Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Linguistics lexical diffusion is a phenomenon that can occur in any language. Lexical diffusion of innovation is an element of language that spreads from the lexical to a lexical one another. Observation of lexical diffusion must begin with the observation of language lexical innovation. By observing the lexical diffusion, we can observe how the gradualism changes language elements. This shows that language change does not occur sporadically, but it was systematic. Keywords: lexical diffusion, innovation, gradualism"
899 JSIO 23:10 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Lestari
"Setiap bahasa pada dasarnya mempunyai sistem sendiri dan cara untuk mengungkapkan gagasan sendiri. Itu sebabnya bahasa dikatakan bersifat unik. Namur, ternyata ada hal-hal yang sama terdapat pada dua bahasa yang berbeda. Misalnya, orang menemukan unsur-unsur leksikal seasal di dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia, padahal kedua bahasa tersebut tidak berkerabat. Pada umumnya unsur-unsur leksikal seasal, misalnya demonstration - demonstrasi, devaluation - devaluasi, embarcation - embarkasi, dan sebagainya, dianggap memiliki makna yang sama. Kenyataannya, makna dari embarcation berbeda dengan makna dari embarkasi. Untuk menggambarkan persamaan den perbedaan makna unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia, skripsi yang berjudul Unsur-unsur Leksikal Seasal Bahasa Prancis dan Bahasa Indonesia ini menggunakan metode analisis kontrastif dan teori-teori polisemi dan monosemi.
Hasil dari pembandingan makna unsur-unsur leksikal seasal menunjukkan bahwa persamaan unsur-unsur leksikal tersebut adalah: (1) Unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia bersifat polisemis dan monosemis; (2) Makna pada umumnya 'perbuatan' atau 'hasil dari suatu tindakan'; (3) Ada beberapa unsur leksikal memiliki makna yang sama dan disebut sebagai seasal asli.
Perbedaan unsur-unsur leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia ialah: (1) Pada umumnya, makna unsur leksikal bahasa Prancis lebih banyak (polisemis) daripada makna unsur leksikal bahasa Indonesia; (2) Sebagian besar pasangan leksikal seasal Prancis-Indonesia adalah seasal sebagian, maksudnya ada makna yang sama dan ada makna yang berbeda; (3) Sebagian kecil unsur-unsur leksikal seasal tersebut berbeda makna dan disebut seasal palsu. Karena sebagian besar pasangan leksikal seasal bahasa Prancis dan bahasa Indonesia adalah seasal sebagian, secara umum dapat disimpulkan bahwa makna dari unsur-unsur leksikal tersebut berbeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretta Kartika Sari
"Skripsi ini membahasa tipologi dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan unsur leksikal yang terdapat dalam tugas Kemahiran Menulis mahasiswa KBP VI Tahun Ajaran 2007/2008 Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI ditinjau dari segi kemanusiaan semantis bahasa Prancis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang disajikan dengan rancangan deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan agar pemelajar memahami unsur leksikal secara utuh serta meningkatkan pengetahuan mengenai kontekstualisasi makna unsur leksikal dalam ujaran untuk menghindari kesalahan kosakata.

This study focuses on the French language learners? errors of lexical items analyzed from the viewpoints of semantic appropriateness. It examines the errors of vocabulary choices in the written works of French Department students of Faculty of Human Sciences, Universitas Indonesia. The purpose of this study is to identify and describe learners? errors of lexical items. This research is qualitative and descriptively written. The conclusion of this research imposes the importance of comprehending vocabularies thoroughly and suggest that students should increase their knowledge on using the words within context properly in order to avoid errors of utterance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14434
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
V. Ronauli Ilyawati
"Setiap bahasa mempunyai system semantis yang berbeda. Yang dibahas dalam sistem semantis ini antara lain medan makna. Medan makna suatu unsur leksikal dalam bahasa yang satu memang jarang sekali yang identik dengan medan makna unsur sejenis dalam bahasa lain. Adanya perbedaan medan makna antara unsur leksikal dan padanannya merupakan titik tolak penelitian ini. Selain perbedaan medan makna, masalah lain yang akan dibahas adalah teknik penerjemahan dan sifat padanan. Karena penelitian ini berfokus pada adanya perbedaan medan makna dalam sebuah karya terjemahan maka sejumlah konsep mengenai semantik dan terjemahan digunakan sebagai dasar penelitian.
