Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Puguh Kristiyawati
"Stroke adalah suatu sindrom klinis akibat gangguan aliran darah menuju otak, timbul mendadak dan lebih banyak dialami penderita yang berusia ≥ 55 tahun. Menurut penyebabnya stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah otak dan stroke iskemik (stroke non hemoragik) akibat adanya trombus atau embolus pada pembuluh darah otak. Stroke terjadi akibat ketidakmampuan penderita atau individu yang mempunyai faktor risiko menghindari atau mengendalikan faktor risiko.
Secara umum faktor risiko dibagi dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, ras atau etnik, riwayat keluarga (keturunan) dan faktor risiko yang dapat diubah antara lain hipertensi, merokok, diabetes melitus, kelainan jantung, dislipidemia, latihan fisik, pola diit dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang, dengan jumlah sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat, bivariat (Chi square) dan multivariat (regresi logistik).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian stroke dengan umur (p = 0,003), hipertensi (p = 0,007), dan diabetes melitus (p = 0,003). Hipertensi merupakan faktor risiko paling dominan yang berhubungan dengan kejadian stroke dengan OR = 22,767. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mengembangkan variabel-varabel yang akan diteliti dikaitkan dengan perilaku yang mendukung terjadinya stroke.

Stroke is a clinical syndrome caused by cerebral blood flow, sudden attack and mostly happened by the people with age ≥ 55 years old. Based on the cause, stroke is divided into two; namely hemorrhagi stroke caused by bleeding into the brain tissue, and ischemic stroke caused by thrombosis or embolism in brain blood vessel. Stroke is caused by the inability of patient’s in avoiding or controlling high risk factors.
In generally, the risk factors of stroke are divided into two, namely unmodifiable risk factor such as age, sex, race or ethnic, family history (family factor), and modifiable risk factor such as hypertension, smoking, diabetes mellitus, heart disease, dyslipidemia physical exercises, diet, and alcohol abuse.
The purpose of the study is to identify and describe stroke related risk factors, and used cross sectional design. There was 85 samples that was taken with consecutive sampling methode. The study used univariate, bivariate (chi square), and multivariate (logistic regression) analysis.
The result of this study shows there is significant relationship between stroke occurence at age (p = 0,003), hypertension (p = 0,007), and diabetes mellitus (p = 0,003). Hypertension is the most dominant risk factor related with stroke with OR = 22,767. The study recommended to take larger sample size and developing specific variable which related to become precursor of stroke.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismonah
"Dewasa ini Indonesia menempati urutan keempat terbesar pasien DM. Kejadian komplikasi akibat DM adalah 57,9% atau dari lima orang yang menderita DM terdapat tiga orang yang mengalami komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut perlu dilaksanakan self care management DM dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan self care management pasien DM di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Desain penelitian adalah cross sectional, jumlah sampel 135 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan DM, keyakinan tentang kemampuan diri, dukungan keluarga dan lama sakit DM dengan self care management DM (p < 0,05). Faktor-faktor yang mempunyai hubungan paling signifikan dengan self care management DM adalah keyakinan tentang kemampuan diri dan dukungan keluarga. Responden yang mempunyai keyakinan tentang kemampuan diri berpeluang 20 kali untuk melaksanakan self care management DM baik dibanding dengan yang kurang mempunyai keyakinan tentang kemampuan diri (OR=20,12). Sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga baik berpeluang 10 kali untuk melaksanakan self care management DM baik dibanding dengan yang tidak mendapat dukungan keluarga (OR=10,30). Rekomendasi untuk perawat hasil penelitian ini adalah agar selalu meningkatkan pengetahuan DM, meningkatkan keyakinan tentang kemampuan diri dan dukungan keluarga sehingga pasien mampu melakukan self care management DM dengan baik.

