Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Zarwan
"ABSTRAK
Tujuan
Membandingkan gambaran histopatologi bleb filtrasi pada trabekulektomi menggunakan sawar mekanik lempeng silikon dengan trabekulektomi menggunakan mitomycin C pada hewan coba kelinci.
Desain
Penelitian tahap pre-klinik eksperimental terhadap dua kelompok hewan coba.
Metode
Sebanyak 12 mata dari 12 hewan coba kelinci jenis New Zealand White menjalani prosedur trabekulektomi. Randomisasi dilakukan pada seluruh hewan coba dan
hewan coba dibagi menjadi dua kelompok perlakuan berupa prosedur trabekulektomi menggunakan sawar mekanik lempeng silikon dan trabekulektomi menggunakan mitomycin C (0,4 mg/ml, durasi aplikasi 2 menit). Evaluasi klinis berupa derajat pembentukan bleb filtrasi, tekanan intraokular dan komplikasi pasca operasi. Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada hari ke-5 dan 28 pasca trabekulektomi.
Hasil
Secara klinis, tidak ada perbedaan derajat pembentukan bleb filtrasi dan tekanan intraokular antara kedua kelompok perlakuan (p>0.05). Infiltrasi sel inflamasi pada kelompok sawar mekanikcenderung lebih berat dibandingkan mitomycin C. Hitung sel makrofag dan sel fibroblas lebih besar pada kelompok sawar mekanik pada hari ke-5 dan 28, sedangkan hitung sel limfosit dan sel datia benda asing lebih besar pada kelompok sawar mekanik hanya pada hari ke-28. Kedua kelompok memiliki gambaran deposisi dan susunan kolagen yang longgar. Ketebalan kapsul fibrosis pada kelompok sawar mekanik adalah 71 (13-223) μm.
Kesimpulan
Reaksi inflamasi pada trabekulektomi menggunakan sawar mekanik lempeng silikon lebih berat dibandingkan mitomycin C. Reaksi inflamasi pada penggunaan sawar
mekanik adalah reaski benda asing dan merupakan respon normal jaringan akibat adanya benda asing. Walaupun demikian, deposisi dan susunan kolagen dinding bleb filtrasi menunjukkan gambaran yang longgar pada kedua kelompok.

ABSTRACT
Aim. To compare histopathologic features of bleb filtration in trabeculectomy using sillicon plate mechanical barrier and trabeculectomy using mitomycin C on rabbit animal model.
Design
This study is preclinical phase study with experimental design on two animal groups.
Method
Twelve eyes from twelve New Zealand White rabbits undergo trabeculectomy procedure. The animals were randomly divided into two groups, including trabeculectomy using sillicon plate mechanical barrier and trabeculectomy using mitomycin C treatment (0.4 mg/mL, application duration 2 minutes). Clinical evaluation consists of degree of filtration bleb formation, intraocular pressure, and postoperative complication were performed at multiple times point, while histopathological examination were performed at 5 days and 28 days after treatment.
Result
Clinical evaluation showed no difference on the degree of filtration bleb formation and intraocular pressure on both groups (p>0.05). Based on histopathological
xamination, inflammatory cells infiltration on sillicon plate group tends to be more severe than mitomycin C on day 5 and day 28 after treatment. Macrophage and fibroblast cell count are significantly higher in sillicon plate group than mitomycin C group on day 5 and 28 (p<0.05), whereas lymphocyte and foreign body giant cell count are significantly higher only on day 28 (p<0.05). Most of the subjects on both groups have loose collagen depotition and arrangement. The fibrous capsule
thickness on sillicon plate group is 71 μm (13-223 μm).
