Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The concept of periphyton growth is globally regarded as a functional unit, without considering the dynamics of various components as have been reported by earlier scholars, and is used as references to the algal periphyton growth modelling conducted in this study. Experimental data on the growth of periphyton biomass versus time was used to test two basic hypotheses to account for feedback effects on periphyton growth."
577 LIMNO 19:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Yanto
"Telah dilakukan penelitian mengenai sebaran spasial spesies Harmful Algal Bloom (HAB) di lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara pada bulan Mei 2012. Sampel diambil secara vertikal dari kedalaman 3 meter dan pencacahan dilakukan dengan metode sub sampel.
Hasil pencacahan menemukan 9 spesies penyebab HAB yang berpotensi red tide maker dan toxin producer. Berdasarkan peta sebaran, kepadatan tertinggi spesies penyebab HAB terdapat di stasiun yang dekat dengan garis pantai (Stasiun 1). Berdasarkan hasil Analisis Faktorial Koresponden (AFK) dan Analisis Komponen Utama (AKU) diketahui bahwa Stasiun 1 dicirikan oleh Thalassiosira mala yang dipengaruhi oleh kecepatan arus dan intensitas cahaya.

Research on the spatial distribution of Harmful Algal Bloom (HAB) species at green mussel (Perna viridis) aquaculture area, Kalibaru, Cilincing, North Jakarta has been held in May 2012. Samples from 3 meter depth were taken vertically and then identified using sub sample method.
The results showed 9 HAB phytoplankton species which potentially red tide maker and toxin producer. Based on the distribution map, the highest density of HAB species is at station close to the shoreline (Station 1). Based on Correspondent Analysis (CA) and Principle Component Analysis (PCA), Station 1 is characterized by Thalassiosira mala and are affected by current velocity and light intensity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supenya Chittapun
"ABSTRACT
To overcome the disadvantages of open pond and cement tube as an outdoor algal cultured system, a simple inclined algal culture system was developed. the system composed of an 18.9 L polyethylene terephthalate (PET)bottle placed on a degree adjustable stand using an air pump to generate water mixing and circulation. The system was tested by culturing 45 mL Oscillatoria sp. in 13 L Blue-Green-11 (BG-11)medium supplemented with 3 g L-1 NaNO3 in plastic bottle, which was placed on different angles of inclination, viz. 45°, 60° and 90°. The system was operated outdoor under natural daylight and temperature. After 11 days, 11.5 L culture medium was poured out and 11.5 L fresh medium was refilled. Algal cell was precipitated to measure algal yield. Then, cell harvesting was done every 7 days for 6 batches. This system could culture algae continuously for 5 batches. The highest productivity was 32.23 gram wet (gw) ×m-2×d-1, which was recorded from a second and fifth round of 45° angular system and also from third round of 60° angular system. The result showed that this simple inclined algal culture system can be done continuously for one and a half month with high productivity by 45° inclination, which was proved as a good mixing and circulation. Showing advantages over open-pond, this system was moveable and could reduce possibility of contamination."
Pathum Thani: Thammasat University, 2017
607 STA 22:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qadar Hasani
"Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di Teluk Lampung, khususnya di Teluk Hurun, telah banyak dibahas oleh beberapa peneliti. Fenomena HABs diduga akibat peningkatan unsur hara (N dan P) dari limbah pertambakan, pembenihan (hatchery) dan budidaya ikan dalam karamba jaring apung. Masukan N dan P ke perairan akan menyebabkan eutrofikasi perairan yang selanjutnya dapat memicu terjadinya ledakan populasi fitoplankton yang dapat berbahaya bagi organisme perairan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kadar nutrient N dan P dengan kemunculan fitoplankton berbahaya, akibat limbah budidaya perikanan yang berbeda pada lokasi penelitian. Secara deskristif hubungan unsur hara N dan P terhadap kelimpahan fitoplankton dapat dilihat dengan adanya kecenderungan peningkatan unsur hara tertentu yang diikuti oleh peningkatan kelimpahan total fitoplankton atau kelimpahan salah satu jenis fitoplankton. Beberapa fitoplankton berbahaya yang ditemukan dengan kelimpahan tinggi pada penelitian ini adalah Ceratium furca dengan kepadatan tertinggi mencapai 5.314 x 10 sel/l, Trichodesmium erithraeum dengan kelimpahan mencapai 1.05 x 10 sel/l and Noctiluca scintilans dengan kelimpahan mencapai 5.99 x 10 sel/l. Hubungan unsur hara N dan P dengan HABs juga ditunjukkan dengan analisis regresi berganda dan canonical corelation analysis (CCA) yang menunjukkan adanya korelasi positif yang kuat antara konsentrasi unsur hara N dan P dengan potensi kemunculan HABs pada berbagai lokasi budidaya perikanan di Teluk Lampung.

