Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 42-45
Glass ionomer cement (GIC) is fluor containing restorative material which can inhibit carious lesion. This study was performed too observe salivary fluoride change in artificial saliva. Twenty premolars were restored with GIC and immersed in Fusayama artificial saliva (15 ml, pH 6,8) for l, 2, and 3 days. Unrestored part of teeth was coated with varnish. Fluor contents measurement were performed by taking 5 ml of artificial saliva of each group and being measured with spectrophotometer. The result showed that the highest fluor contents (3,317 ± 0.168) was on the 1st day of immersion and significantly decreased in the second and third day (2,267 ± 0,72 ± 1,455 ± 0,186, alternatively). lt was concluded that fluor was released from GIC restoration and the release was decreased with time."
Journal of Dentistry Indonesia, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Novrizal
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kuat tarik diametral antara semen ionomer kaca yang diaplikasikan dan tidak diaplikasikan nano filled coating agent. Dibuat 36 spesimen (diameter 6 mm x tebal 3mm) dibagi kedalam 2 kelompok perlakuan, diaplikasikan dan tanpa aplikasi coating agent, direndam dalam aquabides selama (1 jam, 1 hari, 1 minggu). Analisis statistik menggunakan t-test tidak berpasangan. Semen ionomer kaca dengan aplikasi coating agent menunjukan kekuatan yang lebih baik secara signifikan dibandingkan semen ionomer kaca tanpa aplikasi coating agent pada perendaman 1 jam dan 1 minggu. Semen ionomer kaca yang diaplikasikan nanofilled coating agent berpengaruh terhadap kuat tarik diametral.

The aim of this study is to know the differences of diametral tensile strength between glass ionomer cement applicated and not applicated with nano filled coating agent. Made 36 speciments(6.00 mm in diameter x 3.0 mm in height)is devided into 2 group,applicated and not applicated with coating agent and stored in aquabides for(1 hour, 1 day,and 1 week). Statistical analysis using unpaired t-test. Coated glass ionomer cement showed significantly higher strength than uncoated glass ionomer cement storage at 1 hour and 1 week. Coated glass ionomer cement applicated with nano filled coating agent have an effect to diametral tensile strength."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Bianca Sari
"Skripsi ini membahas pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca (SIK) konvensional setelah perendaman Coca Cola® dengan cara merendam dalam akuabides (kontrol), Coca Cola®, serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan 30 menit atau langsung direndam Coca Cola®. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada kelompok rendaman Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP langsung direndam Coca Cola® dan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada SIK konvensional yang diaplikasikan pasta CPP-ACP dan didiamkan 30 menit sebelum direndam Coca Cola®. Kesimpulan dari penelitian ini pengaplikasian pasta CPP-ACP baik didiamkan selama 30 menit ataupun langsung direndam Coca Cola® tidak menunjukkan perbedaan penurunan kekasaran permukaan yang signifikan.

This research discusses about the efficacy of application CPP-ACP paste toward surface roughness of conventional glass ionomer cement (GIC) after immersion in Coca Cola® by immersing the specimens in aquabides (control group), Coca Cola®, applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly or in the next 30 minutes. This research showed that the surface roughness of conventional GIC increased significantly after immersing in Coca Cola®, while after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, surface roughness of conventional GIC decreased. Furthermore, there were significant decreasing of surface roughness of conventional GIC after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® in the next 30 minutes. The conclusion is the decreasing surface roughness of conventional GIC between after applying CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® directly and in the next 30 minutes are not significantly different."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almasulah Al-Akmaliyah
"Penelitian ini membahas pengaruh aplikasi pasta CPP-ACP terhadap kekasaran permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin (SIKMR) setelah perendaman dalam Coca Cola® dengan melakukan perendaman spesimen SIKMR dalam akuabides (kontrol), dalam Coca Cola®, pengaplikasian pasta CPP-ACP yang dilanjutkan dengan perendaman dalam Coca Cola®, serta pengaplikasian pasta CPP-ACP yang didiamkan 30 menit kemudian dilanjutkan perendaman dalam Coca Cola®. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang direndam Coca Cola®, penurunan kekasaran permukaan yang tidak signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP ACP kemudian direndam Coca Cola®, serta penurunan kekasaran permukaan yang signifikan pada spesimen yang diaplikasikan pasta CPP ACP dan didiamkan selama 30 menit kemudian direndam Coca Cola®. Dapat disimpulkan pengaplikasian pasta CPP ACP langsung direndam Coca Cola® maupun didiamkan 30 menit tidak menunjukkan perbedaan kekasaran permukaan yang signifikan.

