Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Syafitrah
"Nefrolitiasis merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah di masyarakat perkotaan. Nefrolitiasis menyebabkan beberapa komplikasi, salah satunya adalah pembentukan batu berulang dan gagal ginjal kronik. Pembentukan batu berulang dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup dan pola diet sehat. Perawat berperan penting menjalankan intervensi unggulan edukasi kesehatan pada klien Nefrolitiasis Pasca Pyelolithotomy agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap klien dalam menerapkan perilaku hidup sehat.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan Nefrolitiasis, khususnya mengenai penerapan edukasi kesehatan untuk mencegah pembentukan batu berulang. Edukasi yang diberikan kepada klien meliputi definisi batu ginjal, penyebab dan faktor risiko, tanda dan gejala, dan pencegahannya.

Nephrolithiasis was the one problem in urban communities. Nephrolithiasis cause some complications, one of which is a recurrent stone formation and chronic renal failure. Recurrent stone formation can be prevented through changes in lifestyle and a healthy diet. Nurses have an important role to provide health education interventions featured on the client Nephrolithiasis Post Pyelolithotomy to improve the knowledge and attitudes of clients in implementing healthy behavior.
This paper aims to provide an overview of nursing care to clients with Nephrolithiasis, particularly regarding implementation of health education to prevent recurrent stone formation. Education provided to clients include a definition of kidney stones, the causes and risk factors, signs and symptoms, and prevention management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pebriana Damaris
"Insiden penyakit gagal ginjal kronis GGK banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan akibat gaya hidup tidak sehat Kelebihan volume cairan adalah salah satu masalah utama pada pasien GGK sehingga membutuhkan hemodialisis sebagai penanganan Meskipun pasien telah menjalani hemodialisis masalah kelebihan volume cairan masih saja terjadi sehingga pasien membutuhkan pembatasan asupan cairan.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggunakan metode analisis kasus yang bertujuan untuk menganalisis pembatasan asupan cairan perhitungan insensible water losses minimal pada pasien hemodialisis yang dirawat di rumah sakit.
Hasil intervensi menunjukkan bahwa pembatasan asupan cairan terbukti efektif mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien hemodialisis. Pelaksanaan pembatasan asupan cairan memerlukan pemantauan yang akurat oleh perawat untuk mengatasi kelebihan volume cairan pada pasien hemodialisis.

The incidence of chronic kidney disease CKD tends to increase in urban communities caused by unhealthy lifestyles. The excess fluid volume becomes main problem in CKD patients thus requiring hemodialysis as treatment. Although patients have been undergone hemodialysis still occured excess fluid volume then restriction fluid intake must be done.
This clinical nursing report with case analysis method aimed to analyze fluid restriction intervention calculating minimum insensible water losses on hemodialysis patients.
The result showed this intervention became effective to overcome excess fluid volume. The intervention of fluid restriction requires accurate fluid monitoring by nurses to overcome excess fluid volume on hemodialysis patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anatha Chriscilia Selaindoong
"Praktik residensi keperawatan medikal bedah dengan kekhususan pada sistem perkemihan yang dilakukan di Rumah Sakit Fatmawati merupakan salah satu upaya peningkatan pendidikan dan kompetensi dalam bidang keperawatan. Dalam proses praktik residensi, mahasiswa residensi mengembangkan kemampuan dalam mengkaji, menganalisis, berpikir kritis terkait masalah keperawatan pasien dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang berbasis bukti ilmiah kepada pasien dengan gangguan sistem perkemihan baik secara individu maupun berkelompok. Upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ners spesialis yang berperan sebagai Clinical Care Manager dan menjalankan tugas dan fungsi sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, peneliti dan innovator. Selama menjalankan praktik residensi, mahasiswa telah melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaan utama dengan Staghorn Renal Stone yang mengalami komplikasi hidronefrosis sehingga pasien menjalani tindakan pembedahan nefrektomi. Selain itu terdapat juga 30 kasus resume pasien dengan gangguan system perkemihan. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus kelolaan dan resume tersebut mahasiswa menggunakan pendekatan teori adaptasi Calista Roy yang menekankan pada proses adaptasi pasien secara holistik terhadap stimulus yang diterima berkaitan dengan kondisi sakit sehingga menghasilkan perilaku yang adaptif. Dalam menjalankan peran sebagai peneliti, mahasiswa melakukan pembuktian efektifitas cryotherapy titik Hegu dalam menurunkan skor nyeri kanulasi AVF dan diperoleh hasil bahwa cryotherapy efektif dalam menurunkan skor nyeri kanulasi AVF. Sebagai innovator, mahasiswa melakukan proyek inovasi di unit dialisis dengan mengembangkan modul pelatihan CAPD dan video pembelajaran pasien yaitu PD SMART modul.

