Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33756 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nova Putri
"ABSTRAK
Fashion merupakan gaya busana populer yang dipakai dan atau ditiru oleh sekelompok masyarakat. Budaya fashion masyarakat Korea (K-Fashion), merupakan salah satu produk Korean Wave yang mulai diminati masyarakat mancanegara. Korean Wave awalnya hanya berfokus pada musik dan drama mulai merambah ke dunia kecantikan dan fashion. Hal ini yang membuat masyarakat Korea lebih memperhatikan gaya berpakaiannya, tak terkecuali kaum lelaki. Jurnal ini meneliti tentang makna fashion di Korea terutama bagi kaum laki-laki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah makna fashion bagi laki-laki Korea sama seperti yang tergambar dalam film Pesyeonwang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data adalah metode kepustakaan. Temuan dari jurnal ini menunjukkan bahwa ada tiga makna fashion bagi laki-laki Korea, yaitu fashion sebagai gaya busana sehari-hari, fashion sebagai tren, dan fashion sebagai prestise bagi laki-laki Korea.

ABSTRACT
Fashion is one popular style that wore or copied by a group of people. Korean fashion culture or simply called as K-Fashion is one of culture’s product made by the growth of Korean Wave. At the beginning, Korean Wave only focused on its music or drama and later try to maintain people’s interest through fashion and beauty. This is why people in Korea even men, pay more attention to fashion. This journal is about the meaning of fashion in South Korea, especially for Korean men. The purpose of this research is to find wether the meaning of fashion for Korean men is the same in the Pesyeonwang film. This journal is using descriptive qualitative method. Collecting data is literature method. This journal have found that there were three meanings of fashion for Korean men, namely fashion as daily outfit, fashion as a trend, and fashion as a prestige for Korean men.;"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiyah Haniifah Oktaviani
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan redefinisi maskulinitas melalui penggunaan genderless fashion di kalangan laki-laki melalui gender performativity. Studi-studi sebelumnya mengatakan bahwa penggunaan genderless fashion pada laki-laki merupakan salah satu bentuk dalam ekspresi gender melalui fashion telah mengalami redefinisi maskulinitas. Namun, peneliti melihat bahwa studi-studi sebelumnya tidak membahas bagaimana proses terbentuknya redefinisi maskulinitas melalui penggunaan genderless fashion yang digunakan sehari-hari di kalangan laki-laki. Dengan menggunakan konsep gender performativity dan identitas gender oleh Butler sebagai pisau analisis dari penelitian ini. Peneliti berargumen bahwa laki-laki menggunakan genderless fashion yang dilakukan secara terus menerus sebagai cara mereka untuk menunjukkan identitas gender mereka. Selain itu, penelitian ini berargumen bahwa penggunaan genderless fashion pada laki-laki menunjukkan redefinisi maskulinitas yang berbeda dengan masyarakat Indonesia yang pada akhirnya mampu menegosiasikan makna maskulinitas modern, yaitu laki-laki yang peduli dengan penampilan diri melalui genderless fashion. Data pada penelitian ini diperoleh dengan pendekatan kualitatif denganstudi fenomenologi yang menggambarkan pengalaman individu dari suatu fenomena. Sumber data dari studi ini adalah wawancara mendalam dengan laki-laki pengguna genderless fashion yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari sebagai identitas diri.