Data yang berhasil dikumpulkan berjumlah 61 buah. 24 buah di antaranya termasuk dalam kategori semantis objek sedangkan sisanya, yaitu 37 buah termasuk dalam kategori semantis peristiwa.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan medan makna antara BI dan BP disebabkan oleh faktor kebudayaan, yaitu kebudayaan matari1 (2 data), kebudayaan sosial (3 data), religi (3 data) dan bahasa (4 data). Sebab lainnya adalah masalah pilihan kata, maksudnya dalam sejumlah data penerjemah memilih unsur leksikal yang bermedan makna luas sebagai padanan unsur leksikal yang bermedan makna sempit.
Dilihat dari teknik penerjemahan, sebagian besar teknik yang ditempuh adalah modulasi sebagian untuk keseluruhan dan jumlahnya mencapai 38 buah atau 62,2%. Sisanya terbagi dalam padanan berpenjelasan 11 data, modulasi dinamis-statis 1 data, modulasi wadah isi 1 data dan modulasi 10 data.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa, walaupun ada perbedaan medan makna antara unsur leksikal BP yang dipadankan dengan unsur leksikal BI, sebagian besar merupakan padanan memadai. Yang lainnya adalah padanan kurang memadai 7 buah dan padanan tidak memadai 5 buah."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S14536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Puri Handayani
"Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari unsur bahasa. Bahasa bervariasi dan latar belakang penutur bahasa sangat berpengaruh terhadap variasi bahasa yang ada, seperti pekerjaan, pendidikan, ekonomi, suku, agama, dan gender. Sayangnya, variasi bahasa berdasarkan gender belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini dapat menjawab kebenaran folklinguistik yang ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan ada atau tidaknya variasi leksikal dalam bahasa Indonesia tulis berdasarkan gender.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari metode penelitian yang pernah dilakukan oleh Jastrow di Amerika. Data diperoleh dengan cara meminta responden untuk menulis 100 kata yang melintas dalam pikirannya dalam waktu yang singkat dan waktu tersebut dicatat. Kemudian, daftar kata tersebut diklasifikasikan berdasarkan kelas kata dan medan maknanya. Penelitian ini dilakukan pada latar belakang budaya yang berbeda dengan penelitian Jastrow. Penelitian dilakukan di FIBUI. Responden yang berpartisipasi sebanyak 20 orang dari setiap gender. Responden merupakan mahasiswa S-1 FIBUI semester 4-10, berusia 20-24 tahun, serta berasal dan suku Jawa dan Sunda.
Hasil dari penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam jumlah kata secara keseluruhan. Akan tetapi, hasil analisis berdasarkan klasifikasi kelas kata dan medan makna akan memperlihatkan perbedaan pikiran -yang dianggap mewakili-setiap gender."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muis
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi lalu mengelompokkan data jenis jenis oposisi makna leksikal di dalam bahasa Indonesia. Teori tentang oposisi makna leksikal seturut Cruse (1986) dijadikan kerangka acuan di dalam tesis ini. Kajian ini menggunakan metode kualitatif. Data pasangan oposisi makna leksikal diperoleh dari sejumlah terbitan. Di dalam telaah ini dibicarakan sebelas subtipe oposisi makna leksikal, yang mencakupi oposisi makna (1) komplemen, dengan tiga subtipenya: (la) komplemen interaktif. (lb) komplemen satisfaktif, dan (lc) komplemen kontraaktif, (2) antonim--dengan tiga pembagiannya: (2a) antonim berkutub, (2b) antonim seimbanglekuipolen, dan (2c) antonim bertumpang-tindih, yang di dalamnya mencakupi antonim ketunaan/privatif--, (3) tentangan direksional—yang meliputi subtipe (3a) tentangan antipodal, (3b) tentangan timbalan, (3c) tentangan reversif, dengan dua pembagiannya: tentangan reversif takbersandar dan tentangan reversif restitutif—, dan (4) tentangan relasional, yang mencakupi dua subtipe: (4a) konversif langsung dan (4b) konversif taklangsung. Di dalam beberapa pasangan oposisi leksikal itu terdapat pelbagai macam fitur makna. Beberapa fitur makna di dalam pasangan oposisi leksikal itu dideskripsikan di dalam kajian ini. Misalnya, laki-laki : perempuan fitur maknanya adalah fitur jenis kelamin dan pria : wanita berfitur makna fitur usia/umur. Tesis ini juga menjawab persoalan kelas kata apa raja yang mengungkapkan jenis oposisi makna