Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dalam makalah ini, peneliti melakukan studi karaktersitik pada aliran pertemuan aliran yaitu tentang distribusi kecepatan yang terjadi pada pertemuan aliran dengan sudut 30 derajat. Penelitian ini dilakukan di laboraturium."
620 JTUNIBRA 14:3 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Rahmawati
"Permasalahan sungai seringkali terjadi pada kelokan sungai. Hal ini berkaitan dengan medan vektor kecepatan yang terjadi di kelokan sungai. Namun, vector kecepatan pada kelokan sungai perlu ditinjau sebagai aliran dua atau tiga dimensi dan hal tersebut membutuhkan suatu metode penyelesaian khusus misalnya dengan menggunakan pemodelan numerik. Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk mencari medan vektor kecepatan pada aliran dua atau tiga dimensi adalah Program Resource Modelling Associates (RMA) yang berbasis metode elemen hingga yang merupakan salah satu cara penyelesaian dalam pemodelan numerik. Skripsi ini mengkaji mengenai mekanisme program Resource Modelling Associates (RMA) dalam menghasilkan medan vektor kecepatan untuk aliran dua dimensi pada kelokan sungai dengan kedalaman rata-rata dan melakukan perubahan data-data masukan seperti koefisien manning (n), geometri sudut kelokan sungai, posisi lintang sungai (efek gaya Coriolis), dan nilai kinematik eddy viscousity. Verifikasi hasil simulasi model ini didasarkan pada kesesuaiannya dengan teori. Hasil simulasi menunjukan kecepatan sisi dalam kelokan sungai lebih besar daripada sisi luar kelokan sungai karena pengaruh aliran sekunder pada simulasi kedalaman rata-rata diabaikan. Selain itu, untuk perubahan koefisen manning (n) dari 0,02 menjadi 0,024, kecepatan sungai dengan n = 0,02 lebih besar daripada dengan n = 0,024 . Untuk perubahan geometri sudut kelokan sungai dari 60˚ menjadi 30˚, medan vector kecepatan semakin merata dan laminar untuk sudut kelokan sungai yang lebih kecil. Untuk perubahan posisi lintang sungai antara 0˚, 90˚, -90˚ dan nilai kinematik eddy viscousity dari 0,2 m2/s menjadi 0,5 m2/s, perbedaan medan vector kecepatan tidak dapat diamati karena pada simulasi kedalaman rata-rata pengaruh aliran sekunder diabaikan. Hal ini bersesuaian dengan teori.

Most problems of rivers occur on curvilinear river bend. This related to the velocity vector field that occurs on curvilinear river bend. However, the velocity vector on curvilinear river bend need to be reviewed as a two-or threedimensional flow and it requires a specific solving method for example by numerical modelling. One of the tools that can be used to find the velocity vector field in two or three dimensional flow is Resource Modelling Associates (RMA)?s program which based on finite element method which is one way of solving the numerical modelling. This undergraduate thesis examines the mechanisms of Resource Modelling Associates (RMA)?s program simulation to get velocity vector field for a twodimensional flow depth averaged on curvilinear river bend and make changes to manning coefficient (n), curvilinear river bend angle geometry, latitude position of the rivers (the effect of Coriolis force), and kinematic eddy viscousity value. The results verification of model simulation is based on conformity with the theory. The results of simulation show that velocity on inside curvilinear river bend is greater than the outer side of the curvilinear river bend because the influence of secondary flow in simulation of depth averaged is ignored. In addition, for the change of manning coefficient, the velocity value of river which has n value = 0,02 is greater than n = 0,024. For the change of curvilinear river bend angle geometry from 60˚ to 30˚, the velocity vector field is smoother and laminar for smaller curvilinear river bend angle. For the change of latitude position of the rivers between 0˚, 90˚, -90˚ and kinematic eddy viscousity value from 0,2 m2/s to 0,5 m2/s, the differences of velocity vector field can?t be observed because in simulation of depth averaged, the influence of secondary flow is ignored. This is conformable with the theory."
2011
S151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Gundara
"Tebing sungai merupakan salah satu tempat yang rawan terjadi longsor, dimana salah satu penyebabnya adalah penggerusan tanah dinding sungai oleh aliran air sungai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah membangun struktur perkuatan tebing di beberapa titik pada Sungai Pesanggrahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembuatan struktur perkuatan tebing sungai terhadap kestabilan dasar sungai serta pengaruhnya terhadap hidrolika aliran dan angkutan sedimen dasar pada segmen yang telah ditentukan yaitu dari titik 1 (hulu) di daerah Bintaro sampai dengan titik 3 (hilir) di daerah Kebayoran Lama. Karakteristik hidrolika aliran yang dianalisis sebagai variabel yang terdampak oleh pembangunan perkuatan tebing adalah geometri aliran, profil muka aliran, dan kekasaran penampang. Dari perubahan hidrolika aliran tersebut kemudian dicari besar tegangan geser yang terjadi pada setiap penampang sungai untuk mengetahui apakah tegangan geser melebihi nilai tegangan geser izin butiran yang memulai proses penggerusan dinding sungai. Profil muka aliran dimodelkan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS untuk kondisi sebelum dan setelah dibangun perkuatan tebing. Hasil analisis kestabilan sungai pada Sungai Pesanggrahan menunjukkan perkuatan tebing sungai menyebabkan penggerusan dinding sungai di hilir perkuatan, dari hanya tidak terjadi penggerusan di kedua sisi dinding sungai menjadi terjadi penggerusan di kedua sisi kanan maupun kiri dinding sungai pada tengah, dari tidak terjadi penggerusan dinding menjadi terjadi penggerusan dinding sisi kanan dan kiri pada hilir.

