Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117142 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahathir
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) memberikan konsekuensi fisik, psikologis dan sosial yang buruk
bagi penderitanya selama menjalani perawatan dan pengobatan penyakit. Perawatan
bagi penderita TB bersifat komprehensif dan berkesinambungan untuk memelihara
kualitas hidup dan pencapaian kesembuhan penyakit TB. Pengembangan intervensi
HALAU TB dalam pelayanan TB merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam peningkatan kualitas hidup penderita TB. HALAU TB merupakan serangkaian
intervensi berbasis bukti yang mencoba untuk memenuhi pencapaian penanganan
komprehensif bagi penderita TB. HALAU TB mewakili aspek-aspek penting dalam
upaya penanggulangan TB berupa Hentikan penularan penyakit, Atasi efek samping
tanpa obat, Lakukan perawatan holistik, Aktivasi partnership, dan Utamakan
pengobatan tuntas. HALAU TB terdiri dari strategi intervensi berbasis bukti yang
dipilih dan dianggap dapat memenuhi kebutuhan penderita TB. Intervensi berbasis
bukti tersebut terdiri dari pengembangan program manajemen lingkungan melalui
program ?grebek jendela?, mobilisasi sosial, pengembangan program Provider
Initiated Tuberculosis Symptom (PITS), Small Group Intervention (SGI), terapi
nutrisi intensif, konseling dan terapi komplementer. Penerapan intervensi ini
dilakukan dengan menggunakan perhitungangan sampel tekhnik total sampling
terhadap 23 orang penderita TB yang sedang menjalani pengobatan. Kualitas hidup
pasien TB setelah mendapatkan intervensi meningkat dari 52,038 menjadi rata-rata
65,83. Uji statistik lanjut menunjukkan perbedaan kualitas sebelum dan sesudah
intervensi pada kualitas hidup pasien TB dengan peningkatan mean 13,79 dan p value
0,00 (p< 0,05). Diperlukan penanganan komprehensif yang kontinu dalam
penanganan TB di komunitas dalam pencapaian hasil yang memuaskan.

ABSTRACT
Tuberculosis impacted physical, social and phsycolgical aspect of a patient during the
treatment of the disease. Treatment for TB is comprehensive and continuous to
maintain the quality of life and achieving TB disease to cure. The development of
interventions in eradicating TB is one of the efforts that have to be made to improve
the quality of life patient with TB. HALAU TB is a series of evidence-based
interventions that try to meet the achievement of a comprehensive treatment for TB
patient. HALAU TB represents important aspects which consist of elements stop TB
transmission, managing side effects of the drugs, holistic treatments, partnership, and
ensuring complete treatment. HALAU TB consists of evidence-based intervention
strategies that are selected and considered to meet the needs of people with TB. The
evidence-based interventions consist of the development of environmental
management program through "grebek jendela", social mobilization, program
development of Provider Initiated Symptom Tuberculosis (PITS), Small Group
Intervention (SGI), intensive nutritional therapy, counseling and complementary
therapies. This case study was conducted using total sampling technique of 23 TB
patients who are undergoing treatment. TB patient quality of life after receiving the
intervention increased from 52.038 to 65.83. Further statistical analysis showed the
difference in quality of life before and after intervention on TB patients with mean
increase of 13.79 and p value 0.00 (p <0.05). The continuing comprehensive care that
is required to treatment of TB in the community in order to achieve satisfactory
results"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vika Endria
"Penyakit tuberkulosis paru dapat menimbulkan penurunan terhadap aspek kualitas hidup pasien TB Paru. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut adanya depresi dan stigma negatif terhadap penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan depresi dan stigma dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional dan teknik yang digunakan adalah concecutive sampling. Populasi target dalam penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang menjalani pengobatan OAT di poli paru RSUP Persahabatan yang berjumlah 96 responden. Data dianalisis dengan uji analisa univariat dan bivariat, hasil uji bivariat menggunakan pearson menunjukan hasil p = 0,000 p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara depresi dan kualitas hidup serta stigma dan kualitas hidup pasien tuberkulosis paru. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menunjukan perlunya deteksi dini depresi dan stigma dilakukan oleh perawat pada saat merawat pasien TB paru.

