Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Ayu Utami
"ABSTRAK
Campur kode adalah salah satu efek dari kontak bahasa. Tidak hanya di dalam percakapan sehari-hari, campur kode juga muncul di media sosial. Penelitian terhadap campur kode di media sosial akhir-akhir ini dapat ditemui dengan mudah. Namun, penelitian campur kode pada komunitas spesifik masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan sebuah analisis campur kode di akun LINE Halal Jokes 2.0, yang memiliki segmentasi penonton yang spesifik, yaitu anak muda Indonesia beragama Islam. Untuk mengetahui penggunaan campur kode di akun tersebut, pertama-tama, pos dan komentar di dalam akun tersebut dikumpulkan, kemudian pos dan komentar yang menggunakan campur kode dipisahkan. Lalu, masing-masing pos dan komentar diberi satu dari tiga tipe campur kode menurut Muysken. Untuk mengklasifikasikan alasan dari penggunaan campur kode, metode yang sama juga diterapkan, yaitu mengklasifikasikan mereka ke dalam satu dari beberapa alasan penggunaan campur kode menurut Saville-Troike dan Hoffman. Dari penelitian ini, diketahui bahwa campur kode digunakan untuk beberapa alasan dan motivasi tertentu. Selanjutnya, penelitian ini memberikan wawasan baru terhadap penggunaan campur kode di komunitas yang spesifik.

ABSTRACT
Code-mixing is one effect of language contact. Not only in daily conversations, code-mixing also occurs in social media. Research on code-mixing in social media these days can be found easily, yet research on specific communities are still limited. Therefore, this paper presents a code-mixing analysis of Halal Jokes 2.0 LINE account, which has a specific audience segmentation which is young Indonesian Moslem. To investigate the use of code-mixing in the account, first, posts and comments of the account are gathered, and then the code-mixed posts and comments are sorted. Next, one of the three Muysken's types of code-mixing is given to each of the posts and comments. The same approach is also applied for the reasons, which is labeling each of them with one of Saville-Troike and Hoffman's code-mixing reasons. Revealed from this study, code-mixing is used for some reasons and certain motivations. Furthermore, this paper gives a new insight of code-mixing practice in a specific community.;;"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Moza Defitra Nareswari
"Sosial media merupakan salah satu jejaring sosial yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, platform sosial media yang kerap digunakan adalah Instagram. Caption pada Instagram merupakan salah satu media masyarakat untuk melakukan percakapan. Dalam caption Instagram, para pengguna biasanya menggunakan banyak bahasa dalam satu caption tersebut yang biasa disebut dengan campur kode. Adanya multilingual dalam percakapan antar manusia sehingga terdapat bentuk campur kode. Campur kode merupakan salah satu bentuk percampuran bahasa dari satu bahasa utama ke bahasa lain yang bentuknya dapat berupa frasa, kata, klausa, dan kalimat. Penelitian ini mengkaji tentang campur kode pada caption Instagram Jan Kooijman (@jankooijmagram) yang diunggah pada periode 2020 hingga 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan proses campur kode. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Analisis data didasarkan pada pendapat Muysken (2000) tentang campur kode. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa campur kode pada akun Instagram @jankooijmagram lebih banyak ditemukan bentuk campur kode berupa kata dan didominasi oleh proses penyisipan.

Social media is one of the social platforms used by people to communicate, the social media platform that is often used is Instagram. Caption on Instagram is one of the media for people to have a conversation. In Instagram captions, users usually use many languages in one caption, which is commonly referred to as code mixing. The multilingual existence in conversations between people causes a form of code-mixing. Code mixing is a form of language mixing from one main language to another language which can be in the form of phrases, words, clauses, and sentences. This research analyzes code mixing in Jan Kooijman's Instagram captions (@jankooijmagram) uploaded in the period 2020 to 2021. This research aims to identify the form and process of code mixing. The method used is descriptive qualitative using a sociolinguistic based approach. Data analysis is based on the theory of code switching and code mixing according to Muysken (2000). The results of this study found that code mixing on the @jankooijmagram Instagram account is more common in the form of words and is dominated by the insertion process."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Annisa Widyandini Widodo
"Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan di Belanda. Pengguna Instagram tidak terbatas pada selebriti atau masyarakat biasa namun juga para politikus, seperti Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte. Tidak hanya sebagai alat komunikasi, Instagram juga digunakan sebagai sarana menyampaikan kritik, seperti yang terdapat dalam komentar unggahan Instagram Mark Rutte. Tugas akhir ini membahas tentang sarkasme komentar warganet dalam empat unggahan Instagram Mark Rutte @minpres pada 10 Januari 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan makna dan fungsi majas sarkasme dalam komentar warganet di Instagram Mark Rutte serta memperlihatkan emoji yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori tentang majas dari Antoine Braet, Wiertzema dan Jansen, dan Hans Smessaert. Hasil penelitian ini memperlihatkan komentar sarkasme dengan makna denotatif dan konotatif yang didominasi oleh makna denotatif serta penggunaan emoji untuk memperkuat makna tersebut. Sarkasme yang ditemukan memiliki fungsi S (versterkend) atau penegasan, fungsi H (humor) atau humor, dan fungsi K (kritiek) atau kritik. Fungsi yang mendominasi adalah fungsi K (kritiek) atau kritik.

