Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The rhizome of white galangal (Alpinia galanga) is one of the cultivated remedies traditionally administered for skin disease, asthma and anabolism troubles such as colic, food poisoning, and convulsions. A part of the chemical composition of white galangal rhizome is essential oil. The aim of this study was to determine the antibacterial effect of the essential oil of white galangal rhizome against the growth of Staphylococcus aureus 302 resistant to ampicillin, amoxicillin, penicillin G, kanamycin, mecillinam, and ceftazidime. Fifty ul essential oil of white galangal rhizome in concentrations of 5, 7.5, 10, 12.5 or 15 % were dropped into 6 mm of diameter well in MHA media given to S. aureus 302. Propylene glycol (5% vol) was used as negative control and solvent. The treatment to each concentration group was repeated fifteen times. The diameter of radical zone of the growth of S. aureus 302 was measured using sliding calipers. The results of ANOVA (p<0.05) showed that the essential oil of white galangal rhizome had a significant antibacterial effect against S. aureus 302. The result of LSD test (p<0.05) showed a significant difference between the concentration groups, except for the 10 and 12.5% concentrations which had the same effect."
Journal of Dentistry Indonesia, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marleisje
"ABSTRAK
Lengkuas (Alpinia galanga L.) banyak digunakan sebagai penyedap masakan, minuman, dan obat tradisional. Salah satu komponen kimia lengkuas yaitu sesquiterpene, bahkan telah terbukti sebagai antitumor dan antikanker. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan ekstrak lengkuas pada mencit (Mus musculus L.) dengan dosis 6,25; 12,5; 25; 50; 100 mg/kg bb selama 7 hari berturut-turut terhadap kerusakan sitogenetik yang diinduksi oleh mitomisin C melalui uji mikronukleus. Penghitungan mikronukleus dilakukan pada 1.000 eritrosit polikromatik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas memiliki aktivitas antimutagenik, terbukti pada dosis 6,25; 12,5; 25; 50; clan 100 mg/kg bb ekstrak lengkuas dapat menghambat kerusakan sitogenetik yang diinduksi oleh mitomisin C pada enitrosit polikromatik sumsum tulang mencit. Walaupun demikian, pencekokan ekstrak lengkuas dengan dosis yang semakin meningkat tidak menyebabkan penurunan jumlah mikronukleus. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui komponenkomponen kimia pada lengkuas yang memiliki aktivitas antimutagenik dan mekanisme antimutageniknya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshal
"Penelitian ini membahas viabilitas bakteri Staphylococcus aureus terhadap pajanan gelombang audiosonik sebesar 7kHz selama 10 dan 30 detik. Proses penelitian ini dimulai dengan pembuatan kultur bakteri Staphylococcus aureus pada media agar nutrisi kemudian dipindahkan dalam media Brain Heart Infusion (BHI) untuk diberikan pajanan gelombang audiosonik. Setelah selesai diberi pajanan bakteri di inkubasi dan dipindahkan ke media Plate Count Agar (PCA) untuk dinilai viabilitasnya dengan metode Total plate Count. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan viabilitas Staphylococcus aureus sebesar 97,8% pada pajanan 10 detik bila dibandingkan dengan kontrol dan 288% pada pajanan 30 detik. Hasil ini menunjukkan bahwa pajanan gelombang audiosonik memberikan pengaruh positif terhadap viabilitas Staphylococcus aureus.