Treatment pulmonary tuberculosis disease may lead to a decrease in the quality of life of patients with pulmonary tuberculosis. Several factors that affect the existence of depression and negative stigma against the disease.The study aimed to identify relation of depression and stigma and quality of life of patients with tuberculosis who were undergoing anti tuberculosis regimen.
This quantitative study used cross sectional approach and used consecutive sampling technic. Target population of this study was patients with tuberculosis who have undertaking anti tuberculosis medication in polyclinic of pulmonary of RSUP Persahabatan with total sample of 96 respondents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Veri Suprianto
"Faktor spiritualitas merupakan faktor yang krusial dalam memengaruhi kualitas hidup pasien Tuberkulosis resisten obat (TB-RO), selain faktor fisik, psikologi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup pasien TB-RO. Penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan potong lintang ini melibatkan 134 pasien poliklinik TB-RO di Rumah Sakit Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Tingkat spiritualitas diukur dengan kuesioner WHO-SRPB dan kualitas hidup diukur dengan WHOQOL BREF. Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan antara tingkat spiritualitas dan kualitas hidup pada pasien TB-RO (x2 = 26,435; p<0,001). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden dengan tingkat spiritualitas rendah berisiko 7,988 kali memiliki kualitas hidup rendah.Faktor lain yang juga berhubungan dengan kualitas hidup pasien TB-RO yaitu dengan usia (x2 = 5,468 ; p = 0,019) ; jenis kelamin (x2 = 38,311; p<0,001), status pernikahan (x2 = 6,269; p = 0,012), penghasilan keluarga (x2 = 23,141; p<0,001), riwayat merokok masa lalu (x2 = 41,909; p<0,001). Penelitian ini merekomendasikan bidang keperawatan untuk menyusun Standar Operasional Prosedur mengenai pemberian asuhan keperawatan spiritual dan perawat diharapkan dapat melibatkan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien TB-RO.

Spirituality are a crucial factor in influencing the quality of life of Multiple drug-resistant tuberculosis patients (MDR-TB), in addition to physical, psychological, social, and environmental factors.This study aimed to determine the relationship between the spirituality level and the quality of life of MDR-TB patients in the MDR TB clinics at dr. M. Goenawan Partowidigdo Lungs Hospital. This study used a comparative descriptive with a cross sectional design approach with a sample of 134 patient and use the purposive sampling technique. The study employed the WHO-SRPB questionnaire to determine the patient's spirituality level, and WHOQOL BREF to determine the patient's quality of life. The results of the study showed a significant relationship between the spirituality level and quality of life (x2 = 26.435; p = 0.001); respondents with low spirituality levels are at a risk of 7.988 times more likely to have low quality of life. Other factors that are also related to the quality of life of TB-RO patients are age (x2 = 5,468 ; p = 0,019); gender (x2 = 38,311; p = 0,001); mariage status (x2 = 6,269; p = 0,012); family income (x2 = 23,141; p = 0,001), past smoking history (x2 = 41,909; p = 0,001). This study recommends the Manager of nursing to develop Operational Standards Procedures regarding the provision of spiritual nursing care and nurses are expected to involve families to improve the quality of life of TB-RO patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahri Gunawan
"Pendahuluan : Salah satu masalah yang sering muncul pada penderita TBC adalah sesak nafas yang ditimbulkan karena menurunnya ekspansi paru pada penderita TBC. Pengobatan TBC saat ini masih terpusat pada terapi farmakologis karena penekanan pada kepatuhan terhadap pengobatan TBC. Terapi non-farmakologis masih kurang diterapkan oleh perawat. Penerapan latihan pernapasan Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) dan terapi Spiritual Emotional Freedom Techniques (SEFT) yang di singkat LAPER ASEFT dilakukan pada penderita TBC di Puskesmas Jatijajar sebagai intervensi yang diterapkan untuk membersihkan sekret dari paru-paru, mengembangkan elastisitas paru-paru, serta dapat menjadikan penderita lebih nyaman, tenang, menurunkan cemas dan nyeri. Penerapan LAPER ASET terdiri dari 6 sesi, diantaranya sesi selection of participans, sesi intervensi psikoedukasi, edukasi tentang proses penyakit TBC, edukasi manajemen pencegahan dan penularan TBC, latihan keterampilan perawatan TBC dengan Latihan pernapasan ACBT dan SEFT, penguatan penggunaan Aplikasi berbasis Web juga dikembangkan untuk LAPER ASEFT. Penerapan inovasi ini diterapkan menggunakan pendekatan dukungan kelompok. Tujuan penulisan ini untuk memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga dan komunitas pada kelompok dewasa dengan masalah TBC. Metode : penulisan ini studi kasus dengan Quasy eksperimen pre post tes tanpa kontrol, yang membandingkan pre dan post test pada kelompok yang sama sebelum dan setelah intervensi diberikan, dengan jumlah sampel 40 responden. Hasil menunjukkan terdapatnya peningkatan rerata pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam merawat penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p value <0.000 (<0.05), adanya penurunan sesak pada penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p-Value <0.000, adanya peningkatan kualitas hidup penderita TBC sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p-Value <0.000. Penerapan intervensi LAPER ASEFT efektif dalam meningkatkan perilaku kelompok dewasa dengan masalah TBC dalam perawatan, penurunan sesak, dan peningkatan kualitas hidup penderita TBC. Perawat diharapkan dapat menerapkan LAPER ASEFT untuk meningkatkan perilaku perawatan TBC dan meningkatkan kualitas hidup penderita TBC.

