Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subiyanto
"Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang dapat mempengaruhi minat siswa SMUN Tasikmalaya untuk mengikuti pelatihan keterampilan. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan survey di SMUN Tasikmalaya. Populasi siswa adalah siswa kelas III Catur Wulan III. Sampel sebanyak 193 orang dari tiga SMU Negeri, yaitu SMU Negeri I Indihiang, yang berlokasi di dalam kota sebanyak 61 orang, SMU Negeri II Indihang yang berlokasi di perbatasan kota-desa sebanyak 62 orang, dan SMU Negeri Ciawi yang terletak di desa kecamatan sebanyak 70 orang. Masalah yang dianalisa dalam penelitian ini adalah; (1) minat siswa untuk mengikuti pelatihan keterampilan, (2) latar belakang status sosial ekonomi orang tua siswa, (3) rata-rata nilai raport yang diperoleh siswa, (4) latar belakang status pendidikan orang tua siswa, (5) jurusan yang dipilih siswa.
Hasil deskripsi data dan analisa data memperlihatkan bahwa minat siswa untuk mengikuti pelatihan cukup besar, dan hasil pengujian hipotesis pada tara sifnifikasi a=0,05 menunjukkan bahwa: (1) tingkat status sosial ekonomi orang tua siswa sangat berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti pelatihan keterampilan dengan model korelasi (r) = 0,63, (2) rata-rata nilai raport berpengaruih terhadap minat siswa untuk mengikuti pelatihan keterampilan dengan indek korelasi (r)=0,68, (3) Jurusan IPA lebih berpengaruh daripada jurusan IPS dengan indek korelasi (r)=0,65, (4) latar belakang pendidikan orang tua siswa berpengaruh terhadap minat siswa untuk mengikuti pelatihan keterampilan dengan indek korelasi (r)=0,71."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Een Sukaedah
"Kesehatan reproduksi remaja bukan hanya masalah biomedis semata-mata, melainkan juga merupakan masalah sosial budaya. Salah satu masalah sosial budaya adalah sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan masalah budaya berbeda-beda, khususnya menganggap tabu jika membicarakan masalah seksual oleh orang yang belum menikah.
Menurut survei yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 1999, terdapat 46,2% remaja masih percaya mereka tidak akan hamil setelah melakukan hubungan seks untuk yang pertama kali.
Sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi di Kota Tangerang belum diketahui tetapi dapat digambarkan dari usia perkawinan remaja putri rata-rata 16 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi remaja pada siswa kelas dua Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri di Kota Tangerang tahun 2001. Tujuan khususnya untuk mendapatkan informasi mengenai faktor karakteristik dan juga sumber informasi terhadap sikap kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross- sectional. Populasinya adalah siswa kelas dua SMU Negeri di Kota Tangerang dengan sampel sebanyak 200 orang. Penelitian ini menggunakan analisis dengan uji univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45,5% remaja bersikap positif terhadap kesehatan reproduksi remaja, sementara 54,5% bersikap negatif. Secara bivariat variabel-variabel yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis kelamin, pendidikan ayah, pengetahuan, peran media massa dan peran agama. Secara multivariat variabel yang paling dominan berhubungan bermakna dengan sikap terhadap kesehatan reproduksi adalah variabel atau faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan nilai OR sebesar 3,24.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi pada remaja sedini mungkin. Hal ini dapat melibatkan lembaga pendidikan, orang tua, masyarakat untuk mencegah sikap negatif terhadap kesehatan reproduksi.

Factors Related to the Teenager's Attitude on Reproductive Health in Second Class Students of Government Senior High School in Tangerang Municipality, Year 2001Teenager's reproductive health is not only biomedical but also sociocultural problem. The teenager's attitude concerning sociocultural are different, especially taboo for sexual discussion.
According to the survey conducted by Demographic Institution of Economic Faculty, University of Indonesia (LDFEUI) and National Board on Family Planning (BKKBN), 46,2% of teenagers still believe that they will not getting pregnant after having sexual intercourse for the first time.