Instagram is one of the most used social media in the Netherlands. Instagram users are not limited to celebrities or ordinary people but also politicians such as the Prime Minister of the Netherlands, Mark Rutte. Not only as a communication tool but Instagram is also used as a means of conveying criticism as stated in Mark Rutte's Instagram post comments. This final project discusses the sarcasm of netizen comments in Mark Rutte (@minpres)’s four Instagram uploads on January 10, 2022. The purpose of this research is to explain the meaning and function of sarcasm in the comments of netizens on Mark Rutte's Instagram and show the emoji used. This research uses a descriptive analysis method using the figure of speech theory from Antoine Braet, Wiertzema and Jansen, and Hans Smessaert. The results show that sarcasm comments with denotative and connotative meanings which are dominated by denotative meanings and the use of emojis to strengthen these meanings. The sarcasm found has an S function (versterkend) or strengthen, an H function (humor) or humor, and a K function (kritiek) or criticism. The dominant function is the K function (kritiek) or criticism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putuhena, Agatha Gita
"Media sosial hari ini selalui diramaikan dengan komentar netizen, bahkan sampai dijadikan sebuah topik pemberitaan di media massa. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi melalui komentar di media sosial dapat membentuk online self, serta bagaimana negosiasi online self yang terjadi secara online juga terefleksikan dalam offline self. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik dari Herbert Mead sebagai dasar untuk menganalisis temuan yang ada. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa komentar berupa kritik positif maupun negatif yang jumlahnya masif cenderung lebih memodifikasi online self. Selain itu, isi komentar yang tidak dapat diprediksi menyebabkan online self cenderung mengkomunikasikan diri sesuai dengan kehendak digital other. Proses modifikasi online self dan offline self terjadi secara beriringan, sehingga konsep online self yang terbentuk akan terefleksikan pada offline self dan juga mempengaruhi interaksinya dengan society. Implikasinya yaitu komentar di media sosial dapat diproyeksi terhadap self di dunia nyata.

Nowadays social media is always livened up by netizens comments, and even becomes a news topic in the mass media. Started out from this, the study aims to determine how interactions through comments on social media can build online self, as well as how online self negotiations conducted online are also reflected in offline self. This research uses the theory of Symbolic Interactionism from Herbert Mead as a basis for analyzing existing findings. Through interviews and observations, it was recognized that comments in the form of positive and negative criticisms whose numbers were massive tended to more modify online self. In addition, the unpredictable content of comments causes online self to tend to communicate themselves according to the digital others will. The online and offline self modification process is occur hand in hand, so the online self concept that is formed will be reflected in the offline self and affects its interaction with the society. The implication is that comments on social media can be projected to self in the real world."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Dwinanda Cahyandaru
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana campur kode berkontribusi pada iklan media sosial Wardah Beauty melalui caption Instagram mereka. Kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode kuantitatif mengungkap jenis campur kode yang dominan digunakan oleh Wardah Beauty, sedangkan metode kualitatif mengungkap bagaimana jenis campur kode yang terlihat pada caption menandakan pendekatan periklanan mereka. Sumber data penelitian ini diambil dari lima belas caption Instagram pada akun Instagram Wardah Beauty pada bulan September hingga Oktober 2022. Diantara ketiga jenis campur kode tersebut, insertion merupakan jenis yang paling dominan digunakan pada caption Instagram Wardah Beauty, dengan persentase sebesar 90,4. %. Jenis yang dominan kedua adalah pergantian, dengan persentase 8,4%, dan yang kurang dominan adalah leksikalisasi kongruen, dengan persentase 1,2%. Melalui dua jenis campur kode dominan yang ditemukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa Wardah Beauty hanya menggunakan daya tarik rasional pada iklan mereka untuk menarik pembaca dengan menekankan atribut dan manfaat produk.