Conclusion
Inflammatory reaction on trabeculectomy using sillicon plate mechanical barrier is more severe than mitomycin C. Inflammatory reaction on using sillicon plate mechanical barrier is foreign bodies reaction which is a normal tissue response to foreign bodies. Nevertheless, collagen's deposition and structure of filtration bleb's
wall shows loose structure on both groups.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Cleveriawan Arviputra
"ABSTRAK
Nama : Andi CleveriawanProgram studi : Ilmu Kesehatan MataJudul : Perbandingan Hasil Trabekulektomi MMC Dengan Dan Tanpa Viskoelastik Sodium Hyaluronat Terhadap Morfologi Bleb Pada Glaukoma PrimerPembimbing : Widya Artini, Joedo Prihartono Penelitian ini bertujuan mengetahui manfaat pemberian viskoelastik sodium hyaluronat pada pasien glaukoma primer yang dilakukan bedah trebekulektomi dengan mitomicin C di RSCM. Desain penelitian ini adalah uji klinis prospektif tersamar tunggal. Sebanyak 34 mata 33 pasien yang masing- masing terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 17 mata diberikan viskoelastik dan 17 mata pada kelompok yang diberikan tanpa viskoelastik. Pemeriksaan Tekanan bola mata TIO diukur pada hari 1, minggu 1, minggu 2, dan minggu ke 4 pasca operasi. Penilaian bleb dengan menggunakan Moorfield Bleb Grading System MBGS dilakukan pada minggu ke 4.Setelah 1 bulan pasca operasi, pada pemeriksaan MBGS area sentral, area maksimal, ketinggian, dan vaskularitas pada kedua kelompok tidak ditemukan perbedaan bermakna. Namun pada pemeriksaan TIO minggu 1 didapatkan terdapat perbedaan bermakna pada kelompok viskoelastik sebesar 8,94 3,36 dan pada kelompok tanpa viskoelastik sebesar 11,41 3,72 p = 0,034 . Meskipun pada TIO pada minggu ke 4 tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kelompok viskoelastik sebesar 11,70 2,46 dan tanpa viskoelastik sebesar 12,35 3,08 p = 0,504 . Perubahan TIO pada kelompok viskoelastik didapatkan sebesar 21,88 12,29 dan tanpa viskoelastik sebesar 23,29 9,25 p = 0,352 . Pada pemeriksaan OCT ketinggan bleb pada kedua kelompok juga tidak didapatkan perbedaan bermakna yaitu 1,28 0,325 dan 1,17 0,324 p = 0,321 .Tekanan intra okular dan morfologi bleb pasca tindakan trabekulektomi MMC dengan penambahan viskoelastik tidak berbeda bermakna statisik namun memiliki kecenderungan lebih baik dibandingkan tanpa vikoelastik. Kata kunci :Glaukoma primer, MBGS, sodium hyaluronat, trabekulektomi, viskoelastik

ABSTRACT
Name Andi CleveriawanStudy Program OphthalmologyTitle Comparison Of Trabeculectomy MMC With And Without Sodium Hyaluronate Viscoelastic Results To Bleb Morphology In Primary GlaucomaCounsellor Widya Artini, Joedo Prihartono To determine the benefits of viscoelastic sodium hyaluronate in primary glaucoma patients performed by trebeculectomy surgery with mitomycin C in RSCM. Clinical prospective single blinded clinical trial. A total of 34 eyes 33 patients , each split into 2 groups, 17 eyes were given viscoelastic and 17 eyes in the group administered without viscoelastic. Examination of Eye Pressure IOP was measured on day 1, week 1, week 2, and week 4 postoperatively. Assessment of bleb using Moorfield Bleb Grading System MBGS was performed at week 4. After 1 month postoperatively, MBGS examination of central area, maximal area, height, and vascularity in both groups found no significant difference. However, at week 1 IOP examination, there were significant differences in the viscoelastic group of 8.94 3.36 and in the no viscoelastic group of 11.41 3.72 p 0,034 . Although in the IOP at week 4 there was no significant difference in the viscoelastic group of 11.70 2.46 and without viscoelastic at 12.35 3.08 p 0,504 . IIO changes in the viscoelastic group were found to be 21.88 12.29 and without viscoelastic at 23.29 9.25 p 0.352 . In the OCT examination, bleb height in both groups also did not get significant difference that is 1.28 0.325 and 1.17 0.324 p 0.321 . Intraocular pressure and bleb morphology post trabeculectomy MMC action with viscoelastic addition did not differ significantly statistically but had a better tendency than without vicoelastic. Keywords MBGS, primary glaucoma, sodium hyaluronate, trabeculectomy, viscoelastic"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ayu Permatasari
"Glaukoma merupakan penyebab kebutaan permanen terbesar kedua di dunia. Di Indonesia, tercatat sebanyak 427.091 kunjungan di rumah sakit terkait glaukoma. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Penanganan glaukoma tidak hanya bertujuan untuk mencapai target klinis saja, tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup pasien glaukoma. Untuk itu diperlukan adanya pengetahuan mengenai jenis tindakan operatif yang memberikan kualitas hidup lebih baik pada pasien glaukoma. Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional dengan mengambil data primer melalui wawancara pasien RSCM Kirana yang sudah menjalani trabekulektomi atau pemasangan glaukoma implan dengan kuesioner NEI-VFQ-25 (National Eye Institute Visual Function Questionnaire 25) yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Data tersebut kemudian akan diolaah menggunakan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan skor kualitas hidup pasien. Terdapat 59 subjek untuk setiap kelompok. Rerata skor kualitas hidup kelompok glaukoma implan(62.59) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok trabekulektomi(61.59). Tetapi, perbedaan tersebut tidak bermakna signifikan secara statistik (p=0.782).