The teenager's attitudes on reproductive health especially in Tangerang Municipality haven?t been known. The purpose of this research is to know the factors related to the teenager's attitude on reproductive health in students of Senior High School in Tangerang Municipality especially getting information on characteristic factors as well as information source to the attitude of reproductive health.
The research used cross sectional design, the population was second class students of Government Senior High School in Tangerang with 200 samples. This research used univariate, bivariate and also multivariate analysis.
The result showed that 45, 5% of teenager's attitudes were positive while 54, 5% were negative. Those variables which have significant values are sex, father's education, knowledge as well as mass media and religion. The most dominant variable is knowledge on reproductive health with OR. = 3, 24.
Considering the result of this research, I suggest to give information of reproductive health to the teenagers as early as possible. This could involve education institutions, parents and community in order to prevent negative attitude on reproductive health."
2001
T8184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Femmy Eka Kartika Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kreativitas pada siswa SMU Negeri 70 di Jakarta Menurut penulis, penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas di sekolah, yang selama ini belum mendapat perhatian yang cukup dari pihak pemerintah dan sekolah.
Untuk menjelaskan kreativitas siswa, dalam hal ini yang dimaksud adalah produk kreatif, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas tersebut, yaitu pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif.
Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah variabel-variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif, berpengaruh terhadap produk kreatif siswa? Manakah di antara variabel-variabel tersebut yang lebih berpengaruh terhadap produk kreatif?
Yang dimaksud dengan variabel pribadi kreatif yaitu sikap kreatif siswa. Yang dimaksud dengan variabel proses kreatif adalah kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel pendorong kreatif adalah kegiatan kreatif siswa di sekolah, sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif, sikap guru-guru terhadap 4 P pengembangan kreatif, dan kegiatan kreatif guru di sekolah.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pecan variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif terhadap produk kreatif siswa, dilakukan analisis hubungan kausal dengan menggunakan model persamaan struktural, dengan program LISREL (Linear Structural Relations) yang diciptakan oleh Joreskog, dkk.
Penelitian dilakukan di SMU Negeri 70, yaitu salah satu SMU Unggulan di Jakarta, yang memiliki fasilitas pendidikan yang cukup memadai, guru-guru yang berpengalaman, dan siswanya pernah menjuarai atau mendapat penghargaan berbagai lomba yang berkaitan dengan kreativitas.
Responden seluruhnya 616 orang siswa dan didukung oleh 8 orang guru yang mengajar siswa-siswa tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes kreativitas verbal dan tes kreativitas figural kepada siswa, pemberian kuesioner dan skala sikap kepada siswa, serta memberikan kuesioner dan skala sikap kepada guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritik yang diajukan sesuai (fit) untuk menjelaskan kreativitas siswa. Selain itu, faktor pribadi kreatif, yang tercermin dalam sikap kreatif siswa, merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap kreativitas siswa, terutama terhadap banyaknya produk / karya kreatif siswa di sekolah tersebut. Sikap kreatif siswa tersebut ditunjang pleb indikator yang kuat dari kepercayaan pada gagasan sendiri, kebebasan dalarn penilaian, dan keterlibatan dalam tugas.
Faktor proses kreatif, yang dilihat melalui kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural, ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa. Salah satu kemungkinan yang dapat diajukan dari kejadian tersebut adalah hanya sebesar 14,6 % dari seluruh siswa yang memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 4,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi pada tes yang lama. Pada kemampuan berfikir figural, sebesar 15,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 5,2 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pendorong kreatif, dalam hal ini adalah macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah ternyata berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah produk kreatif siswa tergantung dari berapa banyak siswa tersebut mengikuti kegiatan di sekolah yang bersifat kreatif.
Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif tidak berpengaruh terhadap produk kreatif siswa Hal ini dapat dimungkinkan karena sebesar 53,6 % siswa mempunyai sikap yang kurang mendukung terhadap teman sebaya yang kreatif.