This study discusses the effect of CPP-ACP paste applications on surface roughness of resin modified glass ionomer cement (RMGIC) after immersing in Coca Cola® by means of RMGIC specimens immersed in aquabidest (control), immersed in Coca Cola®, applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, and applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola® 30 minutes later. There is a significant increase in surface roughness of the specimens immersed in Coca Cola®, no significant decrease in surface roughness of the specimens applied by CPP-ACP paste then immersed in Coca Cola®, and a significant decrease in surface roughness of the specimen applied by CPP-ACP then immersed in Coca Cola® 30 minutes later. It can be concluded that the application of CPP ACP paste either directly immersed in Coca Cola® or not, did not show a significant difference in surface roughness."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eikla Luwlu Yasmina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam berbagai pH saliva buatan terhadap kekerasan permukaan material restoratif glass hybrid (EQUIA® FORTE Glass Hybrid Restorative System, GC Corporation, Japan). Jumlah spesimen 90 buah terbagi dalam sembilan kelompok perlakuan yaitu perendaman dalam saliva buatan dengan pH 4,5; 5,5; dan 7 dengan waktu perendaman masing-masing 1 jam, 24 jam, dan 72 jam pada suhu 37oC. Uji kekerasan permukaan menggunakan Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G Micro Hardness Tester, Japan) dengan beban 50 gram selama 15 detik sebanyak 5 indentasi pada tiap spesimen. Hasil data dianalisis statistik dengan One-way ANOVA (p<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada setiap kelompok perlakuan yaitu nilai kekerasan pada perendaman dengan larutan saliva buatan pH 4,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah sebesar 69,48 0,57 KHN, 54,76 0,23 KHN, dan 42,90 0,41 KHN. Sementara itu, nilai kekerasan dengan saliva buatan pH 5,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah sebesar 75,34 0,32 KHN, 57,45 0,47 KHN, dan 45,84 0,27 KHN. Dengan larutan saliva buatan pH 7 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam didapatkan nilai kekerasan berturut-turut adalah 82,89 0,68 KHN, 62,49 0,37 KHN, dan 49,84 0,14 KHN. Disimpulkan bahwa dengan menurunnya pH saliva buatan dan semakin lamanya perendaman dapat menurunkan nilai kekerasan permukaan material restoratif glass hybrid.

This study aims to determine the effect of immersion time in various pH of artificial saliva on the surface hardness of glass hybrid restorative materials (EQUIA® FORTE Glass Hybrid Restorative System, GC Corporation, Japan). There were 90 specimens (diameter 6mm, thickness 3mm), and the specimens were divided into nine groups immersed in artificial saliva with pH 4,5; 5,5; and 7 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours at 37oC respectively. The surface hardness of each specimens were tested using Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G Micro Hardness Tester, Japan) with 50 grams load for 15 seconds, with 5 indentations on each specimens. The statistical analysis using One-way ANOVA (p<0,05) showed that there were significant differences between each groups.
The result showed that the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 4,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively are 69,48 0,57 KHN, 54,76 0,23 KHN, and 42,90 0,41 KHN. Meanwhile, the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 5,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively are 75,34 0,32 KHN, 57,45 0,47 KHN, and 45,84 0,27 KHN. With artificial saliva of pH 7 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours, the hardness number are 82,89 0,68 KHN, 62,49 0,37 KHN, and 49,84 0,14 KHN. It can be concluded that the lower pH value of artificial saliva and prolonged immersion time can reduce the surface hardness value of glass hybrid restorative materials.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelly Andayasari
"The study was a quasi experimental one, supported by microbilogical data. The respondents had been purposively chosen from three Bekasi elementary schools in 2002, with 72 children as treatment group and 72 children as control group. data collected included oral and laboratory examinations. Dental health status of permanent dentition was determined using DMF-T index. The data was collected at the start and 120 days after intervention. Data analysis was by paired t-test for before and after treatment, and by independent t-test for comparing treatment and control. For the average the means 2 samples t-test difference was used, and for the average difference between the same groups the mean one sample t-test was applied. For the nominal scale proportion difference the likelihood ratio test was applied, and for the ordinal scale the nonparametric one-way Anova was used. Simple regression test was used to determine the relation between dependent and independent variables. The results of the study show decrease of S. mutans colonies in saliva after treatment (p= 0,001) and decreasing DMF-T score for treatment group. In control group, there is no decrease in S. mutans colonies, but increasing DMF-T score was found. The conclusion was that glass ionomer cement fillings can inhibit S. mutans growth in saliva."
Departemen Kesehatan, 2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumendap, Indira Betari
"Semen Ionomer Kaca (SIK) Konvensional dapat mengalami diskolorasi.Untuk mengetahui pengaruh penyikatan pasta gigi terhadap tingkat diskolorasi SIK Konvensional, dilakukan penelitian terhadap 24 spesimen SIK konvensional yang disikat oleh empat jenis pasta gigi dengan lama penyikatan 1, 2 dan 4 minggu, setelah sebelumnya direndam dalam larutan kopi. Terdapat peningkatan kecerahan warna seiring lama penyikatan pada setiap kelompok. Uji antar kelompok waktu menunjukkan adanya perubahan bermakna (p<0,05) pada beberapa kelompok pasta gigi sedangkan antar jenis pasta gigi menunjukkan perubahan bermakna (p<0,05) hanya pada minggu pertama dan ketiga. Penyikatan menggunakan pasta gigi pemutih menyebabkan peningkatan kecerahan warna SIK konvensional yang sebelumnya mengalami diskolorasi karena kopi.