Glaucoma is the second leading cause of permanent blindness in the world. In Indonesia, there were 427,091 hospital visits related to glaucoma. This number is expected to continue to increase over time. Treatment of glaucoma is not only aimed at achieving clinical targets, but also to maintain and improve the quality of life of glaucoma patients. For this reason, it is necessary to have knowledge about the types of surgical management which provide a better quality of life for glaucoma patients. This study used cross-sectional design. Primary data were taken through interviews of patients from RSCM Kirana who had undergone trabeculectomy or glaucoma implants using the NEI-VFQ-25 questionnaire (National Eye Institute Visual Function Questionnaire 25) which had been translated into Indonesian. The data will then be analyzed using the Mann-Whitney test to determine differences in patient quality of life scores."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Stephanus
"Glaukoma primer merupakan glaukoma yang paling sering muncul, dan trabekulektomi merupakan tatalaksana operatif lini pertamanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan bagaimana trabekulektomi menurunkan tekanan intraokular pada kedua bentuk glaukoma primer dalam jangka waktu antara 1-6 bulan. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang, yaitu dengan mengambil data sekunder dari rekam medik pasien berupa data pra-intervensi dan pasca intervensi dalam waktu yang sama. Intervensi adalah trabekulektomi. Waktu antara pasca trabekulektomi dengan trabekulektomi dilaksanakan minimal 1 bulan dan maksimal 6 bulan. Peneliti mengambil 90 pasien sebagai sampel, 38 di antaranya adalah pasien POAG dan 52 lainnya pasien PACG. Melalui trabekulektomi, penurunan tekanan intraokular pada PACG lebih besar dibandingkan pada POAG. Namun penurunan tekanan intraokular hasil trabekulektomi pada pasien POAG dibandingkan dengan pasien PACG tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian selanjutnya membutuhkan tekanan intraokular pra-operasi yang cenderung sama untuk mengetahui hasil yang lebih objektif.

Primary glaucoma is the most common form of glaucoma, and trabeculectomy is the first line for operative management for it. This research is intended to find out the comparison between how trabeculectomy lower intraocular pressure in both kinds of primary glaucoma patients within a short period 1 6 months . This research uses cross sectional design by taking secondary data from glaucoma patients rsquo medical record and seeing the intraocular pressure before and after trabeculectomy at the same time. The time between the post operation data and the operation is a month at minimum and six months at most. Researcher took 90 patients as samples, 38 are POAG patients and the other 52 are PACG patients. The result shows that the intraocular pressure lowering effect trabeculectomy in PACG patients is bigger than in POAG patients. The difference of intraocular pressure lowering effect by trabeculectomy among PACG patients is not significant compared to POAG patients. The upcoming research will need the same pra operation intraocular pressure patients to objectify the results more.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Epiphania
"Bawang merah diketahui memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas ekstrak etanol 70% umbi bawang merah yang diberikan secara topikal sebagai penyembuh luka terbuka pada tikus putih jantan. Bahan uji yang digunakan adalah umbi bawang merah yang diekstrak dengan pelarut etanol 70%. Tikus dilukai dengan ukuran diameter luka sebesar 2 cm. Parameter yang diamati adalah %kontraksi luka yang diukur setiap 2 hari dan pengamatan histopatologi menggunakan pewarna hematoksilin & eosin. Perlakuan dilakukan selama 21 hari terhadap 30 ekor tikus jantan Sprague dawley. Tikus terbagi kedalam 5 kelompok, yaitu kelompok negatif, kelompok positif, dan tiga kelompok dosis ekstrak etanol 70% umbi bawang merah (11mg; 33mg; 99mg per 200g bb tikus). Pengamatan histopatologi dilakukan pada hari ke-22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% umbi bawang merah secara topikal tidak memiliki efek penyembuhan luka terbuka jika ditinjau dari diameter dan persentase kontraksi luka.

