Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dobson, Michael S.
"Project Risk and Cost Analysis focuses on risk in the context of project management, primarily in the area of risk’s effects on project costs, with emphasis on the many modern tools that help you and your organization quantify and manage project risk. You will learn how to perform a formal risk and cost analysis, apply the Earned Value Method to risk management, and adjust schedule and budget reserves appropriately for your project conditions.;"
New York: [American Management Association;;, ], 2012
e20437175
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Delvia Jessica
"Proyek pembangunan infrastruktur transmisi gas bumi tidak lepas dari risiko dan bahaya untuk pekerjaan proyek tersebut. Ini adalah proyek pemasangan pipa bawah laut dari sebuah Lapangan X ke fasilitas darat di Lokasi Y. Proyek ini dilakukan antara dua pulau dengan jarak 200 kilometer dengan menggunakan pipa 14 inchi. Identifikasi risiko dan bahaya terkait dengan pemasangan pipa dari Lapangan X menuju Lokasi Y menggunakan Process Hazard Assessment (PHA) dengan metode HAZOP dan HAZID yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil dari HAZOP dan HAZID tersebut kemudian diolah oleh peneliti untuk dilakukan penilaian lebih lanjut menggunakan metode Layer of Protection (LOPA) dengan mengimplementasikan pendekatan level Inherently Safer Design (ISD). Pendekatan level ISD dilakukan melalui empat skenario untuk menentukan level ISD dan skenario yang paling sesuai dan efisien secara ekonomi. Skenario tersebut terdiri dari empat pemodelan; Initiate Condition, Severity Reduced Condition, Likelihood Reduced Condition, Passive Safeguard Applied Condition.
Hasil dari masing-masing skenario tersebut kemudian direpresentasikan melalui level SIL yang diperoleh dari metode LOPA. Dari hasil tersebut dilakukan justifikasi Benefit and Cost Analysis untuk melihat skenario mana yang paling sesuai dan efisien secara ekonomi yang dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan. Passive Safeguard Applied Condition memiliki hasil SIL 1 dan Benefit to Cost Ratio yang paling sesuai sebesar 2.69 di lokasi HIPPS dan 12.77 di lokasi PAHH on CPP.

Natural Gas Transmission Infrastructure Development cannot be separated from risks and hazards related to the project it self. This is a pipeline installation project from Gas Field X to Onshore Receiving Facility Y. This project located between two islands with range 200km using 14 inch pipe. Risk and hazard identification for this project using Process Hazard Assessment (PHA) with HAZOP and HAZID methodology which has been done by Company.
The result from HAZOP and HAZID has further development with Layer of Protection (LOPA) methodology with ISD level approach implementation. ISD level approach implementation done by four option scenario to determine the ISD level and most efficient and effective scenario in terms of economical. The scenarios such as: Initiate Condition, Severity Reduced Condition, Likelihood Reduced Condition, Passive Safeguard Applied Condition.
Each scenario will result a SIL level from LOPA Methodology. Then the result will be justified through benefit and cost analysis calculation to determine the best option for company. Passive Safeguard Applied Condition has result SIL 1 and the most appropriate Benefitt to Cost Ratio 2.69 on HIPPS and 12.77 on PAHH."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"When people begin to talk about cost-benefit analysis, cost-effectiveness analysis, and return-on-investment, they often envision eye-glazing mathematical gobbledgook. Even when the letters in equations like the one above are explained, people may have ...."
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press, American Society for Training and Development Press], 1997
e20435672
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fibri Kusumawardani
"Proyek inspeksi teknis dan sertifikasi pada Perusahaan Jasa Inspeksi Teknik memerlukan manajemen biaya proyek yang efektif. Pelaksanaan proyek, aktualnya sering terjadi cost variance. Penelitian ini berfokus pada analisis project cost variance (CV) antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual proyek. Metode PMBOK digunakan untuk menghitung nilai CV setiap biaya dan mengetahui pada biaya mana CV sering terjadi. Nilai CV digunakan dalam menentukan nilai cost performance index untuk mengetahui performa biaya underrun (dibawah anggaran) dan overrun (melebihi anggaran) sehingga diperoleh %CV untuk kedua kondisi tersebut. Dengan penelitian ini dianalisis proses cost estimating, cost budgeting, dan cost control yang dapat diimplementasikan oleh PJIT.

