Ditemukan 172912 dokumen yang sesuai dengan query
"Hydrometeor is a phenomenon in the atmosphere which consist of particles of liquid and solid water in the atmosphere, or deposition of water drops on the surface of objects near the earth's surface, or in the air caused by the condensation of water vapor around it. Characteristics of hydrometeor in the region of Semarang Ahmad Yani and Yogyakarta Adi Sucipto Airports discussed in this paper. The purpose of this research is to know and understand the characteristics of hydrometeor such as density vertical profiles and temporal variation of water content of liquid and solid water (ice) in the clouds and rain in the region Semarang Ahmad Yani and Yogyakarta Adi Sucipto Airports based on observations of Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) satellite. The data used in this study were 3A12 TRMM data and the cumulative observations in the range 1998 to 2008. The results show that there are significant differences in terms of value and the level of maximum density altitude where the maximum density value of liquid water content in clouds, ice levels in the cloud, liquid water content in rain and ice levels in rain over area of Semarang Ahmad Yani and the Yogyakarta Adi Sucipto Airports observations during 1998-2008. In the area of Semarang Ahmad Yani Airport and the surrounding areas has maximum hydrometeor density in the period 1998. The maximum density of liquid water content of rain and that of clouds are 0.0048 g/m3 at an altitude of 3 km (LWC cloud) and 0.0028 g / m3 at an altitude of 1.5 km (LWC rain) , respectively; meanwhile in the Adi Sucipto Airport Yogyakarta and its surroundings, the period of the rainy season is also the period 1998 to the density of liquid water content of rain clouds and the maximum, but with slightly different values. Key words:Liquid water content, Solid water (ice) content, Hydrometeor
"
Lengkap +
620 DIR 6:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Telah dikaji indikasi perubahan iklim, khususnya variasi atau perubahan curah hujan bulanan yang terjadi di Kabupaten Subang dan Tasikmalaya. Berbasis kepada data curah hujan bulanan yang dihasilkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) selama 25 tahun pengamatan (1980-2005), di atas wilayah tersebut dibuatlah kelompok Zona Prediksi Iklim (ZPI) sesuai kriteria menurut BMG. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua ZPI mengalami tren positif. Walaupun didapat pola Monsunal dengan siklus utama sekitar 12 bulanan, namun terdapat perbedaan jumlah curah hujan ratarata antara Kabupaten Subang dan Tasikmalaya. Pada semua wilayah terdapat perbedaan intensitas curah hujan dalam tiap bulan, terutama selama musim hujan (November-April). Wilayah Subang ZPI 40 dan ZPI 46 mempunyai curah hujan antara 300 hingga 450 mm pada saat musim hujan. Sementara ZPI 33, ZPI 41 dan ZPI 42 mempunyai curah hujan antara 150 hingga 300 mm. Sedangkan wilayah Tasikmalaya, umumnya memiliki curah hujan antara 200-400 mm pada semua wilayah ZPI.
"
Lengkap +
620 DIR 4:2 (2009)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Makalah ini, membahas propagasi gelombang radio dengan frekuensi 10,200 MHz dan 15,800 MHz pada sirkit komunikasi radio Bandung-Watukosek dan Bandung- Pontianak. Tujuannya untuk mendapatkan syarat batas frekuensi kritis lapisan E/Es dan lapisan F untuk memastikan pemantulan oleh lapisan E/Es. Simulasi menggunakan rumus secant dengan asumsi radius Bumi di ekuator (6378,388 km) dan jarak sirkit Bandung-Watukosek (524 km) dan Bandung-Pontianak (788 km), maka syarat batas frekuensi kritis tersebut diperoleh. Selanjutnya, pembahasan yang dilakukan menghasilkan kesimpulan: (1) kondisi propagasi lapisan E/Es dapat diketahui dari kontak komunikasi radio antara Bandung-Watukosek dan Bandung- Pontianak serta data foE/foEs dan foF2 yang diperoleh dari pengamatan ionosonda di SPD Tanjungsari dan SPD Pontianak, (2) syarat batas frekuensi kritis lapisan E/Es dan lapisan F untuk sirkit Bandung-Watukosek dengan frekuensi 10,200 MHz adalah foE/foE 4 MHz dan foF2  6MHz dan untuk frekuensi 15,800 MHz adalah foE/foE 6 MHz dan foF2  9 MHz, (3) syarat batas frekuensi kritis lapisan E/Es dan lapisan F untuk sirkit Bandung-Pontianak dengan frekuensi 10,200 MHz adalah foE/foE 3 MHz dan foF2  4 MHz dan untuk frekuensi 15,800 MHz adalah foE/foE 5 MHz dan foF2  7 MHz, dan (4) statistik kejadian propagasi lapisan E/Es untuk sirkit Bandung-Watukosek dan Bandung-Pontianak dapat dijadikan indikasi kemunculan lapisan E atau E Sporadis di lokasi antara ketiga stasiun radio tersebut.
