Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171989 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Several studies in Indonesia have attempted to correlate nutritional status with dental caries. The aim of this study was to find out the relation between nutritional status and dental caries disease of schoolchildren aged 9 - 14 years in Karangantu and Pamarican II elementary schools. The study design was cross-sectional with 200 students as respondents. Antropometry was used to measure nutritional status, and status of dental caries was measured by using DMF-T index. The correlation and differences of these variables were analyzed by using Anova and T-test. The results showed there was no correlation between nutritional status and dental caries (p>0.01). The implied conclusion is that food intake of students did not have significant effect on the breakout of caries."
Journal of Dentistry Indonesia, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Omry
"Penyakit gigi berlubang (caries) merupakan penyakit gigi yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Terjadinya penyakit ini disebabkan banyak faktor dimana waktu sikat gigi yang tidak sesuai merupakan faktar resiko untuk terjadinya karies gigi.
WHO menetapkan indeks DMF-T sebagai indeks yang mengukur tingkat keparahan karies dimana kriteria pengukuran dilakukan pada kelompok anak berumur 12 tahun. Adapun target berdasarkan (Dit.Kes.Gi.'2000) bahwa indeks DMF-T sampai tahun 2010 secara Nasional kurang dari 2 dan WHO kurang dari 1
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode desain potong lintang (crass sectional) di mana tujuannya untuk mengetahui hubungan waktu sikat gigi dengan tingkat keparahan karies. Populasi penelitian adalah seluruh murid sekolah dasar kelas 4 dan 5 di kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat dan sampel yang diambil sebanyak 259 orang dengan menggunakan sampling secara sistematik random.
Berdasarkan hasil statistik diperoleh tidak ada hubungan bermakna ( nilai p > 0,05) dan OR sebesar 270 ( 95% CI = 0,9 - 4,3 ). Dianggap perlu untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode kohort.
Daftar bacaan : 55 (1978 - 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Shelly Cahyadi
"Karies gigi merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak terutama kelompok usia 12 tahun; kelompok usia ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena merupakan saat terjadinya transisi pergantian gigi susu ke gigi tetap. Hasil penelitian Evaluasi Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk murid SD kelas 5 dan 6 di wilayah DKI Jakarta, prevalensi karies gigi cendrung meningkat dari 89.60% pada tahun 1988 menjadi 93.72% pada tahun 1996, namun demikian angka rata-rata anak yang mengalami karies gigi ( DMF-T) sedikit menurun dari 2.98 gigi menjadi 2.66 gigi. Dari kunjungan murid-murid SD ke Balai Pengobatan Gigi Puskesmas selama 3 tahun terakhir ini, proporsi karies gigi dan kelanjutannya tampaknya masih menduduki porsi tertinggi ( 75.88% - 78.75%) dibandingkan penyakit gigi dan mulut lainnya.
Tujuan daripenelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan faktor-faktor dengan status karies gigi anak SD; jenis disain penelitian adalah 'Analyzed cross sectional'. Lokasi penelitian di 106 SD dari 112 SD yang ada di kecamatan Tanjung Priok. Sampel yang diteliti adalah murid SD kelas 6 yang diambil secara 'systematic random sampling" sehingga diperoleh sejumlah 443 anak. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner wawancara untuk factor-faktor demografi, pola konsumsi makanan anak sehari-hari ( food recall 3 kali) disertai kebiasaan sikat giginya; disamping itu juga dilakukan pemeriksaan gigi. Data kemudian diolah secara statistik mulai dari analisis univariat, bivariat sampai multivariat yaitu dengan multipel regresi linier dan multipel regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi karies gigi ( DMF-T) anak SD kelas 6 di kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara 70.9% dengan rata-rata angka pengalaman karies 1.657 ± 1.487 gigi per anak; dan komposisi 'decayed" sebesar 61.3% , ?missing? 4.5%, dan tilled' 5.1% . Hasil model akhir menunjukkan, bahwa terjadinya karies gigi ( DMF-T) 43.78% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebagai. berikut yaitu OHI-S, frekuensi sikat gigi yang secara bersamaan harus diimbangi dengan ketepatan waktu sikat gigi, dan bentuk molar satu bawah yang secara bersamaan harus diimbangi dengan jumlah karbohidrat lekat. yang dimakan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan . setiap penambahan 5 gram konsumsi karbohidrat lekat, kemungkinan akan meningkatkan karies gigi 3%. Juga ada interaksi frekuensi sikat gigi sikat gigi kurang dan- waktu sikat gigi tidak tepat dengan jumlah karbohidrat lekat yang dimakan; dimana dengan jumlah minimal karbohidrat lekat yang dimakan sebesar 8.85 gram per hari mempunyai resiko terjadinya karies gigi 2.08 kali; jumlah karbohidrat yang dimakan maksimal yaitu 98.10 gram temyata dapat meningkatkan resiko karies sebesar 235.40 kali. Dan ada hubungan sebab akibat antara bentuk molar satu bawah dengan terjadinya karies gigi, ini mungkin disebabkan karena gigi tersebut tumbuh lebih dahulu yaitu pada usia 6-7 tahun; pembentukan benih gigi dengan anatomi yang tidak normal sudah terjadi pada masa janin berusia 5 minggu dalam kandungan dan ada hubungannya dengan keturunan dan rasnya ; selain itu juga adanya pengaruh gravitasi sehingga sisa makanan lebih banyak mengumpul pada gigi rahang bawah tersebut.