Effective project cost management needed by technical inspection and certification project in Technical Inspection and Certification Companies. In actual, cost variance occured in perform of the project. This research is focus to project cost variance (CV) analysis between budgeted cost with actual project cost. PMBOK method is used to calculate CV value of each cost to identify in which cost the CV occurred. CV value is used to calculate cost performance index value to get cost performance that underrun and overrun, and get the %CV value. This research analyzed the cost estimating, cost budgeting, and cost control processes that can be implemented in PJIT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26143
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Feryansyah
"Proyek konstruksi yang dikelola dengan model EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Design & Build memiliki banyak resiko dan ketidakpastian yang dialami oleh kontraktor EPC. Hasil analisa resiko mendapatkan 17 jenis resiko. Resiko akan menimbulkan dampak biaya yang disebut biaya contingency. Perhitungan biaya contingency dilakukan dengan metode yang diusulkan AACE yaitu range estimating, expected value, dan parametric estimating. Perhitungan basis biaya contingency menghasilkan angka Rp. 19,580,136,424. Metode range estimating yang dikombinasikan dengan perangkat lunak crystal ball menghasilkan biaya contingency antara 2,82% sampai 4,21% sedangkan metode expected value yang dikombinasikan dengan perangkat lunak crystal ball menghasilkan biaya contingency antara 2,98% sampai 3,25%. Metode parametric estimating menghasilkan rumus untuk perhitungan biaya contingency dari komponen dasar biaya proyek. Resiko keterlambatan jadwal proyek adalah resiko yang paling sensitif di antara faktor - faktor resiko yang teridentifikasi sedangkan resiko inflasi adalah resiko yang kurang sensitif di antara faktor - faktor resiko tersebut.

Construction project managed by the model EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Design & Build has many risks and uncertainties faced by the EPC Contractor. The results of risk analysis is 17 types of risk. Risks will have impact to the cost which called contingency cost. Contingency cost calculation performed by the recommended practice of AACE which are range estimating, expected value, and parametric estimating. Calculation of the basis of contingency cost is Rp. 19,580,136,424. Method of range estimating which combined with software crystal ball generates contingency cost between 2.82% to 4.21% to net project cost, while the expected value method combined with the software crystal ball generates contingency cost between 2.98% to 3.25% to net project cost. Parametric estimating method produced a formula for calculating the cost contingency from basic cost components of the project. The risk of delays in the project schedule is a risk that the most sensitive among the risk factors identified for the project while the inflation is the risk that is less sensitive among the risk factors"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
"ABSTRAK
Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan

ABSTRACT
Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do."
2016
S66884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schmid, A. Allan
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993
658.155 4 SCH at (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Devina Josephine
"Kebutuhan tembaga meningkat pesat untuk menghadapi transisi energi. Akibatnya, terjadi kesenjangan besar antara kebutuhan dan ketersediaan tembaga dunia setiap tahunnya. Kebutuhan tembaga diperkirakan akan meningkat secara eksponensial dalam 20 tahun mendatang. Karena itu, pemerintah Indonesia berencana meningkatkan ekspor tembaga mentah mulai tahun 2023. Untuk memenuhi target tersebut, perlu dilakukan penyesuaian untuk meningkatkan kapasitas pengolahan tembaga dalam negeri. Penelitian ini berfokus pada kebutuhan perusahaan untuk melakukan ekspansi pabrik semen guna mendukung operasional peningkatan kapasitas pengolahan tembaga. Tujuan utama adalah menentukan skenario ekspansi pabrik yang paling hemat biaya sambil mempermudah operasional perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah Cost-Benefit Analysis, yang akan membantu dalam memperhitungkan dampak finansial dari setiap skenario ekspansi. Dengan menggabungkan aspek keuangan dan operasional, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan holistik mengenai opsi ekspansi yang optimal bagi PT Freeport Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengambilan keputusan strategis Perusahaan.

The need for copper is increasing rapidly to face the energy transition. As a result, there is a large gap between the world's demand and availability of copper every year. Copper demand is expected to increase exponentially in the next 20 years. For this reason, the Indonesian government plans to increase exports of raw copper starting in 2023. To meet this target, adjustments need to be made to increase domestic copper processing capacity. This research focuses on the company's need to expand its cement factory to support operations to increase copper processing capacity. The main goal is to determine the most cost-effective factory expansion scenario while simplifying company operations. The analysis method used is Cost-Benefit Analysis, which will help in calculating the financial impact of each expansion scenario.

