Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina Ramadhyanti
"Industri farmasi memiliki peran yang penting dalam menunjang kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang pembuatan obat. Industri farmasi harus berupaya untuk menghasilkan produk yang aman, bermutu, dan efektif, serta memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan secara konsisten dengan menerapkan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Apoteker memiliki peran penting dalam penerapan CPOB di industri farmasi. Praktek Kerja Profesi di PT. SOHO Industri Pharmasi merupakan salah satu sarana bagi Mahasiswa untuk mendapatkan bekal pengalaman praktis dan pemahaman secara nyata mengenai peranan dan tanggungjawab Apoteker di industri farmasi. Tugas khusus dalam praktek kerja ini adalah Analisis dan Penerapan Usulan Peningkatan Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Menggunakan Critical Path Method (CPM) pada Mesin Filling dan Mixing di Area Liquid Production PT. SOHO Industri Pharmasi.

The pharmaceutical industry has an important role in supporting the national health through its activities in drug manufacturing. The pharmaceutical industry has to produces products that are safe, have a good quality, effective, and meet the quality standards required by consistently applying the guidelines of Good Manufacturing Practice (GMP). GMP covers all aspects of production and quality control. Pharmacists have an important role in the implementation of GMP in the pharmaceutical industry. Profession Internship at PT. SOHO Industri Pharmasi is a media for pharmacy professional study students to gain practical experience and to understand the roles and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry. The special assignment in Pharmacist Internship is The Analysis and Application of Improvement to Increased The Value of Overall Equipment Effectiveness (OEE) Using Critical Path Method (CPM) on Filling and Mixing Machines in Liquid Production Area PT. SOHO Industri Pharmasi.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Permatasari Isnan
"ABSTRAK
Nama : Astrid Permatasari IsnanProgram Studi : FarmasiJudul : Praktek Kerja Profesi di PT SOHO Industri Pharmasi Periode Januari-Februari Tahun 2017 Industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Menurut PerKaBPOM nomor HK.03.1.33.12.12.8195 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, suatu industri farmasi wajib menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB . CPOB adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan. CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu. Menurut CPOB, dalam industri farmasi minimal terdapat tiga apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi sebagai kepala bagian produksi, pemastian mutu, dan pengawasan mutu. Dalam rangka mempersiapkan apoteker yang terampil dan kompeten dalam mengupayakan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembuatan obat, diperlukan praktek kerja profesi di PT SOHO Industri Pharmasi pada 9 Januari ndash; 28 Februari 2017. Melalui PKPA di Industri, diharapkan calon apoteker dapat memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Industri. Kata kunci : Apoteker, CPOB, Industri Farmasi, Obat, Praktek Kerja Profesi Apoteker.

ABSTRACT
Name Astrid Permatasari IsnanStudy Program PharmacyTitle Professional Work Practice at PT SOHO Industri Pharmasi January ndash February 2017 Pharmaceutical industry is business entity licensed by the Minister of Health to manufacture drugs or drug materials. According to PerKaBPOM HK.03.1.33.12.12.8195 on the Implementation of Good Manufacturing Practices Guidelines, a pharmaceutical industry shall apply Good Manufacturing Practice GMP . GMP is a drug manufacturing method that aims to ensure that the quality of the drug produced meets the requirements and its use. GMP includes all aspects of production and quality control. According to GMP, there should be at least three registered and qualified pharmacists as manager of production, quality assurance, and quality control in the pharmaceutical industry. In order to prepare skilled and competent pharmacists in public health efforts through drug manufacturing activities, professional work practice is required at PT SOHO Industri Pharmasi on January 9th to February 28th, 2017. Through Professional Work Practice at Pharmaceutical Industry, it is expected that pharmacist candidates have insight, knowledge, skill, and practical experience to perform pharmaceutical practices in the pharmaceutical industry. Keywords Drugs, GMP, Pharmaceutical Industry, Pharmacist, Professional Work Practice"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Gozal
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT. Soho Industri Pharmasi, yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, bertujuan agar mahasiswa mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di industri farmasi, dalam hal ini adalah PT. Soho Industri Pharmasi, dan sekaligus mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker di dalam industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan berjudul Pengujian Efektivitas Antimikroba pada Produk Sirup di PT. Soho Industri Pharmasi. Tugas khusus ini bertujuan untuk menilai efektivitas pengawet sodium benzoat 0,1% dan potasium sorbat 0,1% dalam sediaan Sirup X yang diproduksi oleh PT. Soho Industri Pharmasi serta memahami tahapan dokumentasi pengujian efektivitas antimikroba tersebut.