Disarankan program penyuluhan oleh team UKGS ditingkatkan yang isinya mengubah pola kebiasaan sikat gigi anak yaitu dari sebelum makan dan sambil mandi menjadi sesudah makan dan minimal sikat gigi dua kali yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Disamping itu untuk menanggulangi masalah bentuk anatomi gigi molar satu bawah, dapat dilanjutkan pelaksanaan penambalan fissure sealant maupun tumpatan baru 'Atraumatic Restorative Treatment'.

Factors Related To Dental Caries Status Of The Sixth Grade Primary School Children In Tanjung Priok Subdistrict Of Northern Jakarta, 1997.Dental caries is a disease affecting children especifically 12 years old ; this age group needs special attention since the transition from the deciduous dentition to the permanent dentition occured in this age group. The evaluation study of School Dental Health Programs for 5th and 6th grades in the Jakarta , shows an increase in dental caries prevalence from 89.60 % in 1988 to 93.72% in 1996; the average DMFT figures however, went down from 2.98 to 2.66 teeth in the same period. Proportionally, dental caries and its sequela still in the first rank compared to other oral diseases in primary school children who were treated at the Health Centre Services.
The aims of the study is to obtain information on the relation between determinant factors and dental caries in primary school children; with an "Analyzed Cross Sectional" design. The study was done in 106 primary school out of 112 Primary school in the subdistrict of Tanjung Priok. The study sample comprises 6th grades through a "systematic random Sampling ", Total sample was 443 children. Data was obtained by questioners for demographic factors, daily food consumption patterns ( 3 times food recall ) and tooth brushing habits. Apart from that, dental examination was carried out. The data was statistically processed, from univariat, bivariat and multivariat analysis with multiple linear regression and multiple logistic regression.
The results show a dental caries prevalence ( DMF-T) of 70,9 % of 6 grades in the Tanjung Priok subdistrict with average of 1,657 ± 1.487 caries teeth; encompassing 61.3% decayed, 4.5% missing and 5.1% filled teeth. The latest model indicates that the 43.78% dental caries rate (DMF-T) may be explained by, independent variables : Oral Hygiene Index Simplify, frequency of brushing , shape of lower first molar, all of which have to be balanced by the amount of consumed " sticky" carbohydrate consumption may increase dental caries by 3 %. Interaction were found between good frequency of tooth brushing and incorrect brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and correct brushing times, between insufficient frequency of tooth brushing and incorrect brushing times. The latest interaction show that with the amount of sticky carbohydrate consumed, in which a minimum of 8.85 grams of sticky carbohydrates daily, caries risks will increase 2.08 times; a maximum of 98.10 gram will increase caries risks with 235.40 times. A cause and effect relationship between lower first molar anatomical shape and dental caries is presumably caused by the fact that the tooth in question is a the first permanent element to erupt, which is around 6-7 years of age, by tooth formation with abnormal anatomy would already occur at 5 weeks of intrauterine life and had a relationship with heredity and race, in addition to influence of gravitation causing much more food rests to accumulation teeth of the lower jaw.