"
Lengkap +
620 DIR 4:2 (2009)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"(software) of the IR1 (Infrared) and the calibration (CAL), it can be known when the dry season start based on the cloud top temperature and the cloud coverage of Indonesia. The results of the monthly MTSAT data in two years observations (period 2006 to 2007), shows that the dry season beginning of Indonesia is in June, July, August, September and October started from the eastern part of Indonesia to the western part of Indonesia especially the South Sumatera. Further by using Standard Presipitation Index (SPI) methods in June, July, August, September and October 2007 (five months), gives some information that the most experiencing drought areas in Indonesia especially in the eastern part of Indonesia are July and August. Keyword:Rainfall, MTSAT, drought "
620 DIR 6:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Dalam tulisan ini dianalisa keterkaitan antara aktivitas matahari dengan aktivitas geomagnet yang teramati dari Stasiun Pengamat Dirgantara Biak untuk rentang waktu tahun 1996 sampai dengan 2001. Tingkat aktivitas matahari dinyatakan oleh indeks flare dan bilangan sunspot. Pengamatan aktivitas geomagnet dilakukan di Biak (koordinat geografis -1.08° lintang selatan dan 136.5° bujur timur, koordinat geomagnet -12.8° selatan). Ditunjukkan bahwa tingkat gangguan geomagnet akan naik bila aktivitas matahari juga meningkat, dan keduanya mempunyai korelasi yang baik pada malam hari waktu setempat.
"
Lengkap +
620 DIR 3:3 (2008)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Geomagnetic disturbances are closely related with the interplanetary magnetic field, particularly the southward component (negative Bz), since such condition can lead to the energy tranfer from the solar wind into the Earth’s magnetosphere. The energy transfer can cause disturbance in geomagnetic field, which is represented by disturbance index Dst. The good correlation between the minimum values of Bz and Dst means that the stronger the magnetic field can lead to the stronger disturbance. However, the minimum of both parameter do not occur simultaneously. From analysis of 41 geomagnetic storms with Dst ≤ -30 nT, in general, the time delay between Bz and Dst is two hours, which Bz reach minimum two hour before the Dst. It represent the time that required by the disturbance to travel from magnetopause to the Earth. Keywords: Geomagnetic disturbance, Interplanetary magnetic field
"
Lengkap +
620 DIR 6:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
R.A. Siti Delima Amanda Putri
"Perumahan di daerah perkotaan telah meningkat secara dramatis seiring dengan pertumbuhan populasi yang besar dan meningkatnya arus urbanisasi. Laju urbanisasi menurut Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 - 2035, Statistik Indonesia tahun 2013, dalam 25 tahun ke depan akan meningkat rata-rata sebesar 72,5%. Arus urbanisasi menyebabkan berbagai macam permasalahan perkotaan salah satunya adalah pemukiman informal yang mayoritas berada di Kampung. Pemerintah Jakarta telah membuat kebijakan tentang pelaksanaan Kampung dan Penataan Masyarakat di Jakarta khususnya (Kepgub 878/2018). Tujuan dalam penelitian mengkaji implementasi kebijakan yang terkait dengan Kampung Kota. Selanjutnya menganalisis perubahan luas permukiman informal melalui analisis spasial (SIG) dengan Citra Resolusi Satelit Tinggi dalam kurun waktu 2010, 2016, dan 2020. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara secara mendalam, observasi lapangan, dan studi kepustakaan.
Housing in urban areas has increased dramatically along with massive population growth and increasing urbanization flow. The pace of urbanization according to the Indonesia Population Projection 2010-2035, Statistics Indonesia (2013) in the next 25 years will increase by an average of 72.5%. One of the urban problems by that circumstance is informal settlement that occur in Kampung. Jakarta government has created a policy about Kampung and Community arrangement implementation in Jakarta particularly for specific district (Kepgub 878/2019). The purpose of this research are to examine the implementation of policies related to Kampung and analyze the changes of informal settlements through spatial analysys (GIS) with high resolution sattelite imagery in 2010, 2016, and 2020. The research used a qualitative approach with indepth interview, observation, and literature review."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Pengembangan Perkotaan, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aghny Fitriany
"Pertumbuhan Jakarta yang semakin pesat menyebabkan pembangunan di Jakarta terus meningkat dan menimbulkan permasalahan penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah sendiri dapat berpengaruh terhadap wilayah banjir, yakni dapat mempengaruhi kedalaman dan durasi banjir. Jakarta Barat, khususnya wilayah Rawa Buaya, merupakan salah satu wilayah yang mengalami permasalahan penurunan muka tanah dan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara penurunan muka tanah dengan wilayah banjir di Rawa Buaya.Metodologi yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan antara data sekunder titik pengamatan penurunan tanah yang diinterpolasi dan data kedalam dan durasi banjir yang diperoleh dari hasil survei lapang.