Dari segi guru dapat diungkapkan bahwa sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru sebagai faktor pendorong kreatif, sikapnya belum mendorong kreativitas kreatif siswa. Sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak cukup untuk menjelaskan peranannya terhadap produk kreatif siswa. Cara mengajar guru diduga juga berperan terhadap kreativitas siswa, namun cara mengajar guru tidak diteliti.
Macam-macam kegiatan kreatif guru di sekolah, juga tidak mempunyai dampak yang positif terhadap produk kreativitas siswa. Kemungkinan yang dapat diajukan adalah kurangnya frekuensi guru dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kreatif di sekolah sehingga peran guru sebagai salah satu faktor pendorong kreatif tidak menunjukkan pengaruh jika mereka sendiri jarang mengikuti kegiatan yang bersifat kreatif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pribadi kreatif, yaitu sikap kreatif siswa dan faktor pendorong kreatif, yaitu macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjito
"Internet diyakini oleh banyak pihak, terutama kalangan pendidik, merupakan salah satu media alternatif yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Keyakinan tersebut didasarkan oleh hasil berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa sebagai media pembelajaran, karena sifat dan karakteristiknya, internet mampu meningkatkan prestasi dan kualitas pengetahuan peserta didik. Dengan demikian tidaklah berlebihan apabila internet nantinya diharapkan bisa didayagunakan secara luas dalam lingkungan pendidikan, dalam suatu sistem kegiatan belajar mengajar yang terpadu.
Untuk merancang sistem tersebut agar berdayaguna dan tepat sesuai sasaran, perlu diawali dengan adanya pengetahuan tentang target sasaran yang dalam hal ini adalah peserta didik. Pengetahuan tentang sasaran yang hendak dituju, paling tidak mencakup pengetahuan tentang motif mereka menggunakan internet, tingkat kepuasan mereka yang mereka dapatkan, karakteristik mereka baik berdasarkan aspek demografi maupun psikografi dan pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet.
Hasil penelitian yang dilakukan di 8 SMU dan SMK DKI dengan total sampel 210 siswa ini, menunjukkan ada tujuh faktor motif dalam penggunaan internet, yaitu motif untuk keperluan pendidikan (eigenvalue =2,176, alpha = 0,7350) , berkomunikasi (eigenvalue = 1,858, alpha = 0,7539), mendapatkan berita dan informasi (eigenvalue = 4,113, alpha = 0,7312), mencari hiburan (eigenvalue = 1,747, alpha = 0,6980), sebagai perintang waktu (eigenvalue = 7,024, alpha = 0,7035), untuk mengambil berbagai materi yang mereka perlukan (eigenvalue = 3,704, alpha = 0,6869) dan sebagai pelarian dari kesibukan ataupun berbagai masalah yang sedang mereka hadapi (eigenvalue = 1,560, alpha = 0,7039). Kemudian ketika ketujuh motif tersebut disederhanakan, ada dua faktor dasar yang merupakan motif siswa menggunakan internet, yaitu untuk keperluan mendapatkan hiburan (eigenvalue = 6,988, alpha = 0,8256) dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan (eigenvalue = 3,977, alpha = 0,8111).
Kemudian pengujian terhadap motif menggunakan internet (gratifications sought) dengan kepuasan yang didapat (gratifications obtained), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan internet mampu memenuhi harapan responden dengan memberikan kepuasan atas apa yang mereka harapkan.
Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan sifat atau karakteristik responden dari aspek demografi yang meliputi jender, kelas, dan jenis sekolah. Kemudian berdasarkan aspek "psikografi". secara signifikan (sig. = 0,000) membedakan responden dalam lima kelompok yaitu kelompok pencari hiburan yang menggunakan internet hanya sebagai untuk mendapatkan kesenangan, kelompok eksploratorif dengan ciri senang melakukan eksplorasi dan mencoba-coba, kelompok santai yang anggotanya mempunyai kecenderungan santai-santai saja, kelompok gaul yang memiliki ciri kuat dalam hal berkomunikasi dengan orang lain, dan kelompok pembelajar yang memiliki kecenderungan tinggi untuk senantiasa melakukan berbagai aktivitas belajar.
