Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rappoport, Dana
"Ethnomusicological study on funeral songs and music of Toraja people, South Sulawesi, Indonesia."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2014
781RAPN001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Rappoport, Dana 1968-
"Ethnomusicological study on funeral songs and music of Toraja people, South Sulawesi, Indonesia."
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014
780.992 26 RAP st
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rappoport, Dana 1968-
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014
780.992 26 RAP st
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Muhammad Aksa
"Kajian penataan kawasan Ke'te Kesu', Tana Toraja, Sulawesi Selatan dalam rangka pelestarian, pemanfaatan, pengembangan sumberdaya budaya merupakan kajian manajemen sumberdaya budaya (Cultural Resources Management) dengan menggunakan pendekatan perencanaan secara komprehensif dan holistik. Kawasan Ke'te Kesu' merupakan kawasan yang mempunyai tinggalan budaya, lingkungan alam (lansekap) dan lingkungan sosial.
Data yang dipergunakan untuk penulisan tesis ini yaitu tradisi kehidupan yang masih berlanjut, perkampungan dan rumah tradisional, perkuburan dalam goa dan ceruk, tempat upacara dan monumen-monumen megalitik, hasil-hasil kerajinan tradisional masyarakat, kondisi lingkungan fisik atau lansekap, pemanfaatan lahan dan kehidupan ekologinya, serta lingkungan sosialnya.
Metode penelitian untuk menyusun tesis ini terdiri atas metode pengumpulan data, pengolahan data dan analisis. Pengumpulan data lapangan di kawasan Ke'te Kesu' dilakukan dengan cara survei, wawancara, pengamatan, pencatatan, pemetaan dan pendokumentasian. Data lapangan dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik bentuk lahan dan pemanfaatan lahan, mengetahui luas kawasan adat, fasilitas-fasilitas publik di sekitar daerah penelitian, wawancara dengan masyarakat, pengunjung dan petugas pemerintah khususnya dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Data yang diperoleh dari dari hasil survei lapangan untuk menganalisis proses penataan kawasan Ke'te Kesu dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk pengembangan secara keruangan yang berbasiskan konsep pemintakatan dan pelestarian serta keseimbangan lingkungan. Setelah dianalisis ditampilkan melalui tampilan visual peta-peta. Selain itu, digunakan juga analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk penataan kawasan Ke'te Kesu' dalam rangka pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya budaya.
Dari hasil penelitian dan penulisan tesis ini, serta melihat kenyataan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa dinamika penataan kawasan Ke'te Kesu' dalam rangka pelestarian, pemanfaatan, pengembangan sumberdaya budaya dapat diringkas sebagai berikut :
- Distribusi prasarana publik dan yang menunjang kepariwisataan dalam kajian ini lebih diarahkan pada diferensiasi layanan fasilitas yang sesuai dengan utilitasnya, yang diperoleh melalui teknik penataan kawasan dengan pendekatan perencanaan secara komprehensif dan holistik. Penataan kawasan Ke'te Kesu' dibutuhkan 24 obyek pengembangan fasilitas.
- Dikaitkan dengan tujuan penelitian, tujuan-tujuan tersebut dapat dijabarkan dalam 3 (tiga) aspek, yaitu (1) Aspek fisik, sesuai dengan tujuan pengembangan, asas optimalisasi penataan ruang kawasan Ke'te Kesu' yang serasi dan seimbang dalam rangka pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan sumberdaya budaya. (2) Aspek sosial, sesuai dengan gambaran masyarakat tradisional setempat diambil sebagai arahan untuk mengendalikan living tradition yang berkelanjutan (3) Aspek ekonomi, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat oleh sektor-sektor lain yang berkaitan dengan sektor pertanian, sektor industri kerajinan, sektor perdagangan, sektor jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi dalam pengembangan pariwisata.
