Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9009 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Virgin coconut oil was produced from green variety of non-hybride coconut type using wet process, without heating and elicited with prepared new virgin coconut oil. Shreded coconut to water ratio were 1 : 1, 1 : 1,5 and 1 : 2, and addition of elicited VCO to cream were 10, 20 and 30% (v/v) respectively. The virgin coconut oil was then analyzed their quality including water content, free fatty acid content, peroxide value, acid value, iodin value, saponification value, color (clearness) and profile of fatty acid composing virgin coconut oil using gas chromatography Shimadzu GC-9AM completed DEGS column and Flame Ionization Detector.
The results indicated that the highest rendement was obtained in cross shreded coconut meat with its ratio to water of 1 :1 and 30% (v/v) addition of elicited VCO. Based on analysis of quality parameters, the best quality of virgin coconut oil was obtained using shreded coconut to water ratio of 1 : 1 and 10% (v/ v) addition of elicited VCO, and it was performed by water content 0,17%; free fatty acid content 0,16%; peroxide value 0,22 meq peroxide/kg oil, acid value 0,44 mg KOH/ g oil, iodine value 7,52 g iod/100 g oil, saponification value 254,77 rag KOH/g oil and the VCO was clear. Statistical analysis that shreded coconut to water ratio influenced significantly to all quality parameters of VCO except parameter of iodine value and saponification value, while addition of elicited VCO influenced significantly to all quality parameters, except iodin value. Fatty acid profile composing virgin coconut oil produced from shreded coconut to water ratio 1 : 1 and 10% (v/ v) addition of elicited VCO was dominated by medium chain fatty acid (C842) i.e. lauric acid 50,88% and followed by caprylic, capric and caproate acid of 7,16; 6,0 and 0,33%, respectively."
580 AGR 19 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Fazar Indah
"Virgin Coconut Oil (VCO) adalah produk turunan kelapa berupa minyak kelapa mumi memiliki keunggulan kadar asam laurat yang tinggi serta diproses tanpa menggunakan panas. Produk ini memiliki nilai tambah yang sangat menunjang perkembangan industri kelapa nasional. Proses pembuatan VCO secara sederhana dilakukan dengan beberapa cara, antara lain enzimasi, ekstraksi, dan pengadukan. Pada penelitian ini, dibuat VCO dengan dua cara yaitu dengan metode pengadukan dengan alat pengaduk gantung elektrik dengan kecepatan putar 1000, 1300, dan 1500 rpm dan juga dengan metode enzimasi yang menggunakan crude enzim bromelin dari sari buah nanas.
Kedua metode ini dibandingkan untuk mendapatkan metode yang terbaik dari keduanya. Pengadukan dilakukan untuk memecah emuisi kanil, dengan cara mekanisasi. Energi dari pengadukan memecah globula-globula emuisi sehingga terbentuk tiga fasa yaitu minyak, air dan kanil. Penggunaan sari buah nanas yang mengandung crude enzim bromelin sebagai katalisator, dapat membantu reaksi biokimia, yaitu dalam reaksi pemecahan globula kanil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengadukan dengan kecepatan putar 1300 rpm lebih baik dari pada metode enzimasi, dengan hasil yang dicapai sebanyak 16,33 ml/100 gram kelapa parut atau 455 ml kanil dan kadar asam laurat mencapai 39,12% terhadap keseluruhan asam lemak dalam VCO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsie
"Penelitian mi dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencekokan
minyak kelapa bekas-gorengan terhadap badan Malpighi ginjal mencit (Mus
musculus) galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 30 ekor mencit
yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu masing-masing kelompok
mencit dicekok minyak kelapa yang belum dipakai untuk menggoreng tahutempe
(K I); minyak kelapa bekas-gorengan tahu-tempe berturut-turut 9, .18,
27 kali (K II, K III, dan K IV); dan CCL (K V. Untuk kelompok kontrol negatif
(K I) dan kelompok perlakuan (K II, K III, dan K IV) sampel mmnyak dicekokan
pada han ke-1, ke-3, dan ke-5, sedangkan untuk kelompok kontrol positlf 3
(Ky) Cd 4 dicekokan pada han ke-6.
Hasil uji perbandingan berganda pada (= 0,05 menunjukkan adanya
perbedaan nyata antara K I dengan K II, K III, K IV dan K V; antara K II
dengan K IV dan K V; antara K III dengan K IV dan K V; dan antara K IV
dengan KV.