By combining financial and operational aspects, this research is expected to provide a holistic view of optimal expansion options for PT Freeport Indonesia. The results of this research can contribute to company strategic decision making."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Kurnia Listiyanto
"Proses pengadaan material pada proyek adalah proses pengadaan material dari luar proyek guna terlaksananya proyek. Risiko-risiko yang tidak dilakukan tindakan selama proses pengadaan dapat menyebabkan penyimpangan biaya proyek sehingga kinerja biaya proyek tidak tercapai. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa risiko pada tahap pengadaan proyek EPC yang berpengaruh pada biaya proyek.
Dalam penelitian ini digunakan data primer hasil dari kuesioner terhadap responden yang kemudian dianalisa dengan menggunakan qualitative risk analysis untuk memperoleh risiko dengan level tertinggi untuk setiap fasenya dari 30 faktor risiko. Dari hasil penelitian ini, diperoleh 6 faktor risiko tertinggi dari 3 fase pada pengadaan proyek EPC.

Material procurement processes is the process of carry resource from outside for success of project. Unmitigated risk on the processes will result the discrepancy of Cost Performance Index. Therefore, this research will analyse all the associated risk on the Procurement Process that take effect to Cost Performance Index.
The study uses primary data from questionnaires ‎and analysed using Qualitative Risk Analysis to generate the highest level of risk for all procurement phases from 30 risk factors. Form the study, 6 highest risk factors coming from 3 phases of Procurement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S67939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irya Yohannes
"Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. Berbagai pilihan obat tersedia sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Obat merupakan bagian penting dalam pelayanan dokter kepada pasien di Rumah sakit. Ksrena itu perlu memehami cost effectivenees analysis dari berbagai produk sejenis. Untuk menentukan jenis obat eensial pada daftar obat esensial nasional (DOEN) ditetapkan melaluianalisis biaya manfaat pada seleksi obat yang digunakan di semua tingkat pelayanan kesehatan. Ranitidin merupakan obat pilihan pertama pada pengobatan gastritis akut sedangkan di RSU Mayjen H.A. Thalib Kerinci masih digunakan simetidin dengan jumlah yang hampir sama dengan ranitidin. Simetidin adalah obat anti gastritis akut yang memiliki harga yang berbeda dengan ranltidin maka perlu diadakau Cost Effectiveness Analysis untuk mengetahui mana yang lebih pantas digunakan.
Teori yang dlgunakan pada penelitian ini adalah teknik evaluasi ekonomi Cost Effictiveness Analysis (CEA) dengan naalisis biaya menggunakn metode perhitungan oppertunity cost. Out put yang dlgunakan dari kedua altematif obat adalah cakupan, rata-rata waktu hilangnya gejala klinis dan hari yang hilang karena gastritis akut. Pada penelitian ini didapatkao bahwa basil perhitungan Cost Electiveness Ratio (CBR) dldapatkao bahwa CBR ranitidln lebih kecil dibaudlngken CBR Simetidin, dhnana (CBR) ranitidln = 67.986 sedangken CBR shnetidln 97.414 Proporsi kejadian efek sarnping ranltidln lebih kecil dlbandingkan dengan simetidin dlmana dari 58 pasien yang diobati dengan ranltidin thnbul efek samping pada 4 pasien berupa saki!kepala dan atau prutitus ( ruam kulit }, sedangkan dari 33 pasien yang diobati dengan simetidin timbul efek samping berupa sakit kepala dan atau prutitus {ruam kulit) 4 orang pasien. Waktu yang dibutuhkan ranitidin untuk menghilangkan gejala klinis juga lebih kecil dibandingkan dengan simetidin, dimana rata-rata yang dibutuhkan ranitidine untuk menghilangkan gejala klinis adalah 13,6 jam sedangkan simetidin membutuhkan waktu 16,6 jam. Rata-rata hari yang hilang kelompok ranitidine lebih kecil dari kelompok simetidin. Secara umum hasil analisis menunjukkan bahwa ranitidin lebih cost effectiveness dibandingkan dengan simetidin dalam mengobati gastriris akut. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak Manajemen Rumah Sakit agar memilih ranitidin sebagai obat gastritis akut untuk dimasukkan dalam formularium, selain itu disarankan melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang memadai."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11540
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>