It is suggested that school dental health education be improved to change the child's tooth brushing habits from "before meals" and "during bath" to "after meals" and a minimum of two times daily, which is after breakfast and before retiring at night. To cope with the problem of the anatomical shape of the lower first molar, fissure sealants and Aritmatic Restorative Treatment fillings may be employed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Sugeng Hartono
"ABSTRAK
Penelitian di Kabupaten D.T.II Tangerang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karies gigi sulung anak prasekolah dengan kadar fluor dalam air minum pada daerah tersebut. Subjek penelitian terdiri dari anak prasekolah yang berusia 2-5 tahun sejumlah 341 anak dan air sumur yang dipergunakan sebagai air minum utama. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan indeks plak rata-rata 2.34, 80.6% anak mengalami karies dengan def-t rata-rata 5.60, def-s rata-rata 12.47. Radar fluor dalam air minuet rata-rata 0.38 ppm. Dengan analisa regresi linier terbukti ada hubungan tidak bermakna antara kadar fluor air minuet dengan karies gigi sulung dengan r = - 0.04 ( p > 0.05 ).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Andarini Putri
"

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi malnutrisi kronis yang memengaruhi jutaan anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan kognitif anak. Anak dengan stunting memiliki laju air liur yang rendah sehingga meningkatkan risiko terjadinya karies. Karies merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Meskipun dampak sistemik stunting telah banyak diteliti, hubungannya dengan kejadian karies gigi masih jarang dibahas, terutama di daerah pedesaan seperti Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Tujuan: Mengetahui hubungan kejadian stunting dengan penyakit karies gigi pada anak usia 0-3 tahun di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan data sekunder mengenai stunting yang diperoleh dari  program JUWITA 1000 HARTA yang dikelola Puskesmas Juwiring. Jumlah subjek sebanyak 264 orang dengan menggunakan teknik sampling total sampling untuk stunting dan consecutive sampling untuk pemeriksaan kariesStunting ditentukan menggunakan Z-score berdasarkan standar WHO, dan dikategorikan menjadi tingkat ringan dan berat. Status karies gigi dinilai menggunakan menggunakan bantuan alat intraoral kamera dan dikategorikan menjadi karies dan bebas karies. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji chi-square untuk menguji hubungan antara stunting dan karies gigi. Hasil: Didapatkan 248 dari total 264 subjek yang menjadi subjek penelitian. Dari 248 subjek, sebesar 31,5% mengalami stunting ringan dan 68,5% mengalami stunting berat. Prevalensi karies gigi secara signifikan lebih tinggi pada anak-anak dengan stunting berat dibandingkan dengan mereka yang mengalami stunting ringan atau tidak stunting (p < 0,05). Kesimpulan: Penelitian ini  menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan prevalensi karies gigi. Anak-anak dengan stunting yang lebih parah berisiko lebih tinggi untuk mengalami karies gigi, yang menekankan pentingnya mengatasi tantangan terkait gizi dan kesehatan gigi untuk meningkatkan kesejahteraan anak secara keseluruhan.

Kata Kunci: Stunting, karies gigi, status gizi, kesehatan gigi, anak-anak.


Background: Stunting is a chronic malnutrition condition affecting millions of children worldwide, particularly in developing countries. This condition not only impacts physical growth but also cognitive development in children. Children with stunting tend to have reduced salivary flow rates, increasing their risk of developing dental caries. Dental caries is one of the most common chronic diseases among children, significantly affecting their overall quality of life. Although the systemic effects of stunting have been widely studied, its relationship with dental caries remains underexplored, particularly in rural areas such as Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Objective: To determine the relationship between stunting and dental caries in children aged 0–3 years in Juwiring Subdistrict, Klaten Regency. Method: This research method is cross sectional design using secondary data on stunting obtained from the JUWITA 1000 HARTA program managed by Juwiring Public Health Center. A total of 264 subjects were included, using total sampling for stunting and consecutive sampling for caries examination. Stunting was assessed using Z-score based on WHO standards and categorized into mild and severe levels. Dental caries status was assessed using intraoral cameras and categorized as caries or caries-free. Statistical analysis was performed using the chi-square test to examine the relationship between stunting and dental caries. Results: Out of 264 subjects, 248 were included in the study. Of these, 31.5% were mildly stunted, and 68.5% were severely stunted. The prevalence of dental caries was significantly higher among children with severe stunting compared to those with mild stunting or no stunting ( ð‘ < 0.05 p<0.05). Conclusion:The study shows a significant relationship between stunting and dental caries prevalence. Children with more severe stunting are at a greater risk of developing dental caries, underscoring the importance of addressing both nutritional and oral health challenges to improve overall child well-being.

Keywords: Stunting, dental caries, nutritional status, oral health, children.

