Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Beton meruapakan campuran antara semen Portland, Agregat halus, agregat kasar dan air membentuk masa padat yang mempunyai sifat karakteristik kuat tekan. Pada penelitian ini difokuskan pada pengaruh penggunaan air standar (air bersih0 , air keruh dan air laut untuk campuran pada beberapa nilai factor air semen (fas) dengan menggunakan metode perancangan campuran dari ACI.
Hasil penelitian menunjukan kuat tekan beton rata-rata maksimum umur 28 hari untuk campuran menggunakan air standar sebesar 37,012 MPa sedangkan air laut sebesar 26,499 MPa dan air keruh sebesar 35,106 MPa semuanya terdapat pada fas 0,4. Adapun fas maksimum yang masih memenuhi syarat diatas kuat tekan rencana sebesar 2,55 MPa adalah berturut- turut untuk masing-masing jenis air adalah 0,58, 0,62 dan 0,752."
507 JPS 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Essy Arijoeni Basoenondo
"Dengan berkembangnya pembangunan yang dilaksanakan dewasa ini, penggunaan beton sebagai suatu bahan struktur sangat umum digunakan. Adapun dalam pembuatannya terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh masing-masing material pembentuk beton tersebut. Air sebagai salah satu komponen pembentuk beton memegang peranan penting bagi berlangsungnya proses hidrasi semen. Sejalan dengan kurangnya perhatian khusus terhadap syarat mutu air (air yang tidak mengandung alkali. garam, minyak, asam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau tulangan) sebagai campuran beton, masih banyak parencana menggunakan sumber air yang dekat dengan lokasi pekerjaannya. Sumber air tersebut dapat berupa air tanah maupun air laut dan sudah tentu mengandung berbagai unsur yang dapat mempengaruhi kualitas beton yang dihasilkan. Air laut mengandung lebih dari 35,000 ppm garam-garam terlarut dimana 78% dari garam~garam tersebut dalam bentuk natrium klorida, dan 15% dalam bentuk magnesium klorida dan magnesium sulfat. Dengan adanya intrusi air laut yang membengkak akhir-akhir ini akan menyebabkan air tanah bersifat payau. Dimana pada air payau ini akan mengandung garam-garam klorida dan sulfat hasii intrusi air laut. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan persyaratan air pengaduk beton yang telah ditentukan. Konsentrasi garam yang terdapat pada air payau maupun air laut bervariasi, sehingga pengaruh yang timbul pun akan bervariasi pula. Tujuan dari penelitian ini menyelidiki pengaruh kuantitas ion klorida dan sulfat terhadap kuak tekan beton mutu sedang atau beton dengan kekuatan tekan rencana 350 - 500 kg/cm2. Hasil yang didapat dibandingkan dengan beton yang menggunakan air pencampur aquades. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perencana untuk mendapatkan konstruksi yang kuat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Handayani
"Selama ini grafik hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen masih menggunakan hasil penelitian (produk) dari luar negeri yang tentunya menggunakan material yang berbeda sifatnya dengan material yang berada di Indonesia. Untuk rancang campuran beton harus menggunakan grafik yang dibuat dari hasil uji material Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan membuat grafik hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan dengan menggunakan agregat kasar yang berasal dari Rumpin, Bogor dan untuk agregat halusnya berasal dari Cimangkok serta menggunakan semen Tiga Roda. Rancang campuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode rancang campuran yang merupakan modifikasi cara Us Bureau of Reclamation yang dikembangkan oleh JSCE (Japan Society of Civil Engineer). Penelitian ini dilakuan dengan faktor air semen yang bervariasi, yaitu faktor air semen 0.35, 0.45, 0.55, 0.65. Faktor air semen yang kecil akan menghasilkan kuat tekan yang besar dan sebaliknya jika faktor air semen besar akan menghasilkan kuat tekan yang kecil.