Nowdays, the incidence of DM in Indonesia is the fourth biggest in the World. It approximately 57,9 % DM have complications, in other word, in 5 cases of DM, 3 of them have complications. By performing good self management, it can lead to better health outcome by reducing longterm complication of DM. The purpose of this study is to identified self care managemnet related factors on DM patients at Panti Wilasa Hospital Citarum Semarang. Cross sectional design was used in this study, with 135 samples, was taken with purposive sampling methode. The result of the study showed significant relationship between self care management with level of knowledge of DM, self care confidence, family support and duration of DM (p < 0.05). The most significant relationship is self care confidence and family support. The probability of respondents who have self care confidence perform self care management of DM is 20 time better that who don’t have (OR = 20.12). The probability of respondents who have good family support to better, show self care management of DM is 10 time better that respondent who don’t have (OR = 10.30). It’s recommended for nurses to help patient in knowledge increasing, improving self confidence, to encouraging family support to achieve better self care management of DM."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Kurniadi
"ABSTRAK
Perubahan yang terjadi pada pasar pelayanan kesehatan merubah cara para penyelenggara pelayanan kesehatan mengelola pasien. Biaya, mutu, dan etisiensi pelayanan kini makin menjadi pusat pertimbangan. Penerapan formularium rumah sakit diyakini menjadikan pengelolaan obat menjadi lebih sederhana dan mereduksi biaya obat rumah sakit.
Penelitian ini adalah suatu studi kasus untuk mengevaluasi dampak penerapan formularium rumah sakit, terutama pada aspek perubahan perilaku penulisan resep, jumlah macam obat dalam persediaan, persediaan dan penggunaan obat generik, serta biaya obat.
Data sekunder yang dipilih dikumpulkan dari laporan tahunan IFRS dan bagian keuangan tahun 1990 - 1996. Data primer didapat dan wawancara dengan kepala dan staf IFRS serta ketua dan anggota KFT. Data kemudian di analisa untuk melihat perkembangan selama penerapan formularium rumah sakit.
Penetian diadakan di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan permintaan obat di luar FRS oleh dokter paruh, terjadi penununan jumlah macam obat persediaan, peningkatan macam dan penggunaan obat generik, serta penurunan biaya farmasi.
Disimpulkan bahwa fungsi KFT belum optimal, FRS masih merupakan daftar obat, dan tujuan penerapan FRS telah tercapai, yaitu meredusir jumlah macam obat, meningkatkan penggunaan obat generik dan menurunkan biaya obat.
Untuk meningkatkan keberhasilan penerapan FRS, disarankan meningkatkan fungsi KFT sesuai tugas dan tanggung jawabnya, memperbaharui FRS, memilih suatu kombinasi strategi educative, re-educative, persuasive dan facilitative yang berkelanjutan daripada pendekatan confroniatitianal untuk meningkatkan kepatuhan para dokter paruh waktu.

ABSTRACT
Evaluation Hospital Formularium Intervention in Panti Wilasa Citarum Hospital Semarang Tahun 1993 - 1996Changes occurring in the health care market place are changing the way health providers are managing patients. Cost, quality, and efficiency of care are increasingly being focused upon. The use of a hospital formulary is believed to provide easier drug management and drug cost reduction.
This study evaluates outcomes related to hospital formulary system, especially concerning prescribing habits/behaviors, stock level, generic drug increases and drug cost reduction.
The preferred secondary data were collected from the pharmacy and finance reports for the 1990 to 1996 hospital annual years. Primary data were interviewed with the chairmen and members/staff of the Pharmacy & Therapy Committee, and Hospital's Pharmacy. Data was analyzed to see changes during the hospital formulary intervention.
Setting took place in Panti Wilasa Citarum Hospital, Semarang Result of the study show an increase in non formulary drug requested by part-timers physician, a decrease in the number of drug line items, increase generic drug items and request, and drug cost reduction.
It is concluded that the P & T Committee was not optimally functioned, Hospital Formulary was just a drug list, and hospital formulary had achieved its objectives.
Optimizing P & T Committee function, renewing the hospital formulary and a combination of ongoing educative, re-educative, persuasive and facilitative strategies rather than confrontational approach are suggested to promote its objectives achievement."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasia
"Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan penyakit dengan beban masuk tertinggi dunia. Secara global, kebanyakan stroke terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi rendah dan sedang. Secara nasional, selain menimbulkan beban penyakit, stroke juga menyebabkan BPJS mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk penanganannya.
