Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Komunikasi radio 2 meteran adalah komunikasi radio amatir yang pada umumnya digunakan untuk komunikasi lokal. Di Indonesia, alokasi untuk amatir VHF 2 meteran ini adalah 144-146 MHz dan 146-148 MHz. Meskipun demikian, komunikasi pada frekuensi ini dapat menjangkau jarak jauh melalui pemantulan oleh lapisa E sporadis di ionosfer. Jarak komunikasi VHF yang dapat dilakukan tergantung pada frekuensi yang digunakan, dan frekuensi maksimum lapisan E sporadis (foEs). Untuk foEs = 6 MHz, komunikasi dapat dilakukan dengan jarak 5000 km, dengan mengarahkan antena sehingga sudut elevasi gelombang radionya 2.29 derajat dan menempatkan antena minimal 10 meter dari permukaan tanah."
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemantulan sinyal gelombang radio pada lapisan ionosfer merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jarak jangkauan komunikasi radio. Lapisan E-Sporadis yang berada di ketinggian 100 km sampai dengan 150 km dapat dimanfaatkan sebagai media pemantul sinyal gelombang radio komunikasi VHF rendah dengan memperhatikan besarnya frekuensi kritis lapisan E-Sporadis dan sudut elevasi antena.
"
621 DIRGA 9 (1-4)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Irfan Jatmiko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan menggunakan metode secant, frekuensi minimum (fmin) yang merupakan salah satu parameter dari hasil pengamatan lapisan ionosfer, dapat digunakan untuk menentukan esarnya frekuensi kerja terendah suatu sirkit komunikasi radio HF (high frequency). Terjadinya perubahan fmin akan berdampak pada perubahan besarnya batas frekuensi kerja terendah suatu sirkit komunikasi radio HF. Dari hasil simulasi, terlkihat bahwa kenaikkan nilai fmin pada lapisan ionosfer berimbas pada kenaikkan frekuensi kerja terendah sirkit komunikasi radio. Semakin jauh jarak suatu sirkit komunikasi radio, maka besarnya frekuensi kerja terendah akan semakin tinggi. Contoh kasus yang terjadi pada tanggal 29 Oktober 2003, menunjukkan adanya perubahan fmin yang berimbas pada kenaikkan frekuensi kerja terendah suatu sirkit radio komunikasi. Dengan kenaikkan frekuensi tersebut, maka hal ini berdampak pada perubahan yang harus dilakukan pada saat pengoperasian radio apabila radio bekerja pada frekuensi yang berada di bawah frekuensi kerja terendah. Perubahan yang dilakukan yaitu perubahan antena yang harus disesuaikan dengan frekuensi di atas frekuensi terendah. Namun tidak serta merta perubahan tersebut dapat dilakukan karena harus memperhatikan alokasi frekuensi yang dapat digunakan. Peristiwa ini dapat dinyatakan sebagai bentuk gangguan yang terjadi pada komunikasi radio."
520 DIRGA 10:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mengoptimalkan jaringan komunikasi radio HF (SSB) di instansi pemerintah daerah Kalimantan Timur, diperlukan analisis untuk pemilihan frekuensi kerjanya. Bagian Sandi dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Timur telah meminta LAPAN memberikan referensi frekuensi-frekuensi kerja untuk komunikasi di lingkungannya. Dari hasil analisis menggunakan prediksi frekuensi untuk semua sirkit, diperoleh alokasi frekuensi yang dapat digunakan di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur. Analisis dilakukan di bulan Januari sampai Desember, untuk tingkat aktivitas matahari rendah, menengah, dan tinggi, dan menyesuaikannya dengan daftar alokasi frekuensi. Karena kpomunikasi di kantor pemerintah dilakukan terutama pada jam kerja, disarankan untuk menggunakan dua alokasi, yaitu 4000-4.063 MHz dan 6.765-7000 MHz.
"
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada makalah ini dibahas tentang hasil pengujian parameter komunikasi radio HF hasil prediksi menggunakan paket program ASAPS (Advanced Stand-Alone Prediction System). Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan persentase keberhasilan frekuensi hasil prediksi dengan persentase keberhasilan frekuensi kerja sebagai data uji. Data uji yang digunakan adalah kondisi propagasi sirkit komunikasi radio di lingkungan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) selama tahun 2005. Dari pembahasan dapat diambil empat kesimpulan. Pertama, pada umumnya prediksi frekuensi HF menggunakan ASAPS untuk siang hari sesuai dengan kenyataan. Kedua, untuk pagi hari dari pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 07.00 WIB umumnya prediksi ASAPS terlalu rendah. Ketiga, pada malam hari prediksi ASAPS terlalu tinggi dibandingkan dengan hasil pengamatan. Keempat, kecenderungan prediksi ASAPS yang terlalu rendah ini kemungkinan sebagai akibat belum banyaknya data ionosfer lintang rendah yang digunakan untuk membangun model ionosfer yang digunakan."
620 DIRGA 10:4 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lawrence, Philips
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi RFID telah menarik perhatian dunia di berbagai bidang termasuk bidang kesehatan. RFID menawarkan sistem identifikasi yang lebih baik dikarenakan RFID tidak memerlukan kontak langsung maupun Line of Sight dengan penerima, memiliki media penyimpanan, serta memiliki akurasi dan kehandalan yang lebih baik. Salah satu antena yang dapat memenuhi kebutuhan sistem RFID adalah antena planar loop.Pada skripsi ini dirancang antena planar loop untuk aplikasi RFID on-body. Antena dirancang agar dapat bekerja pada frekuensi 924 MHz, dengan Gain > -29dB dan pola radiasi bidang horizontal > 900 pada jarak 2 mm dari tubuh manusia. Pada simulasi digunakan 3 jenis objek yang didekatkan pada antena untuk menggantikan tubuh manusia, yaitu phantom tiga lapis, voxel, dan phantom ekuivalen otot. Dari hasil simulasi dan pengukuran, antena yang dirancang mampu bekerja pada frekuensi 924 MHz dengan nilai VSWR 2 dengan Gain > -29dB ketika didekatkan pada jarak 2 mm dari tubuh manusia dan phantom muscle equivalent.