One of medicinal plants that has been used by Indonesian people as wound care is red onion (Allium ascalonicum L.). Red onion is known for the anti- inflammation, antioxidant and antimicrobial activities. This study was aimed to determine the effect of 70% ethanolic extract of Allium ascalonicum L. that applied topically as open wound care. Tested substance was red onion bulbs that were extracted in 70% ethanol. Rats were wounded with diameter was 2 centimeters. The parameters evaluated were % wound contraction measured every two days and skin histopathology stained with hematoxylin and eosin. Treathment done for 21 days toward 30 male white Sprague dawley rats. Rats were divided into 5 groups: negative control, positive control, and three extract groups (11mg; 33mg; 99mg/ 200 g bw). Skin histopathology were performed on day-22. The results showed that the 70% ethanolic extract of red onion didn’t have the effect as wound care based on diameter and % wound contraction data."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Larasati
"Latar Belakang: HER2 merupakan protoonkogen menjadi dasar pemberian terapi sel target pada adenokarsinoma gaster stadium lanjut. Penelitian hubungan antara gambaran klinis, endoskopi dan histopatologi dengan ekspresi HER2 masih menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian tentang HER2 sebagai prediktor kesintasan juga menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gambaran klinis, endoskopi, histopatologi dengan ekspresi HER2 dan hubungan antara ekspresi HER2 dengan kesintasan dua tahun.
Metode: Penelitian kohort retrospektif pada subyek adenokarsinoma gaster yang baru terdiagnosis, berusia ³ 18 tahun di 4 rumah sakit di Jakarta, berobat dari 2015-2019, memenuhi kriteria inklusi: memiliki rekam medis yang lengkap, hasil pemeriksaan gastroskopi, blok parafin hasil biopsi. Slide biopsi diwarnai dengan pewarnaan imunohistokimia HER2 dan diinterpretasi dengan kriteria ToGA. Analisis statistik deskriptif dan bivariat dengan menggunakan chi square/tes fisher untuk menilai hubungan antara gambaran klinis, endoskopi, dan histopatologi dengan ekspresi HER2. Analisis kesintasan, bivariat dan multivariat dengan Cox-regresi menentukan pengaruh ekspresi HER2 terhadap kesintasan dua tahun.
Hasil: Ekspresi HER2 positif ditemukan pada 12,3% subyek (15 dari 122 subyek). Ekspresi HER2 cenderung lebih tinggi pada metastasis ke hati, klasifikasi Borrman tipe I/II, diferensiasi baik/sedang, tipe intestinal berdasarkan Klasifikasi Lauren memiliki dengan proporsi masing-masing: 17.6% RR(IK95%)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR(IK95%)=1,768(0,670-4,662), 14.3% RR(IK95%)=1,304(0,505-3,363), 13.9% RR(IK95%)=1,389(0,505-3,817).Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun, HR (IK95%)=1,12(0,609-2,058).
Simpulan: Matastasis hati, klasifikasi Borrman, letak tumor, diferensiasi tumor dan klasifikasi Lauren tidak berhubungan bermakna secara statistik terhadap ekspresi HER2. Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun pada adenokarsinoma gaster.

Background: HER2 is a proto-oncogene which important for administering of target cell therapy in advanced gastric adenocarcinoma. Research on clinical, endoscopic, and histopathological features shown conflicting in association with HER2 expression. Studies on HER2 as a predictor of survival still show different results. This study aims to determine association of the clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression and association of HER2 expression with 2-year survival.