Meskipun demikian, faktor risiko stroke dapat berbeda-beda di berbagai tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stroke di Indonesia pada populasi usia lima belas tahun ke atas. Penelitian menggunakan data sekunder dari gelombang ke-5 Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS 5) yang dilaksanakan pada tahun 2014 - 2015. Peneliti menggunakan uji bivariat dengan Chi Square dan Fisher's Exact's Test dan menggunakan ukuran rasio risiko epidemiologi (RR) untuk melihat pengaruh berbagai faktor risiko terhadap kejadian stroke. Hasil Penelitian bivariat menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stroke adalah usia> 60 tahun (RR = 3,93), pernah perokok berat (RR = 2,03), punya riwayat hipertensi (RR = 13,37), punya riwayat diabetes (RR = 8,17), dan punya riwayat kolesterol tinggi (RR = 2.63). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang tepat memadai - terutama upaya pencegahan - terkait faktor risiko stroke.

Stroke is one of the causes of death and disease with the highest admission burden in the world. Globally, most strokes occur in low- and middle-income countries. Nationally, in addition to causing disease burden, stroke also causes BPJS to spend large amounts of funds for its handling. However, the risk factors for stroke can vary in different places. This study aims to determine the factors that influence the incidence of stroke in Indonesia in the population aged fifteen years and over. The study used secondary data from the 5th wave of the Indonesian Family Life Survey (IFLS 5) which was conducted in 2014 - 2015. Researchers used the bivariate test with Chi Square and Fisher's Exact's Test and used the epidemiological risk ratio (RR) measure to see the effect of various risk factors on stroke incidence. The results of the bivariate study showed that the factors that influence the incidence of stroke were age> 60 years (RR = 3.93), had been a heavy smoker (RR = 2.03), had a history of hypertension (RR = 13.37), had a history of diabetes ( RR = 8.17), and have a history of high cholesterol (RR = 2.63). Therefore, it is necessary to make adequate efforts - especially prevention - related to stroke risk factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
"Economic growth and the demographic transition in Indonesia affect the epidemiological transition. Communicable diseases began to decline, while noncommunicable diseases (NCDs) increased. NCDs is the largest disease burden in the world since a long period of illness, also causes a lot of death and disability. In 2005 an estimated 80% of deaths in developing countries due to NCDs. NCDs handling capacity program not get priority, so NCDs described as "The next Health Tsunami". NCDs action plan for East Asia and Pacific region is the research and development of health interventions to address cases of cerebrovascular and stroke. Stroke is the number one killer in Indonesia, Riskesdas 2007 showed 15.4% of total deaths in population due to stroke.
Operational research has conducted to determine the burden of DALYs lost stroke in Indonesia and its economic burden in the year 2007 as well as 2020 predictions, with the counterfactual exposure to main risk factors. Calculation of DALYs lost due to stroke using the Global Disease Burden methode. A total of 5,449 cases of stroke from Riskesdas 2007 were analyzed with nine modifiable related risk factors . To reduce the incidence of stroke in the population was calculated PAF of combination risk factors that combined the most effective feasible and plausible. The economic burden is calculated based on the direct medical costs, transportation costs for medical treatment and opportunity costs.
Estimates of DALYs lost due to the stroke of Indonesia population in 2007 with 2,337,718 loss of productive years lost and the estimated economic burden was Rp.3 trillion (equivalent to 20% of the budget of Ministry of Health 2007). There are three proven risk factors influence the incidence of stroke (p < 0,05); hypertension (OR 24.8), diabetes(OR 7.2) and lack of physical activity (OR 6.1). Combination of all three have a maximum value of PAR 0.792. In 2020 the incidence of stroke is predicted to increase 71.5% (169.012 cases) followed by an increase in the burden of DALYs stroke 32.5%, estimated economic burden was Rp.3 trilion. The counterfactual calculations of three risk factors within feasible limits is predicted decrease 19.071 incidence of stroke in 2020 and the costs can be saved Rp.1,485trillion. Efforts plausible counterfactual is predicted decrease 9.536 cases and the cost savings Rp.688billion ( budget in 2020 inflation calculated 4.2%).
Needed improvement NCD prevention program planning in a proactive way to raise the target early detection cases of hypertension and diabetes become 75% which handled with health personnel and 50% which controllable. Strengthens the NCD network in order to integrated of health risk issues that can be democratically expressed, and enter to the political process to influence decision-makers in government. Improving quality of medical records, health survailance and vital registration , thus providing accurate information to make an evidence-based materials for advocacy to the decisionmakers in central and regional.