Medical-surgical nursing residency practice with specialty focused on the urinary system at Fatmawati Hospital is one of the educational and competency improvement programs in nursing. During the residency process, students are encouraged to develop the ability to assess, analyze, think critically related to patient's nursing problems and implement nursing interventions based on scientific evidence to patients with urinary system disorders individually or in groups. Students prepare themselves to become a nurse specialist who acts as a Clinical Care Manager and performs roles and functions as a nurse practitioner, educator, researcher, and innovator. While practicing residency, students have carried out nursing care to the main case patient with Staghorn Renal Stone who developed complications due to hydronephrosis so that the patient required nephrectomy surgery. In addition, there are also 30 cases of patient resumes with urinary system disorders. The student uses Calista Roy's adaptation theory approach which emphasizes the holistic patient adaptation process to the stimulus received related to the condition of illness so as to create adaptive behavior. In performing as researchers, students prove the effectiveness of Hegu point cryotherapy in reducing AVF cannulation pain scores and the results showed that cryotherapy is effective in reducing AVF cannulation pain scores. As innovators, students collaborate on an innovation project in the dialysis unit by creating a CAPD training module and video learning , known as PD SMART module."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Aprilia Astuti
"Batu ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di daerah perkotaan. Pasien yang sudah pernah mengalami batu ginjal memiliki risiko kekambuhan batu ginjal sekitar lima puluh persen pada lima tahun pertama dan tujuh puluh persen pada sepuluh tahun berikutnya. Tingginya angka kekambuhan tersebut dapat dicegah sejak dini yakni melalui discharge planning. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai discharge planning terutama mengenai terapi diet dalam upaya pencegahan batu ginjal berulang. Hasilnyanya pasien memiliki peningkatan kognitif dan juga psikomotor yang baik dalam upaya pencegahan batu ginjal berulang. Rekomendasi kepada pasien dengan batu ginjal untuk memberikan discharge planning sejak pasien dirawat.