Methods: A retrospective cohort study on newly diagnosed gastric adenocarcinoma subjects, aged 18 years old at 4 hospitals in Jakarta, receiving treatment from 2015-2019, meeting the inclusion criteria: having complete medical record, results of gastroscopy examination, and paraffin block tumor biopsy results. The biopsy slides were stained with HER2 immunohistochemical staining and interpreted according to the ToGA criteria. Descriptive and bivariate analysis by using chi-square or fisher's test assessed the relationship between clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression. Survival, bivariate and multivariate analysis with cox regression method were used to determine the effect of HER2 expression on 2-year survival.
Results: Positive HER2 expression was found in 12.3% of subjects (15 of 122 subjects). HER2 expression tends to be higher in metastases to the liver, Borrman classification type I/II, good/moderate differentiation, intestinal type based on Lauren's classification has the respective proportions:17.6% RR (95%CI)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR (95%CI)=1,768 (0,670-4,662), 14.3% RR (95%CI)=1,304 (0,505-3,363), 13.9% RR (95%CI)=1,389 (0,505-3,817). Positive HER2 expression was not associated with 2-year survival with HR (95%CI) =1.12 (0.609-2.058).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Abid Hibattuloh
"Latar Belakang
Obesitas merupakan masalah kesehatan pada abad ke-21 dan berkaitan erat dengan peningkatan masalah kesehatan seperti non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Patofisiologi obesitas tersebut melibatkan makrofag proinflamatori M1 (salah satu marker adalah Itgax atau CD11c) dalam perkembangan NAFLD. Dalam kasus yang lebih berat, NAFLD dapat berkembang menjadi fibrosis liver yang melibatkan TGF-β1. Meskipun pengobatan antiobesitas telah beredar dimasyarakat, namun obat tersebut dapat memiliki kontraindikasi dan efek samping masing-masing. Acalypha indica (Ai) merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki efek antihiperlipidemia dan antiobesitas. Penelitian ini akan menganalisis efek Ai terhadap perkembangan kerusakan liver melalui Itgax sebagai marker makrofag proinflamatori, TGF-β1 dan histopatologi liver pada tikus obesitas.
Metode
Uji reverse transcription-quantitative polymerase chain reaction (RT-qPCR) dilakukan untuk mengukur ekspresi Itgax dan TGF- β1 serta pemeriksaan histologi untuk menilai ada/tidaknya inflamasi dan persentase rerata luas area sinusoid pada organ liver tersimpan tikus obesitas dengan perlakuan: (1) diet normal (kontrol normal), (2) diet tinggi fruktosa dan kolesterol (DTFK) (kontrol negatif), (3) DTFK + Gemfibrozil (kontrol positif), serta (4) DTFK + ekstrak Ai (DTFK + Ai).
Hasil
Ekspresi Itgax pada kelompok tikus DTFK+Ai (1,580 + 0,836) terbukti lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol negatif (1,880 + 1,293), ekspresi TGF-β1 pada kelompok tikus DTFK+Ai (1,340 + 0,706) terbukti lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol negatif (1,850 + 1,358), walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik. Di lain pihak, terjadi perbaikan inflamasi pada kelompok tikus DTFK+Ai dibanding dengan kontrol negatif, dan persentase rerata luas area sinusoid pada kelompok tikus DTFK+Ai (3,286 + 0,138) terbukti lebih tinggi dibanding dengan kontrol negatif (2,654 + 0,165).
Kesimpulan
Pemberian ekstrak akar Ai dapat menurunkan ekspresi Itgax dan TGF-β1, memperbaiki inflamasi pada liver serta meningkatkan persentase luas rerata sinusoid liver tikus obesitas, walaupun memerlukan penelitian lebih lanjut.

Introduction
Obesity is a health problem in the 21st century and is closely related to an increase in health problems such as non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). The pathophysiology of obesity involves proinflammatory M1 macrophages (one of the markers is Itgax or CD11c) in the development of NAFLD. In more severe cases, NAFLD can progress to liver fibrosis involving TGF-β1. Even though anti-obesity treatments have been circulating in the community, these drugs can have their own contraindications and side effects. Acalypha indica (Ai) is a herbal plant that has antihyperlipidemia and antiobesity effects. This study will analyze the effect of Ai on the development of liver damage through Itgax as a marker for proinflammatory macrophages, TGF-β1 and liver histopathology in obese mice.