This study aims to to describe the redefinition of masculinity through the genderless fashion among men through gender performativity. Previous studies say that the use of genderless fashion among men is a form of gender expression through fashion that has experienced a redefinition of masculinity. However, researchers see that previous studies did not discuss the process of redefinition of masculinity through genderless fashion in daily use among men. By using Butler's concepts of gender performativity and gender identity as analytical tools for this research. Researchers argue that men use genderless fashion continuously to show their gender identity. In addition, this research argues that the use of genderless fashion among men shows a redefinition of masculinity that is different from Indonesian society which is ultimately able to negotiate the meaning of modern masculinity, namely men who care about their own appearance through genderless fashion. The data in this research was obtained using a qualitative approach with a phenomenological study which describes individual experiences of a phenomenon. The data source for this study is in-depth interviews with men who wear genderless fashion in their daily activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muftia Parasati
"Artikel ini membahas makna di balik kehadiran satu-satunya tokoh laki-laki yang ada di film 8 Femmes, yaitu sang kepala keluarga bernama Marcel. Di dalam film, Marcel ditampilkan melalui fokalisasi para perempuan dan sangat jarang ditampilkan secara fisik ataupun berbicara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan tekstual dan kajian sinema dari Boggs dan Petrie, kajian naratologi Gérard Genette, dan kajian AWK Sara Mills. Hasil analisis menunjukkan bahwa para perempuan terus menghadirkan Marcel melalui fokalisasi dan hal ini merupakan perwujudan dominasi Marcel secara implisit terhadap mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan para perempuan untuk lepas dari Marcel. Meskipun absen secara visual, sosok Marcel telah membayangi kehidupan para perempuan dan menjadi bagian dari kesenangan, kesedihan, dan kesulitan yang mereka miliki. Para tokoh perempuan yang muncul sebagai judul film dan nampak mendominasi secara naratif dan sinematografis sebenarnya terdominasi oleh Marcel, sehingga menjadikan mereka berada dalam ilusi hilangnya dominasi laki-laki.

This article discusses the meaning behind the presence of the only male character in 8 Femmes, namely the head of the family, Marcel. In the film, Marcel is shown through female focalizations and is rarely shown physically or speaking. The method utilized is a qualitative method with a textual approach and film studies from Boggs and Petrie. The narratology study of Gérard Genette and the CDA studies of Sara Mills is also used to deepen the analysis. The analysis shows that the women continuously presenting Marcel through focalization and this is a manifestation of Marcel's implicit domination over them. This was due to the women's inability to escape from Marcel. Despite being visually absent, Marcel's figure has loomed over the lives of the women and becomes their joys, sorrows and difficulties. The female characters who appear in the title of the film and seem to dominate narrative and cinematographically are actually dominated by Marcel, thus they are in the illusion of the lost male domination.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian berjudul ?Konstruksi Makna
Hijab Fashion bagi Moslem Fashion Blogger
di Indonesia? dilatarbelakangi oleh perkembangan busana muslim di Indonesia yang mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena tersebut tidak terlepas dari pengaruh gaya hidup masa kini yang tidak dapat dipisahkan dari teknologi.
Blog yang merupakan perkembangan teknologi media baru (new media) dimanfaatkan oleh para
Moslem Fashion Blogger untuk mengekspresikan gaya berbusana muslim sebagai suatu trend fashion
yang berperan dalam perkembangan fashion moslem
di Indonesia. Peneliti ingin mengkaji
lebih jauh mengenai pemahaman, motif, dan pengalaman
Moslem Fashion Blogger dalam menggunakan
blog sebagai media komunikasi mengenai
Hijab Fashion di Indonesia. Teori yang digunakan untuk membentuk kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi Alfred Schutz, Teori Konstruksi Sosial
Atas Realitas Luckmann dan Berger, dan Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan tradisi fenomenologi yang memusatkan perhatian pada
pengalaman hidup dan mencari makna mengenai realitas berdasarkan sudut pandang subjek penelitian. Peneliti
menetapkan enam informan sebagai sumber informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman
Moslem Fashion Blogger
mengenai
hijab fashion
adalah bahwa perkembangan tren hijab fashion
di Indonesia merupakan perkembangan yang positif namun terjadi suatu pergeseran makna. Motif dalam menggunakan
blog sebagai media komunikasi mengenai
hijab fashion terbagi atas motif atraksi, motif inspirasi, dan motif eksistensi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perkembangan
hijab fashion merupakan salah satu
fenomena yang menarik dan terus berkembang, maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih
mendalam khususnya mengenai konstruksi makna
hijab fashion bukan hanya terhadap pelaku industri
hijab namun juga lebih dalam terhadap mereka yang benar-benar memahami syariat agama Islam"
JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rininta Gwendelynna Pandamningtyas
"Bahasa memegang peranan penting bagi komunikasi antar manusia. Perbedaan penggunaan bahasa seringkali terjadi di kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi akibat adanya ragam bahasa, salah satunya yaitu ragam bahasa berdasarkan jenis kelamin, yaitu bahasa laki-laki dan bahasa perempuan. Laki-laki dan perempuan seringkali mengalami perbedaan dalam pemilihan kosakata, khususnya dalam penelitian ini dibahas lebih lanjut mengenai perbedaan penggunaan kata sifat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengamati dialog pada film Zot Van A. Berdasarkan penelitian ini dapat dibuktikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan dalam penggunaan kosakata, terlebih kata sifat.