Introduction: One of the problems that often arises in TB sufferers is shortness of breath caused by decreased lung expansion in TB sufferers. Current TB treatment still focuses on pharmacological therapy because of the emphasis on compliance with TB treatment. Non-pharmacological therapy is still not implemented by nurses. The application of Active Cycle of Breathing Techniques (ACBT) breathing exercises and Spiritual Emotional Freedom Techniques (SEFT) therapy, abbreviated as LAPER ASEFT, is carried out on TB sufferers at the Jatijajar Community Health Center as an intervention applied to clean secretions from the lungs, develop lung elasticity, and can make sufferers more comfortable, calm, reduce anxiety and pain. The implementation of LAPER ASSET consists of 6 sessions, including a selection of participants session, a psychoeducational intervention session, education about the TB disease process, education on management of TB prevention and transmission, TB care skills training with ACBT and SEFT breathing exercises, strengthening the use of Web-based applications also developed for ASSET LAPER. The implementation of this innovation is implemented using a group support approach. The purpose of this writing is to provide an overview of the implementation of family and community nursing care for groups of adults with TB problems. Method: This writing is a case study using Quasy pre-post test experiments without control, which compares pre- and post-tests in the same group before and after the intervention is given, with a sample size of 40 respondents. The results showed that there was an increase in the average knowledge, attitudes and skills in caring for TB sufferers before and after the intervention with a p-value <0.000 (<0.05), a decrease in shortness of breath in TB sufferers before and after the intervention with a p-value <0.000, an increase in quality life of TB sufferers before and after intervention with a p-Value <0.000. The implementation of the LAPER ASEFT intervention is effective in improving the behavior of groups of adults with TB problems in treatment, reducing shortness of breath, and improving the quality of life of TB sufferers. Nurses are expected to be able to implement LAPER ASEFT to improve TB care behavior and improve the quality of life of TB sufferers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Tamara
"AIDS (Acquired Immunnodeficiency Syndrome) disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) mengakibatkan menurunnya sistem imun sehingga rentan terhadap berbagai penyakit seperti tuberkulosis. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menginfeksi pleura, kelenjar limfa, tulang dan parenkim paru.

AIDS (Acquired Immunnodeficiency Syndrome) is caused by HIV (Human Immunodeficiency Virus) resulting in a decrease in the immune system making it susceptible to various diseases such as tuberculosis. Tuberculosis is an infectious disease of the Mycobacterium tuberculosis bacteria which can infect the pleura, lymph nodes, bones and lung parenchyma.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syahda Nariswari
"Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi laten dan infeksi yang aktif progresif. Pengobatan TB aktif minimal dua kombinasi obat biasanya tiga atau empat obat dengan durasi pengobatan minimal 6 bulan Pengobatan yang harus dijalani pasien yaitu dua bulan pertama fase intensif dengan empat kombinasi OAT dan dilanjutkan dua bulan fase lanjutan dengan kombinasi dua OAT. Regimen yang diberikan berupa kombinasi lini pertama etambutol, isoniazid, pirazinamid, dan rifampisin. Pengobatan Tuberculosis yang lama dan efek samping menjadi salah satu rendahnya kepatuhan pasien Tuberculosis dalam mengkonsumsi OAT. Lamanya durasi pengobatan kadang membuat pasien menjadi jenuh dan putus asa. Pengawas Menelan Obat atau yang dikenal dengan PMO yang bertugas mendampingi, memberi edukasi, dan memantau pasien Tuberkulosis. Apotek berperan dalam penunjang pelayanan kesehatan promotive, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan tradisional. Penyampaian edukasi dan pemantauan yang dilakukan oleh suatu apotek merupakan bagian dari penunjang pelayanan promotive, preventif dan rehabilitative. Penggunaan tekonologi Whatsapp memudahkan untu penyampaian informasi kepada pasien dan masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan tugas khusus ini adalah meningkatkan kepatuhan dan mengedukasi pentingnya menelan obat tuberkulosis dengan baik dan benar kepada pasien Tuberkulosis yang menjadi pelanggan Apotek Roxy Pondok Labu melalui broadcast WhatsApp menggunakan sarana infografis untuk memudahkan pasien memahami pentingnya kepatuhan menelan obat. Kegiatan edukasi untuk kepatuhan menelan obat dapat diwujudkan dengan memberikan informasi mengenai kepatuhan menelan obat dan beberapa cara sebagai pengingat menelan obat melalui pesan broadcast Whatsapp dan poster hal ini tidak hanya berguna untuk pasien tetapi juga bagi orang orang terdekat pasien.

Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis, which can cause latent infection and active progressive infection. Treatment of active TB is a minimum of two drug combinations usually three or four drugs with a minimum treatment duration of 6 months. The treatment that patients must undergo is the first two months of the intensive phase with four OAT combinations and continued for two months of the continuation phase with a combination of two OAT. The regimen is a first-line combination of ethambutol, isoniazid, pyrazinamide and rifampicin. The long duration of Tuberculosis treatment and side effects are one of the reasons for the low compliance of Tuberculosis patients in taking OAT. The long duration of treatment sometimes makes patients bored and desperate. Drug Swallowing Supervisor or known as PMO is in charge of accompanying, educating, and monitoring Tuberculosis patients. Pharmacies play a role in supporting promotive, preventive, curative, rehabilitative, and traditional health services. The delivery of education and monitoring carried out by a pharmacy is part of supporting promotive, preventive and rehabilitative services. The use of WhatsApp technology makes it easier to convey information to patients and the public. The purpose of this special assignment is to increase compliance and educate the importance of swallowing tuberculosis drugs properly and correctly to Tuberculosis patients who are customers of Roxy Pondok Labu Pharmacy through WhatsApp broadcasts using infographic facilities to make it easier for patients to understand the importance of drug swallowing compliance. Educational activities for drug swallowing compliance can be realized by providing information about drug swallowing compliance and several ways as a reminder to swallow drugs through WhatsApp broadcast messages and posters, this is not only useful for patients but also for people closest to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Fajar M. Nofitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup penduduk dewasa pada lima wilayah di Jakarta. Responden penelitian adalah 255 orang penduduk dewasa yang tinggal di Jakarta dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun. Peneliti menggunakan alat ukur SEIQoL-DW yang telah diadaptasi. Hasil penghitungan statistik deskriptif mendapatkan mean skor global quality of life sebesar 77,12 (dari rentang 1-100), menandakan bahwa sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta memiliki kualitas hidup yang baik. Selain itu, ditemukan lima aspek kehidupan paling penting bagi sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta dalam kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu aspek keluarga, aspek spiritual/ agama, aspek kesehatan, aspek keuangan/ ekonomi, dan aspek hubungan sosial.

The purpose of this study is to descript the quality of life among adult citizen in five area of Jakarta. The participants of this research are 255 adult citizen who live in Jakarta, with age ranging from 18 to 55 years old. The instrument used in this study is adapted SEIQoL-DW. Descriptive statistic computation resulting a global quality of life mean score 77,12, indicating that most of adult citizen in Jakarta have a good quality of life. Meanwhile, the five most important life aspects according to adult citizen in Jakarta are family aspect, spirituality/ religion aspect, health aspect, monetary/ economic aspect, and social relationship aspect.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 NOF g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Julaeha
"ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan di
Kabupaten Pesawaran. Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien TB di Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik klien dan pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dengan kualitas hidup klien TB paru. Desain deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitian pada 41
pasien TB berumur 18-59 tahun pada fase intensif pengobatan dari bulan April
sampai Mei 2014. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup klien TB
terganggu. Ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan (p = 0,034), tugas
kesehatan keluarga (p = 0,005), pendapatan (p = 0,030) dan dukungan keluarga (p
= 0,012) dengan kualitas hidup klien TB. Pengembangan program yang
terintegrasi antara program TB dan perawatan kesehatan masyarakat dan program
lainya untuk meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan tugas kesehatan
keluarga.

ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is a major public health problem in Indonesia as well as in
Pasawaran. The family health tasks implementation may affect Health Related
Quality Of Life (HRQOL) among TB patients in Pesawaran. This study aims to
determine the corelation of characteristics of patients and family health tasks to
HRQOL TB patients. The descriptive correlative design with cross-sectional
approach was applied to this study to 41 patients. The inclusion criteria for the
respondents are aged range at18-59 years old and under the initial phase of TB
treatment from April to May 2014. The results showed that HRQOL among TB
patients generally were impaired. The characteristics associated to HRQOL
among TB patients were occupation (p = 0.034), family health tasks (p = 0.002),
income (p = 0.034) and family support (p = 0.012) . An integrated program need
to be developed to increase family’s ability to improve family health tasks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Lucia Fitri
"Kasus multidrug-resistant tuberkulosis (MDR-TB) paru di Indonesia semakin meningkat dan berdasarkan WHO Global Tuberculosis Report 2018, Indonesia merupakan satu dari 20 negara yang memiliki kasus MDR-TB terbanyak di dunia dengan tingkat keberhasilan terapi 47%. Beberapa penelitian didapatkan bahwa pada pasien TB paru terjadi peningkatan kadar malondialdehida (MDA) dan radikal bebas lainnya, selain itu juga terdapat penurunan kadar antioksidan di dalam tubuh, salah satunya adalah vitamin E. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan vitamin E serum dengan kualitas hidup yang dimediasi oleh MDA pada penyandang MDR-TB paru. Pada penelitian ini didapatkan 91 penyandang MDR-TB yang masih dalam terapi fase intensive dengan usia di antara18-59 tahun. Dalam penelitian ini akan dinilai kadar vitamin E dan MDA dalam serum, serta kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner short form-36 (SF-36). Data didapatkan dari wawancara, rekam medis, pengukuran antropometri, penilaian asupan makanan (food recall 1x24jam dan FFQ semikuantitatif), dan pemeriksaan laboratorium. Analisis variabel mediasi menggunakan metode kausal step menurut Baron dan Kenny. Hasil dari penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara kadar vitamin E dengan total skor kualitas hidup, physicall component summary (PCS), dan mental component summary (MCS). Selain itu juga MDA bukan merupakan variabel mediasi antara kadar vitamin E dengan kualitas hidup pada penyandang MDR-TB paru. Hasil lain yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif rendah signifikan antara asupan vitamin E dengan total skor kualitas hidup. Serta terdapat korelasi negatif rendah signifikan antara kadar MDA dengan total skor kualitas hidup, PCS, dan MCS.

Pulmonary multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) in Indonesia has increased and WHO Global Tuberculosis Report data in 2018 showed that Indonesia is one of 20 countries with the most common cases of MDR-TB in the world with 47% therapeutic success rate. Several studies conducted in pulmonary TB patients showed an increase in the level of malondialdehyde (MDA) and other free radicals and a decrease in the level of antioxidants in the body, including vitamin E. The purpose of this study is to find out the correlation of serum Vitamin E with quality of life mediated by MDA in pulmonary MDR-TB. This study involved ninety-one MDR-TB patients that were still in the intensive phase treatment process with age ranged from 18 to 59 years old. In this study, we examined the levels of serum vitamin E and MDA, and also quality of life using short form-36 (SF-36) questionnaire. Data were collected from interviews, medical records, anthropometric measurements, dietary assessments (24-hours food recall and semi-quantitative FFQ), and laboratory tests. The mediation variable analysis was tested using the causal step method according to Baron and Kenny. The results of this study didn't find a correlation between vitamin E levels with total quality of life scores, physicall component summary (PCS), and mental component summary (MCS). It was also found that MDA wasn't a mediation variable between vitamin E levels and quality of life in pulmonary MDR-TB patients. Another result obtained from this study was that there were a significant low positive correlation between vitamin E intake and total quality of life scores. There were also a significant low negative correlation between MDA levels and total quality of life scores, PCS and MCS."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58913
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Tannudjaja
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas hidup dan perceived social support dari penumpang dan lawan bicara di telepon pada pengemudi yang melakukan komuter ke Jakarta setiap hari kerja. Dalam penelitian ini, 43 partisipan yang tinggal di Tangerang dan mengemudi ke Jakarta melalui tol Karang Tengah mengisi alat ukur WHOQOL-BREF dan Social Provisions Scale (SPS).
Dari penelitian, ditemukan bahwa seluruh domain dari kualitas hidup memiliki korelasi yang positif dengan perceived social support. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup maupun perceived social support antara pengemudi yang didampingi penumpang dan pengemudi yang berbicara dengan orang lain melalui telepon.

The study was conducted to establish the relationship between quality of life and perceived social support from passenger and telephone conversation partner in drivers who commute to Jakarta on work days. A total of 43 participants, who lived in Tangerang and drove to Jakarta through Karang Tengah tollway, completed the WHOQOL-BREF and the SPS.
The study found that all quality of life domains were positively correlated with perceived social support. However, there was no significant difference in quality of life and in perceived social support between drivers who were accompanied by passenger and those who talked to telephone conversation partner.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>