leksikal tertentu. Di dalam bahasa Indonesia diketahui bahwa pasangan jenis oposisi leksikal tidak terdapat pada semua kelas kata. Melalui penelitian ini diketahui bahwa kekomplemenan terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva_ (3) nomina, dan (4) adverbia. Keantoniman terdapat pada (1) verba dan (2) adjektiva Tentangan direksional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva, (3) nomina, (4) pronomina penunjuk, dan (5) preposisi. Tentangan relasional terdapat pada (1) verba, (2) adjektiva. (3) nomina, dan (4) konjungtor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T39167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatchurrohman
"Terdapat beberapa istilah untuk menyebut ragam bahasa yang lazim digunakan di dalam karya sastra, antara lain ragam bahasa literer, ragam sastra, dan ragam pustaka. Tidak sedikit pula orang menyebut rangkaian kata-kata yang menurutnya memiliki ?nuansa keindahan? sebagai bahasa puitis. Dalam bahasa Jawa pun terdapat istilah, misalnya kagunan basa ?seni bahasa?, basa pacakan ?bahasa terhias?, basa bregasan ?bahasa menarik?, basa pinathok ?bahasa teratur?, dan basa rinengga ?bahasa yang diperindah'. Bahkan, setidaknya sepengetahuan penulis, tak jarang penutur bahasa Jawa menyebut tulisan dan/atau ujaran yang dianggap mengandung aspek makna keindahan sebagai basa kawi, atau basa nyastra. Untuk membedakan kelompok, di samping istilah-istilah bahasa ragam sastra, basa pacakan, basa rinengga, dan ?basa nyastra?, terdapat pula istilah misalnya basa Iumrah ?bahasa umum? sebagai penanda bagi kelompok bahasa ber-ragam non-sastra.
Suatu ujaran berbahasa Jawa dapat dikategorikan ber-ragam sastra, sementara tidak bagi ujaran lain, tentulah antarkeduanya terdapat ciri-ciri pembeda tetap, karena di samping sistemis, setiap bahasa memiliki ciri sistematis. Permasalahan yang menjadi dasar penelitian dalam penulisan skripsi ini ialah pemarkah seperti apa yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menggolongkan suatu ujaran berbahasa Jawa ke dalam Bahasa Jawa ragam sastra.
Berlandaskan teori Jakobson mengenai prinsip ekuivalensi dalam fungsi puitik bahasa, dapat disimpulkan bahwa dalam proses menghasilkan ujaran beragam sastra, di samping pemenuhan terhadap kaidah gramatikal terjadi pula proses seleksi atas deretan sinonim kata berdasarkan persamaan bunyi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Damayanti
"Pertumbuhan seluler selama semester pertama tahun 2003 diwarnai dengan tingginya pertumbuhan kartu prabayar serta mengecilnya persentase pelanggan kartu pascabayar. Dalam beberapa tahun mendatang, kecenderungan ini tampaknya masih akan tetap berlangsung. Pengguna telepon selular senang dengan sistem prabayar karena aktivasinya mudah, tidak perlu repot dengan administrasi, dan pengeluaran dapat dikontrol. Telkomsel, sejak berdirinya 9 tahun lalu, terus berupaya memberikan komitmennya membangun masyarakat seluler Indonesia Iewat Inovasi produk dan Iayanannya, yang salah satunya ditujukan bagi pelanggan sImPATI, yaitu berupa layanan Isi ulang pulsa secara autorefill.
Agar dapat mengetahui bagaimana pelanggan mengadopsi difusi inovasi simPATI autorefill ini maka dilakukan analisa dengan menggunakan statistik deskriptif, dimana analisa ini menampilkan tabel-tabel frekuensi dari masing-masing tahap adopsi difusi inovasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kesadaran pelanggan simPATI terhadap difusi inovasi pulsa autorefill?
2. Bagaimana minat pelanggan simPATI terhadap difusi inovasi pulsa autorefill?
3. Bagaimana pelanggan simPATI dalam mengevaluasi difusi inovasi pulsa autorefill?
4. Bagaimana pelanggan simPATI dalam mencoba difusi inovasi pulsa autorefill?
5. Bagaimana keputusan adopsi pelanggan simPATI terhadap simPATI autorefill?
6. Bagaimana kategori dan karakteristik adopter pelanggan simPATI dalam mengadopsi
7. simPATI autorefill?
8. Bagaimana karakterfstik penerimaan inovasi simPATI autorefill oleh pelanggan simPATI?
9. Bagaimana penilaian pelanggan simPATI terhadap simPATI autorefill dan voucher fisik?
Penelitian dengan metode survei dan bersifat deskriptif ini dilakukan pada populasii pelanggan kartu prabayar sIiPATI di Jakarta. Sampelnya dipilih secara multistage cluster sampling. Total keseluruhan responden yang diperoleh adalah 202 responden.