For all these years, the relationship graphic between compressive strength and water cement ratio still using research results (product) from the other country which is using a different material property compare to material that residing in Indonesia. For concrete mix design has to use graphic which is made from Indonesian testing materials. Therefore in this research, will try to make a relationship graph between compressive strength and water cement ratio that using coarse aggregate came from Rumpin, Bogor for fine aggregate came from Cimagkok and cement that is use in these researches use Tiga Roda cement. Mix design that is use in this research using mix design modification method from Us Bureau of Reclamation which is develop by JSCE (Japan society of Civil Engineering). In this research, we used several variation of water cement ratio that is 0.35, 0.45, 0.55, and 0.65. A small water cement ratio will produce a high compressive strength and on the other hand, if the water cement ratio became bigger will produce a small compressive strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiman
"Dalam aplikasi di bidang kelautan, bahan komposit sandwich harus mempunyai kulit dan inti yang memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi dan kelembaban. Penetitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh arah serat dan ketebalan inti terhadap kekuatan tekan dan bending pada material komposit sandwich.
Bahan kulit untuk komposit sandwich berupa komposit dari fiberglass dengan matriks polyester resin, untuk inti dari styrofoam, sedangkan untuk adhesive menggunakan bahan dasar epoxy. Arah serat kulit dibuat anyam 4 lapis, anyam-acak-anyam-acak, [0/90]s, [0/45/-45/90]. Ketebalan inti yang digunakan adalah 14 mm dan 28 mm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen dengan ketebalan inti 28 mm menghasilkan kekuatan tekan yang lebih tinggi dibanding spesimen dengan ketebalan inti 14 mm. Sedangkan, spesimen dengan ketebalan inti 14 mm menghasilkan kekuatan bending yang lebih tinggi dibanding spesimen dengan ketebalan inti 28 mm. Spesimen dengan arah serat anyam 4 lapis menghasilkan kekuatan tekan dan bending paling tinggi, diikuti anyam-acak-anyam-acak, [0/90]s dan terakhir [0/45/-45/90].

In marine application, sandwich composites should have high corrosive and moisture resistance. Polyester reinforced composite as sandwich skin's has been widely used in boat construction. Research has been conducted to investigate influence of fiber orientation and core thickness on the compressive and bending strength of foam cored sandwich composite.
Glassfiber reinforced polyester composite used as skin for sandwich and styrofoam as core. The skin has lay-up four layers woven, four layers woven-random alternatively, [0/90]s, and [Q/45/-45/9Q]. The thickness of core were 14 mm and 28 mm.
The results indicate that the thicker core has higher compressive strength than the thinner one. However for bending strength the thicker core is higher than the thinner. For skin, lay-up that has higher 0 fiber orientation indicates the highest in both of compressive and bending strength.
"
[s.l]: [s.n], 2004
JUTE-XVIII-2-Juni2004-86
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Amalia Hidayah
"Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan bahan dari alam menyebabkan berkurangnya sumber daya alam yang ada. Dilihat dari sisi lain, banyak terdapat limbah beton yang hanya menjadi limbah di tempat pembuangannya. Penelitian ini akan menggunakan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 0%, 20%, 40%, dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400 menggunakan bahan tambah superplasticizer Glenium C-316. Pengujian meliputi, yaitu pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat dari kuat beton normal pada umur 7, 21 dan 28 hari. Tegangan lentur beton dengan komposisi 20% agregat halus daur ulang mengalami penurunan sebesar 8.54% dari beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% agregat kasar daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

Almost all of the materials used for the manufacture of concrete using materials from nature, causes natural resources that exist decrease. Besides, there are a lot of concrete waste at a waste disposal. This study will use recycled fine aggregate in concrete. Composition of the test object consists of 0%, 20%, 40%, and 60% of fine recycled aggregate from waste concrete K350-K400 with addition superplasticizer Glenium C-316. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. Compressive strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate increase compared to normal concrete at the age of 7, 21 and 28 days. Flexure strength of concrete with a composition of 20% recycled fine aggregate decreased by 8.54% compared to normal concrete. Shrinkage of concrete with a composition of 60% recycled coarse aggregate has the highest shrinkage values compared to other mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Dini Sofyani
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan Abu Sekam Padi (RHA) sebagai bahan subtitusi perekat semen dan penggunaan Limbah Adukan Beton (CSW) sebagai agregat halus untuk mengurangi penggunaan jumlah pasir pada beton. Penelitian dilakukan dengan membuat mortar dengan lima variasi campuran dengan jumlah CSW 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dengan penggunaan RHA tetap yaitu 8% dari total pemakaian semen. Sifat mekanis beton yang diuji meliputi: kuat tekan, densitas atau kerapatan, absorbsi atau penyerapan air dan uji susut. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 7, 14, 21, 28, 56 dan 90 hari. Untuk pengujian densitas dan absorbsi dilakukan pada umur 28 hari. Sedangkan untuk pengujian susut dilakukan pada umur 1-28 hari secara terus-menerus. Pada pengujian-pengujian yang sudah dilakukan, nilai optimum terjadi pada campuran dengan jumlah CSW 30%, karena memiliki nilai kuat tekan dan densitas paling tinggi, serta penyerapan air dan penyusutan yang paling rendah. Dari penelitian ini diharapkan mortar dengan campuran RHA dan CSW dapat diaplikasikan untuk pembuatan bahan konstruksi ramah lingkungan.