Berdasarkan pengujian terhadap model hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet, menunjukkan bahwa level institusi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Pengujian dengan fit coefficient secara pasti menunjukkan bahwa pola hubungan kelompok yang mendapatkan dukungan institusi adalah signifikan sedangkan pola hubungan kelompok yang kurang mendapatkan dukungan dari institusi terbukti tidak signifikan.

Model of Inter-relating Factors that influence the Use of Internet: Survey on the Motivations for Using Internet by Senior High and Vocational School Students in Special Territory of JakartaIt is believed by most people, especial), in educational environment, that Internet is one of the alternative media that has a wide potential to be used as an educational media. The belief based on the result of many experiments indicates that as an educational media, because of its characteristic, the Internet can improve students? achievement and quality. So that, it is true that Internet, in the future, can be used widely in the educational environment, in a completely teaching and learning process.
To design the system effectively as the demand, it should be begun by the knowledge of target, in this case is student. Minimum target knowledge is about their motivation in using the Internet, satisfaction, characteristic on demography and psychology, and factor relationship that influence the using of the Internet.
Result of research that has be done in 8 SMU and SMK DKI with the total sample of 210 students, indicate that there are seven factors of motivation in using internet, such as: motivation for education needed (eigenvalue=2,176, alpha =0,7350), communication reason (eigenvalue=1,858 alpha=0,7539) getting news and information (eigenvalue=4,113, alpha=0,7312) searching entertainment (eigenvalue=1,747, alpha=0,6980), pastime (eigenvalue=7,024, alpha=0,7035), getting specific material (eigenvalue=3,704, alpha=0,6869), and for running out of their own personal problem (eigenvalue=1,560, alpha=0,7039). Than, when the seven motivation is simplified, there are two factors for student in using Internet, such as for getting entertainment (eigenvalue=6,988, alpha=0, 8256) and getting knowledge (eigenvalue=3,977, alpha=0, 81 i 1).
This research tells that there is a significant relationship between motivation in using Internet (gratification sought) and satisfaction obtained (gratification obtained) (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). That case indicates that the Internet gives satisfaction to the user/respondent in getting information needed.
This research also indicates that there are characteristic differences of the respondents on the aspects of demography that cover gender, grade, and type of school. Base on the Psychography, significantly (sig. = 0,000) divided respondents to five groups such as entertainment searching that use the internet only for getting pleasure, explorative group with the characteristic that they inclined exploring and trying, relax group with its members inclined not too serious, "gaul" group with the characteristic that they actively communicate with another people, and educational group that is willing to create an educational environment.
Factor in an institution level, the highest influent is contributed of educational organizer from the school, foundation until the related directorate. The experimental fit coefficient indicate that the model of internet use on group that has a support from institution is significant, and the model of internet use on group that has a little bit support from institution is not significant.
"
2001
T2269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Sunarti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26702
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohanis
"Masalah perilaku seksual di kalangan remaja, tidak saja sebagai akibat faktor biologis semata tetapi juga berkenaan dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan informasi tentang seksualitas yang sehat secara utuh dan menyeluruh.
Beberapa penelitian menunjukkan telah terjadi pergeseran nilai dan moral perilaku dalam kehidupan remaja khususnya yang berkaitan dengan perilaku seksual. Hal ini juga berlaku di kota Padang yang kuat dengan adat dan agamanya, dibuktikan dengan hasil penelitian PKBI (1995) untuk 100 responden remaja ditemui kasus hubungan seksual 10,5% dan panelitian yayasan Widya Prakarsa (1999) ditemui dari 339 responden remaja telah melakukan hubungan seksual 5,9%.
