Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72293 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pusat Perbelanjaan adalah tempat yang selalu menjadi tujuan perjalanan manusia, yang dalam hal ini dapat mengakibatkan aktivitas dan moblilitas pejalan kaki disekitarnya menjadi sangat tinggi. Pergerkan pejalan kaki tentu saja memerlukan fasilitas untuk bergerak yaitu trotoar guna menghindari interaksi dengan kendaraan yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Pada kenyataanya trotoar sekarang sudah berubah fungsi oleh pedagang kaki lima.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung lebar efektif trotoar untuk pejalan kaki dan tingkat pelayanan trotoar akibat penyalahgunaan oleh pedagang kaki lima. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebar efektif trotoar pada siang hari disebelah utar berkurang hingga 70% yaitu tinggal 0.6 meter, sementara tingkat pelayanan trotiar sisi utara yang terjadi di jalan Cihideung pada siang hari sekitar B dan C sementara untuk sisi selatan tingkat pelayanan trotoar A."
507 JPS 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pusat Perbelanjaan adalah tempat yang selalu menjadi tujuan perjalanan manusia, yang dalam hal ini dapat mengakibatkan aktivitas dan moblilitas pejalan kaki disekitarnya menjadi sangat tinggi. Pergerkan pejalan kaki tentu saja memerlukan fasilitas untuk bergerak yaitu trotoar guna menghindari interaksi dengan kendaraan yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Pada kenyataanya trotoar sekarang sudah berubah fungsi oleh pedagang kaki lima.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung lebar efektif trotoar untuk pejalan kaki dan tingkat pelayanan trotoar akibat penyalahgunaan oleh pedagang kaki lima. Hasil penelitian menunjukan bahwa lebar efektif trotoar pada siang hari disebelah utar berkurang hingga 70% yaitu tinggal 0.6 meter, sementara tingkat pelayanan trotiar sisi utara yang terjadi di jalan Cihideung pada siang hari sekitar B dan C sementara untuk sisi selatan tingkat pelayanan trotoar A."
507 JPS 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hariwibowo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Talitha Rachma Suhendro
"Trotoar berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pejalan kaki. Pada setiap trotoar, terdapat elemen-elemen ruang yang memiliki peran berbeda sebagai stimulus, seperti; furnitur jalan, pedagang kaki lima, hingga pejalan kaki dari arah lain. Setiap elemen ruang ini memiliki peran tersendiri dalam mengubah alur pergerakan pejalan kaki. Pengambilan data dilakukan di kawasan Sudirman ndash; Bundaran HI dengan mengambil beberapa foto untuk menganalisis alur pergerakan pejalan kaki yang melewati trotoar. Dari analisis yang dilakukan, perubahan alur gerak terjadi karena elemen ruang, kondisi trotoar, dan pengguna trotoar tersebut.

Sidewalks has important roles for pedestrians. On each sidewalk, there exist spatial elements with different effects on pedestrians, as stimulus street furniture, hawkers, and other pedestrians. Each of these elements has their own effect on changing pedestrians 39 path. This phenomenon is further inspected in Sudirman Bundaran HI by taking multiple pictures to analyze pedestrians 39 path on sidewalks. Based on the case study, pedestrians 39 path changes due to spatial elements, condition, and the users of the sidewalks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Berjalan kaki bukan hanya merupakan moda transportasi dasar yang murah dan mudah di dalam suatu kota yang pergerakan manusia dan barangnya tinggi dan kompleks, namun disebut juga sebagai perekat moda transportasi. Trotoar adalah salah satu jalur bagi pejalan kaki. Namun sayangnya trotoar tidak dianggap sebagai infrastruktur yang melekat pada sistem transportasi dan perancangan kota yang baik. Tidak adanya standarisasi yang baku dari segi fasilitas dan pengontrolan terhadap pemanfaatan non pejalan kaki yang ada sehingga kondisi trotoar bervariasi dari segi fisik dan sosial. Untuk itu penelitian ini bertujuan menemukan persepsi pejalan kaki terhadap kondisi tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi aktif dan wawancara mendalam dengan informan sebagai pejalan kaki dengan menggunakan tiga indikator persepsi, yaitu motif, harapan, dan minat. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini didapat kategori persepsi yang beragam dari tiap indikator persepsi di mana kelengkapan fasilitas dan penyalahgunaan oleh kelompok non pejalan kaki di tiap fungsi bangunan berbeda.