Nephrolithiasis is one of the problems in urban health nursing. Patient with nephrolithiasis have a risk recurrent nephrolithiasis about fifty percent in five year and seventy percent in ten year. It can be prevent early by using discharge planning. This article has purpose to analysis evidence based about discharge planning to prevent recurrent nephrolithiasis. The result of discharge planning showed that this can increase patient’s cognitive and good pshycomotor for preventing recurrent nephrolithiasis. Recommendation for next writer is using discharge planning take care patient since first day they are in hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Sovian
"Kasus batu ginjal di Indonesia sangat tinggi menginduksi kerusakan jaringan sehat sekitarnya atau komplikasi penyakit lain. Batu ginjal di Indonesia sebagian besar merupakan campuran kristal Ca oksalat dan Ca fosfat. Berbagai ion Ca+2, P-3, Mg+2, Na+ dan senyawa makromolekul dalam urine berpengaruh pada proses pertumbuhan dan epitaksi.
Telah dilakukan penelitian : analisis senyawa oksalat dan fosfat dalam batu staghorn dari pusat sampai permukaan. Presipitasi Ca oksalat dan Ca fosfat pada nidus senar dalam berbagai medium. Penumbuhan senyawa oksalat dan fosfat pada batu staghorn tanpa material organik dalam medium urine penderita batu. Sifat kelarutan Ca batu staghorn dalam berbagai medium, bubuk batu staghorn, Ca oksalat dan Ca fosfat sintetik didalam medium urine. Karakterisasi sampel menggunakan X-Ray Difraktometer, Scanning Electron Microscope, X-ray Fluorescence Spectrometry, dan Atomic Absorption Spectrometry. Penelitian in vitro ini menggunakan metode perendaman dan gravimetri.
Hasil karakterisasi batu staghorn dari pusat ke permukaan ditemukan lapisan radial. Setiap lapisan umumnya COM (calcium oxalate monohydrate), dan Struvite. Presipitan dalam nidus senar umumnya COM dan Struvite. Batu staghorn tanpa material organik terjadi penumbuhan Struvite lebih tinggi dibanding COM. Batu staghorn larut dalam medium air melalui proses difusi pada Ca grain boundary, dan dalam medium urine terjadi epitaksi. Sedangkan bubuk batu staghorn, Ca oksalat sintetik, dan Ca fosfat sintetik terjadi penurunan konsentrasi Ca dalam medium urine.
Kesimpulan. Komposisi batu staghorn yang diteliti, serta presipitan pada nidus senar umumnya senyawa oksalat dalam bentuk COM dan fosfat dalam bentuk Struvite. Kalsifikasi pada permukaan batu tanpa material organik dalam urine penderita batu fraksi fosfat naik dan fraksi COM turun. Dalam medium urine normal dengan konsentrasi Ca(1,10%-25,65%) bubuk batu staghorn, bubuk Ca oksalat sintetik dan bubuk Ca fosfat sintetik konsentrasi Ca (4,70%-35,25%) menginduksi terjadinya presipitasi. Sifat kelarutan batu ginjal dipengaruhi oleh konsentrasi Ca, P, dan Mg dalam medium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
D1546
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafidz
"Batu ginjal merupakan penyakit perkemihan yang paling sering banyak ditemukan di wilayah perkotaan. Kurangnya asupan cairan saat bekerja merupakan penyebab batu ginjal. Salah satu penatalaksanaan batu ginjal adalah dengan proses pembedahan. Pembedahan dilakukan berdasarkan letak batu. Proses pembedahan menimbulkan dampak negatif pada sistem pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan Postoperative Pulmonary Complications (PPCs). Intervensi keperawatan berupa fisioterapi dada perlu dilakukan pada pasien post operasi. Hal ini dilakukan agar pasien terhindar dari masalah sistem pernapasan. Rekomendasi dari tulisan ini adalah penggunaan fisioterapi dada dapat dijadikan sebagai latihan yang diterapkan di rumah sakit untuk klien post operasi.

Kidney stones are the most common urinary diseases that commonly found in urban areas. Lack of fluid intake while working is the causes of kidney stones. One of the kidney stones treatment is surgery. Surgery is performed based on the location of the stone. Surgery has a negative impact on the respiratory system. This can lead to Postoperative Pulmonary Complications (PPCs). Nursing interventions need to be done in the form of chest physiotherapy in patients post-surgery. This is done in order to avoid patient respiratory system problems. Recommendation of this paper is the use of chest physiotherapy exercises that can be used as applied in the hospital for postoperative clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Priliantika Yuliadi
"Latar Belakang: Batu ginjal merupakan salah satu bentuk dari batu saluran kemih, yang merupakan masalah yang cukup besar dan bisa menyebabkan morbiditas yang bermakna.Batu ginjal dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal dan dapat berujung pada gagal ginjal, bahkan kematian.Hiperglikemia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya batu ginjal.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara hiperglikemia dengan penurunan fungsi ginjal pada pasien batu ginjal.
Metode: Studi potong lintang yang melibatkan 5464 pasien batu ginjal yang berobat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo pada tahun 2000-2013. Analisis data dilakukan pada 877 orang pasien yang memiliki data gula darah sewaktu dan kreatinin serum, dengan cara mempelajari rekam medis pasien. Sampel penelitian didapatkandengan metodetotal population sampling.
Hasil: Rasio subjek laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Prevalensi hiperglikemia sebesar 4.79% dan prevalensi fungsi ginjal buruk sebesar 32.39%. Pada uji analisis hubungan hiperglikemia dengan fungsi ginjal didapatkan nilai p = 0.013.
Kesimpulan: Hiperglikemia memiliki hubungan yang bermakna dengan fungsi ginjal. Diperlukan tatalaksana serta pencegahan hiperglikemia untuk mencegah perburukan fungsi ginjal pada pasien dengan batu ginjal.

