Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Rahardjo
"Background: Oral malodor, a generic descriptor term for foul smells emanating from the mouth can be classified as either pathological or physiological halitosis. Some problems are often confounded by the climcian's mismanagement.
Objective: This paper reviews the etiology of classification and determination of treatment needs (TN) for oral malodor.
Literature review and discussion: In the majority of cases the problem has been shown to originate in the oral cavity. Although oral malodor cases are often telated to physiological aspects, sometimes they can be related to extra oral sources and psychological aspects. Classification methods of oral malodor with corresponding treatment needs (TN) have already been established. Although PTC & tongue brushing and appropriate mouthrinses are both important and basic treatment measures for halitosis, other dental treatments are sometimes required.
Conclusion: Accurate screening and diagnosis of halitosis followed by appropriate TN may give better results and consequently reduce the risk of mismanagement."
Jakarta: Journal of Dentistry Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan perawatan dan status kesehatan gigi dan mulut tuna netra di Phitsanuloke, Thailand. Tidak banyak informasi mengenai status kesehatan gigi dan mulut pada tuna netra di Thailand. Tujuan: Menganalisa status dan kebutuhan perawatan kesehatan gigi dan mulut pada tuna netra di Thailand. Metode: Subjek penelitian ini adalah 146 tuna netra (70 laki-laki dan 76 perempuan dengan rerata umur 48,8±5,9) yang bertempat tinggal di Phitsanuloke, Thailand. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi subjektif
masalah kesehatan gigi dan mulut, fungsi oral dan perilaku. Pemeriksaan oral dilakukan untuk menganalisa Decay Missing Filling Teeth (DMFT), Simplified Oral Hygiene Index (OHIS) dan prosthetic needs index. Hasil: Rerata DMFT subjek yang diperiksa adalah 16 (DT=4,4, MT=10,2, FT=1,4), rerata jumlah gigi yang masih ada 15,5. 35% memerlukan tambalan gigi dan 12,3% membutuhkan pencabutan gigi. 34,8% memiliki penyakit periodontal dengan rerata OHIS 2,52. 38% subjek membutuhkan gigi tiruan sebagian atas dan bawah. Tuna netra mengalami masalah fungsi oral (masalah dalam berbicara 26,5%, masalah penelanan 32,6%, masalah pengecapan 29,2% dan masalah
pengunyahan 45,2%). Simpulan: Status kesehatan gigi dan mulut tuna netra rendah karena kehilangan gigi yang banyak, karies dan penyakit periodontal. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memliki pendekatan program preventif yang tepat untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut populasi tersebut.

There is little information on the oral health status of visual impairment in Thailand. Objective: To investigate the oral health status and dental treatment needs of visual impaired Thai. Method: The subjects were 146 visual impairment (70 males and 76 females, mean age 48.8 ± 5.9), who live in Phitsanuloke, Thailand. Information on self-perceived oral health problems, oral function and oral health behavior was obtained via questionnaires. Oral examinations investigated the Decay Missing Filling Teeth (DMFT), Simplified Oral Hygiene Index (OHIS) and
prosthetic needs index. Results: The mean DMFT score was 16.0 (DT=4.4, MT=10.2, FT=1.4), the mean number of teeth present was 15.5. 35% of subjects needed dental fillings and 12.3% required tooth extractions. 34.8% had periodontal disease and mean OHIS score were 2.52. Thirty-eight percent of subjects need both upper and lower partial dentures. Visual impaired suffer from oral function problems (speaking problem 26.5%, swallowing problem 32.6%, tasting problem 29.2% and chewing problem 45.2%). Conclusion: The oral health status of visual impairment was poor due to high levels of tooth loss, caries experience and periodontal disease. Therefore, it is important to have a proper preventive approach and service delivery programs to improve the oral health condition of this population."
Faculty of Dentistry, Naresuan University, Phitsanulok, Thailand, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester: Wiley-Blackwell, 2010
617.692 DEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fiesta Ellyzha Eka Hendraputri
"Essential oil mampu membunuh bakteri penghasil VSCs penyebab bau mulut sehingga penelitian ini ingin menguji efektivitas strip dari edible-film mengandung lima macam essential oil terhadap bau mulut. Penelitian ini adalah uji klinis menggunakan desain cross-over, randomized-double-blind, dan placebo-controlled-trial dengan 15 partisipan laki-laki. Parameter yang diukur adalah tongue coating, skor organoleptik, dan VSCs. Berdasarkan hasil penelitian, strip essential oil tidak efektif menurunkan tongue coating, namun, terbukti efektif menurunkan skor organoleptik hingga 60 menit dan menurunkan VSCs hingga 30 menit. Placebo tidak efektif menurunkan ketiga parameter bau mulut. Oleh karena itu, strip essential oil lebih efektif menurunkan bau mulut dibandingkan dengan placebo.