This study discuss about the effect of sonification using 7 kHz audiosonic wave within two different duration 10 and 30 seconds to viability of Staphylococcus aureus. This bacteria first cultured in nutrition agar and then transferred to another media, Brain Heart Infusion (BHI) before exposed to the audiosonic waves. After exposure to the wave the bacteria transferred again to Plate Count Agar (PCA) media, for the counting purpose using the Total Plate Count. This study shows that Staphylococcus aureus viability is increased by 97,8% in the 10 seconds exposure and 288% in 30 seconds exposure. This results show that exposure to audisonic waves will give positive effect to Staphylococcus aureus viability."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diza Tazkiya
"Penggunaan methicillin yang tidak terkendali dapat menyebabkan munculnya strain resistan S. aureus, yaitu Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dengan gen utama pengode resistansi mecA dan femA. Terdapat tiga strain MRSA: Healthcare-associated (HA-MRSA), Livetock-associated (LA-MRSA) dan Community-associated (CA-MRSA). Salah satu media yang berpotensi untuk mentransmisikan mikroorganisme patogen MRSA di masyarakat adalah aliran udara mesin pengering tangan di pusat perbelanjaan. Bakteri dari aliran udara tersebut diisolasi dengan medium Mannitol Salt Agar (MSA) menggunakan metode settle plate. Isolat yang tumbuh terpisah dan mengubah warna medium dari merah menjadi kuning kemudian dikonfirmasi dengan multiplex PCR menggunakan primer gen mecA dan femA serta 16S rRNA (STPY). Hasil penelitian mendapatkan sembilan isolat MRSA karena positif terhadap gen 16S rRNA (STPY) dengan gen resistan mecA atau mecA dan femA. Tiga isolat lainnya dianalisis dengan metode singleplex PCR menggunakan gen 16S rRNA universal (27F dan 1492R) dan kemudian dilakukan sekuensing DNA sehingga terdeteksi sebagai S. cohnii dan S. saprophyticus. Keberadaan kedua bakteri tersebut menandakan bahwa aliran udara mesin pengering tangan di pusat perbelanjaan berpotensi memaparkan mikroorganisme patogen resistan antibiotik karena intensitas pemakaian dan pemaparan langsung melalui udara ke tangan pengguna (komunitas).

The uncontrolled use of methicillin can lead to the emergence of resistant strains of S. aureus, specifically Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), characterized by the presence of the primary resistance-coding genes mecA and femA. There are three MRSA strains: Healthcare-associated (HA-MRSA), Livestock-associated (LA-MRSA), and Community-associated (CA-MRSA). One potential medium for transmitting MRSA pathogenic microorganisms in the community is the airflow from hand dryers in shopping centers. Bacteria from this airflow were isolated using Mannitol Salt Agar (MSA) through the settle plate method. Isolates that grew separately and changed the color of the medium from red to yellow were then confirmed using multiplex PCR with mecA, femA, and 16S rRNA (STPY) genes as primers. The research results revealed nine MRSA isolates that tested positive for the 16S rRNA (STPY) gene, with either mecA or both mecA and femA resistance genes. Three other isolates were analyzed using the singleplex PCR method with universal 16S rRNA genes (27F and 1492R) and then underwent DNA sequencing, identifying them as S. cohnii and S. saprophyticus. The presence of these two bacteria indicates that the airflow from hand dryers in shopping centers has the potential to expose antibiotic-resistant pathogenic microorganisms to users' hands in the community due to the intensity of usage and direct exposure through the air."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Hana Azzahra
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus yang tersusun seperti anggur dan dapat menyebabkan penyakit. Penggunaan antibiotik methicillin yang berlebihan menyebabkan bakteri menjadi resistan atau dikenal dengan Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi pada MRSA ditandai dengan keberadaan gen mecA dan femA. Salah satu penyebaran MRSA dapat melalui hewan ternak. Penyebaran patogen zoonosis MRSA diduga terjadi melalui ayam atau cross contamination dari talenan. Tujuan penelitian adalah mendeteksi gen mecA dan femA pada Staphylococcus aureus dari talenan dan ampela ayam mentah di penjual ayam pasar tradisional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan 6 sampel talenan dan ampela ayam mentah di 3 pasar tradisional Kota Depok dengan metode swab dan menggunakan medium Mannitol Salt Agar (MSA). Isolat-isolat yang mengubah warna medium menjadi kuning akan dilakukan pendeteksian gen penanda MRSA, yaitu 16S rRNA (STPY), mecA, dan femA dengan metode multiplex PCR. Hasil penelitian mendapatkan 19 isolat MRSA dan 2 isolat Methicillin resistant Staphylococcus (MRS) dengan menggunakan primer 16S rRNA universal, yaitu Staphylococcus cohnii dan Staphylococcus gallinarum. Keberadaan gen resistan dari isolat yang diperoleh menunjukkan bahwa talenan dan ampela ayam mentah dapat berpotensi menjadi sumber transmisi MRSA.