Language plays an important role for our communication. The difference in the use of language occurs often in life. This occurs due to the diversity of languages, one of which is a variety of language based on gender, which is the language of men's and women's. Men and women often have differences in the choice of vocabulary, this journal discussed further on the differences in the use of adjectives. This study used descriptive qualitative method to observe the dialogue in the film Zot Van A. This study can proved that women and men have differences in the use of vocabulary, especially adjectives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amru Jainuri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan di majalah online Malezones dan Cosmopolitan. Perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan dalam skripsi ini dideskripsikan berdasarkan penggunaan kolokasi pada kata dan frasa dalam jenis fashion laki-laki dan perempuan serta melalui penjelasan makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan. Melalui analisis makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan, penelitian ini membahas karakteristik laki-laki dan perempuan dalam pemakaian fashion. Setelah saya melakukan analisis perbandingan bahasa laki-laki dan perempuan berdasarkan penggunaan kolokasi pada kata dan frasa dalam jenis fashion laki-laki dan perempuan, bahasa yang digunakan penulis laki-laki lebih bervariasi pada penggunaan kata dan frasa dalam jenis fashion, kata dan frasa dalam jenis fashion yang berkolokasi, dan kolokasi dalam jenis fashion, daripada bahasa yang digunakan penulis perempuan. Selain itu, melalui analisis makna bahasa laki-laki dan perempuan dalam rubrik fashion laki-laki dan perempuan, penulis laki-laki menjelaskan 26 karakteristik gender laki-laki dalam pemakaian fashion, sedangkan penulis perempuan menjelaskan 22 karakteristik gender perempuan dalam pemakaian fashion.

ABSTRACT
In this research, I discuss about the comparison men and women language in men and women fashion rubric from Malezones and Cosmopolitan online magazines. The comparison men and women language in this research be described based on the use of collocation of words and phrases on men and women fashion types and also explained through men and women languages meaning on men and women fashion rubric. Through analysis men and women languages meaning in men and women fashion rubric, this research discuss about men and women characteristics on the fashion use. After I did the analysis comparison men and women languages based on the use of collocation of words and phrases on men and women fashion types, men writers use languages more varied in words and phrases on fashion types, collocation of words and phrases on fashion types, and collocation on fashion types, than the women writers languages. Other than that, through analysis men and women languages meaning on men and women fashion rubric, men writers explained 26 men gender characteristics on the fashion use whereas women writers explained 22 women gender characteristics on the fashion use."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belda Bianda Nadhifa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pergeseran makna kosakata wasei eigo yang
mengalami proses peminjaman semu dalam ranah fashion. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif yang mengeksplorasi kosakata kata wasei eigo dari segi proses
morfologis serta menganalisa pergeseran maknanya secara semantis. Penelitian ini
mengungkapkan bahwa ada adalah pola pergeseran makan wasei eigo dalam ranah
fashion antara lain penyempitan makan, perluasan makana, dan pembentukan
makna baru. Dalam pembentukan makna baru terlihat adanya relasi makna antara
leksem wasei eigo dengan gairaigo maupun Bahasa Inggris.