- Selain itu penelitian ini juga memperlihatkan citra kawasan budaya sebagai lansekap budaya yang merupakan bagian dari sumberdaya budaya yang ada di kawasan Ke'te Kesu'."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandra Stephany
"Rumah tradisional Toraja atau biasa disebut Tongkonan merupakan rumah yang dimiliki secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Toraja. Bagi orang Toraja, memiliki Tongkonan merupakan kebanggaan tersendiri. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi modern, dan perubahan sosial, telah mengubah dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Dan sejak saat itu rumah tradisional Toraja (Tongkonan) di daerah tersebut mulai mengalami transformasi pola tatanan ruang dan bentuk, dari bentukan tradisional yang masih dipengaruhi kepercayaan Aluk Todolo kepada bentukan serta fungsi yang lebih modern dan disesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat transformasi apa yang terjadi pada rumah Tongkonan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi Tongkonan terjadi pada tatanan ruang dan fungsi karena faktor kebutuhan ruang yang semakin kompleks. Transformasi pada material juga terjadi karena keberadaan material alam sekitar yang semakin sedikit. Kemajuan teknologi, sosial, budaya, religi, dan ekonomi merupakan faktor utama yang mendorong terjadinya transformasi Tongkonan."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2009
747 DIM 7:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Tiku Dudung, Author
"Masyarakat Toraja pada praktiknya mengenal dua jenis upacara adat yakni Rambu Tuka’ dan Rambu Solo’. Rambu solo’ sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi orang telah meninggal. Tulisan ini membahas tentang pengaruh pandemi dalam aspek budaya terhadap tradisi yakni Rambu Solo’ atau upacara pemakaman. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan teknik pengumpulan data; observasi partisipan, wawancara mendalam dan studi literatur. Penelitian ini berupa autoetnografi karena bersumber dari budaya penulis sendiri. Pandemi Covid-19 yang dimulai sejak akhir tahun 2019 menjadi tantangan baru bagi pelaksanaan Rambu solo’. Beberapa praktik dalam Rambu solo’ bertentangan dengan protokol kesehatan. Panitia pelaksana dihadapkan dengan tantangan pandemi dan kewajiban melakukan ritual. Sehingga muncul beberapa bentuk modifikasi agar Rambu solo’ dan protokol kesehatan tetap berjalan beriringan. Modifikasi yang dilakukan hanya sebagai respons terhadap tantangan di situasi darurat yakni pandemi Covid-19. Bentuk - bentuk modifikasi dilakukan dengan cara menyederhanakan kegiatan seperti; membatasi acara ma’badong dan adu kerbau, menyiapkan atribut protokol kesehatan baik masker, tangki pencucian tangan, memberi label silang pada pondok, membatasi waktu tamu di lokasi, dan penggunaan wadah plastik. Modifikasi yang dilakukan merupakan sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat Toraja yang tentunya disertai dengan ketegangan oleh beberapa pihak. Konsep inovasi dari Rogers (2003) menuntun penulis dalam mengelaborasi modifikasi pelaksanaan Rambu solo’ di masa pandemi. Perilaku modifikasi sebagai bagian dari inovasi pada akhirnya dievaluasi oleh adopter. Adopsi merupakan keputusan yang diambil untuk menerapkan inovasi dan memberlakukan ide atau perilaku yang berbeda dengan yang sebelumnya. Inovasi dapat berlanjut atau berhenti ditentukan oleh kesesuaiannya dengan nilai, keyakinan dan pengalaman masa lalu sistem sosial.

Toraja people in practice recognize two types of traditional ceremonies, namely Rambu Tuka 'and Rambu Solo'. Rambu solo' as a form of final respect for people who have died. This paper discusses the influence of the pandemic in the cultural aspect of the tradition, namely Rambu Solo' or funeral ceremonies. This research was conducted qualitatively with data collection techniques; participant observation, in-depth interviews and literature study. This research is in the form of autoethnography because it comes from the author's own culture. The Covid-19 pandemic which began at the end of 2019 became a new challenge for the implementation of Rambu solo'. Some practices in Rambu solo' are against health protocols. The organizing committee is faced with the challenges of a pandemic and the obligation to perform rituals. So there are several forms of modification so that Rambu solo' and health protocols continue to go hand in hand. The modifications were made only in response to challenges in an emergency situation, namely the Covid- 19 pandemic. Modifications are made by simplifying activities such as; limiting ma'badong and buffalo fighting events, preparing health protocol attributes such as masks, hand washing tanks, cross-labeling huts, limiting guest time on location, and using plastic containers. The modifications made are a new habit for the Toraja people, which of course is accompanied by tension by several parties. The concept of innovation from Rogers (2003) guides the author in elaborating the modification of Rambu solo' implementation during the pandemic. Behavior modification as part of the innovation is ultimately evaluated by the adopter. Adoption is a decision taken to implement an innovation and adopt an idea or behavior that is different from the previous one. Innovation can continue or stop determined by its compatibility with the values, beliefs and past experiences of the social system."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulasri Suwarno
"Rabies adalah penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat dan disebabkan oleh virus rabies. Kasus rabies di Kecamatan Makale dari tahun 2010-2011 terjadi peningkatan kasus yang disebabkan oleh perilaku kontak dengan anjing, keterbatasan pengetahuan dan cara memelihara anjing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mayarakat dan hubungannya dengan perilaku pencegahan rabies di Kecamatan Makale tahun 2013.