Walking is not just a mode of transportation that is cheap and convenient base in a city. In a city, the movement of people and goods are high and complex, but is also known as adhesive mode of transportation. The sidewalk is one lane for pedestrians. But unfortunately the pavement is not considered as an infrastructure that is attached to the transport system and good urban design. The lack of standardization in terms of facilities and control of the use of non existing pedestrian sidewalk makes a varies condition of physical and social. This research aims to discover pedestrian perception because of those condition. Data collected through observation and active participation of in-depth interviews with informants as a pedestrian by using three indicators of perception, such as motive, expectation, and interest. The analysis used is descriptive analysis. The results of this study concluded that there are varies of perception category for each perception indicator which is facility completeness and use of non-pedestrian for each building function are different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khresna Putera Tama
"ABSTRAK
Pembangunan Stasiun MRT Mass Rapid Transport di kawasan blok M akan lebih memudahkan masyarakat Jakarta dan luar kota Jakarta untuk mengunjungi tempat pemberlanjaan Blok M. Selain stasiun MRT yang akan di bangun, di kawasan Blok M juga telah tersedia terminal bus, baik itu bus biasa dan terminal bus way BRT koridor 1 yang berada pada lokasi yang sama. Dengan jumlah penumpang yang keluar di Stasiun MRT blok M sebanyak 26,612 orang perhari, jika tidak di dukung dengan jalur pedestrian yang memadai tentunya mereka akan kesulitan untuk menuju terminal bus yang berada 300 meter dari stasiun MRT Blok M. Dengan keadaan situasi pedestrian yang ada di blok M sekarang, khususnya di jalan Melawai X yang menghubungkan station MRT dan terminal bus. Maka tidak memungkinkan bagi penumpang yang berjalan kaki untuk menuju arah terminal bus dengan nyaman karena disepanjang jalan tersebut jalur pedestrian belum ada atau telah di alih fungsikan sebagai tempat berdagang atau parkir kendaraan. Maka di butuhkan jalur pedestrian yang layak untuk para penumpang tersebut agar lebih mudah mengakses moda transportasi yang lain.

ABSTRACT
Construction of MRT Station Mass Rapid Transport on the Block M region will be facilitated public of Jakarta and outside Jakarta to visit central trade on Block M. In addition to the bus terminal on the Block M region has available, whether it is regular bus and bus way BRT first corridor in the same location. With the number of passengers that came out at the Block M MRT station as much as 26.612 people rsquo s per day, if it is not supported by an adequate pedestrian path they would have difficulty to get to the bus terminal which is located 300 meters from the MRT station Blok M. With pedestrian situations in block M today, particularly at Melawai X street that connects the MRT station and bus terminal. Then it is not possible for passengers to walk towards the bus terminal comfortably, because along the street the pedestrian path does not exist or has been replaced it rsquo s function as a trade or parking areas of vehicles. Then it takes a decent pedestrian path for the passengers to make them easier access to other transportation modes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Pradipta
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2010
WPP 22(1-5)2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Windy Aprilia
"Pelican Crossing adalah penyeberangan dengan alat pemberi isyarat yang dioperasikan oleh pejalan kaki dan akan menghentikan arus lalu lintas kendaraan. Pejalan kaki harus menekan tombol untuk meminta waktu hijau pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan berhenti dan pejalan kaki dapat menyeberang jalan. Sebagai kota metropolitan, Jakarta Pusat padat akan aktivitas. Peningkatan jumlah kendaraan bukanlah menjadi faktor utama penyebab terjadinya kemacetan. Ada faktor lain seperti pergerakan pejalan kaki yang menyeberang jalan menggunakan pelican crossing sehingga menyebabkan antrian dan tundaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pejalan kaki yang menyeberang pada pelican crossing terhadap panjang antrian kendaraan, menganalisis karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki akibat adanya pelican crossing dan mengaplikasikan model yang menghubungkan antara karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki pada pelican crossing. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting lalu lintas. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi Vissim untuk membangun model simulasi mikro. Model dibuat berdasarkan data survei kemudian dilakukan kalibrasi dan validasi agar mendekati kondisi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pedestrian crossing berdasarkan perbandingan skenario penanganan dan kondisi eksisting, performa terbaik ditunjukkan oleh skenario ke 2 dengan menghilangkan pelican crossing pada wilayah studi, dengan rata-rata total panjang antrian adalah 164 meter dan rata-rata delay adalah 45,27 detik. Namun secara keseluruhan, total panjang antrian dan delay pada skenario 1 dan skenari 2 memberikan hasil yang baik. dan throughput yang dihasilkan meningkat dari kondisi eksisting, untuk arah utara ke selatan, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar yang tertinggi diantara lainnya yaitu 5552.05 smp/jam, naik   2655.92 smp/jam (47.83%). Lalu untuk arah selatan ke utara, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar tertinggi yaitu 6944.99 smp/jam, naik  2246.76 smp/jam (32.35%).