Essential oil could kill the VSCs-producing bacteria, so, this research was to determine the efficacy of strip made from edible-film containing five types of essential oil on oral malodor. This research was clinical trial using cross-over, randomized-double-blind, and placebo-controlled-trial design with 15 male participants. The measured parameters were tongue coating, organoleptic score, and VSCs. From the result, essential oil strip couldn`t reduce tongue coating, however, it was significantly reduce organoleptic score until 60 minutes and VSCs until 30 minutes. Placebo couldn`t reduce all three oral malodor parameters. So, essential oil strip is more effective than placebo in reducing oral malodor."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hauppauge, N.Y: Nova Science, 2011
616.994 ORA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Dudut
"Luka maligna dengan tingkat malodor dan jumlah eksudat yang berlebihan dapat menyebabkan masalah ketidaknyamanan dan isolasi sosial sehingga berdampak negatif bagi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas antara perawatan Iuka menggunakan madu dengan metronidazole dalam menurunkan tingkat malodor dan mengurangi jumlah eksudat Iuka maligna. Penelitian dilaksanakan di RS. Kanker Dharmais Jakarta selama bulan Juni 2007.
Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan non equivalent pretest-posttest controlled group design dan non equivalent posttest only controlled group design. Berdasarkan consecutive sampling diambil sampel sebanyak 12 responden, terdiri dari enam responden kelompok kontrol dan enam responden kelompok intervensi, dengan kriteria: Iuka maligna stadium lanjut, laki-laki dan perempuan berusia 23-59 tahun, luas luka 24cm2. Perawatan Iuka dengan madu menurunkan tingkat malodor menurut pasien berdasarkan Numeric Rating Scale (NRS) dari 6,0 sebelum intervensi menjadi 2,1 sesudah intervensi hari ke-6. Sementara perawatan Iuka dengan metronidazole menurunkan tingkat malodor dari 5,6 menjadi 4,6.
Hasil uji t menunjukkan nilai p<0,05; alpha 0,05 pada perubahan tingkat malodor. Sebaliknya perawatan Iuka dengan madu menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 66,6gr sesudah intervensi hari ke-3 menjadi 80,8gr hari ke-6, sementara perawatan Iuka dengan metronidazole menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 44,5gr menjadi 51,1gr. Hasil uji t menunjukkan nilai p>0,05; aloha 0,05 pada perubahan jumlah eksudat.
Peneliti menyimpulkan perawatan Iuka dengan madu Iebih efektif dibandingkan dengan metronidazole menurunkan tingkat malodor. Sementara perawatan Iuka dengan madu dan metronidazole belurn efektif mengurangi jumlah eksudat Iuka maligna. Sehingga rekomendasi dari penelitian ini adalah agar para pengambil kebijakan di institusi pelayanan kesehatan mengeluarkan kebijakan yang dapat mengakomodasi penggunaan madu sebagai agen topikal perawatan Iuka maligna."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scully, Crispian
Edinburgh: Elsevier, 2013
616.31 SCU o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Ravina Naomi
"Perawatan mukositis oral dengan low-level laser therapy. Radiasi dan kemoterapi merupakan modalitas terapi untuk kanker regio leher dan kepala. Namun, terapi tersebut diketahui mempunyai efek samping pada individu yang menjalaninya. Mukositis oral merupakan salah satu efek samping terapi yang paling sering terjadi. Terjadinya mukositis oral akan memberikan pengaruh pada kualitas hidup yang akhirnya berimpak pada hasil perawatan secara keseluruhan. Spektrum klinis mukositis oral dapat terlihat mulai dari penipisan lapisan mukosa, rasa tidak nyaman sampai rasa sakit pada mukosa yang menyebabkan gangguan pengunyahan ditambah dengan peningkatan resiko terjadinya infeksi. Beberapa upaya penatalaksanaan mukositis oral telah direkomendasikan oleh Multinational Association for Supportive Care in Cancer (MASCC)/International Society for Oral Oncology (ISOO). Salah satu dari upaya tersebut adalah penggunaan low-level laser (LLLT). Ini merupakan suatu cara baru untuk mengurangi keparahan mukositis oral yang sudah mulai banyak digunakan walaupun mekanisme aksi yang jelas masih dalam penelitian. Studi pustaka ini bertujuan untuk memberikan informasi perkembangan penggunaan LLLT dalam penatalaksanaan mukositis oral.

