setiap lokasi pengambilan contoh. Ternyata, di situs rujukan menunjukan karakteristik pola hubungan yang berbeda di bandingkan ketiga lokasi lainnya, dimana nilai K cond berbanding lurus terhadap variasi pH (r2=0,988) sementara di lokais lainnya semakin ke hilir hubungannya justru berbanding terbalik dengan hubungan yang makin menguat (kisaran r2=0.245-0.830). "
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yopy Arfan
"Perkembangan urbanisasi dan industrialisasi di DAS Ciliwung akan meningkatkan perubahan tutupan lahan tidak kedap air menjadi tutupan lahan kedap air. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan salah satunya degradasi kualitas air yang berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem air. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model korelasi-regresi antara tutupan lahan kedap air di DAS Ciliwung dengan status kualitas air sungai Ciliwung. Model korelasi-regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perubahan status kualitas air sungai Ciliwung akibat perubahan tutupan lahan kedap air.
Penilaian status kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode STORET, NSF-WQI, dan CCME-WQI di tahun 2005-2016. Lokasi pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung yaitu Attaawun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Jembatan Panus, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono, dan Manggarai. Data peta diolah menggunakan Software ArcGIS. Metode analisis menggunakan analisis korelasi pearson dan regresi linear antara persentase tutupan lahan kedap air dan indeks kualitas air.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tutupan lahan kedap air secara signifikan cukup kuat berkorelasi negatif dengan indeks kualitas air, persamaan regresi yang mewakili hubungan antara tutupan lahan kedap air X dan indeks kualitas air STORET, NSF-WQI, CCME-WQI Y adalah persamaan regresi linier masing-masing sebagai berikut STORET : Y=-16.88-0.51 X, NSF-WQI : Y=57.97-0.23 X, dan CCME-WQI : Y=65.88-0.84 X.

Urbanization and industrialization lead to the change of land cover from pervious into impervious. This can impact environmental problems such as water quality degradation that affects human health and water ecosystems. The study aimed to develop a regression correlation model between impervious cover in Ciliwung watershed and water quality indices in Ciliwung river. The correlation regression model can be used to predict changes in the status of Ciliwung river water quality due to impervious cover changes.
Methods of assessing the indices of water quality are CCME WQI, NSF WQI, and STORET within the period of 2005 2016. Monitoring locations from the most upstream to downstream are Atta rsquo awun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Panus Bridge, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono and Manggarai. Map data is processed using ArcGIS Software. The analysis Method using Pearson Correlation test and linear regression between percentage of impervious cover and water quality indices.
The conclusion of this research is significantly a strong inverse relationship between impervious cover and water quality indices in Ciliwung river. The regression equation representing relationship between impervious cover X and water quality indices STORET, NSF WQI, and CCME WQI Y are the linear regression equation as follows STORET Y 16.88 0.51 X, NSF WQI Y 57.97 0.23 X, and CCME WQI Y 65.88 0.84 X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A surveyon water quality was conducted in Cimanuk river in 1999/2000 representing the upstream down to estuary region...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"An acencer water spring with a discharge of 2 - 4 L/sec. Was observed at the underground correlation tunel of the hydro - electri generator room the Jatiluhur Dam . Unfortunately his spring was never utilized. .."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>