Method
The reverse transcription-quantitative polymerase chain reaction (RT-qPCR) test was carried out to measure the expression of Itgax and TGF-β1 as well as histology examination to assess the presence/absence of inflammation and the average percentage of sinusoid area in the stored liver organ of obese mice treated with: (1) diet normal (normal control), (2) high fructose and cholesterol diet (DTFK) (negative control), (3) DTFK + Gemfibrozil (positive control), and (4) DTFK + Ai extract (DTFK + Ai).
Results
Itgax expression in the DTFK+Ai group of mice (1.580 + 0.836) was proven to be lower than the negative control group (1.880 + 1.293), TGF- β1 expression in the DTFK+Ai group of mice (1.340 + 0.706) was proven to be lower than the negative control group. (1.850 + 1.358), although it is not statistically significantly different. On the other hand, there was an improvement in inflammation in the DTFK+Ai mice group compared to the negative control, and the average percentage of sinusoid area in the DTFK+Ai mice group (3.286 + 0.138) was proven to be higher than the negative control (2.654 + 0.165). Conclusion
Administration of Ai root extract can reduce the expression of Itgax and TGF-β1, improve inflammation in the liver and increase the percentage of the average area of liver sinusoids in obese mice, although further research is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Maharani
"ABSTRAK
Prevalensi kolitis ulseratif semakin meningkat dari tahun ketahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (EEDMD) terhadap gambaran histopatologi dan  ekspresi TNF-α, COX-2, dan NF-κβ pada jaringan kolon mencit Swiss berusia 20 minggu yang diinduksi dengan Dextran Sodium Sulfat (DSS) 2% melalui air minum. EEDMD dosis 100 mg, 200 mg, 300 mg, aspirin 0,21 mg, diberikan per oral selama 2 minggu. Pemeriksaan kandungan EEDMD menunjukan kadar total fenol sebesar 4,4103% atau 44,103 mgGAE/g ekstrak, kadar flavonoid sebesar 0,3429% atau 3,429 mgQE/g ekstrak, dan memiliki aktivitas antioksidan sedang (IC50 sebesar 219,716 µg/mL). Pemeriksaan histopatologi pada jaringan kolon mencit dinilai dengan mengkuantifikasi jumlah radang dan rerata sel goblet pada jaringan kolon yang diwarnai hematoksilin-eosin. Pemberian EEDMD pada semua dosis menunjukan perbedaan bermakna pada jumlah radang (p<0,00) dan rerata sel goblet (p<0,00). Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk melihat ekspresi TNF-α, COX-2. NF-κβ. Sel positif mengekspresikan TNF-α, COX-2, dan NF-κβ dihitung/1000 sel epitel. Hasil menunjukan EEDMD mampu menurunkan ekspresi TNF-α secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Sedangkan pada COX-2 (p<0,80) dan NF-κβ (p<0,90) tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

ABSTRACT
Ulcerative colitis prevalence increases from year to year. The purpose of this research to see the effect of Ethanol Extract of Mahkota Dewa Leaves (EEDMD) on histopathology and expression of TNF-α, COX-2, and NF-κβ on 20-week Swiss mice tissue induced with 2% Dextran Sodium Sulfate (DSS) through drinking water. EEDMD dose 100 mg, 200 mg, 300 mg, aspirin 0.21 mg, given orally for 2 weeks. Examination of EEDMD content showed total phenol levels of 4.4103% or 44.103 mgGAE / g extract, flavonoid levels of 0.3429% or 3.429 mgQE / g extract, and had moderate antioxidant activity (IC50 of 219.716 µg / mL). Histopathological examination of mice colon tissue was assessed by quantifying the amount of inflammation and the mean of goblet cells in colon tissue stained by hematoxylin-eosin. Giving EEDMD at all doses showed a significant difference in the number of inflammation (p <0.00) and mean goblet cells (p <0.00). Immunohistochemical examination was performed to see the expression of TNF-α, COX-2. NF-κβ. Positive cells express TNF-α, COX-2, and NF-κβ counts / 1000 epithelial cells. The results showed that EEDMD significantly reduced TNF-α expression compared to negative controls. Whereas in COX-2 (p <0.80) and NF-κβ (p <0.90) there were no significant differences.
