Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Z.
"Instalasi listrik bangunan adalah rakitan perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satu sama lain, untuk memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan memiliki karakteristik terkoordinasi, apa yang sudah tertuang pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000). Maksud dan tujuan dari instalasi listrik ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan. Hal-hal yang selama ini dianggap sepele oleh masyarakat, tanpa disadari telah menjadi pemicu tingginya angka kasus kebakaran. Kebakaran dapat terjadi jika ada tiga unsur, yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan percikan api. Hubungan pendek arus listrik atau (korsleting listrik) yang menimbulkan percikap api terhadap bahan yang mudah terbakar, masih menjadi pemicu tingginya angka kebakaran."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2011
621 ELIT 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Scaddan, Brian
Jakarta: Erlangga, 2004
621.319 24 SCA et (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Penerangan RI, [date of publication not identified]
363.377 Ind u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan David Christian
"Sistem Hidran merupakan salah satu bagian dari sistem pemadam kebakaran pada gedung bertingkat, yang berfungsi untuk mencegah meluasnya kebakaran. Tinggi statis, kerugian gesek pipa dan tekanan yang disyaratkan pada keluaran slang hidran terjauh merupakan faktor yang diperhitungkan untuk menentukan kapasitas tekanan pompa pemadam kebakaran.
Dirancang sebuah sistem hidran pada bangunan bertingkat, dengan berpedoman pada peraturan-peraturan yang ada. Salah satu peraturan utamanya adalah SNI O3-1745-2000 "Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistern Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung". Hasil perancangan dianalisa untuk perhitungan rugi ketinggian statis dan rugi gesek pipa, sehingga dapat diketahui besar tekanan yang bekerja pada masing-masing kotak hidran.
Dari data tersebut, dicari kelebihan tekanau yang terjadi, kemudian digunakan pelat orifice untuk menurunkan tekanan. Dari hasil analisa perancangan sistem dan perhitungan tekanan hidran, disimpulkan bahwa pelat orifice dapat digunakan sebagai alat penurunan tekanan pada kotak hidran. Dimana umumnya selama ini, penurunan tekanan hanya menggunakan PRV (Pressure Reducing Valves).

Hydrant system is a part of fire fighting system at high rise building, which functioned to prevent fire expansion. Static head, piping head loss and required pressure for the farthest discharge hydrant hose are factors that use to calculate fire fighting pump pressure capacity.
Hydrant system at high rise building was design oriented to regulations. One of the main regulations is SNI 03-1745-2000 "Standard for lnstallation of Standpipe and Hose Systems". Design re5ult was analyst for static head lost and pipe friction lost calculated, from pressure working for each hydrant box can be determined. According to that data, overload pressure happened are look for, then-orifice plate is use to reduce pressure.
From design system analyst and hydrant pressure calculation, concluded that orifice plate can be use as pressure reducing equipment for hydrant box. Which generally all this lang, PRV (Pressure Reducing Valves) was the only pressure reducing that use.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harten, P. van
Bandung: Binacipta, 1981
621.31 HAR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
03/Rah/i
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna T. Suryandaru
"Statistik menunjukkan pada tahun 2003, sekitar 40 persen gedung-gedung di Jakarta termasuk gedung DPR/MPR rawan kebakaran. Hal ini dikarenakan banyak gedung-gedung tersebut tidak memiliki fasilitas keselamatan kebakaran yang layak sesuai dengan standar-standar yang berlaku. Sehingga pada skripsi ini akan dibahas perancangan sistem instalasi pemadam kebakaran di gedung perkantoran yang terletak di Jalan Raya Pasar Minggu yang layak dan sanggup melindungi kebakaran. Instalasi pemadam kebakaran yang digunakan pada gedung ini terdiri dari empat komponen penting yaitu sprinkler,hidran, APAR, dan pemilihan pompa api. Hasil perancangan ini menyarankan perusahaan konsultan untuk menggunakan pompa kebakaran sentrifugal dengan head total sebesar 197.90 meter dan laju aliran sebesar 1000 gpm.

The statistics show in 2003, about 40 percent buildings in Jakarta, including DPR / MPR building prone to fire. This happen because many buildings have no fire safety facilities appropriate accordance standards and regulations. So in this essay will discuss the design fire system installation in office buildings located in Pasar Minggu Street eligible and able to protect the fire. Installation of fire fighting used in this building consists of four important components, namely sprinkler, hydran, APAR, and selection of fire pumps. As the results of this designing suggest the consultant company to use fire pump centrifugal with the total head around 197.9 meter and the flow rate is 1000GPM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Sutriska S.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26829
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Setiabudy
Jakarta: UI-Press, 2009
PGB 0348
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Nandita Humaira Luthfiya Artanti
"Bangunan bertingkat tinggi seperti gedung perkantoran yang berlokasi di wilayah padat penduduk dengan aktivitas tinggi seperti DKI Jakarta rentan dan berisiko tinggi terhadap bahaya kebakaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem tanggap darurat kebakaran di gedung kantor PT X berdasarkan elemen dalam NFPA 1600 edisi 2019: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi langsung, serta telaah dokumen perusahaan. Data yang terkumpul dianalisis kesesuaiannya terhadap standar NFPA 1600 edisi 2019 dan Permen PU No. 20/PRT/M/2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total persentase elemen NFPA 1600 edisi 2019 yang terpenuhi sebesar 91,58%, terpenuhi sebagian sebesar 4,49%, tidak terpenuhi sebesar 1,68%, dan tidak dapat diaplikasikan sebesar 2,24%. Sedangkan total persentase elemen Permen PU No. 20/PRT/M/2009 yang terpenuhi sebesar 87,50% dan terpenuhi sebagian sebesar 12,50%. Secara keseluruhan, penerapan sistem tanggap darurat terhadap bahaya kebakaran di gedung kantor PT X sudah baik, namun terdapat beberapa aspek yang perlu dievaluasi kembali oleh perusahaan seperti struktur tim tanggap darurat, penilaian risiko gedung terhadap bahaya kebakaran, serta prosedur pemulihan dari insiden kebakaran.

High-rise buildings such as office buildings located in densely populated areas with high activity such as DKI Jakarta are vulnerable and have a high risk of fire hazard. This study aims to analyze the emergency response preparedness for fire hazards in the PT X office building based on the elements in the 2019 edition of NFPA 1600: Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management and Permen PU Nomor 20/PRT/M/2009. This research design uses a qualitative approach with a descriptive design. The data used are primary and secondary data collected through interviews, direct observation, and review of company documents. The collected data was analyzed by comparing it with the 2019 edition of the NFPA 1600 standard and Permen PU No. 20/PRT/M/2009. The study results showed that the total percentage of elements of the 2019 edition of NFPA 1600 that were fulfilled was 91.58%, partially fulfilled was 4.49%, not fulfilled was 1.68%, and not applicable was 2.24%. Meanwhile, the total percentage of elements of Permen PU No. 20/PRT/M/2009 that were fulfilled was 87.50% and partially fulfilled was 12.50%. Overall, the implementation of emergency response preparedness for fire hazards in PT X's office building is good, but there are several aspects that need to be re-evaluated by the company such as the structure of the emergency response team, building risk assessment for fire hazards, and recovery procedures from fire incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>