Background: Kidney stones are one of the forms of urinary tract stones, which is a pretty big problem and can cause significant morbidity. Kidney stones can cause renal dysfunction and can lead to kidney failure, and even mortality. Hyperglycemia can affect the risk of developing kidney stones.
Aim: Knowing the relationship between hyperglycemia and renal function in patients with kidney stones.
Methods: A cross-sectional study involving 5464 patients undergoing treatment for calculous disease at the General National Center Cipto Mangunkusumo Hospital between 2000 and 2013. Analysis was done to 877 patients whoseblood glucose and serum creatinine data were recorded, from patient’s medical record. Samples were obtained by using total population samplingmethod.
Results: Male to female subjects ratio were 2:1. Subjects with hyperglycemia was 4.79%, and there were 32.39% subjects havepoor kidney function.In the analysis of the association between hyperglycemia and kidney function, it is shown that the significance value of p = 0.013.
Conclusion: Hyperglycemia has a significant association with kidney function.Preventions and management of hyperglycemia are necessary to prevent deterioration of kidney function in kidney stone patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Purnomo
"ABSTRAK
Nyeri pinggang pada pasien batu ginjal dan batu ureter membutuhkan pengobatan yang cepat dan tepat. Banyak obat-obatan yang sudah diteliti sebagai pengobatan nyeri pada pasien batu ginjal dan batu ureter. Kebanyakan pasien dengan nyeri pinggang diberikan obat golongan NSAID. Efek samping NSAID terhadap gastrointestinal, ginjal dan sistem kardiovaskular cukup berbahaya untuk pasien sehingga harus dibatasi penggunaannya. Agropyron repens selain sebagai pengobatan MET juga dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien batu ginjal dan batu ureter.

ABSTRACT
Flank pain in kidney stone and ureter stone s patient needs a fast and appropriate medication. Most of flank pain patients were prescribed NSAID medicine. The side effect of NSAID in terms of gastrointestinal, kidney, and cardiovascular system is adequately dangerous, thus it needs to be in control. Agropyron repens is not only for medication, but also for decreasing pain in kidney stone and ureter stone."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Rahmadi
"Pendahuluan dan tujuan: Percutaneus Nephrolithotomy (PCNL) adalah prosedur invasif minimal yang digunakan untuk mengangkat batu ginjal dengan mengakses sistem pelviokalises secara perkutan. Penelitian ini dirancang untuk membandingkan efikasi dan keamanan posisi terlentang dan tengkurap dalam Percutaneus Nephrolithotomy (PCNL) yang digunakan untuk pengobatan batu ginjal pada pasien Indonesia.
Metode: Studi ini adalah uji coba terkontrol acak samar tunggal dari pasien yang menjalani PCNL dari Februari hingga Mei 2018. Terdapat 19 subjek pada kelompok supine dan 19 pada kelompok prone dengan total 38 subjek penelitian. Hasil penelitian yang dibandingkan meliputi waktu operasi, lama rawat inap, angka bebas batu, kehilangan darah, konversi ke operasi terbuka, transfusi darah, dan komplikasi. Hasil ini dievaluasi menggunakan uji T independent dan uji chisquare.
Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan pada demografi pasien atau lokasi batu antara kedua kelompok. Selain itu, rata-rata waktu operasi, LOS, kehilangan darah, dan transfusi darah tidak berbeda secara statistik. Ada tingkat bebas batu yang lebih tinggi pada kelompok terlentang dibandingkan kelompok rawan (70,0% vs 47,4%, masing-masing, p = 0,151). Subyek lebih banyak ditransfusikan pada kelompok terlentang (30,0%) dibandingkan kelompok rawan (15,8%), tetapi perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (p = 0,292). Satu-satunya komplikasi adalah laserasi infundibular, yang terjadi pada 20% subjek pada kelompok terlentang dan 15,8% subjek pada kelompok telungkup (p = 0,732).
Kesimpulan: Studi ini menunjukkan bahwa posisi supine dan prone untuk PCNL memiliki hasil efikasi dan keamanan yang serupa.