Pengamatan mikroskopik terhadap badan Malpighi ginjal mencit
dilakukan setelah han ke-8. Pémberian sampel minyak pada kelompok
perlakuan terhadap mencit memperlihatkan struktur histologi yang berbeda
dengan kelompok kontrol negatif. Kerusakan pada badan Malpighi ginjal
mencit mulai tampak pada pencekokan sampel minyak kelapa bekasgorengan
9 kali dan besarnya kerusakan yang terjadi terus meningkat pada pencekokan minyak kelapa bekas-gorengan 18 dan 27 kali. Pencekokan
Cd 4 memperihatkan kerusakan yang paling parah pada badan Malpighi
ginjal, berupa penyusutan glomerulus clan pelebaran jarak pada ruang antar
Bowman. Kerusakan pada badan Malpighi ginjal tampak jelas meningkat
seiring dengan banyaknya ulangan pemakaian minyak bekas-gorengan."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahida Nur Aulia Rahmi Azahra
"Katalis heterogen akhir-akhir ini banyak digunakan untuk produksi biodiesel karena keuntungannya yang tidak membentuk sabun dan mudah dipisahkan dari reagennya. Nanokomposit selulosa-Fe3O4/ZnO yang telah berhasil disintesis didukung dengan karakterisasi menggunakan instrumen FT-IR, XRD, dan SEM. Selanjutnya, nanokomposit yang telah berhasil disintesis dilakukan uji aktivitas katalitik dalam reaksi pembentukan Biodiesel. Hasil dari pembentukan Biodiesel dikarakterisasi menggunakan instrumen GC-MS. Konversi minyak kelapa menjadi Biodiesel yang didapakan sebesar 90,6%, konversi terjadi pada suhu 70°C selama 120 menit ,dengan rasio molar minyak dan methanol sebesar 1:6 dan jumlah katalis 0,6% wt. Biodiesel yang berhasil terbentuk diuji dengan menggunakan instrument GC-MS dan dihasilkan persen area paling besar pada waktu retensi 12,653 menit yang menunjukan senyawa dodecanoic acid methyl ester ( lauric acid methyl ester). Evaluasi terhadap kinetika reaksi mengikuti persamaan pseudo orde pertama dengan konstanta laju reaksi (k) sebesar (0,0142 min-1), nilai konstanta laju reaksi dapat memberikan gambaran seberapa lama reaksi terjadi ketika digunakan konsentrasi reaktan yang lebih banyak untuk aplikasi dalam industri. Penggunaan selulosa sebagai support katalis dengan gabungan komposit Fe3O4/ZnO menjanjikan untuk menjadi katalis yang ramah lingkungan dalam reaksi pembentukan biodiesel.

ABSTRACT
Heterogeneous catalysts have been widely used for the synthesis of methyl esters because of their advantages which do not form soap and are easily separated from their reagents. The synthesized cellulose-Fe3O4/ZnO nanocomposite was successfully supported by characterization using FT-IR, XRD, and SEM instruments. Furthermore, nanocomposites that have been successfully synthesized were tested for catalytic activity in the reaction of biodiesel formation. The results of the formation of biodiesel were characterized using GC-MS instruments. Conversion of coconut oil to biodiesel is obtained by 90.6%, conversion occurs at 70 °C for 120 minutes, with a molar ratio of oil and methanol of 1: 6 and the amount of catalyst 0,6% wt. biodiesel that were successfully formed were tested using GC-MS instruments and the largest percent area was produced at a retention time of 12,653 minutes which showed dodecanoic acid methyl ester (lauric acid methyl ester) compounds. Evaluation of reaction kinetics follows the first-order pseudo equation with a reaction rate constant (k) of (0.0142 min- 1), the value of the reaction rate constant can give an idea of how long the reaction occurs when more concentrated reactants are used for industrial applications. The use of cellulose as a catalyst support with composite Fe3O4/ZnO promises to be an environmentally friendly catalyst in the reaction of biodiesel formation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susman Iskandar
Jakarta: Dewaruci press, 1984
R 664.36 MAN p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jeiny Agustin Mantow