Pharmacists Professional Practice implemented in PT. Soho Industri Pharmasi, located in Kawasan Industri Pulogadung, intended that students understand all aspects that related to the implementation of Good Manufacturing Practices (GMP) or “Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)” in pharmaceutical industry. In addition, Pharmacists Professional Practice in pharmaceutical industry aim students see and understand the pharmacist’s role and duty in the pharmaceutical industry. Special task given is Antimicrobial Effectiveness Test for Syrup Product in PT. Soho Industri Pharmasi. This particular assignment aims to evaluate 1odium benzoate 0,1% and potassium sorbets 0,1% effectiveness in Syrup X which produced by PT. Soho Industri Pharmasi and understand the documentation steps of antimicrobial effectiveness test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Lidia Romito, supervisor
"Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. Obat disini meliputi bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Setiap industri farmasi memiliki kewajiban untuk menghasilkan sediaan farmasi yang berkualitas, aman, dan efektif. Pengawasan dan pengontrolan kegiatan pada industri farmasi yang berhubungan dengan dihasilkannya sediaan farmasi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya dilakukan oleh pemerintah dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), baik ditinjau dari segi perizinan, produksi, peredaran, maupun kualitas obat yang diedarkan. Pemerintah selalu mengusahakan tersedianya obat yang bermutu, aman, dan berkhasiat bagi masyarakat. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan penerapan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) bagi Industri Farmasi serta diharuskannya penelitian bioavailabilitas dan bioekivalensi untuk beberapa obat yang akan dipasarkan.
CPOB pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, kemudian diikuti dengan penerbitan petunjuk Petunjuk Operasional Penerapan CPOB pada tahun 1089 untuk memberikan penjelasan dalam penabaran sehingga pedoman ini dapat diterapkan secara efektif di setiap industri farmasi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi, pedoman CPOB telah direvisi sebanyak 2 (dua) kali, yaitu tahun 2001 dan 2006, untuk mengantisipasi era globalisasi dan harmonisasi di bidang farmasi. CPOB diperbaiki secara berkesinambungan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pergeseran paradigma dalam melakukan pengawasan terhadap mutu produk.
Pemastian mutu mencakup semua hal baik secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan. Pemastian mutu mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain, seperti desain dan pengembangan produk. CPOB adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan izin edar dan spesifikasi produk serta tujuan penggunaannya. CPOB mencakup produksi dan pengawasan mutu.
Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yan belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.
Salah satu persyaratan dasar dari CPOB adalah tersedianya sarana yang diperlukan dalam CPOB, termasuk personil yang terkualifikasi dan terlatih. Operator pelaku CPOB memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar. Sumber daya manusia sebagai pelaku CPOB dalam industri farmasi mencakup profesi apoteker. Apoteker dituntut memiliki pengetahuan, wawasan, keterampilan yang memadai, dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmunya secara profesional di lapangan yang sebenarnya. Berbagai bidang pekerjaan yang dapat dijalankan apoteker sehubungan dengan peran dan tanggung jawabnya, yaitu misalnya di apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis industri meliputi industri obat, kosmetik, jamu, obat herbal, fitofarmaka, nutrasetikal, makanan sehat, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta badan asuransi kesehatan.
Pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman calon apoteker yang komprehensif antara teori dan praktek langsung sangat diperlukan. Pembekalan ini dapat memberikan gambaran kepada calon apoteker mengenai tanggung jawabnya di masyarakat, dalam hal ini di industri farmasi. Calon apoteker juga dapat memberikan kontribusinya dalampeningkatan kualitas dan kuantitas produk farmasi dengan penerapan CPOB. Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT. SOHO Industri Farmasi dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Pelaksanaan PKPA ini berlangsung selama dua bulan, yaitu dari tanggal 7 Januari 2013 hingga 28 Februari 2013."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Halim
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Soho Industri Pharmasi bertujuan agar mahasiswa mengetahui aspek-aspek yang berhubungan dengan penerapan CPOB di industri farmasi juga mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab apoteker di dalam industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan berjudul Verifikasi Metode Analisis Mometasone Furoate (for Cleaning Validation) di Laboratorium Quality Control PT. Soho Industri Pharmasi agar mahasiswa dapat memahami sistem verfikasi metode analisis yang dilaksanakan di industri farmasi serta untuk mengetahui apakah analisis mometasone furoate menurut USP35/NF 30 dapat digunakan untuk pengujian kadar residu dari validasi pembersihan alat sampling.