Introduction: The percutaneous nephrolithotomy (PCNL) is a minimally invasive procedure used to remove kidney stones by accessing the pelvicalyceal system percutaneously. This study was designed to compare the efficacy and safety of the supine and prone positions in percutaneous nephrolithotomies (PCNLs) used for the treatment of kidney stones in Indonesian patients.
Methods: This was a single-blinded randomized controlled trial of those patients undergoing PCNLs from February to May of 2018. There were 19 subjects in the supine group and 19 in the prone group for a total of 38 study subjects. The study outcomes that were compared included the operative time, length of hospital stay (LOS), stone-free rate, blood loss, conversion to open surgery, blood transfusion, and complications. These outcomes were evaluated using the Student's t test and the chi-squared test.
Results: There were no significant differences in the patient demographics or stone locations between the two groups. Additionally, the medians of the operative times, LOSs, blood losses, and blood transfusions were not statistically different. There was a higher stone-free rate in the supine group than in the prone group (70.0% vs. 47.4%, respectively, p = 0.151). More subjects were transfused in the supine group (30.0%) than in the prone group (15.8%), but this difference was not statistically significant (p = 0.292). The only complications were infundibular lacerations, which occurred in 20% of the subjects in the supine group and 15.8% of the subjects in the prone group (p = 0.732).
Conclusion: This study showed that the supine and prone positions for PCNLs had similar efficacy and safety outcomes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Hanif
"Anemia dan batu ginjal merupakan permasalahan kesehatan. Pasien yang mengalami batu ginjal mempunyai resiko untuk mengalami penurunan fungsi ginjal. Sementara itu, penurunan fungsi ginjal lebih jauh dapat menyebabkan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara kejadian anemia dengan penurunan fungsi ginjal pada pasien batu ginjal. Penelitian ini menggunakan Studi potong lintang pada pasien batu ginjal yang berobat di Poli Urologi RUPN Cipto Mangunkusumo sejak tahun 2000-2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total population sampling yang memiliki data hemoglobin dan kreatinin. Dari total 5464 pasien dengan batu ginjal, sebanyak 1428 memenuhi syarat penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan angka prevalensi penurunan fungsi ginjal pada pasien batu ginjal yang berobat ke RSCM adalah 35,43% atau sebanyak 506 pasien. Selain itu, prevalensi kejadian anemia terhadap pasien batu ginjal yang berobat ke RSCM sebesar 35,43% atau sebanyak 506 pasien. Dari uji analisis, didapatkan adanya hubungan antara kejadian anemia dengan penurunan fungsi ginjal dengan nilai kemaknaan p sebesar 0,003. Kesimpulan dari penelitian ini menunjuukan bahwa terdapat hubungan antara kejadian anemia dengan penurunan fungsi ginjal pada pasien batu ginjal. Oleh karena itu, pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, pemeriksaan terhadap kadar hemoglobin penting untuk mendeteksi anemia.

Anemia and kidney stones is a health problem in Indonesia. Patients who develop kidney stones are at risk for decreased renal function. Meanwhile, further decline in renal function may lead to anemia. This study aimed to explore the relationship between anemia with decreased kidney function in patients with kidney stones. This study used a cross-sectional study in patients undergoing treatment for calculous disease in Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital (RSUPNCM) between 2000 and 2013. Sampling was conducted with a total population sampling methods that have data hemoglobin and creatinine. Of the total of 5464 patients with kidney stones, as many as 1428 eligible study. Results showed the prevalence rate of renal function decline in patients seeking treatment for kidney stones in RSCM is 35.43% or as many as 506 patients. In addition, the prevalence of anemia of patients seeking treatment for kidney stones in RSCM by 35.43% or as many as 506 patients. Of test analysis, found an association between the incidence of anemia with decreased renal function with significance p value of 0.003. The conclusion of this study that there is a relationship between menunjuukan anemia with decreased kidney function in patients with kidney stones. Therefore, in patients with decreased renal function, an examination of the hemoglobin levels for detecting anemia is important.;Anemia and kidney stones is a health problem in Indonesia. Patients who develop kidney stones are at risk for decreased renal function. Meanwhile, further decline in renal function may lead to anemia. This study aimed to explore the relationship between anemia with decreased kidney function in patients with kidney stones. This study used a cross-sectional study in patients undergoing treatment for calculous disease in Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital (RSUPNCM) between 2000 and 2013. Sampling was conducted with a total population sampling methods that have data hemoglobin and creatinine. Of the total of 5464 patients with kidney stones, as many as 1428 eligible study.
Results showed the prevalence rate of renal function decline in patients seeking treatment for kidney stones in RSCM is 35.43% or as many as 506 patients. In addition, the prevalence of anemia of patients seeking treatment for kidney stones in RSCM by 35.43% or as many as 506 patients. Of test analysis, found an association between the incidence of anemia with decreased renal function with significance p value of 0.003. The conclusion of this study that there is a relationship between menunjuukan anemia with decreased kidney function in patients with kidney stones. Therefore, in patients with decreased renal function, an examination of the hemoglobin levels for detecting anemia is important.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>