Pertumbuhan ekonomi dan transisi demografi di Indonesia berdampak terhadap transisi epidemiologi. Penyakit menular mulai menurun, sementara penyakit tidak menular (PTM) terjadi peningkatan. PTM merupakan beban penyakit terbesar di dunia karena periode sakitnya lama, menyebabkan banyak kematian dan disabilitas. Tahun 2005 diperkirakan 80% kematian di negara sedang berkembang disebabkan PTM. Upaya pengendalian PTM belum mendapat prioritas, sehingga PTM dinyatakan sebagai "The next Health Tsunami". Rencana aksi PTM regional Asia Timur dan Pasifik adalah penelitian dan pengembangan intervensi kesehatan untuk mengatasi kasus serebrovaskular dan stroke. Stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 15,4% dari total kematian disebabkan stroke.
Riset operasional dilakukan untuk mengetahui beban DALYs stroke di Indonesia dan beban ekonominya di tahun 2007 serta prediksi tahun 2020, dengan analisis kontrafaktual pajanan faktor risiko utama. Perhitungan DALYs lost akibat stroke menggunakan metode Global Burden Disease. Sebanyak 5.449 kasus stroke dianalisis dengan sembilan faktor risiko yang dapat diubah. Untuk menurunkan insiden stroke di populasi dihitung PAF kombinasi gabungan faktor risiko secara feasible dan plausible. Beban ekonomi dihitung berdasarkan biaya medis langsung, biaya transpotasi selama berobat dan biaya oportunitas.
Hasil Estimasi DALYs lost akibat stroke Indonesia tahun 2007 menunjukkan nilai kerugian 2.337.718 tahun produktif yang hilang dengan perkiraan beban ekonomi Rp.3 Triliun (setara 20% anggaran Kementerian Kesehatan 2007). Diketahui ada tiga faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke (p < 0,05) yaitu hipertensi (OR 24,8), DM(7,2) dan kurang aktifitas fisik (OR 6,1). Gabungan ketiganya mempunyai nilai maksimal PAR 0,792. Hasil prediksi tahun 2020 insiden stroke meningkat 71,4% (169.012 kasus) diikuti peningkatan DALYs lost akibat stroke 32,5%, prediksi beban ekonomi Rp.3,7Triliun. Perhitungan kontrafaktual tiga faktor risiko batas feasible diprediksi menurunkan 19.071 insiden stroke tahun 2020, biaya yang dihemat Rp.1,5 Trilyun. Upaya kontrafaktual plausibel diprediksi menurunkan 9.536 kasus, biaya yang dihemat Rp.688 Milyar (biaya tahun 2020 memperhitungkan inflasi 4,2%).
Diperlukan peningkatan perencanaan proram pencegahan PTM dengan cara proaktif untuk menaikan target deteksi dini kasus hipertensi dan DM menjadi 75% tertangani petugas dan 50% yang terkontrol. Membangun jejaring PTM agar isu risiko kesehatan PTM dapat terintegrasi secara demokratis, dan masuk dalam proses politik untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Meningkatkan kualitas data rekam medik, survailans kesehatan, dan pencatatan penyebab kematian, yang dapat digunakan sebagai bahan advokasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1422
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftachudin
"Depresi paska stroke adalah gangguan mood yang dapat terjadi setiap saat setelah stroke sedangkan hopelessness adalah harapan negatif terhadap masa depan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi dan hopelessness pada pasien stroke. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 73 responden dengan stroke. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan depresi adalah penyakit penyerta (p:0,038), kemampuan fungsional (p:0,014), dan fungsi kognitif (p:0,012) sedangkan pada variabel usia (p: 0,506), pendidikan (p:0,563), dukungan keluarga (p:0,681), dan lama menderita stroke (p:0,182) tidak ada hubungan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan hopelessness adalah penyakit penyerta (p:0,018) dan kemampuan fungsional (p:0,004) sedangkan pada variabel usia (p:0,124), pendidikan (p:0,118), lama menderita stroke (p:0,157), dukungan keluarga (p:0,386), dan fungsi kognitif (p:0,449) tidak ada hubungan. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik diperoleh bahwa faktor yang dominan berhubungan dengan depresi adalah fungsi kognitif (OR:3,822) dan pada hopelessness adalah kemampuan fungsional (OR: 7,898). Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi kepada praktisi perawat sebagai acuan dalam merumuskan intervensi keperawatan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada pasien dengan depresi dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien dengan hopelessness.