Melihat permasalahan diatas dan belum adanya penelitian yang menjawab permasalahan tersebut di kota Padang, maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SMU, SMK dan MA) yang berada diwilayah kota Padang tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, populasinya adalah siswa kelas dua Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri (SMU, SMK dan MA) di kota Padang dengan sampel sebanyak 200 orang. Penelitian ini menggunakan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan 27% responden berperilaku seksual berisiko berat dan 73% responden berperilaku seksual berisiko ringan, didapati 2,5% telah melakukan hubungan seksual. Variabel-variabel independen yang mempunyai hubungan yang berrnakna dengan perilaku seksual adalah pengetahuan, sikap, agama, peran media massa dan peran teman sebaya, sedangkan variabel yang tidak bermakna yaitu jenis kelamin dan peran prang tua, dari variabel tersebut yang paling dominan adalah pengetahuan dengan OR sebesar 3,80.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan seksualitas remaja oleh Instansi berwenang dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan dan pemuka masyarakat baik melalui pendidikan formal maupun informal seperti seminar, pelatihan yang dapat menggiring remaja ke arah perilaku seksual yang baik.

Factors Related to Sexual Behavior of Public High School Students (SMU, SMK, MA) in Padang City 2003Sexual behavior problem among teenagers, not only caused biologically, but also regarding on environment factors and minimum information about sexuality health.
Some of this study showed that that there is shiftiness on value and moral of behavior in teenager especially in sexuality behavior. This is happened in Padang which has strong and strictness cultural on religion, this evidence found by PKBI study (1995) for 160 respondents 10,5% have sexual relationship experience and study of Widya Praicarsa Foundation found from 339 respondents 5,9% do sexual intercourse.
This study tries to find out factors that related to sexual behavior of public high school student (SMU, SMK, and MA) in Padang City 2002.
This study use cross sectional design, population is second grade of public high school in Padang City with 200 samples and statistically analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.
Result of this study showed that 27% respondents have bad severe sexual risk behavior and 73% have light sexual risk behavior, 2,5% have sexual intercourse. Independents variables which have significant relation to sexual behavior are knowledge, attitude, religion, mass media, and peer group. While the insignificants variables are sex and role of parent, the most dominant variable is knowledge (OR=3,so).
Based on result of this study, we recommend there should be some efforts to improve knowledge about sexuality which involving social organization and public figures through formal and informal education, seminar, training that could lead teenagers to have better sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilies Widianingsih
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang dipergunakan didalam penelitian terhadap prestasi belajar siswa SMP di bidang pelajaran matematika. Variabel bebas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan orangtua, jumlah anggota keluarga, asal atau alamat siswa, NEM matematika SD, tingkat pendidikan guru, pengalaman mengajar guru, gaji guru, metode mengajar, dan jumlah siswa.
Analisis yang digunakan untuk unit analisis siswa, yang diambil dari 6 SMP yang dipergunakan sebagai sampel yang sekaligus sebagai responden. Prestasi belajar sebagai variabel terikat diambil untuk bidang pelajaran matcmatika bagi siswa SMP kelas 11 dengan tolok ukur nilai raport siswa pada cawu II. sumlah sampel yang dipergunakan sebanyak 378 siswa dari 6 Sekoiah Menengah Penama di kota Blitar. Alat analisis data yang dipergunakan yaitu metode regresi berganda dengan metode stepwise yang menggunakan program statistik SPSS.
Dari hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh yang signifikan antara variabel bebas tingkat pendidikan orangtua, NEM matematika SD, pengalaman mengajar guru, gaji guru, metode mengajar dan jumlah siswa terhadap prestasi belajar siswa di bidang pelajaran matematika.
Sedang untuk variabel jumlah anggota keluarga, asal atau alamat siswa dan tingkat pendidikan guru tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa di bidang pelajaran matematika variabel Nilai Ebtanas Murni (NEM) matematika SD.