Discoloration can also happen to restorative material, such as Conventional Glass Ionomer Cement (Conventional GIC). To identify the effect of brushing with whitening toothpaste to discoloration level of conventional GIC, twenty-four specimens were first immersed in coffee, then brushed by four different toothpastes. There were increase of lightness at longer time of brushing in every specimens. Test between time groups showed significant changes (p<0,05) only in some toothpaste groups and also significant changes (p<0,05) between toothpaste groups only in the first and third week. Whitening toothpaste can decrease discoloration level of stained conventional GIC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Adiba Fajrin
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol terhadap perubahan warna Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent. Spesimen Semen Ionomer Kaca Konvensional dan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin dilapisi varnish dan nanofilled coating agent masing-masing kelompok berjumlah 10 buah. Spesimen yang telah dilapisi coating agent direndam dalam aquades selama 24 jam pada inkubator bersuhu 37°C. Spesimen dikeluarkan dari inkubator dan direndam dalam chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol selama 2 menit setiap hari. Spesimen direndam kembali pada aquades dan diletakkan pada inkubator. Proses ini diulang selama dua minggu. Nilai perubahan warna dihitung setelah perendaman dalam chlorhexidine gluconate 0,2 yang tidak mengandung alkohol pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada setiap kelompok yang dilakukan pada hari ke-3, ke-7, dan ke-14 p0,05 serta perbedaan yang bermakna p.

This study aims to analyze the effect of chlorhexidine gluconate 0,2 which does not contain alcohol to discoloration of Glass Ionomer Cement coated by coating agent. Glass Ionomer Cement and Resin Modified Glass Ionomer Cements coated by varnish and nanofilled coating agent and 10 specimens each group. Specimens coated by coating agents were incubated in aquades for 24 hours at 37°C. Specimens removed from the incubator and immersed in chlorhexidine gluconate 0,2 which does not contain alcohol once a day for two minutes. Spesimens then were immersed again in aquades and incubated. This process repeated for two weeks. Color measurements were made on day 3, 7, and 14 after the specimen immersed in chlorhexidine gluconate. The result showed that there were significant differences between day 3, 7, and 14 p0,05 on day 3 and 7, and significant differences to Resin Modified Glass Ionomer Cements coated by varnish and nanofilled coating agent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yudha Andhika Zikrullah
"Latar Belakang : SIK sebagai bahan restorasi memiliki kemampuan untuk berikatan secara kimiawi terhadap struktur gigi dan kemampuan melepaskan fluoride sehingga cocok digunakan pada pasien dengan risiko karies tinggi namun memiliki kekuatan mekanis yang buruk. Modifikasi bahan restorasi SIK melalui penggabungan dengan bahan bioaktif untuk mendapatkan manfaat seperti meningkatnya sifat mekanis, sifat antibakteri dan potensi remineralisasi telah di sebutkan pada beberapa literatur penelitian. Pada studi ini, bubuk carboxymetyl-chitosan (CMC) ditambahkan pada komponen bubuk dari SIK konvensional. Tujuan: Menganalisis pengaruh modifikasi material semen ionomer kaca (SIK) dengan carboxymetyl-chitosan (CMC) terhadap Kekuatan kompresi dan morfologi permukaan. Metode: Tiga puluh lubang pada cetakan akrilik silindris Diameter 4 mm tinggi 8 mm diisi dengan material SIK (FUJI IX, GC corp, Japan), modifikasi SIK dengan CMC 5% dan 10% yang di campurkan pada komponen bubuk SIK. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol SIK (n=10) dan kelompok SIK-CMC 5% (n=10) serta kelompok SIK-CMC 10% (n=10). Kekuatan kompresi diukur dengan menggunakan Universal Testing Machine (Tensilon RTG-10Kn, A&D, Japan) dan dihitung dengan rumus KK= P/(πr2) dimana P adalah beban maksimum dan r adalah radius dari spesimen. Data dianalisis dengan analisis statistik menggunakan One-Way ANOVA dan Post hoc Bonferroni (p<0,5). Morfologi permukaan material modifikasi SIK-CMC dan kontrol di amati dengan menggunakan Scanning Electronic Microscope (EVO MA-0, Zeiss, Germany). Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok modifikasi SIK-CMC 5% dan SIK-CMC 10% dengan kelompok kontrol (One-Way ANOVA; p<0,05). Berdasarkan uji Post Hoc Bonferroni (p<0,5) terdapat perbedaan yang bermakna Kekuatan kompresi pada material modifikasi SIK-CMC 5 % dan SIK-CMC 10% dengan kelompok kontrol SIK. Modifikasi SIK dengan CMC mempengaruhi perubahan morfologi berupa berkurangnya porusitas dan bertambahnya permukan retakan seiring dengan penambahan persentase CMC.
Kesimpulan: Modifikasi SIK dengan Penambahan CMC Mengurangi kekuatan kompresi dengan rerata hasil paling rendah pada penambahan CMC 10%. Porusitas permukaan material modifikasi SIK dengan penambahan CMC memiliki kecenderungan berkurang dan bertambahnya permukaan retakan yang melebar seiring dengan penambahan persentase CMC