Pharmacists Professional Practice implemented in PT. Soho Industri Pharmacy aims to make student aware about aspects related to the implementation of GMP in the pharmaceutical industry and also to know and understand the roles and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry. Specific assignment given was Verification of Analytical Method of Mometasone Furoate (for Cleaning Validation) in Quality Control Laboratory in PT. Soho Industri Pharmasi aims to make student to understand verification of analytical method system implemented in the pharmaceutical industry as well as to determine whether the analysis of mometasone furoate by USP35/NF 30 can be used for residual levels test of cleaning validation for sampling tool.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shintia Andriani
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. SOHO Industri Pharmasi bertujuan untuk mengetahui peranan dan tanggung jawab penting apoteker untuk menerapkan aspek–aspek yang tercantum dalam CPOB, antara lain sebagai penanggung jawab produksi, penanggung jawab pengawasan dan pemastian mutu. Selain itu mengetahui penerapan CPOB di PT. SOHO Industri Pharmasi. Peranan apoteker di bagian pemastian mutu adalah memastikan semua produk terjamin mutunya sebelum produk tersebut dipasarkan di konsumen. Salah satu tugas apoteker di bagian pemastian mutu adalah pengendalian perubahan yang diimplementasikan dalam Lembar Usulan Perubahan (LUP). Oleh karena itu, tugas khusus yang diberikan berjudul implementasi tindakan perubahan yang terdokumentasi pada Lembar Usulan Perubahan di PT. SOHO Industri Pharmasi. Tugas khusus ini bertujuan mengetahui proses pengendalian perubahan yang ada di industri farmasi, khususnya di PT. SOHO Industri Pharmasi.

Apothecary Internship Report at PT. SOHO Industri Pharmasi aims to determine the roles and responsibilities is important for pharmacists to implement the aspects listed in the GMP, among others, in charge of production, responsible for oversight and quality assurance. Besides knowing the implementation of GMP in PT. SOHO pharmaceutical industry. The role of the pharmacist in the quality assurance is to ensure all quality assured products before they are marketed at consumers. One task of the pharmacist in the quality assurance is a change control implemented in the Sheet Proposed Amendment (LUP). Therefore, given the specific task of implementing the action entitled documented changes in the Sheet Proposed Changes in PT. SOHO pharmaceutical industry. Special task aims to know that there is a change control process in the pharmaceutical industry, particularly in PT. SOHO pharmaceutical industry.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fungi Gotalia
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT. SOHO Industri Pharmasi Jalan Pulogadung No.6, Jakarta. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker dapat melihat langsung aktivitas yang berlangsung dalam suatu industri farmasi, memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek yang terkait di industri farmasi terutama dalam hal penerapan CPOB di PT. SOHO Industri Pharmasi dan dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai peran dan tugas apoteker di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan berjudul Penanganan Keluhan Eksternal dan Penerapan Farmakovigilans di PT. SOHO Industri Pharmasi. Tugas khusus ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai proses penanganan keluhan terkait kualitas produk dan keamanan produk.

Pharmacists Professional Practice implemented in PT. SOHO Industri Pharmasi Jalan Pulogadung No.6, Jakarta. PKPA activity is intended that students can see the direct profession pharmacists activity that takes place in the pharmaceutical industry, gaining knowledge and insight into everything related aspects in the pharmaceutical industry, especially in terms of the implementation of GMP in PT. SOHO Industri Pharmasi and may have a deep understanding of the role and duties of the pharmacist in the pharmaceutical industry. Special task given entitled Handling External Complaints and Application of Pharmacovigilance in PT. SOHO Industri Pharmasi. This particular assignment aims to give understanding about process of handling complaints related to quality and safety of products.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christine Ayu
"ABSTRAK
Kegiatan PKP (Praktek Kerja Profesi) yang dilaksanakan di industri yaitu PT. SOHO Industri Pharmasi memiliki tujuan agar mahasiswa mengerti peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi; memahami penerapan CPOB di industri farmasi; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan saat Praktek Kerja Profesi di industri adalah peningkatan compliance area produksi PT. SOHO Industri Pharmasi terhadap PIC/S GMP Guide. Tugas khusus ini bertujuan untuk melihat perbandingan klausul PIC/S GMP Guide dengan penerapan di lapangan serta memberi masukan untuk peningkatan