Saran yang diberikan adalah untuk mencapai kualitas siswa yang baik diharapkan pihak pengambil keputusan memperhatikan mutu pendidikan yang diberikan kepada siswa. Selain itu juga harus memperhatikan masalah kesehatan dan gizi anak sejak dini, sehingga anak memiliki tingkat kcccrdasan yang tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latief
"Masalah mutu pendidikan di Indonesia dalam hal ini prestasi belajar adalah suatu hal yang menarik dan tidak pernah habis untuk diperdebatkan dan dicari solusi pemecahannya. Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan terus melakukan penelitian tentang prestasi belajar. Sebagai salah satu usaha mengkaji masalah mutu pendidikan adalah dilakukannya studi tentang prestasi belajar siswa.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi belajar Matematika siswa SMA Nageri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang yang didasarkan pada paradigma positivesme. Dalam penelitian ini akan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan kelas XII yang berjumlah 637 siswa dan jumlah sampel sebanyak 246 siswa SMA Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis faktor yang digunakan untuk mencari dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mampu menjelaskan hubungan antara berbagai indikator independen yang diobservasi. Sedangkan untuk menguji kontribusi setiap variabel dalam penelitian ini, teknik yang akan digunakan adalah analisis regresi ganda (multiple regression). Analisis regresi ganda adalah suatu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih (variabel X) terhadap variabel terikat (Y) untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih.
Dari hasil analisis regresi menunjukan bahwa variabel Partisipasi orang tua dalam Belajar Siswa memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Dengan membandingkan F hitung = 6.694 dengan F tabel (α = 0,05) = 3,89 artinya F hitung > F tabel dengan taraf signifikansi (0,010 < 0,05). F hitung pada variabel kedua yaitu Belajar Kelompok dan Bantuan Orang Tua Siswa dalam Belajar didapat F hitung = 5,681 dengan F tabel (α = 0,05) = 3,04 dengan taraf signifikansi (0,004 < 0,05). F hitung pada variabel ketiga yaitu Kemampuan guru dalam tindak lanjut pembelajaran didapat F hitung = 5,231 dengan F tabel (α = 0,05) = 3,65 dengan taraf signifikansi (0,004 < 0,05). Pada variabel status sosial ekonomi menunjukan bahwa kepemilikan televisi, jumlah kakak dan adik kandung serta pekerjaan ayah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika, sementara gender yang membedakan antara laki-laki dan perempuan sama sekali tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

The problem of education quality in Indonesia especially on students achievement is interesting to discuss and debatable as to search for the solution . One of the solutions is through the continous research about the students achievement discussing about the education quality is discussing about the students achievement.
This research is aimed to know which faktors do influence students achievement in Mathematics at SMA Negeri 1 Kandanghaur Kabupaten Indramayu.
The approach of this research belongs to quantitative based on positivism paradigm. This research will analyze factors that influence students achievement in Mathematics. Data collecting in this research is through questionare. The population of this research is XI and XII grade students of SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu. They are 637 students in total and 246 Students are chosen as the sample of
population.
The data analysis technique used in this research is factor analysis to identify factors that can explain the correlation between independent indicators being observed. While to analyze the contribution or each variables, the technique used is multiple regression analysis. Multiple regression analysis is to analyze the influence of two or more independent variables (X) toward dependent variable (Y) to prove the existance of correlation of two or more independent variables.
The result of regression analysis shows that parental involvement in students learning has very significant influence. By comparing F value = 6.694 and F crit. (α = 0,05) = 3,89 it means that F value > F crit. with significance (0,010 < 0,05). F value on the second variable that group study and parents aid in students learning shows that F value = 5,681 with F crit. (α = 0,05) = 3,04 with significance (0,004 < 0,05). F value on the third variable is teachers ability in teaching learning process and the follow up program shows that F value = 5,231 with F crit. (α = 0,05) = 3,65 with the significance (0,004 < 0,05). On the variable of social economic status shows that television possession, total brothers and sisters in family and father?s occupation have significant influence to students achievements in Mathematics. While gender (male or famale) doesn't have significant influence on the students achievement at all."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29760
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>