"ABSTRAK Minyak kelapa adalah minyak yang besar manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan asam lauratnya yang besar, dimana asam laurat termasuk dalam golongan asam lemak rantai menengah yang lebih mudah dicerna, diserap dan diangkut. Dalam percobaan ini akan diekstraksi minyak kelapa secara enzimatik menggunakan ekstrak kasar enzim bromelain dari buah nenas dan ekstrak enzim ragi tempe. Enzim yang telah diisolasi dicampur dengan santan, diaduk perlahan selama 15 menit dan diinkubasi selama 16 jam pada suhu kamar dan suhu optimal enzim. Minyak yang dihasilkan adalah minyak yang jernih dengan rendemen 80-85%. Minyak yang diperoleh kemudian diuji sifat fisiko-kimianya (bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodium, dan bilangan peroksida). Dari hasil uji fisiko-kimia terlihat bahwa minyak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Kata kunci: Bromelain, ekstraksi, enzim, minyak kelapa, Virgin Coconut Oil"
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;;;, ], 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sumantri
"Arang tempurung kelapa (coconut shelI charcoal) merupakan salah satu sumber dari karbon aktif yang dewasa ini sering digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya sebagai adsorben pada sektor industri pangan, maupun non pangan. Dalam penelitian ini karbon dari tempurung kelapa berukuran antara 0,063 mm dan 0,125 mm, diaktifkan dengan aktivator MgCl2 dan NaCl dengan variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 24 dan 48 jam, dan diperoleh waktu perendaman terbaik adalah 9 jam. Larutan aktivator MgCl2 adalah aktivator terbaik sebagai adsorben untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa (crude coconur oil).
Dari basil karakterisasi karbon aktif dengan metode BET - Autosorb, pada luas permukaan karbon aktif terjadi peningkatan Sant sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi, yaitu dari semula 249.1 mzfgr, untuk karbon aktif MgCl2 menjadi 325.9 ml/gr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu menjadi sebesar 302.7 m2/gr. Untuk karbon aktif NaCl setelah aktivasi adalah 271.5 mllgr, kemudian menurun setelah proses adsorpsi, yaitu sebesar 253.1 m2/gr.
Badan Standardisasi Nasional (SNI No. 01 - 3555) dan Standar Industri Indonesia (SII) telah mengeluarkan ketetapan tentang kandungan maksimum yang diperbolehkan pada minyak kelapa untuk Bilangan Peroksida adalah 5,00 (mL Na3S;O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas: 5,00 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam : 9,00 (mL KOH I N/g sampel). Bilangan Asam: 5,00 (mL KOH/g Sampel). Dari hasil pcnelitian ini, dengan hasil yang Lerbaik adalah dari adsorpsi kurbon aktif MgCl2, yaitu dengan perincian 1 Bilangan Peroksida 0,83 (mL Na2S2O3 0,001 N/g sampel), Asam Lemak Bebas : 0,158 (mL KOH/g sampel), Bilangan Asam 3 0,045 (mL KOH/g sampel), Derajat Asam 1 0,03 (mL KOH 1 N/g sampel). Sedangkan untuk minyak pembanding, minyak goreng Barco (berasal dari buah kelapa) masih Iebih baik dibandingkan dengan perolehan hasil yang diteliti.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan aktivator terbaik MgCl2 pada karbon aktif mampu meningkatkan kualitas minyak kelapa, dan masih jauh lebih baik dari persyaratan kondisi standar yang telah ditetapkan. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dipelajari metode pengasaman dalam proses produksi minyak kelapa sebagai alternatif proses pioduksi. Pioduk minyak kelapa yang dihasilkan dibandingkan dengan syarat mutu SNI 01-2902-2011 dan dilakukan uji komposisi asam amino pada pioduk samping (blondo) menggunakan HPLC untuk mendeteksi kegagalan prod uksi melalui proses pengasaman. Rendemen minyak kelapa yang diproduksi melalui proses pengasaman berkisar antara 14-32,3%, sedangkan kualitas mutu minyak kelapa meliputi kadai air beikisai 0,1-0,48%, kadar kotoran beikisar 0,01-0,06%, bilangan iodida beikisar 6%, 8-9%, 8%, kadar asam lemak bebas (FFA) beikisar 0, 2-1, 26, bilangan penyabunan berkisar 243-267, warna jernih dan aroma khas, sedangkan kadar protein dihitung sebagai total N-Kjeldhal 9%, 09-21%, 8%. Produk samping blondo dianalisa menggunakan HPLC, hasil kiomatogiam
blondo menunjukkan beberapa puncak asam amino asam aspartat, glutamin, serin, histidin, glisin, argini, alanin, tirosin, metionin, valin, fenilalanin, isoleusin, leusin dan I/sin. Pada proses pengasaman yang gagal tidak muncul puncak kromatogram leusin clan lisin, sifat fisiknya menunjukkan bau tengik clan warna keruh pada sampel minyak kelapa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengasaman menggunakan asam asetat (CH3COOH) dapat dijadikan metode untuk proses produksi minyak kelapa yang memenuhi persyaratan mutu SNI 01-2902-2011 dan APCC Standards Asian & Pacific Coconut Community 2006."