ABSTRACT
This research analyses meaning shift in wasei eigo as a pseudo-loanwords in
fashion related glossary. This research used qualitative method to explore wasei
eigo?s morphological process and semantic change. The result of this research
shows that there are meaning shift pattern of wasei eigo in fashion such as
restriction, extention, and structuring new meaning. There are semantic relations
between wasei eigo and gairaigo/ English itself in wasei eigo that has new meaning
structure pattern."
2016
S64761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Anindya
"Penelitian ini berawal dari keresahan peneliti atas pembagian gender maskulin dan feminin yang membuat laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal menjadi pihak yang harus tunduk dengan tatanan sosial dan budaya masyarakat. Laki-laki, mengalami krisis identitas terkait posisinya secara personal dan komunal di dalam masyarakat dan karakter androgini menjadi pilihan dalam menunjukkan identitasnya. Identitas gender androgini dapat dilihat melalui gender performativity dan fashion. Untuk itu, penelitian ini menggunakan fenomenologi dalam melihat pengalaman laki-laki androgini.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, androgini merupakan identitas gender dan juga androgini secara psikologis merupakan bentuk kecerdasan emosi; kedua, keluarga yang konvensional dan lingkungan yang sex-type memunculkan identitas gender androgini; ketiga, media cenderung mengkomodifikasi androgini salah satunya melalui fashion; dan keempat, setiap individu memiliki keunikan dalam mengekspresikan fashion dan gender performativity.

This research come from researcher restless thought about masculine and feminine binary. This gender binary somehow makes men and women as part of the society have to adjust themselves to social and cultural norms. Men gets identity crisis on their personal and communal life, therefore they create androgini identity gender. Androgini identity gender can be seen on gender performativity and fashion. This research use phenomenology to observe androgyny men life experience.
The result shows, first, androgyny is emotional intellectual that is related to psychological character development; second, conventional family and sex-type environment create androgynous person; third, media shows androgyny on fashion as commodity; and fourth, every human being has her/his own uniqueness on fashion and gender pervormativity; one of their appearance shows androgynous characteristics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitria Lazzarini Latief
"Picture Frustration Study (P-F) adalah instrumen yang dapat melihat reaksi seseorang ketika rnenghadapi situasi frustrasi. Instrumen yang disusun oleh Rosenzweig pada tahun 1944 ini, sekarang sudah tidak pemah lagi digunakan sementara tiap orang tidak pernah lepas dari keadaan iustrasi dan mengalami perasaan terganggu serta marah karena frustrasi. Perkembangan zaman yang terjadi dalam kurun waktu 50 tahun, tentunya turut mempengaruhi kondisi yang ada pada masyarakat. Selain itu situasi yang dapat menimbulkan frustrasi pada setiap orang tidaklah sama. Dennis (1967), menyatakan bahwa sumber-sumber frustrasi dapat
dikelompokan ke dalam tiga kelornpok utarna, yaitu situasi yang berkaitan dengan keadaan atau lingkungan, keharusan untuk hidup bersama orang lain, dan hal-hal yang bersifat personal. Dollard, dkk (dalam Meier, 1961) menyatakan bahwa rasa frustrasi seseorang akan menunculkan perilaku agresi. Menurut Renfrew (1997) dalam bertingkah laku agresi, seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosial tapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah jenis kelamin. Laki-laki digambarkan sebagai sosok yang agresif dan kompetitif, sementara perempuan dianggap sebagai sosok yang harus banyak mengalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pennasalahan pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada situasi frustrasi dari hasil elisitasi pada kelompok dewasa muda yang
analog dengan situasi hustrasi pada Rosenzweig Picrure Frustration (P-JU Study?