The phenomenon of harmful algal blooms (HABs) in the Lampung Bay has been reported by many researchers. The occurrence of HABs may be due to the increase of nutrient (N and P) as results of waste water of aquaculture (shrimp farms, hatcheries and fish cage farms). This study aim to determine the relationship between N and P concentrations in some aquaculture sites with harmful algal blooms. The analysis revealed the differences concentration of N and P at each different shrimp farms and fish cage farms sites (Hurun, Sidodadi, Ringgung, and Cikunyinyi Bay). The result showed that the increase of N and P concentration were followed by the increase of harmful phytoplankton populations. High density HABs were found in this study, such as: Ceratium furca with the highest density at 5.314 x 10 cells l -1, Trichodesmium erithraeum 1.05 x 10 cells l-1 and Noctiluca scintilans 5.99 x 10 cells l-1. The Multiple regression and canonical corelation analysis (CCA) also indicated a strong positive relationship between N and P with the HABs at the shrimp farms and fish cage farms sites in the Lampung Bay."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Pertanian Universitas Lampung, 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Apabila kita melihat kondisi lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, sampah daun merupakan suatu hal mudah ditemui karena kondisi lingkungan kampus memiliki banyak sekali pepohonan. Untuk memanfaatkan potensi biomassa yang sangat besar tersebut maka dilakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI. Fluidized Bed Combustion (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang sangat tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI karena memanfaatkan prinsip fluidisasi dan turbulensi benda padat. Saat proses pembakaran, dengan adanya fenomena fluidisasi ini akan meningkatkan kemampuan perpindahan panas dan massa yang cukup signifikan. Dengan begitu proses pembakaran pun akan menjadi lebih baik. Teknologi ini pun telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Universitas Indonesia. dimana pengembangan terus dilakukan tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari FBC UI. Sehingga, nantinya FBC UI ini dapat dipergunakan dengan lebih baik selain sebagai sarana penelitian. Beberapa tahun terakhir, terdeteksi adanya performa kerja sistem yang masih kurang baik yaitu tidak meratanya fenomena fluidisasi yang mana fenomena tersebut merupakan hal yang sangat krusial dalam kinerja FBC itu sendiri. Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat berupa pasir dengan fluida gas yang menyebabkan pergolakan pada pasir sampai pasir seakan memiliki sifat-sifat seperti fluida. Banyak faktor yang memengaruhi fenomena fluidisasi, antara lain diameter partikel atau pasir, densitas partikel, porositas hamparan, serta distibutor. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agra dan Sabrizal pada Tugas Akhirnya mereka membuat pemodelan distributor untuk meningkatkan kemampuan fluidisasi FBC UI. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai perbandingan kinerja dasar distributor modifikasi yang diproduksi mengikuti pemodelan distributor yang diciptakan oleh Agra dan Sabrizal dengan distributor yang terdahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Nugraha Wijaya
"ABSTRAK
Penelitian ini menerapkan variasi komposisi kangdungan dari campuran HZSM-5/B2O3 dan suhu operasi untuk menganalisa efeknya terhadap yield dari senyawa monoaromatik yang diproduksi melalui proses konversi katalitik menggunakan prinsip reaktor unggun tetap. Proses konversi katalitik dilakukan dengan menggunakan 15 HZSM-5, 30 HZSM-5, and 100 katalis HZSM-5 dan dengan variasi suhu 450, 475, and 500oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses konversi katalitik dengan kenaikan komposisi HZM-5 akan menaikkan hasil yield senyawa aromatik berupa 15.95 , 23.11 and 63.11 untuk proses yang dilakukan pada suhu 450OC. Pada suhu 475OC akan menghasilkan 19.85 , 26.89 , and 73.21 senyawa aromatic dengan menaiknya kandungan HZSM-5 di dalam campuran katalis. Dan dengan menaiknya kandungan katalis HZSM-5, proses pada suhu 500OC akan menghasilkan 30.60 , 48.26 and 91.33 senyawa aromatic. Hasil ini mengindikasikan bahwa kenaikan kandungan HZM-5 dan suhu operasi akan menaikkan yield dari senyawa monoaromatik. Kenaikkan yield senyawa monoaromatik dengan menaiknya komposisi HZM-5 disebabkan oleh keunggulan bentuk selektif yang dimiliki oleh HZSM-5 katalis. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa katalis B2O3 tidak menghasilkan efek yang signifikan terhadap yield dari senyawa monoaromatik. Hal ini disebabkan oleh proses pencampuran HZSM-5/B2O3 tidak dilakukan dengan metode yang tepat sehingga katalis B2O3 tidak tercampur secara sempurna kedalam pori-pori dari katalis HZSM-5.