"
2019
T52377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Atmoko
"Latar belakangMekanisme patofisiologi yang menyebabkan terjadinya chordee pada pasien dengan hipospadia dan fase tersembunyi dari penis buried penis pada lemak prepubis masih belum sepenuhnya dimengerti. Reseksi dari jaringan dartos pada umumnya bisa membuat penis kembali menjadi lurus pada pasien dengan hipospadia dan mengkoreksi kasus ini sama pada buried penis, yang menunjukkan adanya patofisiologi yang mirip pada kedua kondisi tersebut yang terkait dengan jaringan dartos. TujuanStudi ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik jaringan ikat beserta vaskularisasi dari fascia dartos antara penis normal, buried penis, dan hipospadia. Desain studiKami melakukan studi ini dari Mei 2013 hingga November 2016. Dartos fascia dikumpulkan dari 3 kelompok, yaitu: normal penis, buried penis, dan hipospadia. Kami membandingkan jaringan dari 3 kelompok ini menggunakan pewarnaan Mason Trichrome, Gomori rsquo;s silver impregnasi, Weigert resorcin-fuchsin, dan CD 31 imunohistokimia untuk mengevaluasi serat kolagen, retikulin, elastin, dan sel endothelial dari pembuluh darah. Semua data yang didapatkan kemudian dikuantifikasi menggunakan image J dan dilakukan analisis statistic one way ANOVA. Penilaian dilakukan oleh dua orang ahli patologi secara tersamar tanpa mengetahui diagnosis klinis dari pasien. HasilTotal didapatkan 60 pasien dengan 20 pasien tiap grup. Sebagian besar serat kolagen pada buried penis dan hipospadia menunjukkan serat yang lebih tebal dan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan penis normal. Terdapatkan penurunan jumlah total kolagen dan elastin pada dartos fascia hipospadia dan buried penis. Di sisi lain, rasio dari retikulin yang merepresentasikan kolagen tipe III terhadap total kolagen mengalami peningkatan dibandingkan penis normal. DiskusiIni adalah studi pertama yang membandingkan karakteristik histopatologi, histokimia, dan imunohistokimia dari jaringan ikat pada pasien buried penis dan hipospadia. Walaupun dartos fascia pada buried penis dan hipospadia tebal dan inelastis saat dipalpasi atau saat traksi/counter traksi, jaringan ini memiliki vaskularisasi yang baik. Dartos fascia ini inelastis dan bukan merupakan jaringan normal, dan karakteristiknya berbeda dengan jaringan fibrosis. Akan tetapi, studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar diperlukan dan harus mendiferensiasikan derajat dari chordee pada pasien dengan hipospadia dan buried penis. KesimpulanTerdapat perbedaan antara jaringan dartos fascia pada hipospadia dan buried penis dengan jaringan penis normal. Jaringan ini merupakan jaringan abnormal padsa pasien hipospadia dan buried penis. Sehingga, kami merekomendasikan untuk dilakukan eksisi jaringan ini saat operasi rekonstruksi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui patofisiologi dari kondisi ini.