River banks are one of the places that prone to landslides, where one of the causes is scouring of the river wall soil by the river flow. To overcome this problem, the government built river bank protection structures at several points on the Pesanggrahan River. The purpose of this research is to analyze the effect of river bank protection structure on the stability of the river bed and its effect on flow hydraulics including sediment transport in the predetermined segment: from point 1 (upstream) in the Bintaro area to point 3 (downstream) in the Kebayoran Lama area. The flow hydraulic characteristics analyzed as variables affected by river bank protection structures are flow geometry, river flow characteristics, and river wall roughness. From the changes in the flow hydraulics, the shear stress that occurs at each river section is sought to determine whether the shear stress exceeds the allowable shear stress of the grain which starts the river wall scouring. The flow profile is modeled using HEC-RAS software for the conditions before and after the river bank protection is built. The results of the river stability analysis of the Pesanggrahan River show that river bank protection causes scouring of the river wall downstream of the protection, from not scoured to scoured on both the right and left sides of the river wall in the middle, from not scoured the walls to scoured. right and left side walls on the downstream."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nurrokhmat
"Penelitian ini ditunjukkan untuk melakukan investigasi aliran udara dan sebaran temperatur pada inkubator grashof tipe f. Analisis dilakukan dengan metode Computational Fluid Dynamics (CFD) menggunakan ANSYS CFX. Adapun standar yang digunakan yakni SNI IEC 60601-2-19:2014. Simulasi dilakukan dengan kriteria mesh independent sehingga hasilnya dapat mendekati dengan keadaan aktual. Simulasi menghasilkan data temperatur, densitas dan kecepatan udara. Pada simulasi dengan temperatur ambient 298K, hasil yang didapat tidak memenuhi standar yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena aliran udara masuk melalui outlet kabin bagian samping bawah. Masuknya udara disebabkan luasan inlet yang jauh lebih kecil dibandingkan outlet, sehingga menyebabkan backflow atau aliran balik dari outlet menuju heating chamber.

This research was shown to investigate the air flow and temperature distribution in the grashof incubator type f. The analysis was performed by the Computational Fluid Dynamics (CFD) method using ANSYS CFX. The standard used is SNI IEC 60601-2-19: 2014. The simulation is carried out with mesh independent criteria so the results can approach the actual situation. The simulation produces data on temperature, density and air velocity. In simulations with ambient temperatures of 298K, the results obtained do not meet the specified standards. This is caused by the flow of air entering through the cabin outlet at the bottom side. The entry of air is caused by the area of the inlet which is much smaller than the outlet, causing backflow from the outlet to the heating chamber."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik
"Pengambilan sumber air tanah sebagai sumber air bersih secara berlebihan akan mengurangi volume air tanah, sehingga dapat rnengakibatkan turunnya permukaan air tanah. Oleh karena itu agar dapat memanfnatkan air tanpa mengganggu kondisi lingkungan sekitamya perlu dilakukan penclitian mengenai gerak ali ran air tannl1. Penelitian dapat dilakukan dengan memprediksi perubahan yang tcrjadi terhadap tinggi aliran air tanah dari dasar muka air tanah) dan program komputer untuk keperluan ini telah dikembangkan dalam bentuk model matematik. Penggunaan model matematik dalam suatu perencanaan dapat dilaksanakan asalkan model lersebut telah divalidasi, validasi ini dilakukan dengan membandingkan tinggi tekanan air hasil simulasi model matematik dengan tinggi tekanan air hasil pengamatan model fisik dalam mengakomodir asumsi-asumsi dan kondisi batas (boundmy condition) model matematik. Dari hasil perbandingan plot tinggi tekanan air hasH pengnmatan model fisik terhadap prediksi model matematik, didapat nilai perbandingan slopenya mendekati I, ini dapat dikatakan bahwa perbaikan struktur pad a model fisik lelah dapat menutupi kelemahan yang ada pada model fisik yang luma. Tetapi kemSmpunn model fisik dalam mengakomodir kondisi batas model matematik masih ada yang belum tercapal, sehingga perbaikan dan penyernpurnaan model fisik terutama dalam mengakomodir kondisl batas masih perlu untuk dllakukan agtir tujuan dibuatnya model fisik ini sebagai alat validasi dan kalibrasi model rnatematik dapat tercapai"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Denny Yatmadi
"Agar dapat memanfaatkan air untuk berbagai penggunaan tanpa mengganggu kondisi lingkungan sekitarnya, maka pengetahuan tentang air tanah dan pengalirannya serta zat-zat yang terkandung didalam air tanah menjadi sangat penting untuk dipelajari dan diteliti. Untuk memprediksi aliran air tanah. dapat digunakan model matematika yang sudah divalidasi, misalnya dengan membandingkan hasil simulasinya dengan hasil model tisik. Selain itu, sebagian output dari model marematika dapat dijadikan referensi dasar untuk model fisik. Fungsi utama dari model fisik adalah membuat environmen simutasi yang sama dengan model matematika. Model fisik yang ada belum dapat mengakomodir dengan baik asumsi keseragaman tebal akifer karena terjadi lendutan pada bak akifer. Lendutan tersebut menyebabkan adanya celah antara media berpori dengan lapisan bak penutupnya, sedemikian rupa sehingga analisa hidrolis tidak dapat dilakukan dengan baik karena akibat terjadinya celah ini persamaan aliran air tanah melalui media berpori pada lapisan terkekang tidak berlaku. Lendutan yang terjadi diakibatkan oleh jarak antara balok melintang yang terlalu renggang dan plat penutup bak akifur terlalu lemah untuk menahan tekamm hidrostatls. Oleh karena itu untuk memenuhi fungsi dari model tisik tersebut, penulis akan berusaha memperbaiki konstruksi struktur dari model fisik tersebut misalnya dengan memperapat balok melintangnya atau memberi perkuatan pada plat penutup bak akifer, sehingga dapat mengatasi akibat-akibat negatif terjadinya lendutan. Hasilnya dapat dijadikan dasar untuk pengembangan model fisik yang akan datang,"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S28543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Nurzaman
"