This study aims to analyze how code mixing contributes to Wardah Beauty's social media advertisements through their Instagram captions. A combination of quantitative and qualitative methods is used in this research. The quantitative method reveals the dominant type of code mixing used by Wardah Beauty, while the qualitative method reveals how types of code mixing spotted in the caption signify their advertising approach. The data sources for this research were taken from fifteen Instagram captions in the Wardah Beauty Instagram account from September to October 2022. Among the three types of code mixing, insertion was the most dominant type used in Wardah Beauty Instagram captions, with a percentage of 90.4%. The second dominant type was alternation, with a percentage of 8.4%, and the less dominant one was congruent lexicalization, with a percentage of 1.2%. Through the two dominant types of code mixing found, the study concluded that Wardah Beauty only used rational appeals for their advertisements to attract readers by emphasizing product attributes and benefits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tika Anggraini
"Globalisasi membawa pengaruh terhadap cara manusia berkomunikasi dengan sesamanya. Di zaman sekarang, orang-orang menguasai setidaknya dua bahasa dalam komunikasi sehari-hari. Hal ini juga terjadi pada Mahasiswa Sastra Inggris 2010 di Universitas Indonesia yang biasa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Fenomena ini dapat memicu terjadinya campur kode di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan campur kode dalam komunikasi tertulis. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dan fungsi campur kode yang digunakan oleh mahasiswa Sastra Inggris 2010 di sosial media. Makalah ini akan didukung oleh berbagai data yang diambil dari status mahasiswa di Media Sosial. Studi kasus ini akan menganalisa alasan-alasan mahasiswa dan tipe campur kode berdasarkan teori Hoffman. Lebih lanjut, studi kasus ini akan menjelaskan alasan tambahan dari penggunaan campur kode berdasarkan teori Saville-Troike. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa Sastra Inggris menggunakan Intra-Sentential di status media sosial mereka untuk menunjukkan kebanggaan berbahasa.

Globalization gives a lot of impacts to humankind in the way they communicate with others. Most people are mastering at least two languages in their daily conversation. It also happens among the English Literature students 2010 in Universitas Indonesia who are able to speak English in their communication. This phenomenon may causes code-mixing in society. The purpose of this research is to find the use of code mixing in written communication. This will be supported by all the captured-statuses that have been taken by the researcher. This case study wants to analyze the students’ reasons and the types of code mixing in their social media' status based on Hoffman' s theories. Furthermore, purpose of this research is to find the use of code mixing in written communication. This paper investigates the types and functions of code mixing that are used by English Literature students 2010 in social media. This case study will also determine the additional reason of code-mixing using Saville-Troike’s theory. The findings reveal that most English Literature students use Intra-sentential code-mixing in their statuses and mix their code into English because of pride.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Hotimah
"Praktik prankvertising (prank advertising) dan self-deprecating humor (humor yang merendahkan diri sendiri) merupakan bentuk kreativitas pemasaran digital yang belum banyak digunakan pemasar di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengobservasi interaksi yang terjadi di dalam iklan prank Nestlé Pure Life Indonesia dan kolom komentar konten dengan melihat persepsi dan asosiasi emosional audiens yang tercipta bagi yang terlibat dalam proses pembuatan iklan dan yang menonton iklan tersebut. Dengan menggunakan metode observatif digital, penelitian kualitatif ini berfokus pada konten dan kolom komentar prank di TikTok @nestlepurelife_id sejak 5 Juli 2024 hingga 9 November 2024. Melalui dua konten dengan engagement tertinggi dan dua konten dengan engagement terendah di antara 18 kategori konten prank yang diunggah, temuan ini menghasilkan respon positif dari audiens pada iklan prank yang menggunakan low-importance attributes berdasarkan konsep self-deprecating humor yang dipraktikan suatu brand. Meski prank memiliki stigma negatif, prankvertising yang menggunakan alur self-deprecating humor membuktikan sebaliknya. Ketiga pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan berupa kepuasan masing-masing, misalnya pihak Nestlé Pure Life Indonesia mendapatkan pujian yang dapat meningkatkan brand awareness dan brand image-nya, audiens mendapatkan kepuasan batiniah dari konten yang menghibur, dan target prank mendapatkan hiburan sekaligus produk gratis. Pada intinya, iklan prank yang diekspektasikan untuk menghasilkan respon positif perlu untuk direncanakan setiap elemennya dengan baik, termasuk emosi yang mungkin muncul oleh audiens.