IntroductionPathophysiological mechanisms leading to chordee in patients with hypospadias and to the hidden state of buried penis in the prepubic fat remain unclear. Resection of dartos tissue usually makes the penis straight in patients with hypospadias and corrects it in those with buried penis, suggesting a common pathophysiology related to dartos tissue. ObjectiveThis study aimed to compare connective tissue and vascularization of dartos fascia between normal penis, buried penis and hypospadias. Study designWe conducted this study from May 2013 to November 2016. We collected Dartos fascia specimens from 3 groups buried penis, hypospadias, and normal penis as control. We compared the fibers between these groups by Masson Trichrome histochemical staining, Gomori 39 s silver impregnation staining, Weigert resorcin fuchsin staining and CD31 immunohistochemical staining for evaluation of collagen fibers, reticulin fibers, elastin fibers, and endothelial cells of blood vessels, respectively. The collagen fibers, reticular fibers, elastic fibers and vascular vessels were counted with ImageJ, and were analyzed using one way ANOVA test. The assessment conducted by two pathologists was blinded, without knowing the clinical diagnosis of patients. ResultsA total of 60 patients with 20 patients for each group. Collagen fibers for most cases of buried penis and hypospadias showed thicker but lesser number of collagen fibers than normal penis. There was a reduction of total collagen and elastin of dartos fascia in hypospadias and buried penis cases. On the other hand, ratio of reticulin fibers which represent collagen type III to total collagen was increased in comparison to normal penis. DiscussionThis is the first study which compare the histopathological, histochemical, and immunohistochemical features of dartos fascia connective tissue in patients with buried penis and hypospadias.Although dartos fascia in buried penis and hypospadias is thick and inelastic in palpation or during traction counter traction, it is well vascularized tissue. This inelastic dartos fascia tissue is an abnormal tissue, but its characteristic is not similar to fibrotic tissue. However, further study with larger sample is warrant and should differentiate degree of chordee in patients with hypospadias and buried penis. ConclusionsThere was a difference between connective tissue of dartos fascia in buried penis and hypospadias patients compared to normal penis. Inelastic dartos fascia tissue in patients diagnosed with buried penis and hypospadias is an abnormal tissue. Therefore, it is suggested to excise this tissue during reconstructive surgery. Further research is needed to unveil the pathophysiology of the condition.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Riana Haryoko
"Kemoterapi sangat penting dalam tatalaksana kanker payudara, namun efek sitotoksiknya seperti leukopenia, dapat meningkatkan risiko infeksi dan menyebabkan penundaan jadwal kemoterapi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terapi akupunktur efektif untuk meminimalkan efek samping kemoterapi termasuk leukopenia. Sebanyak 42 pasien kanker payudara secara acak dibagi menjadi kelompok akupunktur manual dan medikamentosa n = 21 dan kelompok akupunktur manual sham dan medikamentosa n = 21.
Titik akupunktur yang dipilih yaitu PC6 Neiguan, LI4 Hegu, ST36 Zusanli dan SP6 Sanyinjiao. Perangsangan dilakukan secara manual selama 20 menit tiap sesi, sebanyak 8 kali. Parameter yang dinilai adalah jumlah leukosit darah dan skor kualitas hidup WHO-QoL BREF. Terdapat perbedaan bermakna terhadap peningkatan skor WHO-QoL BREF sebelum dan sesudah perlakuan akupunktur antara kedua kelompok 9,85 7,065 dan 1,0526 5,778, p = 0,000. Terdapat peningkatan jumlah leukosit darah pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah akupunktur sebesar 0,65 x 103/mL, namun tidak bermakna secara statistik p = 0,955 . Sementara pada kelompok kontrol terdapat penurunan jumlah leukosit darah sebesar 0,7 x 103 mL p = 0,334.
Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik rerata peningkatan jumlah leukosit darah sebelum dan sesudah akupunktur antara dua kelompok 0.475 5.287 and -0.989 3.712, p = 0.326. Terapi akupunktur efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi, namun dalam meningkatkan jumlah leukosit dibutuhkan terapi yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Chemotherapy is essential in the management of breast cancer, but its cytotoxic effects such as leukopenia, may increase the risk of infection and lead to delay in chemotherapy schedules. Based on previous research, acupuncture therapy is effective to minimize the side effects of chemotherapy including leukopenia. A total of 42 breast cancer patients were randomly divided into groups of manual acupuncture and medicamentous n 21 and the sham manual acupuncture and medicamentous group n 21.
The selected acupuncture points are PC6 Neiguan, LI4 Hegu, ST36 Zusanli and SP6 Sanyinjiao. The stimulation is manually, 20 minutes per session, for 8 times. Parameters assessed were the number of blood leukocytes and quality of life scores WHO QoL BREF . There were significant differences in WHO QoL BREF score before and after acupuncture treatment between the two groups 9.85 7.065 and 1.0526 5.778, p 0.000 . There was an increase in the number of blood leukocytes in the treatment group before and after acupuncture by 0.65 x 103 mL, but not statistically significant p 0.955 . While in the control group there was a decrease in the number of blood leukocytes by 0.7 x 103 mL p 0.334.
There was no statistically significant difference in the mean change of blood leukocyte count before and after acupuncture between two groups 0.475 5.287 and 0.989 3.712, p 0.326. Acupuncture therapy is effective in improving the quality of life of breast cancer patients with chemotherapy, but in increasing the number of leukocytes it takes longer therapy to get maximum results.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>