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk kokus yang tersusun seperti anggur dan dapat menyebabkan penyakit. Penggunaan antibiotik methicillin yang berlebihan menyebabkan bakteri menjadi resistan atau dikenal dengan Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Resistensi pada MRSA ditandai dengan keberadaan gen mecA dan femA. Salah satu penyebaran MRSA dapat melalui hewan ternak. Penyebaran patogen zoonosis MRSA diduga terjadi melalui ayam atau cross contamination dari talenan. Tujuan penelitian adalah mendeteksi gen mecA dan femA pada Staphylococcus aureus dari talenan dan ampela ayam mentah di penjual ayam pasar tradisional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan 6 sampel talenan dan ampela ayam mentah di 3 pasar tradisional Kota Depok dengan metode swab dan menggunakan medium Mannitol Salt Agar (MSA). Isolat-isolat yang mengubah warna medium menjadi kuning akan dilakukan pendeteksian gen penanda MRSA, yaitu 16S rRNA (STPY), mecA, dan femA dengan metode multiplex PCR. Hasil penelitian mendapatkan 19 isolat MRSA dan 2 isolat Methicillin resistant Staphylococcus (MRS) dengan menggunakan primer 16S rRNA universal, yaitu Staphylococcus cohnii dan Staphylococcus gallinarum. Keberadaan gen resistan dari isolat yang diperoleh menunjukkan bahwa talenan dan ampela ayam mentah dapat berpotensi menjadi sumber transmisi MRSA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Juniar Hymawatty
"ABSTRAK
The rubra variety of Alpina galanga rhizoma extract were compatible to the fibroblast tissue, non toxic, and potent in inhibiting Candida albicans growth. The purpose of this study was to find out the effect of the rubra variety of Alpina galanga rhizome extract as a treatment to oral candidosis. The patients involved in this study were 20 diabetic patients, men and woman. There were sixteen patients showed white patches or flecks on the tongue surface. After clinical examination, a direct smear was made and there were mass of candidal hyphae on Periodic Acid Schiff staining. For patient comfort, the extract of Alpinia galanga 30% was prepared as a cream in a tube. The cream was used topically on the fleck, 4-5 times daily for 14 days. In case of the flecks persisted, the treatment was continued to 21 days. Mc Nemar test showed a significant difference between the group before and after treatment (p<0,05). It was concluded that 30% rubra variety of Alpina galanga rhizome extract could be used as an alternative treatment for oral candidosis."
Sub Dept. of Oral Medicine Ladokgi RE Martadinata Jakarta/DR. Ramelan Naval Hospital Surabaya, 2006
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayuwidia Ekaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Senyawa X yang merupakan senyawa turunan Forbazol terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Kerja Senyawa X dinilai dengan mengukur diameter hambatan pada kultur yang diberikan disc antibiotik berisi Senyawa X.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan bermakna antara pemberian Senyawa X dengan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschericia coli; dan (2) Tidak terdapat hubungan signifikan antara perbedaan konsentrasi pemberian Senyawa X dengan hambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan terdapat hubungan signifikan antara kenaikan konsentrasi pemberian Senyawa X pada konsentrasi 64 mg/L dan 128 mg/L dengan hambatan pertumbuhan pada Eschericia coli.

The aim of this research is to know the effect of X Compound which is the derivative of Phorbazol compound towards growth inhibition of Staphyloccocus aureus and Escheria coli. Activities of X Compound were evaluated by measuring the inhibition diameter of the bacteria cultures which were given antibiotic discs containing X Compound.