Radiation and chemotherapy are the treatment options for head and neck cancer. Several side effects related to those treatment have been shown. Oral mucositis is a common side effect in patients undergoing those treatment. The presence of oral mucositis in these patients would influencing quality of life therefore compromising treatment outcome. The spectrum of oral mucositis can be clinically seen as thinning of oral mucosa, oral discomfort to painful oral lesion causing mastication impairment with increasing risk of infection. The Multinational Association for Supportive Care in Cancer (MASCC)/International Society for Oral Oncology (ISOO) has recommended some means that have important role in the management oral mucositis. The low-level laser therapy (LLLT) is a relatively new way of reducing the severity of oral mucositis, although the true mechanism of action is still under study. This review aimed in exploring update about the usage of LLLT for oral mucositis treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Asmoro
"Latar Belakang: Dalam diagnosis varises vena tungkai bawah (VVTB), venous clinical severity score (VCSS) merupakan alat bantu diagnosis VVTB yang praktis, cepat, dan dapat dikerjakan oleh semua tenaga kesehatan termasuk perawat. Hingga saat ini belum ada peneliti yang melakukan validasi eksterna penilaian VCSS yang dikerjakan oleh perawat di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui tingkat ketepatan metode skor VCSS oleh perawat dibandingkan dengan komponen klinis (C) klasifikasi clinical-etiology-anatomy-pathophysiology (CEAP) oleh dokter spesialis bedah vaskular.
Metode: Studi cross-sectional ini mengikutsertakan 63 orang perawat instalasi bedah pusat RS Dr. Cipto Mangunkusumo tanpa varises sebelum menjadi perawat sebagai sampel yang diambil secara consecutive Penilaian VCSS dilakukan dengan komponen klinis klasifikasi CEAP sebagai pembanding. Variabel dianalisis dengan uji Chi-square, dilanjutkan dengan uji nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (NDP), nilai duga negatif (NDN), likelihood ratio dan akurasi skor diagnostik, termasuk analisis uji diagnostik menggunakan indeks Youden.
Hasil: Prevalensi VVTB pada studi ini berdasarkan skor VCSS adalah 9,5%. Korelasi antara klasifikasi CEAP dan VCSS ditemukan bermakna (p<0,05). Derajat VVTB antara klasifikasi CEAP dan VCSS berhubungan secara signifikan (p <0,05). Pada cut-offVCSS 2 didapatkan nilai sensitivitas 66,67%, spesifisitas 66,67 %, NDP 32,0%, NDN 89,47%, likelihood ratio (+) sebesar 2,00, likelihood ratio (-) sebesar 0,50, dan akurasi 66,67%.
Kesimpulan: Skor VCSS memiliki akurasi lemah terhadap komponen klinis (C) klasifikasi CEAP untuk menegakkan diagnosis VVTB.

Background: In the diagnosis of lower leg varicose veins (LLVV), the venous clinical severity score (VCSS) is practical, fast, and can be done by all health workers including nurses. Until now there has been no researcher who has conducted external validation of the VCSS assessment carried out by nurses in Indonesia.
Aim: To determine the accuracy of the VCSS scoring method by nurses compared to clinical component (C) of the clinical-etiology-anatomy-pathophysiology (CEAP) classification by vascular surgeons.
Method: This cross-sectional study included 63 nurses at the central surgical installation of Cipto Mangunkusumo Hospital without varicose veins before becoming a nurse as a consecutive sample. The VCSS assessment was carried out with the clinical component of CEAP classification as a comparison. Variables were analyzed by the Chi-square test. Followed by testing the value of sensitivity, specificity, positive predictive value (PPV), negative predictive value (NPV), likelihood ratio, and accuracy of diagnostic scores, along with the ROC analysis using Youden Index.
Results and Discussion: The prevalence of LLVV in this study is 9,5%. Bivariate analysis of CEAP and VCSS has a significant correlation (p <0,05). The degree of LLVV with CEAP and VCSS is related significantly (p <0,05). With VCSS cut off at scores of 2, the sensitivity is 66.67%, the specificity is 66.67%, the PPV is 32,0%, the NPV is 89.47%, the positive and negative likelihood ratio are 2.00 and 0.50, and the accuracy value is 66.67%.
Conclusion: The VCSS score has weak level of accuracy against the clinical component (C)  of CEAP classification for diagnosing VVTB.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, James C.
New York: Oxford University Press, 2006
616.858 8 HAR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>