In recent years, RFID is generating significant interest in several application including healtcare industry. RFID offers a better identification system because RFID does not require direct contact or line of sight to the receiver, having the storage media, and has accuracy and better reliability. One of antenna that can meet the needs of RFID system is a planar loop antenna. In this paper designed planar loop antenna for off-body communication based on RFID system. The antenna is designed to work at frequencies 924 MHz, with Gain> 29dB and horizontal plane radiation pattern > 900 at a distance of 2 mm from the human body. In the simulations used 3 types of objects brought near the antenna to replace the human body, which is a three-layer phantom, voxel, and muscle equivalent phantom. From the results of simulation and measurement, antenna designed is able to work at a frequency of 924 MHz with a VSWR 2 and Gain > -29dB when held at a distance of 2 mm from the human body and muscle equivalent phantom."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahdly Hijrah Saputra
"Fakta bahwa masih banyak perusahaan-perusahaan yang menggunakan pencatatan kehadiran karyawan secara manual, yaitu dengan menggunakan buku pencatatan kehadiran pada saat masuk maupun selesai waktu kerja. Mengurangi efisiensi dan keakurasian perusahaan dalam mengoptimalisasi produktivitas mereka.
Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang sebuah prototype sistem absensi RFID yang terintegrasi dengan database untuk mendukung program peningkatkan sikap disiplin karyawan sebagai langkah awal dari peningkatkan kinerja kerja perusahaan secara keseluruhan.
Prototipe RFID attendance sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu tag yang akan digunakan sebagai pengganti ID card dan reader yang digunakan untuk membaca informasi menyangkut kehadiran karyawan, integrasi database pada system ini akan memungkinkan data untuk langsung disimpan secara otomatis ke dalam database.
Hasil dari tugas akhir ini adalah sebuah prototipe dari RFID attendance sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan data kehadiran karyawan, dengan jarak baca maksimum 2 cm dengan peluang keberhasilan 1 dan interval waktu pembacaan minimum 2 detik untuk melakukan fungsinya secara optimal.

The fact that there are still many companies use manual recording for employee attendance; i.e. attendance book every time employee come and leave; reduce significantly the chances of accuracy and efficiency to the effort of the companies to optimize their productivity.
The objective of this final project is to design and develop a prototype of RFID attendance system which is integrated with database system. Using such a system will definitely increase the discipline attitude of the employees which in the long run will improve the overall performance.
The prototype of RFID attendance system consists of several main components such as tags that will be used as a replacement of id cards, and reader that will read the information related to the employees attendance. The integrated database will allow the system to automatically store data directly to the database.
The result of this final project is a prototype of RFID attendance system which has a function to store employee?s attendance data, with a maximum reading range of 2 cm, with success probability of 1 and requires a minimum interval between readings of 2 seconds in order to achieve an optimal functionability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40520
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rizki Rustam
"ABSTRAK
Radio Frequency Identification (RFID) merupakan sistem identifikasi yang tidak memerlukan kontak secara langsung antara reader dan tag. Di dalam RFID terdapat berbagai macam permasalahan salah satunya ialah tumbukan antar reader. Masalah tumbukan antar reader merupakan salah satu masalah paling penting dalam sistem RFID. Di dalam skripsi ini dibahas tentang simulasi dan analisa data dari sebuah protokol multi channel anti collision yang bertujuan untuk mengurangi tumbukan yang terjadi antar reader sehingga didapatkan throughput dan effisiensi yang tinggi serta waktu tunggu yang kecil. Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk mencapai throughput yang tinggi diperlukan reader yang banyak sedangkan untuk mencapai effisiensi yang optimal hanya dibutuhkan sedikit reader. Untuk waktu tunggu sebuah reader dapat berkomunikasi kembali dengan tag setelah sebelumnya berhasil berkomunikasi dengan tag adalah makin besar jumlah time slot maka semakin kecil pula waktu tunggu yang dibutuhkan. Oleh karenanya, untuk menghasilkan waktu tunggu yang kecil dibutuhkan time slot yang banyak.

ABSTRACT
Radio Frequency Identification (RFID) is an identification system that does not require direct contact between reader and tag. RFID system has many problems one of them is collision between reader. In this paper, simulation and analysis of data from a multi-channel anti-collision protocols to reduce collisions between reader and to obtain a high throughput and efficiency and small waiting time is proposed. The simulation results show that a lot of number of readers are needed to achieve high throughputs and a few number of readers are needed to optimize efficiency. A reader can communicate back to tag after the previous communication to tags is success. The higher number of time slot is required to reduce the waiting time."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>