The research results show that: (1) there is significance correlation between addition of X Compound to the growth of Staphylococcus aureus and Escheria coli, and (2) there is no significance correlation between diference concentrations of X Compound to the growth inhibation of Staphylococcus aureus. However, there is significance correlation beween the concentration of 64 mg/L and 128 mg/L to the growth inhibition of Escheria coli.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masayu Siti Gumala Sari
"Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berperan sebagai flora normal sekaligus patogen penting pada manusia. Asam galat atau 3,4,5-asam trihidroksibenzoat merupakan senyawa polifenol yang memiliki banyak kegunaan seperti pada industri, makanan antioksidan, serta industri farmasi. Asam galat juga memiliki potensi untuk menjadi agen antimikroba berspektrum luas. Modifikasi gugus karboksil maupun hidroksil pada asam galat akan menghasilkan senyawa turunan asam galat yang diharapkan lebih aktif sebagai antimikroba dibandingkan asam galat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas antimikroba senyawa turunan asam galat terhadap Staphylococcus aureus. Pengujian dilakukan secara duplo pada asam galat dan 10 turunan asam galat dengan antibiotik amoksisilin sebagai kontrol positif menggunakan metode makrodilusi dan uji konfirmasi pada agar darah.
Hasil penelitian diambil dari nilai KHM Konsentrasi Hambat Minimum pada uji plat agar darah yang menunjukkan bahwa lima senyawa turunan asam galat yaitu senyawa 2-fenil-etil galat 4, benzil galat 6, amil galat 8, isoamil galat 9, dan sekunder amil galat 10 memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan asam galat dengan KHM masing-masing 989 g/mL, 983,5 g/mL, 455,5 g/mL, 972 g/mL, dan 1089 g/mL. Aktivitas antimikroba kelima senyawa turunan ini dipengaruhi oleh panjang rantai alkil ester yang optimal, struktur gugus alkil lurus, dan adanya gugus aromatik benzena.

Staphylococcus aureus is a gram positive bacteria that acts both as a normal flora and as an important human pathogens. Gallic acid or 3,4,5 trihydroxybenzoic acid is a polyphenol compounds that have many uses such as in industry, for antioxidant foods, and pharmaceutical industries. In addition, gallic acid has the potential to be a broad spectrum antimicrobial agents. Modification of carboxyl and hydroxyl groups on the gallic acid will generate gallic acid derivative compounds which are expected to be more active as an antimicrobial agent than gallic acid.
This study aimed to examine the antimicrobial activity of gallic acid derivatives against Staphylococcus aureus. The test was done in duplicate on gallic acid and 10 gallic acid derivative compounds with antibiotic amoxicillin as a positive control with macrodilution tube method and confirmation test by blood agar.
The results were taken from MIC Minimum Inhibitory Concentration on blood agar plate test which showed that five gallic acid derivative compounds, 2 phenyl ethyl gallate 4, benzyl gallate 6, amyl gallate 8, isoamyl gallate 9, and the secondary amyl gallate 10 has antimicrobial activity better than gallic acid with MIC of each is 989 g mL, 983.5 g mL, 455.5 g mL, 972 g mL and 1089 g mL. The antimicrobial activity of the fifth derivatives is influenced by optimum long chain alkyl ester, the straight structure of alkyl groups, and the presence of benzene aromatic group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Afida Kalisya
"ABSTRAK
Latar Belakang. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri komensal yang hidup pada manusia. Penggunaan antibiotika diikuti dengan resistensi terhadap antibiotika mengakibatkan munculnya infeksi lain, salah satunya ialah infeksi Staphylococcus aureus resisten Metisilin (MRSA). Bakteri MRSA merupakan bakteri yang resisten terhadap antibiotika metisilin, namun seiring berkembangnya waktu juga terjadi resistensi terhadap antibiotika lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kepekaan bakteri pada infeksi MSSA dan MRSA terhadap antibiotika golongan fluorokuionolon dan vankomisin. Metode. Penelitian retrospektif potong lintang (cross-sectional) ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Januari 2018 sampai Juni 2019 dengan menggunakan data sekunder dari WHONET 5.6. Hasil. Pada tahun 2018, terdapat 45 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 43 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Sementara itu, pada tahun 2019 (Januari sampai Juni 2019), terdapat 17 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 15 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, ditemukan tidak terdapat perbedaan signifikan sensitivitas MSSA terhadap antibiotika golongan fluorokuinolon dan vankomisin (p=0,34) dan tidak terdapat perbedaan sensitivitas MRSA terhadap antibiotika tersebut (p=0,39). Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada MRSA dan MSSA terhadap semua golongan antibiotika yang diujikan periode Januari 2018 hingga Juni 2019.