ABSTRACT
The PKP (Praktek Kerja Profesi) activity carried out in the industry, namely PT. SOHO Industry Pharmasi has a goal that students understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry; have the insight, knowledge, skills, and practical experience to do the work of pharmacy in the pharmaceutical industry; understanding the application of GMP in the pharmaceutical industry; and have a real picture of the problems of pharmaceutical jobs in the pharmaceutical industry. Special assignment given at the PKP in the industry is the compliance assessment of PT. SOHO Industry Pharmasi to PIC / S GMP Guide. This particular task is to see a comparison between clauses written in PIC / S GMP Guide with field application and provide feedback for improvement"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Dewi Suryani
"Penerapan CPOB di dalam industri farmasi dapat terlaksana dengan baik jika para personil telah memiliki pemahaman yang baik mengenai CPOB. Sumber daya manusia yang bekerja di industri farmasi hendaklah telah dibekali pendidikan tentang obat dan kefarmasian. Salah satu sumber daya manusia yang harus terdapat di industri farmasi dalam rangka penerapan CPOB yaitu profesi apoteker. Untuk mencapai peran dan tanggung jawab tersebut, apoteker dituntut memiliki pengetahuan, wawasan, keterampilan yang memadai, dan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmunya secara profesional terutama dalam memahami kenyataan di lapangan industri. Calon apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif antara teori dengan prakteknya secara langsung. Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Departemen Farmasi Fakultas MIPA Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT. SOHO Industri Pharmasi dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Pelaksanaan praktek kerja berlangsung selama dua bulan dari tanggal 16 Januari hingga 9 Maret 2012."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cyntiani
"Asam lemak adalah salah satu komponen penyusun minyak lemak. Komposisi asam lemak dalam minyak lemak berbeda satu dengan yang lain. Analisis dengan kromatografi gas secara langsung akan membutuhkan waktu analisis yang lama karena titik didih asam lemak yang sangat tinggi sehingga perlu dilakukan derivatisasi sebelum dianalisis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi analisis optimum asam laurat, asam oleat, dan asam palmitat agar diperoleh metode yang valid yang selanjutnya digunakan untuk menetapkan kadar minyak lemak dalam produk obat gosok. Derivatisasi dilakukan dengan metode esterifikasi Lepage menggunakan reagen metanol-toluen 4:1 (v/v) dan katalis asetil klorida. Analisis dilakukan menggunakan kromatografi gas dengan kolom VB-wax (60 m x 0,32 mm), suhu kolom terprogram 170-1900C, kenaikan 20C/menit dan dipertahankan selama 3 menit. Suhu injektor dan suhu detektor masing-masing 230 dan 2500 C; laju alir gas helium 1,2 ml/menit, volume penyuntikan 1,0 µl, dan dideteksi dengan detektor ionisasi nyala. Pada kondisi optimum waktu retensi laurat termetilasi adalah 4,32 menit dengan faktor ikutan 1,36. Waktu retensi palmitat termetilasi adalah 6,723 menit, faktor ikutan 1,32. Waktu retensi oleat termetilasi adalah 9,789 menit, faktor ikutan 1,44. Metode yang diperoleh valid dengan presisi (KV) antara 0,11-0,36%, dan uji perolehan kembali 98,22-102,00%. Sampel A mengandung minyak kelapa dengan kadar rata-rata 49,95% , sampel B mengandung minyak zaitun dengan kadar rata-rata 18,99% , sampel C tidak mengandung minyak lemak.

Fatty acid is one of the components that builds up the structure of lipid such as fat and oils. Each fatty acid composition present in lipid is different with one and another. Direct analysis performed by means of gas chromatography will require longer analysis time due to relatively high melting point of fatty acids hence derivatization is to be conducted in advance. This research was performed to achieve optimum analytical condition in order to obtain valid method which is required for subsequent determination of fatty acid contents present in liniment products. Derivatization was conducted by Lepage esterification using reagent such as methanol-toluene 4:1 (v/v) and acetyl chloride which was served as catalyst. On the other hand, the analysis process was done by gas chromatography using VB-wax column (60m x 0.32mm), the temperature of the column was set at 1700-1900C with the increase of 20/C and was kept for 3 minutes. The temperature of injector and detector were 2300 and 2500C, respectively; the flow rate of helium was 1.2 ml/minute with 1.0µl injection volume and detected by flame ionization detector. At the optimum condition, the retention time of methylated lauric and palmitic were 4.32 minutes with tailing factor of 1.36 and 6.723 minutes with tailing factor of 1.36, respectively. Meanwhile, the retention time required for methylated oleic was 9.789 minutes tailing factor of 1.44. The acquired method was valid within precision (CV) of 0.11-0.36%, and the approximate result of recovery test was 98.22-102.00%. The average content of coconut oil in sample A was 49.95%, the average content of olive oil in sample B was 18.99 %, meanwhile sample C had no fatty oil.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>