Background: GIC as a restorative material has the ability to chemically bond to the structure of teeth and the ability to release fluoride so that it is suitable for use in patients with a high caries risk but has poor mechanical strength. Modification of GIC restorative materials with combination with bioactive materials to obtain benefits such as increasing mechanical properties, antibacterial properties and remineralization potential has been mentioned in some research literature. In this study, Carboxymethyl-chitosan (CMC) is added to the powder phase of conventional GIC to increase the compressive strength. Objective: to analyze the influence of modified GIC with the addition of CMC on compressive strength and surface morphology. Methods: Thirty holes in a cylindrical acrylic mold, each hole has a diameter of 4 mm and thickness of 8 mm, were filled with conventional GIC restorative material (FUJI IX, GC corp, Japan), modified GIC with 5% CMC and 10% CMC added in the powder phase. The samples were divided into 3 groups: control group GIC (n=10), GIC-CMC 5% group (n=10) and GIC-CMC 10% group (n=10). The compressive strength measurement performed with Universal testing machine (Tensilon RTG-10Kn, A&D, Japan), and were calculated according to the following equation: CS= P/(πr2)
Where P is the maximum load and r is the radius of the cylinder-shaped specimen
Statistical analysis was done by One-Way ANOVA and Post hoc Bonferroni (p<0.05). The surface morphology of the material modification of GIC-CMC and control group was observed using the Scanning Electronic Microscope (EVO MA-0, Zeiss, Germany).
Results: There is a significant difference between the GIC-CMC 5% and GIC-CMC 10% modification groups and the control group (One-Way ANOVA; p<0.05). Based on the Post Hoc Bonferroni (p<0.5) test there is a significant difference in compressive strength in SIK-CMC modification materials of 5% and SIK-CMC of 10% with the SIK control group. Modification of SIK with CMC affects morphological changes in the form of reduced porosity and increased fractures along with the addition of CMC percentage.Conclusion: Modification of GIC with CMC addition reduces compressive strength with the lowest average yield at 10% CMC addition. The surface porusity of SIK modification material with the addition of CMC tends to decrease and increase the surface of cracks that widen along with the addition of CMC percentage.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Khalilawisty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol terhadap kekasaran Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent. Spesimen Semen Ionomer Kaca Konvensional dan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin yang telah dilapisi varnish dan nanofilled coating agent direndam dalam aquades dan diletakkan pada inkubator 37 o C selama 24 jam. Spesimen dikeluarkan dari inkubator dan direndam dalam chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol selama 2 menit setiap hari. Spesimen direndam kembali dalam aquades dan diletakkan pada inkubator. Perendaman ini dilakukan selama dua minggu. Nilai kekarasan permukaan diuji menggunakan Surface Roughness Tester setelah perendaman dalam chlorhexidine gluconate 0,2% yang tidak mengandung alkohol pada harike-3, ke-7, dan ke-14.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai kekasaran permukaan antar kelompok Semen Ionomer Kaca Konvensional maupun Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin yang dilapisi varnish dan nanofilled coating agent (p>0,05). Disimpulkan bahwa perendaman dapat mempengaruhi nilai kekasaran permukaan Semen Ionomer Kaca yang dilapisi coating agent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>