2. Situasi apa saia yang dimunculkan melalui elisitasi yang berkaitan dengan sumber
fustrasi keadaan atau lingkungan, keharusan hidup dengan orang lain serta situasi
yang berkaitan dengan hal-hal personal?
3. Bagaimanakah gambaran reaksi frustrasi laki-laki dan perernpuan pada kelompok
dewasa muda?
Penelitian dilakukan pada kelompok usia dewasa muda dengan subyek penelitian berjumlah 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen P-F dan kuesioner elisitasi situasi frustrasi. Untuk rnengetahui situasi hasil elisitasi yang analog dengan situasi P-F maka pada masing-masing situasi P-F dibuat tema gambar. Untuk mengetahui gambaran reaksi frustrasi laki-laki dan perempuan digunakan perhitungan distribusi frekuensi.
Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Situasi frustrasi dari hasil elisitasi memiliki analogi tema dengan 22 situasi
Hustrasi instrumen P-F. Situasi-situasi tersebut adalah situasi nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7,
8, 9,10,lI,13,14,l5,16,1'?,18,19, 2O,21, 22,23 dan 24.
2. Situasi-situasi frustrasi yang berkaitan dengan sumber frustrasi
a. Keadaan atau lingkungan, yang antara lain adalah: faktor alam, kondisi kendaraan umum dan pribadi, kondisi di jalan raya, berada di tempat rawan kejahatan, padat penduduk maupun konflik, berkaitan dengan alat, kenaikan harga dan PHK.
b. Keharusan hidup dengan orang lain, yaitu dalam berhubungan dengan teman, orang pada umumnya, pacar, orang yang posisinya lebih tinggi, berkaitan dengan kesalahan yang dibuat diri sendiri, serta dengan orang yang posisinya lebih rendah.
c. Hal-hal personal, adalah yang berkaitan dengan sifat dan kebiasaan, keadaaan fisik, kegagalan akademis atau pekerjaan serta hal-hal yang berhubungan dengan materi dan keluarga.
3. Gambaran reaksi frustrasi adalah sebagai berikut:
a. Reaksi frusitasi yang dominan digunakan oleh sebagian besar laki-laki dan perempuan adalah arah reaksi ekstrapunitif dan tipe reaksi ego-defense.
b. Reaksi frustasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan pada 24 gambar P-F adalah E (ekstrapunitif dan ego-defense)
c. Reaksi fustrasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan pada situasi P-F ego-blocking adalah E (ekstrapunitif dan ego-defense)
d. Reaksi frusuasi yang paling sering dimunculkan oleh laki-laki dan perempuan pada situasi P-F Superego-blocking adalah i (intrapunitif dan need-persistence)
Sara.11-saran yang diberlkan berdasarkan penelitian ini mencakup:
1. Saran yang berkaitan dengan penelitian
2. Saran terhadap tes P-F
3. Saran untuk penelitian lanjutan"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ratriani Putri
"Makalah ini membahas tentang fenomena bromance pada laki-laki Korea khususnya di BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang menunjukan bahwa kebanyakan laki-laki di Korea terlibat dalam hubungan pertemanan yang sangat dekat yang disebut bromance dan memicu munculnya skinship di kehidupan mereka. Perkembangan fenomena ini tidak terlepas dari pengaruh Konfusianisme yang mengakar kuat di Korea. Tidak hanya di Korea, warga Korea yang berada di luar Korea pun tidak bisa meninggalkan kebiasaan tersebut.

This paper examines the phenomenon of bromance among Korean boys, especially those in Faculty of Humanities? BIPA. This is a qualitative research with descriptive design which shows that most of boys in Korea are engage in a close relationship that is called bromance and it causes skinship in their lives. The development of this phenomenon cannot be separated from the influence of Confusianism that deeply rooted in Korea. Not only in Korea, Korean citizens who live in other countries are also cannot leave that habit."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>