Kenyamanan termal adalah penilaian subjektif dari lingkungan termal yang cocok oleh pikiran individu. Standarisasi kenyamanan termal penting untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan yang optimal. Oleh karena itu, beberapa standar telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengukur kenyamanan termal berdasarkan suhu, kecepatan udara, dan kelembapan. Selain itu, panas ruangan dari penghuni dan barang lainnya juga berperan besar dalam mempengaruhi parameter tersebut. Ada dua pendekatan umum untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan dalam menentukan kenyamanan termal: audit ruangan dan simulasi. Audit ruangan adalah pendekatan yang paling nyata untuk mengukur parameter kenyamanan termal ruangan tertentu. Di sisi lain, pendekatan simulasi banyak digunakan dalam tahap desain sebuah bangunan. Untuk melakukan simulasi, setiap detail ruangan yang diukur harus diperhitungkan untuk melakukan pendekatan simulasi. Pada tesis ini parameter kenyamanan termal diukur di Auditorium Makara Art Center (MAC). Selain itu juga dibuat desain 3D auditorium yang sesuai dengan auditorium untuk mendapatkan akurasi simulasi dibandingkan dengan data sebenarnya. Untuk melakukan simulasi situasi yang paling mirip, beberapa skenario simulasi dengan bentuk diffuser dan parameter panas yang berbeda dilakukan menggunakan ANSYS Fluent sesuai dengan kondisi sebenarnya. Kondisi aktual suhu auditorium bervariasi dari 22,9 C hingga 24,1 C. Sedangkan suhu simulasi skenario keseluruhan menyimpang dari 0,1% hingga 52,63%. Simulasi kecepatan udara, di sisi lain, memiliki deviasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi suhu.

 


Thermal comfort is the subjective assessment of a suitable thermal environment by individual minds. Standardization for thermal comfort is important to create an optimal indoor environment. Therefore, several standards have been used over the decades to measure thermal comfort by temperature, air speed, and humidity. In additional, room heat from the occupants and other stuffs also plays a huge role in affecting those parameters. There are two general approaches to obtain the variables required in determining thermal comfort: room audit and simulation. Room audit is the most tangible approach to measure the thermal comfort parameters of a particular room. On the other hand, simulation approach is widely used in the design phase of a building. To conduct a simulation, every details of the measured room must be taken into account to conduct the simulation approach. In this thesis, thermal comfort parameters were measured in Makara Art Center (MAC) Auditorium. Additionally, a 3D design of the auditorium were also made in accordance to the auditorium to obtain the accuracy of simulation compared with the actual data. To conduct the most similar situation of the simulation, several simulation scenarios with different diffuser shape and heat parameters were conducted using ANSYS Fluent in accordance with the actual condition. The actual condition of the auditorium’s temperature varies from 22.9 C up to 24.1 C. Meanwhile, the simulation temperature of the overall scenarios deviates from 0.1% up to 52.63%. Air velocity simulation, on the other hand, has a relatively higher deviation compared to the temperature simulation. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>