The focus of this study is observing the use of Rice Husk Ash (RHA) as a subtitute of portland cement and Concrete Sludge Waste (CSW) to reduce of sand in concrete. Five compotitions are made in this study with precentages of CSW are 30%, 40%, 50%, 60% and 70% and fixed amount 8% of RHA. The concrete were tested in compressive strength test at the age of 3, 7, 14, 21, 28, 56 and 90 days. Density test and absorption test at the age of 28 days. And Shrinkage test at the age of 1-28 days. From the result of those tests obtained an optimum number of CSW 30% because has the biggest compressive strength and density, thelowestabsorption and percentage of shrinkage. From the result has been obtained, the concrete with RHA and CSW could be applied to building material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S57865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Jauza Naufal
"Kuat tekan dan modulus elastisitas merupakan parameter utama dalam menentukan kualitas beton. Kuat tekan merupakan kemampuan beton dalam menahan beban yang diterimanya. Modulus elastisitas sebagai tolak ukur elastis beton merupakan rasio dari tekanan yang diterima beton dengan deformasi per satuan panjang. Terdapat perbedaan formulasi dalam pengukuran nilai modulus elastisitas pada beton yang ditetapkan oleh American Concrete Institute. Hal tersebut menyebabkan ambiguitas dalam menentukan nilai modulus elastisitas. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi modulus elastisitas terhadap kuat tekan beton baik melalui pengujian destruktif maupun non-destruktif. Korelasi antara pengujian non-destruktif dan destruktif menghasilkan suatu fenomena beton yang observative sehingga perlu kajian lebih lanjut dalam menguji kualitas beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara pengujian non-destruktif terhadap pengujian destruktif dengan menggunakan beton instan non-OPC. Pengujian non-destruktif yang diaplikasikan berupa uji Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, dan Ultrasonic Pulse Velocity. Sedangkan pengujian destruktif yang diaplikasikan berupa uji kuat tekan dan uji modulus elastisitas. Dari penelitian ini diperoleh hasil kedua metode pengujian yang digunakan untuk mengorelasikan antara pengujian destruktif dan non-destruktif. Dari ketiga metode pengujian non-destruktif tersebut merepresentasikan hasil yang baik terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas.

Compressive strength and elastic modulus are key parameters in determining the quality of concrete. Compressive strength refers to the ability of concrete to withstand the applied load. Elastic modulus, as a measure of concrete's elasticity, is the ratio of stress to strain per unit length. There are differences in the formulation of measuring the value of elastic modulus in concrete, as established by the American Concrete Institute. This leads to ambiguity in determining the value of elastic modulus. Therefore, further research is needed to study the correlation between elastic modulus and compressive strength of concrete, both through destructive (DT) and non-destructive testing (NDT). The correlation between NDT and DT yields an observational phenomenon in concrete, requiring further investigation to assess concrete quality. This study aims to analyze the correlation between NDT and DT using non-Ordinary Portland Cement (OPC) instant concrete. The NDT methods applied include the Schmidt Rebound Hammer, Windsor Pin Penetration, and Ultrasonic Pulse Velocity. The DT methods applied include the compressive strength test and the elastic modulus test. This research obtained the results of both testing methods used to correlate between DT and NDT. The three NDT methods represent good results for compressive strength and elastic modulus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Respati N.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan membuktikan pengaruh penggunaan bahan tambahan (admixture) jenis fibrin 23 yang dicampurkan di dalam adukan beton, terhadap nilai kuat tekan beton.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada umur beton 1 (satu) hari dan 3 (tiga) hari, penggunaan bahan tambahan fibrin 23 mengakibatkan meningkatnya kuat tekan beton. dengan kenaikan sebesar 19 % pada umur 1 (satu) hari, dan 13,5 % pada umur 3 (tiga) hari. Setelah umur beton mencapai 7 (tujuh) hari, penggunaan bahan tambahan tersebut tidak mempunyai pengaruh yang nyata.
Meskipun penggunaan fibrin 23 telah terbukti meningkatkan kuat tekan beton pada umur 1 (satu) hari, namun besarnya peningkatan tersebut tidak sebesar yang diharapkan, yakni 70%.
Dari hasil penelitian ini, juga dapat disimpulkan, bahwa kenaikan tekan yang terjadi pada umur 1 (satu) hari, merupakan tanda adanya adhesi yang terjadi antara pasta semen dengan serat fibrin serta kemampuan tarik dari serat tersebut mampu menahan perubahan volume (penyusutan) serta keretakan plastis. Dengan demikian serat-serat fibrin 23 berfungsi sebagai tulangan susut beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>