Dengan menggunakan analisis autokorelasi spasial, korelasi antara penurunan muka tanah dengan kedalaman dan durasi banjir hanya terjadi di sebagian kecil saja dari wilayah Rawa Buaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Moran’s I sebesar 0,361 dan 0,378 yang berarti memiliki korelasi spasial yang lemah. Pengaruh penurunan muka tanah terhadap kedalaman dan durasi banjir yang ditunjukkan dengan nilai R2 masing-masing hanya sebesar 13,1 persen dan 14,4 persen. Wilayah yang memiliki korelasi antara penurunan tanah dan wilayah banjir ada dibagian tengah hingga utara Rawa Buaya.
The rapid growth of Jakarta led to construction's rise and caused land subsidence problems. Land subsidence it self can work on the flood areas, which can affect the depth and duration of flooding. West Jakarta, particularly Rawa Buaya is a region with land subsidence and flooding's problems.This study aimed to assess the correlation between land subsidence and flood areas in Rawa Buaya. The methodology used is correlation between secondary data of land subsidence's observations points that are interpolated and data of flooding’s depth and duration that are obtained from surveys. By using spatial autocorrelation analysis, the correlation between land subsidence and flood’s depth and duration only occurs in a small fraction of Rawa Buaya. This is indicated by the values of Moran's I index that are 0.361 and 0.378, which means having a weak spatial correlation. The influence of land subsidence on flood’s depth and duration was indicated by R2's values that are 13.1 percent and 14.4 percent. The regions that has correlation between land subsidence and flooding there in the middle region to the north of Rawa Buaya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53591
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hadyan Verly Luthfi
"Tersedianya sistem medis modern tidak membuat segala permasalahan kesehatan dapat terselesaikan. Maraknya keberadaan klinik terapi bekam sebagai salah satu ceruk pasar di bidang kesehatan saat ini mengindikasikan perubahan pola pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat dalam menyelesaikan segala permasalahan kesehatan termasuk menyembuhkan penyakit. Masyarakat pada umumnya akan memilih klinik terapi bekam yang profesional baik dari segi fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan. Kesesuaian dengan fasilitas dan pelayanan klinik yang ada dapat mendorong calon konsumen bergerak lebih jauh untuk memanfaatkan layanan klinik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah pelayanan klinik terapi bekam dan faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan wilayah pelayanannya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif secara keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pada faktor dari karakteristik klinik berupa tenaga kerja dan tempat tidur bekam menghasilkan pula perbedaan pada jangkauan wilayah pelayanan suatu klinik terapi bekam. Perbedaan besaran jangkauan wilayah pelayanan klinik terapi bekam akan menyebabkan pula perbedaan variasi pada faktor dari karakteristik konsumen yang terlihat pada pendapatan, jenis moda, etnis dan jenis tempat tinggal.
The availability of modern medical system apparently couldn’t overcome all of the health problems. The increasing number of cupping therapy clinic as one of the niche markets in the health sector today indicate the changing of people’s thought patterns, attitudes and behavior to resolve all health issues including curing diseases. People will generally choose a professional cupping therapy clinic both in terms of facilities and services offered. Conformance with clinical facilities and services can encourage someone to move further to utilize the services of the clinic. The aim of this research is to determine service area of cupping therapy clinic and the factors that affect the range of the service area. Spatial approach with comparative and descriptive method was used to analyze this research. The results showed that the differences in factor of clinic characteristic which is the quantity of the workers and cupping bed resulting the differences on the range of cupping therapy clinic’s service area. The differences on range of the service area will result in factors of consumer characteristics are more varied in terms of income, type of modes, ethnicity, and type of dwelling."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53680
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Risky Kurniawan
"Wilayah perkotaan Cilacap terdapat beberapa industri besar, permukiman padat, serta padatnya mobilitas kendaraan bermotor yang mengakibatkan peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran jumlah emisi karbon dioksida di wilayah perkotaan Cilacap dalam konteks spasial. Dalam penelitian ini dihitung estimasi emisi karbon dioksida menggunakan variabel penggunaan tanah yaitu industri, kendaraan bermotor, aktivitas penduduk, dan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi dengan jumlah tinggi terkonsentrasi di bagian Selatan daripada di bagian Utara wilayah perkotaan Cilacap. Hal ini disebabkan di bagian Selatan wilayah perkotaan Cilacap terdapat lebih banyak industri serta lahan terbangun.
Cilacap urban area consists of three big industries, crowded housings, and also high vehicle mobility that cause increased the carbon dioxide emission. This research was conducted to analyze the distribution of estimation from carbon dioxide emission at Cilacap urban area in spatial context. In this research was calculated estimation of carbon dioxide emission from land use variables such as industry, vehicle, people activity, and agricultural land. This research used descriptive and spatial analysis method. The result shows that high amount of emission concentrated more on Southern than Northern part of Cilacap urban area. It is because the Southern Cilacap urban area has more industry area and built up area."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53114
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library