Operasionalisasi konsep dalam peneiltian tni terdiri atas awareness (kesadaran), interest (minat), evaluating (evaluasl), trial (percobaan), dan adoption (adopsi), yang mana operasional konsep ini berdasarkan tahapan adopsi dfiusi lnovasi.
Hasil pengolahan data dengan statistik deskriptif menunjukkan bahwa frekuensi awareness tertinggi dlperoleh dari word of mouth ternan dan point of sales pilihan menu di ATM. Dan pada tahap akhir hanya sekitar 40% dari jumlah responden yang mencoba simPATI autorefill mengadopsi simPATI autorefllsecara total.
Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian Ini adalah dengan perlu ditingkatkan komunikasi promosi yang sifatnya lebih personal baik Itu melalui sms maupun di direct phone Selanjutnya sebaiknya dapat dibuat saluran khusus yang memberi Informasi mengenai produk/jasa baru dadii Telkomsel.

Cellular growth during first semester of year 2003 coloured with the height of growth of card prabayar and also minimize it percentage of customer of card pascabayar. In a few year come, this tendency seems still will remain to take place. Consumer phone the cellular like with the system prabayar because its activation easy to, needn't be busy with the administration, and expenditure can be controlled. Telkomsel, since forming of 9 last year, continued to cope to give the komitmennya develop;build the society of seluler Indonesia pass the product innovation and its service, what is one of them addressed to simPATI's customer, that is in the form of service refill the pulsa by autorefill.
To know how customer adopt the diffusion innovate the this simPATI autorefill hence done by analysis by using descriptive statistic, where this analysis present the tables of frequency from each phase adopt the diffusion innovate. Pursuant to background of above, hence this research is conducted to answer some the following problems:
1. How awareness of simPATI's customer to diffusion innovate the pulsa autorefill
2. How enthusiasm of simPATI's customer to diffusion innovate the pulsa autorefill
3. How simPATI's customer in evaluating diffusion innovate the pulsa autorefill
4. How simPATI's customer simPATI in trying diffusion innovate the pulsa autorefill
5. How decision adopt the simPATI's customer to simPATI autorefill
6. How category and characteristic of adopter of simPATI's customer in adopting simPATI autorefill
7. How acceptance characteristic innovate the simPATI autorefill by simPATI's customer
8. How assessment of simPATI's customer to simPATI autorefill and voucher physical
Research with the method survey and have the character of this descriptive conducted population of customer of card of prabayar simPATI in Jakarta. Sample selected by multistage cluster sampling. Total overall of responder obtained is 202 responders.
Operasionalisasi conception in this research is consisted of the awareness, interest, evaluating, trial, and adoption, which operational conception this pursuant to step adopt the diffusion innovate.
Result of data processing statistically descriptive indicate that the highest frequency awareness obtained from word of mouth of friend and point of sales of menu choice in ATM. And at final phase only around 40% from amount of responder trying simPATI autorefill adopt the simPATI autorefill totally
Recommendation given by pursuant to this research result Is neededly Improved a promotion communications which in character more that good personal through the sms and also direct phone. Hereinafter better can be made by a special channel giving information of concerning product/ new service from Telkomsel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Lestari
"Setelah mengadakan penelitian kepustakaan mengenai teori kontras leksikal maka dapat diambil kesimpulan bahwa kontras leksikal sebagai istilah untuk perbedaan makna antar-kata secara semantis, terdiri atas beberapa jenis dan sub-jenis dengan sifat dan cirinya masing-masing. Kontras leksikal dibagi atas oposisi leksikal dan ketanlarasan. Oposisi leksikal ialah kontras leksikal yang biner dan dikotomis. Oposisi leksikal itu dibagi lagi atas antonimi yaitu oposisi yang memiliki gradasi dan bersifat relatif; oposisi komplementer yaitu oposisi yang tidak memiliki gradasi dan bersifat mutlak; kosok bali yaitu oposisi yang memiliki relasi secara timbal balik; oposisi berarah yaitu oposisi dengan implikasi gerak arah yang berlawanan; oposisi menyiku dan melintang yaitu oposisi yang dilihat dalam ruang tertentu secara menyiku dan melintang.Ketanlarasan yaitu kontras leksikal yang non-biner dan tidak dikotomis. la tidak mengalami pembagian seperti oposisi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>