ABSTRACT
In this research, different variation of the composition of the HZSM 5 and B2O3 catalyst and different operation temperature was applied in order to analyze the effect of the catalyst composition and the operation temperature to the production of mono aromatics through catalytic conversion using the fixed bed reactor principle. The catalytic conversion process was done with composition of catalyst used were 15 HZSM 5, 30 HZSM 5, and 100 HZSM 5 under 450, 475, and 500oC. Experimental results showed that for the catalytic conversion under the temperature of 450OC, by the addition of mixture of 15 HZSM 5, 30 HZSM 5, and 100 HZSM 5 will increase the yield of monoaromatic compounds by 15.95 , 23.11 and 63.11 respectively. While the process under 475oC will yield 19.85 , 26.89 , and 73.21 with the increasing fraction of HZSM 5 catalyst inside the mixture of catalyst. Lastly, as the fraction of HZSM 5 increased, the process conducted under 500oC will yield 30.60 , 48.26 and 91.33 of monoaromatic compounds. It indicates that the yield of monoaromatics will increase as the fraction of HZSM 5 catalyst and operating temperature also increase. The increasing fraction of HZSM 5 catalyst will increase the yield of monoaromatic compounds, due to its shape selective reaction advantages. However, the presence of B2O3 have no significant effect the yield of monoaromatics because of the mixing process between HZSM 5 and B2O3 wasn rsquo t done using the proper method, so the B2O3 catalyst wasn rsquo t mixed properly in to the pores of HZSM 5 catalyst."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romy Dzaky Amin Amany
"Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbesar setelah batubara, minyak bumi, dan gas alam. Saat ini biomassa digunakan untuk berbagai pemanfaatan, salah satunya adalah sebagai sumber dari asap cair, atau sering disebut dengan bio-oil. Bio-oil dapat diproduksi dengan berbagai metode. Metode yang cukup sering digunakan adalah pirolisis. Abdullah et al telah melakukan penelitian mengenai pirolisis biomassa menggunakan fixed bed reactor tanpa menggunakan gas penyapu [1]. Penelitian tersebut menyatakan bahwa biomassa berupa kayu kamper dapat memproduksi fraksi produk liquid sebanyak 46%wt, ketika dipirolisis dengan temperatur maksimum 500°C dan dengan pemanasan ulang di bagian zona reaksi hingga 200°C menggunakan heater 1500W. Pirolisis tersebut menggunakan Double Pipe Heat Exchanger sebagai unit Liquid Collection System (LCS). Penelitian ini akan membahas bagaimana karakteristik pengkondensasian uap yang terjadi pada LCS tersebut menggunakan program simulasi COMSOL Multiphysics. Simulasi dalam COMSOL Multiphysics akan menggunakan desain 2D axisymmetric dengan modul simulasi Fluid Flow dan Heat Transfer in Fluid. Uap pirolisis akan dianggap sebagai senyawa tunggal yang merepresentasikan campuran senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam bio-oil sebagaimana dimodelkan oleh Hallet dan Clark [2]. Hasil dari simulasi ini menunjukkan bahwa kondensasi yang terjadi di dalam LCS yang digunakan oleh Abdullah et al terjadi secara konveksi natural dengan aliran laminar. Selain itu, hasil dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa sebanyak ~16.93%wt uap pirolisis yang seharusnya bisa dikondensasi pada akhirnrya tidak dapat dikondensasi di Outlet LCS. Agar uap pirolisis dapat terkondensasi seluruhnya, maka harus dilakukan optimasi dengan cara memanjangkan LCS hingga 1.15 m dan menggunakan air pendingin dengan temperatur 8°C