Prank advertising and self-deprecating humor are forms of digital marketing creativity that have not been widely used by marketers in Indonesia. This paper aims to observe the interactions occurring in Nestlé Pure Life Indonesia's prankvertising campaigns and their comment sections by examining audience perceptions and the emotional associations created for those involved in the ad-making process and those watching the ads. Using a digital observational method, this qualitative research focuses on the prank content and comment sections on @nestlepurelife_id from July 5, 2024, to November 9, 2024. Analyzing two pieces of content with the highest engagement and two with the lowest engagement among 18 categories of uploaded prank content, the findings reveal positive responses from audiences toward prankvertising featuring low-importance attributes based on the concept of self-deprecating humor practiced by the brand. Although pranks often carry a negative stigma, prankvertising that uses self-deprecating humor proves otherwise. The three parties involved benefit from each other's satisfaction. For example, Nestlé Pure Life Indonesia receives praise that can increase its brand awareness and brand image; the audience gains satisfaction from entertaining content; and the prank target receives entertainment as well as free products. In essence, a prank ad that aims to generate a positive response needs to have every element well-planned, including the emotions that the audience may experience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yosepine Novia Ayu Yustika
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria kriteria altruisme digital kreatif yang dalam akun Twitter @drhaltekehalte. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan paradigma konstruktivis dan strategi studi kasus dan desain kasus tunggal. Secara khusus, penelitian ini hanya melihat data yang ada pada Twitter dibandingkan dengan kanal lain yang dimiliki Dari Halte Ke Halte. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur melalui panggilan video dan telepon, wawancara tertulis, analisis jaringan dan studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa akun Twitter @drhaltekehalte dimaknai sebagai sebuah media kreatif dengan obligasi moral, membuka peluang bagi pihak lain untuk melakukan tindakan altruistik, serta memiliki indikasi kerja sama.

This study aims to identify the criteria of digital altruism in @drhaltekehalte Twitter account and network based on Klisanins 2011 thoughts about digital altruism. This research is qualitative with a constructivism paradigm and case study strategies. Specifically, this study only looked at the data available on Twitter compared to other channels owned by Dari Halte Ke Halte. Data were collected using structured interviews via video and telephone calls, written interviews, network analysis and literature studies. This study found that the Twitter account @drhaltekehalte was interpreted as a creative medium with moral obligations, opened opportunihubungan for other parhubungan to take altruistic actions, and had indications of cooperation in their network. However, the analysis for the patterns of creative digital altruism in the account is not being presented in this study, thus it requires further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Altezza Wafi Munzir
"Salah satu bagian penting dalam mempertahankan market share dan daya saing pada sektor industri manapun adalah kepuasan pelanggan. Tentu saja ini berlaku pada sektor industry otomotif. Ulasan pelanggan dan kuesioner telah memiliki peran penting dalam meninjau kepuasan pelanggan selama ini, tapi semakin banyak pelanggan menggunakan waktu mereka online. Studi ini mengevaluasi dan menganalisa komen dan ulasan yang di-posting di social media, menggunakan cluster analysis dan text mining. Hasil dari studi ini adalah evaluasi resepsi pelanggan terhadap produk merek otomotif ternama, kelebihan dan kelemahannya, area-area mana saja yang dapat pujian dan kritisisme, supaya bisa membuat dan mengimplementasikan sistem prioritas untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan daya saing.

A large part of maintaining market share and a competitive advantage in any industrial sector is customer satisfaction. This also applies to the automotive industry. Customer reviews and questionnaires had played a large part in gauging customer satisfaction throughout the years, but an ever-increasing population of the customer base spends most of their time online. This study evaluates and analyzes comments and reviews posted in social media using cluster analysis through text mining. The output of this study is an evaluation of the general customer reception towards a leading automotive brand’s products, its specific strengths and weaknesses, areas that garner criticism or praise, in order to create and implement a prioritization system to maintain customer satisfaction and retain competitiveness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadyne Peri Jelita Rivai
"In a social media era where everything is for the public to see, people with a significant number of followers are prone to criticism and negative comments. Indonesian influencers such as Kekeyi and Rachel Venya are victims of negative comments on their Instagram by random people. Based on the words of a psychologist, Suler, negative comments on social media can be explained by the online disinhibition effect. Online disinhibition effect is divided into two categories which are the benign online disinhibition effect and the toxic online disinhibition effect. This research paper aims to analyse how the online disinhibition contributes to the emergence of negative comments on the comment sections of Indonesian influencers, Kekeyi and Rachel Venya. Through secondary research and content analysis, it is found that the toxic online disinhibition effect contributes to the emergence of negative comments.

Di era media sosial yang di mana segala sesuatu dapat dilihat oleh publik, orang dengan jumlah pengikut yang banyak rentan terhadap kritik dan komentar negatif. Influencer Indonesia seperti Kekeyi dan Rachel Venya seringkali menjadi korban komentar negatif di Instagram. Berdasarkan perkataan psikolog, Suler, komentar negatif di media sosial dapat dijelaskan dengan efek disinhibisi online. Efek disinhibisi online dibagi menjadi dua kategori yaitu efek disinhibisi online jinak dan efek disinhibisi online merugikan. Makalah penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana disinhibisi online berkontribusi terhadap munculnya komentar negatif di kolom komentar influencer Indonesia, Kekeyi dan Rachel Venya. Melalui penelitian sekunder dan analisis konten, ditemukan bahwa efek disinhibisi online yang merugikan berkontribusi pada munculnya komentar negatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>