Post-stroke depression was a mood disorder that can occur at any time after a stroke and hopelessness was negative expectations about the future. The aims of this study was to describe the factors associated with depression and hopelessness in patients with stroke. This research used an analytic description design by a cross sectional approach in 73 respondents with stroke. The results showed that factors associated with depression were comorbid disease (p: 0.038), functional ability (p: 0.014), and cognitive function (p: 0.012) whereas the variable age (p: 0.506), education (p: 0.563), family support (p:0.681), and long-suffering stroke (p: 0.182) there weren't relationship. Factors associated with hopelessness were comorbidities (p: 0.018) and functional ability (p: 0.004) whereas the variable age (p: 0.124), education (p: 0.118), long-suffering stroke (p: 0.157), family support (p:0.386) and cognitive function (p: 0.449) there weren't relationship.The results of multivariate analysis with logistic regression found that the most dominant factor associated with depression was cognitive functioning (OR: 3.822) and the hopelessness was the functional ability (OR: 7.898). The results could be used as information to nursing practitioner as a reference in formulating nursing interventions to improve cognitive function in patients with depression and improving functional ability in patients with the hopelessness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Azzahra
"Menurut Riskesdas 2013, di Indonesia prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun sebesar 7 permil dan mengalami kenaikan dari tahun 2007 yang sebesar 6 permil. DIY menjadi provinsi dengan prevalensi stroke tertinggi kedua di Indonesia dan prevalensinya melebihi angka nasional yakni sebesar 10,3 permil pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data Riskesdas 2018 Provinsi DIY sebanyak 6695 responden. Uji statistik pada penelitian ini adalah uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY tahun 2018 yaitu sebesar 1,7%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain usia (POR = 3,23 ; 95%CI = 2,03-5,13), aktivitas fisik (POR = 2,86 ; 95%CI = 1,90-4,31), hipertensi (POR = 5,69 ; 95%CI = 3,68-8,79), penyakit jantung (POR = 2,57 ; 95%CI = 1,47-4,48), dan diabetes melitus (POR = 2,44 ; 95%CI = 1,49-3,40). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara usia, aktivitas fisik, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus dengan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi DIY. 

According to Riskesdas 2013, the prevalence of stroke in Indonesia in the population aged ≥15 years is 7 per mil and increased from 2007 which was 6 per mil. Special Region of Yogyakarta (DIY) is the province with the second highest prevalence of stroke in Indonesia and the prevalence exceeds the national figure of 10.3 per mil in 2013. This research aimed to determine the factors that can cause stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province. Design of this research was cross-sectional and used Riskesdas 2018 data from DIY Province with 6695 respondents. Chi-square statistical test and multiple logistic regression used in this study. The results showed that the prevalence of stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province in 2018 was 1.7%. Statistical tests that has a significant relationship with the incidence of stroke included, age ((POR = 3.23 ; 95%CI = 2.03-5.13)), physical activity fisik (POR = 2.86 ; 95%CI = 1.90-4.31), hypertension (POR = 5.69 ; 95%CI = 3.68-8.79), heart disease (POR = 2.57 ; 95%CI = 1.47-4.48), and diabetes mellitus (POR = 2.44 ; 95%CI = 1.49-3.40). The conclusion of this study is there is a relationship between age, physical activity, hypertension, heart disease, and diabetes mellitus with the incidence of stroke in the population aged ≥15 years in DIY Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriyatul Arifah
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kejadian stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3? pada tahun 2007 menjadi 12,1? pada tahun 2013. Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi yang tinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 Tahun di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2007 dan 2013. Penelitian ini merupakan analisis dari Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013 yang menggunakan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk provinsi Sulawesi Barat yang berusia ≥ 15 tahun yang berhasil diwawancarai sebagai sampel Riskesdas 2007 dan/atau Riskesdas 2013 dan memiliki data variabel penelitian yang lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian stroke pada tahun 2007 adalah usia, hipertensi, dan aktivitas fisik sedangkan pada tahun 2013 yaitu usia, hipertensi, obesitas, obesitas sentral dan aktivitas fisik.