ABSTRACT
Biomass is one of the largest energy sources in the world after coal, crude oil, and natural gas. Lately, biomass already used for many purposes, one of which is as a source of liquid smoke, or often called as bio-oil. Bio oil can be produced from various method. One of the most popular method is pyrolysis. Abdullah et al already conducted a research on producing bio-oil from biomass using fixed bed reactor without sweeping gas [1]. The study finds that camphor wood that was used as the feedstock will produce about 46%wt liquid yield during pyrolysis with maximum temperature at 500°C using 1500W heater. In that study, Abdullah et al also reheated the reaction zone until 200°C. The study was using Double Pipe Heat Exchanger as a Liquid Collection System (LCS) unit. This study will focus on the characteristics of condensation phenomenon that happens in that LCS unit using simulation method. This study uses COMSOL Multiphysics as the simulation program. Simulation was conducted using Fluid Flow and Heat Transfer in Fluid Physics. The pyrolysis vapor was considered as a single compound that represents the pyrolysis vapor mixture modeled by Hallet and Clark [2]. The result of this simulation shows that the condensation that occurred inside the LCS that used by Abdullah et al was happened because of natural convection with laminar flow. The result also shows that at the Outlet LCS, ~16.93%wt of the condensable gas was wasted with other Non-Condensable Gases. To achieve fully condensed pyrolysis vapor, the LCS system must be optimized by lengthen the LCS until 1.15 m and using water that have 8°C inlet temperature.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nasta Andini
"Fikosianin merupakan pigmen protein berwarna biru yang sering digunakan dalam berbagai bidang karena memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu, penelitian mengenai jumlah fikosianin perlu dilakukan. Penelitian mengenai fikosianin dapat dilihat dari jumlah biomassa karena jumlah biomassa mempengaruhi jumlah fikosianin yang dihasilkan. Namun sering ditemukan sebuah fenomena ketika kultivasi yang disebut pembuatan bayangan atau self shading. Fenomena ini adalah fenomena dimana intensitas cahaya yang diterima oleh mikroalga berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah sel dalam tempat pembudidayaannya. Adanya fenomena ini menyebabkan hasil biomassa dan fikosianin yang dihasilkan oleh Spirulina sp. tidak optimal. Oleh karena itu, perlu ada penelitian untuk menimimalkan self-shading. Pada penelitian ini, peminimalan fenomena self shading dilakukan dengan mengatur intensitas cahaya secara berkala selama proses kultivasi. Intensitas cahaya yang digunakan untuk kultivasi tergantung dari optical density dari mikroalga tersebut pada satu titik waktu. Analisis penelitian dilakukan dengan pemanenan dan pengeringan mikroalga untuk mendapatkan biomassa. Setelah itu dilakukan ekstraksi dengan metode ultrasonikasi untuk mengetahui kandungan dari fikosianin. Hasil akhir produksi biomassa dan produksi ekstrak fikosianin lebih banyak jika dibandingkan dengan hasil kultivasi dengan cahaya tetap yang menandakan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan Spirulina platensis.