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studies in Indonesia which attempt to correlate nutritional status with dental health are still needed. The aim of this study was to find out the effect of nutritional status on dental health particularly gingivitis of the school children aged 9-14 years in Karangantu and Pamarican II Elementary schools. Nutrition status was assessed using limited antropometry, height and weight measurements. Cross sectional methode she used, and the result young data ANOVA, T-Test and Chi-Square. The results of the study showed were analyzed no correlation between nutritional status and gingivitis."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afida Luthfi Yuvana
"Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan status karies gigi dan jaringan periodontal menurut jenis kelamin pada anak usia 5 dan 12 tahun di Jabodetabek. 390 anak usia 5 tahun dan 458 anak usia 12 tahun dengan proporsi jenis kelamin seimbang berpartisipasi dalam penelitian. Status karies diukur dengan indeks dmf-t/DMF-T dan pufa/PUFA, status periodontal diukur dengan indeks modifikasi Loe and Silness. Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada indeks dmf-t, pufa, dan indeks plak antara laki-laki dan perempuan usia 5 tahun; terdapat perbedaan bermakna pada indeks DMF-T, PUFA, indeks plak, dan indeks gingiva antara laki-laki dan perempuan usia 12 tahun.
This research objective is to know the differences of dental caries and periodontal status by gender among 5 and 12 years-old children in Jabodetabek. A total of 390 5 year-old and 458 12-year-old children with balanced proportion between genders participated in the research. Caries status measured by dmf-t/DMF-T and pufa/PUFA index, periodontal status measured by Loe and Silness modified index. The results show that there are no significant differences in dmf-t, pufa, and plaque index between boys and girls ages 5 year-old; there are significant differences in DMF-T, PUFA, Plaque, and Gingival Index between boys and girls ages 12 yearold."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Marissa Kartika Anthrasita
"Di negara berkembang, khususnya di Indonesia, penyakit gigi dan mulut masih tergolong tinggi yaitu tercatat diderita oleh 90% penduduk Indonesia dan sebagian besar adalah masalah karies gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian karies pada anak usia 72-144 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi cross-sectional secara total sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pemeriksaan klinis terhadap siswa siswi SD Tarsisius Vireta Yayasan Bunda Hati Kudus, Tangerang yang dilaksanakan dari bulan September ? November 2006. Jumlah sampel sebanyak 875 anak, yang terdiri dari 418 laki-laki (47,8%) dan 457 perempuan (52,2%). Sampel dibagi ke dalam tiga kelompok usia yaitu, kelompok usia 72-95 bulan, kelompok usia 96-119 bulan, dan kelompok usia 120-144 bulan. Hasil penelitian menunjukkan 86% anak menderita karies, dengan rerata nilai indeks def-t/DMF-T sebesar 5,11. Hasil analisis dengan uji-t menunjukkan bahwa perbedaan nilai indeks def-t/DMF-T antara laki-laki dan perempuan tidak bermakna (nilai t = 0,572; p = 0,567). Dengan uji-ANOVA memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok usia (F = 53,167; p = 0,00). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi karies pada anak usia 72-144 bulan di SD Tarsisius Vireta Yayasan Bunda Hati Kudus Tangerang tergolong tinggi dan terdapat perbedaan nilai indeks def-t/DMF-T yang bermakna antar kelompok usia, walaupun perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan tidak bermakna."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesian are having oral health disease which relate with oral hygiene. Most of oral health diseases are dental caries and periodontal disease. Dental crowding is one type of dental malocclusion that cause those diseases. On the other hand, behaviour has an important role to influence oral health status. The aim of this study to get information about the relation between behaviour and oral hygiene of school children with dental crowding in DKI Jakarta. This study has been done on 277 fourth to sixth grade elementary school children from 5 district at DKI Jakarta. This observasional study has been done by chi-square test. The result has shown that there is no relation between behaviour to oral hygiene of dental crowding school children (p=0,93)."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dental caries in an endemic disease that is suffered by lots of children. In Indonesia, dental caries has become a public disease where its prevalence tendency keeps on increasing. According to house-keeping health survey 1995 in Bali, 54.40% of the population were disturbed and could not work or go to school because of tooth pain.
The aim of this survey is to know the dental caries status of elementary school children in Buleleng Bali. This descriptive survey has been done to a sample with an amount of 2446 children from 26 elementary schools at 4 districts in Buleleng regency, which has a geographic situation of hills, mountains and a beach area. The technique of taking samples incidentally, when students were going their study services activity. Calibration among surveyors had been done before the survey to minimize mistakes. The result showed caries prevalence is 88.35%. DMF-T average 3.52 with Required Treatment Index: 65.53% and Performed Treatment Index: 1.52%. Dental caries prevalence to the boys are found to be more than girls."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>