ABSTRACT
Stroke is leading cause of death in Indonesia. According to Riskesdas, prevalence of stroke based on health workers diagnosis in Indonesia has increased from 8,3? in 2007 became 12,1? in 2013. West Sulawesi is one of province that has biggest increasing of stroke prevalence in Indonesia. This study aims to analyze the risk factor that have relationship of stroke cases among population aged ≥ 15 years old in West Sulawesi in 2007 and 2013. This study using cross-sectional design. The participants were member of population of ≥ 15 years old in West Sulawesi who had complete variable data needed. The result showed that the risk factor that have relationship with stroke cases in 2007 are age, hypertension, and physical activity. In 2013, are age, hypertension, obesity, abdominal obesity, and physical activity."
2016
S65229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Afriani
"Stroke menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan fungsi neurologis dan fungsi kognitif yang dapat meningkatkan risiko jatuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan gangguan kognitif dengan risiko jatuh pada pasien stroke. Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 68 pasien stroke di Sumatera Barat, yang didapatkan dengan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara data primer didapatkan melalui pemeriksaan dan penilaian langsung pada responden, sedangkan data sekunder didapatkan dari rekam medis responden. Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-square, Pooled T-test, dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gangguan kognitif dengan risiko jatuh pada pasien stroke p=0,000, usia p=0,000, lama menderita stroke p=0,044, IMT p=0,000, keseimbangan fungsional p=0,000, lokasi lesi p=0,001, kekuatan otot ekstremitas bawah p=0,000 dan latihan atau aktivitas fisik p=0,006 dengan ? =0,05. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan deteksi dini risiko jatuh pada pasien stroke yang mengalami gangguan kognitif secara rutin.

Stroke causes to the brain tissue damage resulting in impaired neurology functions and cognitive functions that may increase the risk of falls. This study aims to determine the relationship of cognitive impairment with the risk of falling in stroke patients. The study design was cross sectional analytic with a total sample of 68 stroke patients in West Sumatera, obtained with consecutive sampling. Data collection methods by primary data obtained through direct examination and assessment on the respondents, while secondary data obtained from the respondent s medical records. Analysis of research results using Chi square, Pooled T test, and multiple logistic regression. The results showed a relationship between cognitive impairment and risk of falling in stroke patients p 0,000, age p 0,000, stroke length p 0.044, BMI p 0,000, functional balance p 0,000, location of lesions p 0.001, lower extremity muscle strength p 0,000 and exercise or physical activity p 0.006 with 0.05. This study recommends nurses to perform early detection the risk of falling in stroke patients with of cognitive impairment on a regular basis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Syukrona
"Penyakit stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga didunia. Pada saat ini stroke mulai menyerang kelompok usia dewasa muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor risiko stroke (hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, dan merokok) terhadap kejadian stroke di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2013. Data penelitian menggunakan data sekunder rekam medis pasien stroke yang menjalani rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2013, dengan jumlah responden sebanyak 211 pasien. Pengolahan data menggunakan uji chisquare dan analisis regresi logistik. Jenis stroke terbanyak yaitu stroke iskemik sebesar 64,9%. Perbedaan proporsi faktor risiko yang bermakna (p value < 0,05) terhadap kejadian stroke iskemik didapatkan pada variabel hipertensi (p value = 0,000). Hasil analisis multivariat, didapatkan hipertensi sebagai faktor risiko utama, responden dengan hipertensi stage 1 memiliki risiko 2,64 kali lebih besar untuk mengalami stroke iskemik dibandingkan dengan responden yang tidak hipertensi (OR = 2,64; CI 95% = 1.073 ? 6,498). Tidak ada interaksi antara variabel independen dan umur didapatkan sebagai variabel konfounding.

Stroke disease is the leading cause of disability and the third cause of death in the world. Nowadays, stroke has started attacking young adults. The aim of this study is to analysis the relation of the risk factors of stroke (hypertension, diabetes mellitus, dislipidemia, and smoking) to stroke in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo 2013. The research data use medical record of 211 hospitalized patients of stroke. The data analyzed by chi-square and logistic regression. The most incidence of stroke is ischemic stroke (64,9%). The proportional difference of risk factors to stroke which significant is hypertension variable. The result of multivariate analysis that the main risk factor of stroke is hypertension (p value = 0,000). Respondents with hypertension stage 1 has 2,64 times risk to get ischemic stroke. There is no interaction betwen independen variables and it has been found that age is a counfounding variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41740
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>