Phycocyanin is a blue protein pigment that is often used in various fields because it has many benefits. Therefore, research on the amount of phycocyanin needs to be done. Research on phycocyanin can be seen from the amount of biomass because the amount of biomass affects the amount of phycocyanin produced. However, a phenomenon called self-shading is often found during cultivation. It is a phenomenon where the light intensity received by microalgae decreases with the increase in the number of cells in the cultivation site. The existence of this phenomenon causes the yield of biomass and phycocyanin produced by Spirulina sp. not optimal. Therefore, there needs to be research to minimize self-shading. In this study, the self-shading phenomenon was minimized by adjusting the light intensity periodically during the cultivation process. The light intensity used for cultivation depends on the optical density of the microalgae at one point of time. Research analysis was carried out by harvesting and drying microalgae to obtain biomass. After that, extraction was carried out using the ultrasonication method to determine the content of phycocyanin. The final yield of biomass production and the production of phycocyanin extracts were higher than those of cultivation with fixed light, which indicates that light intensity affects the growth of Spirulina platensis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academic Press, 1993
615.952 ALG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Santoso
"Indonesia di masa yang akan datang diprediksi akan mengalami krisis energi nasional sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan sumber energi fosil adalah dengan mencari sumber energi terbarukan. Mikroalga mempunyai potensi besar sebagai sumber energi terbarukan karena mikroalga mempunyai keuntungan akibat produktivitas yang tinggi dan ramah lingkungan. Walaupun demikian biaya produksi biomassa mikroalga masih tinggi dan nilai NER (net energy ratio) relatif rendah apabila dibandingkan biaya produksi dan NER biomassa yang lain seperti minyak kelapa sawit, biji jarak dan jenis umbi-umbian.
Berdasarkan hasil studi literatur terungkap bahwa metode perhitungan LCA (life cycle assessment) pada proses produksi biodiesel belum memperhitungkan variabel komoditas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi metode perhitungan LCA dengan menambahkan variabel komoditas lingkungan yaitu biaya sosial, nilai lahan dan biaya lingkungan. Penentuan biaya sosial dihitung berdasarkan nilai potensi konflik sosial yang mungkin terjadi. Nilai potensi konflik sosial diperkirakan dari prosentase nilai investasi total berdasarkan studi dari beberapa sumber. Nilai lahan dihitung dari nilai hasil produksi lahan dan nilai fungsi ekologis lahan. Nilai lingkungan dihitung berdasarkan biaya (nilai kerugian) akibat pencemaran udara. Nilai pencemaran udara ini dihitung dengan menggunakan perangkat lunak Environmental Priority Strategy (EPS) versi 2000 yang sudah disetarakan dengan elastisitas lingkungan Indonesia.
Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel komoditas lingkungan yang ditambahkan pada perhitungan LCA metode modifikasi menyebabkan harga produksi biodiesel untuk mikroalga dan kelapa sawit masing-masing naik 3% dan 18% sehingga harganya menjadi Rp. 9.292/liter dan Rp. 9.546,-/liter. Hasil perhitungan NER pada metode LCA existing, dan LCA modifikasi pada produksi biodiesel mikroalga adalah 0,62 ± 0,078 dan 0,60 ± 0,075, sedangkan pada produksi biodiesel kelapa sawit adalah 4,17 ± 0,79 dan 3,22 ± 0,61. Dengan demikian selisih nilai NER antara metode existing dan metode modifikasi pada biodiesel mikroalga adalah 0,021 ± 0,002 dan pada kelapa sawit adalah 0,952 ± 0,181. Rendahnya nilai selisih NER pada biomassa mikroalga menunjukkan bahwa proses produksi biodiesel dari biomassa ini cenderung lebih ramah lingkungan. Hasil perhitungan t-test untuk masing-masing nilai NER mikroalga dan kelapa sawit pada metode LCA existing dan metode modifikasi menunjukkan nilai yang berbeda nyata (signifikan). Demikian juga berdasarkan perhitungan t-test untuk selisih nilai NER LCA existing lebih kecil pada biomassa mikroalga daripada kelapa sawit. Hasil ini membuktikan bahwa perhitungan LCA modifikasi yang memasukkan variabel lingkungan menunjukkan bahwa metode modifikasi memberikan hasil yang signifikan pada proses produksi yang ramah lingkungan (non-eksploitatif) dibandingkan yang tidak ramah lingkungan (eksploitatif).
Hasil analisis keberlanjutan proses produksi biodiesel mikroalga yang dinyatakan dalam nilai total indeks keberlanjutan biomassa adalah sekitar 51,56%, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi biodiesel mikroalga mempunyai prospek besar sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan di Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>