Pelican Crossing is a crossing with a signaling device that is operated by pedestrians and will stop the flow of vehicle traffic. Pedestrians must press a button to ask vehicle drivers for green time so that vehicle drivers stop and pedestrians can cross the road. As a metropolitan city, Central Jakarta is busy with activity. The increase in the number of vehicles is not the main factor causing traffic jams. There are other factors such as the movement of pedestrians crossing the road using Pelican Crossing, causing queues and delays. This research aims to analyze the influence of pedestrians crossing at the pelican crossing on the length of the vehicle queue, analyze the characteristics of traffic and pedestrian flow due to the presence of the pelican crossing and apply a model that connects the characteristics of traffic flow and pedestrians at the pelican crossing. The research was carried out by surveying existing traffic conditions. The analysis was carried out using the Vissim application to build a micro simulation model. The model is created based on survey data and then calibrated and validated to approximate conditions in the field. The research results show that based on a comparison of handling scenarios and existing conditions, the best performance is shown by the second scenario by eliminating pelican crossings in the study area, with an average total queue length of 164 meters and an average delay of 45.27 seconds. . However, overall, the total queue length and delay in scenario 1 and scenario 2 provide good results. and the resulting throughput increases from existing conditions, for the north to south direction, scenario 2 shows the highest outgoing vehicle volume among the others, namely 5552.05 pcu/hour, an increase of 2655.92 pcu/hour (47.83%). Then for the south to north direction, scenario 2 shows the highest outbound vehicle volume, namely 6944.99 pcu/hour, an increase of 2246.76 pcu/hour (32.35%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Syafiq Maulana
"Jakarta memiliki masalah kemacetan lalu lintas karena jumlah kendaraan yang ada di jalan, dan masalahnya semakin memburuk setiap tahun dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat. Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai pembenahan kepada infrastruktur transportasi masalnya untuk mengurai kemacetan lalu lintas, salah satunya adalah infrastruktur KAI Commuter Line Stasiun Jatinegara. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan, stasiun kemudian direnovasi dengan membangun tingkat baru di atas peron untuk kebutuhan penumpang. Selain memperluas area layanan stasiun, renovasi stasiun ini menghilangkan perlintasan sebidang. Selanjutnya, fasilitas pelayanan stasiun baru telah ditingkatkan seperti penambahan eskalator dan lift untuk memudahkan penumpang. Penulis kemudian melakukan penelitian untuk menganalisis tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki di stasiun tersebut. Penelitian ini dibantu oleh perangkat lunak LEGION untuk menganalisis dengan dasar dari Skenario 1, 2, dan 3 yang dibedakan berdasarkan jumlah penumpang yang turun di stasiun. Skenario 1 memiliki rasio 30%/30% untuk KRL dan KAJJ, Skenario 2 memiliki rasio 20%/40%, dan skenario 3 memiliki rasio 40%/20%. Hasilnya menunjukkan bahwa pada ketiga skenario mampu menunjukan LOS F di hampir semua area atau mampu mencapai tingkat layanan terburuk, dengan skenario 3 memiliki lebih banyak area dengan periode layanan pada tingkat F yang lebih lama dari skenario lainnya karena memiliki volume penumpang lebih banyak dari rasionya.

Jakarta had a traffic congestion problem due to the number of existing vehicles in its street, and with the vehicle number increase steadily, the problem worsens each year. The regional government of Jakarta has made various improvements to its public transportation infrastructure to relieve traffic congestion, one of which is the KAI Commuter Line infrastructure of Jatinegara Station. In an effort to improve the station's capability, it is then renovated by constructing a new level above the platform for passenger needs. In addition to expanding the station's service area, the refurbishment of this station eliminates the level crossing. Furthermore, the new station has improved service amenities such as escalators and lifts to make it easier for passengers. The author is then conducted a study to analyze the pedestrian level of service in the station pedestrian facility. The research is assisted by LEGION software for analyzing with basis from Scenario 1, 2, and 3, which is differentiated by the number of passengers alighting in the station. Scenario 1 has 30%/30% ratio for KRL and KAJJ, Scenario 2 has 20%/40%, and scenario 3 has 40%/20%. The result shows that all three scenarios are able to achieve LOS F in nearly all areas or able to reach the worst service level, with scenario 3 having more passenger volume from its ratio has more area with longer period in service level of F than other scenarios."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Based from the city planning area, this research is part of downtown planning. As we can see in the city planning of the advanced countries, especially the pedestrian in Yogyakarta and Indonesia in general, it is time for them to get a better attention in the planning. Malioboro street as the main street in the downtown of Yogyakarta has pedestrian with various activities, current, intensity and features. These various activity has become the reason why the researcher chose Malioboro street as the location of this research. The pedestrian's activity were analized by quantitative methods, emphasizing on the various current activities, current flow and intensity flow. There are 10 variables used in this research. The empirical findings were analized with the relevant theories. the findings from this research show 3 types of pedestrian spaces on Malioboro street and each has different pedestrian activities and various space factors. There are 2 conclusions based from empirical and theoritical point of view. a. the physical factors which are affect the pedestrian's activity, i.e: V1 (arcades), V4 (without arcades), V8 (trees), and V9 (street seller) b. the physical factors which are not affect the pedestrian's activity, i.e: V5 (with shopping area), V3 (bus shelter), V6 (view), V7 (near intersection), and V10 (street crossing). The research's recommendation for pedestrian planning, i.e; 1) the factors which are predicted to affect the pedestrian's activities show the pedestrian's social life, 2) across the street seen on all part, although without street crossing. According to the activity need controller, 3) the high intensity occurs if V1 (arcades), 3 (shelter), V9 (street seller) available."
720 JAKUAJ 1:1 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>