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Kohoin Marandei
"Penelitian ini berupaya untuk membuat Contrast Detail Structured Phantom yang dapat digunakan untuk menguji kualitas citra pada modalitas mamografi. Material latar yang digunakan adalah minyak kelapa dan minyak kelapa sawit sebagai cairan yang mirip dengan Adiposa. Penelitian ini juga menggunkan timah sebagai target yang merepresentasikan adanya sel kanker. Tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan Contrast Detail Structured Phantom dalam menghasilkan citra yang lebih akurat dan responsif terhadap variasi dosis, sekaligus mengatasi permasalahan variabilitas yang tinggi pada struktur latar. Penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu; persiapan bahan, pembuatan fantom, pengujian fantom, dan evaluasi hasil uji fantom. Tahap persiapan meliputi persiapan desain dan pembuatan fantom serta persiapan material isian latar. Tahap pembuatan fantom meliputi memasukan material isian kedalam fantom. Tahap pengujian fantom meliputi tahap validasi dan uji kualitas citra. Pada tahap validasi, faktor eksposur dan nilai piksel rata-rata citra fantom dibandingkan dengan mamogram pasien. Tahap uji kualitas citra menggunakan parameter uji full width half maximum (FWHM) untuk menilai ketajaman citra serta signal difference-to-noise ratio (SDNR) untuk menilai kontras pada 3 level dosis (0,5 AEC, AEC, dam 2 AEC). Faktor eksposur arus waktu tabung fantom memiliki kesamaan 93,7% (fantom 1) dan 89,4% (fantom 2) dengan faktor eksposur arus waktu tabung pasien, fantom cukup sensitif terhadap dosis dilihat dari tren nilai SDNR yang meningkat mengikuti meningkatnya dosis, FWHM mengindikasikan modalitas mamografi menghasilkan citra yang cukup tajam, sedangkan untuk nilai variabilitas masih cukup tinggi. Fantom dapat digunakan untuk menggantikan organ payudara juga dapat dimanfaatkan untuk menguji kualitas citra modalitas mamografi.

This research strives to create a Contrast Detail Structured Phantom that can be used to test image quality in mammography modalities. The background material used is coconut oil and palm oil as a liquid similar to Adipose. This research also uses lead as a target that represents the presence of cancer cells. The main objective of this research is to improve the ability of the Contrast Detail Structured Phantom to produce images that are more accurate and responsive to dose variations, while also overcoming the problem of high variability in background structures. This research is divided into 4 stages, namely; preparation of materials, making phantoms, testing phantoms, and evaluating phantom test results. The preparation stage includes preparing the design and making the phantom as well as preparing the background filling material. The phantom manufacturing stage includes inserting the filling material into the phantom. The phantom testing stage includes the validation stage and image quality testing. In the validation stage, the exposure factor and average pixel value of the phantom image are compared with the patient's mammogram. The image quality test stage uses full width half maximum (FWHM) test parameters to assess image sharpness and signal difference-to-noise ratio (SDNR) to assess contrast at 3 dose levels (0.5 AEC, AEC, and 2 AEC). The time current exposure factor of the phantom tube is similar to 93.7% (phantom 1) and 89.4% (phantom 2) with the patient tube time current exposure factor, the phantom is quite sensitive to dose seen from the trend of SDNR values which increase following increasing dose, FWHM indicates that the mammography modality produces quite sharp images, while the variability values are still quite high. The phantom can be used to replace the breast organ and can also be used to test the image quality of mammography modalities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>