ABSTRACT
Background. Staphylococcus aureus are commensal bacteria that live in human body. Mass use of antibiotic followed by antibiotic resistance results in infections, such as Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Like the name implies, MRSA develops resistance towards Methicillin. As time goes by, it also develops resistance towards other family of antibiotics. This research aims to compare the sensitivity of MRSA and MSSA to the family of fluoroquinolones and vancomycin. Method. This retrospective cross-sectional research was conducted in Clinical Microbiology Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia using secondary data from WHONET 5.6 on January 2018 until June 2019. Results. In 2018, there were 45 specimens of Staphylococcus aureus infection collected. 43 specimens were infected by MSSA and 2 specimens were MRSA positive. Meanwhile, in 2019 (January 2019 to June 2019) there were 17 specimens of Staphylococcus aureus infection collected, with 2 specimens were MRSA positive and 15 specimens were infected by MSSA. Based on Kruskal Wallis test, it was found that the sensitivity of MSSA towards fluoroquinolones and vancomycin was not significant (p=0,34) and the sensitivity of MRSA towards fluoroquinolones and vancomycin was also not significant (p=0,39). Conclusions. There is no significant difference towards fluoroquinolones and vancomycin antibiotics to MRSA and MSSA in LMK FKUI during Janury 2018 until June 2019."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Qarisa
"Epidemiologi dari penyakit menular atau infeksi di Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi, termasuk infeksi bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus MRSA . Menurut National Nosocomial Infection Surveillance System, terdapat lebih dari 60 isolat Staphylococcus aureus dari pasien intensive care unit yang merupakan bakteri MRSA. Vankomisin merupakan antibiotik yang dapat mengatasi infeksi MRSA, namun baru-baru ini ditemukan golongan bakteri yang bersifat kurang sensitif terhadap obat tersebut, sehingga perlu dicari zat lain sebagai terapi alternatif. Daun suren Toona sureni Blume Merr. merupakan salah satu tumbuhan Indonesia yang telah digunakan di bidang kesehatan sejak dahulu kala. Ekstrak daun suren telah diketahui memiliki senyawa metil galat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Pada penelitian ini, dilakukan uji eksperimental dengan metode makrodilusi untuk mengetahui peran daun suren sebagai antibakteri terhadap bakteri MRSA. Vankomisin yang diketahui dapat mengobati infeksi MRSA digunakan sebagai pembanding untuk melihat sensitivitas bakteri yang diuji. Dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak daun suren Toona sureni Blume Merr. pada konsentrasi 1280 g/mL hingga 0,625 g/mL tidak memiliki kemampuan sebagai antibakteri terhadap MRSA. Peran ekstrak daun terhadap bakteri MRSA perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi.

Epidemiology of infectious disease or infection, including Methicillin Resistant Staphylococcus aureus MRSA infection, in Indonesia has a high rate. According to the National Nosocomial Infection Surveillance System, more than 60 of Staphylococcus aureus isolates from patients in intensive care units was represented by MRSA infection. Vancomycin is an antibiotic that can treat MRSA infection, but there are some bacterial strains show less sensitivity to the drug, recently, so it is necessary to find other substances as an alternative therapy. Suren leaves Toona sureni Blume Merr. is one of the Indonesian plant that has been use for medicinal purposes by the ancestors. Suren leaf extract contains methyl gallate which can inhibit the growth of Staphylococcus aureus. In this experimental study, macrodilution methode was conducted to determine the role of suren leaf extract as an antibacterial against MRSA. Vancomycin as a chosen therapy for MRSA infection is used as a comparison to see the sensitivity of the bacterium. From this study, it was found that the suren leaf extract at a consentration 1280 g mL up to 0,625 g mL has no ability as an antibacterial against MRSA. The role of suren leaf extract as antibacterial against MRSA needs further research using higher concentrations."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>