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic Random Sampling. Sampel yang diambil sebanyak 171 responden yaitu pada masyarakat yang datang berkunjung di Puskesmas Makale dan berdomisili di Kecamatan Makale.
Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam pada ketiga instansi yaitu camat makale, petugas peternakan dan petugas puskesmas yang menangani rabies. Analisa dengan menggunakan Chi Square pada 7 variabel dalam penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, pencarian pengobatan dan keterpaparan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pencarian pengobatan (OR=5,80) dan keterpaparan informasi (OR=1,99) terhadap perilaku pencegahan rabies.Variabel karakteristik (umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan) dan pengetahuan tidak berhubungan dengan perilaku pencegahan rabies.

Rabies is the acute infection disease which assault central nerves system and it is caused by rabies virus. The case of rabies at sub district of Makale from 2010-2012 has increase caused by contact with dog behavior, limitation of knowledge and the way of raising the dog. The observe of research is to determine the people’s knowledge and its relationship to rabies prevention at Sub District of Makale District of Tana Toraja South Sulawesi Province in 2013.
Research design is quantitative and qualitative. In quantitative, cross sectional design is conducted by questionnaire and interview. Sampling used is Systematic Random Sampling. Sample taken is 171 respondents of the people visit Makale Public Health Center and live in Sub District of Makale.
In qualitative, comprehensive interview is conducted in three departments which are Head of Makale Sub Distirct, livestock officer, and Public Health Center officer who deal with rabies. The analysis is using Chi Square with seven variables which are age, gender, education, occupation, knowledge, treatment, and information exposure.
Research result showed that there is a meaningful relationship between treatment (OR= 5,80) and information exposure (OR=1,99) to rabies prevention action. Characteristics variable (age, gender, education and occupation) and knowledge do not have any relationship to rabies prevention action.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Fadhilah Utami Ilmi R
"Tana Toraja merupakan daerah di Sulawesi Selatan yang masih mempertahankan adat dan kepercayaan yang dimilikinya. Masyarakat Tana Toraja menganut dua kepercayaan yaitu Aluk To Dolo (agama lokal) dan agama Kristen. Tana Toraja sendiri merupakan salah satu daerah dengan mayoritas masyarakatnya pemeluk agama Kristen terbesar di Sulawesi Selatan.Hubungan antara kedua agama ini menjadi penghubung dalam transformasi wisata di Tana Toraja, yaitu wisata budaya menjadi wisata religi. Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, dan historiografi dengan sumber referensi berupa buku sezaman De Gereformeerde Zendingsbond Na 25 Jaren 1901-1926 dan De Expeditie naar Zuid-Celebes 1912). Hasil kajian menunjukkan bahwa proses transformasi di Tana Toraja terwujud pada perubahan dunia pariwisata dari destinasi wisata budaya menjadi destinasi wisata religi. Kajian yang dituliskan dengan perspektif sejarah menunjukkan bahwa terjadi pengembangan pariwisata dari fokus pada ritual budaya yang merupakan cerminan dari agama lokal di Tana Toraja menuju pengembangan khasanah wisata religi dengan pendirian salib raksasa dan patung Yesus Kristus"
Lengkap +
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2024
900 HAN 7:2 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>