Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurita Rossiana Dewi
"ABSTRAK
Perubahan suatu bahasa akan terus berlangsung dan biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama dan proses yang panjang, tak terkecuali bahasa Jerman. Sejarah perkembangan bahasa Jerman dibagi menjadi ke dalam beberapa kelompok periodisasi, dimulai dari Althochdeutsch (750-1050), Mittelhochdeutsch (1050-1350), Frühneuhochdeutsch (1350-1650), Neuhochdeutsch (1650-1900), dan akhirnya masuknya bahasa sekarang ini atau Gegenwartsprache (1900-saat ini). Di makalah ini, saya meneliti ciri-ciri kebahasaan yang muncul dalam Minnesang berjudul Tagelied dan Vil süeziu senftiu toeterinne karya Heinrich von Morungen yang berkaitan dengan ciri kebahasaan Mittelhochdeutsch dengan metode penelitian kualitatif dan studi pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan ciri-ciri kebahasaan Mittelhochdeutsch yang muncul di Tagelied dan Vil süeziu senftiu toeterinne karya Heinrich von Morungen. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa pada kedua karya Minnesang tersebut terdapat ciri-ciri kebahasaan Mittelhochdeutch, baik sistem fonetik dan sistem morfologi sintaksis, yaitu vokal panjang, vokal pendek, umlaut panjang, umlaut pendek, diftong, konsonan, baik konsonan satu bunyi untuk dua grafem maupun konsonan satu grafem banyak bunyi, penggunaan kata ganti orang (Personalpronomen), kata ganti kepemilikan (Possessivpronomen), Tempus, Modus, Indefinitartikel, dan penulisan nomina yang tidak diawali dengan huruf kapital.

ABSTRACT
The change of language will continue and it usually takes a relatively long time and a long process, no exception the German language. The history of development of German language is divided into several groups to periodization, starting from Althochdeutsch (750-1050), Mittelhochdeutsch (1050-1350), Frühneuhochdeutsch (1350-1650), Neuhochdeutsch (1650-1900), and finally the entrance of present language or Gegenwartssprache (1900-today). In this paper, I have analysed the characteristics of language that appears in Minnesang entitled Tagelied and Vil süeziu senftiu toeterinne by Heinrich von Morungen relating to Mittelhochdeutsch linguistic characteristics with qualitative research methods and literature. The purpose of this research is to explain the characteristics of Mittelhochdeutsch linguistic that appears in Tagelied and Vil süeziu senftiu toeterinne by Heinrich von Morungen. The result of the analysis shows that both these Minnesang works have Mittelhochdeutch linguistic characteristics, either phonetic system and morphology syntax system, namely long vowels, short vowels, long umlaut, short umlaut, diphthong, consonant, either consonant one sound for two grapheme or consonant a grapheme many sounds, the use of the personal pronoun (Personalpronomen), a possessive pronoun (Possessivpronomen), Tempus, Modus, Indefinitartikel, and the writing of nouns that do not begin with a capital letter."
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wolf, Hans M
California University of California Press 1952
836 K 10
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wolf, Hans M
California University of California Press 1952
836 K 10
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ruherlita
"Perkembangan sejarah bangsa Eropa khususnya bangsa Jerman telah melewati sejarah yang panjang mulai dari zaman Mittelalter, Renaissance sampai dengan zaman modern. Perkembangan tersebut memberikan pengaruh pada perubahan bahasa Jerman dari Althochdeutsch, Mittelhochdeutsch hingga Neuhochdeutsch. Perkembangan sejarah dan bahasa tersebut menghasilkan berbagai hasil karya, salah satunya karya sastra, yaitu Minnesang. Minnesang merupakan lirik lagu bertemakan cinta pada zaman Mittelalter yang menggunakan bahasa Jerman Mittelhochdeutsch. Saat ini beberapa Minnesang tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman baku atau Neuhochdeutsch.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perubahan kata dan pelafalan vokal dan konsonan dari Mittelhochdeutsch menjadi Neuhochdeutsch pada Minnesang Unter den Linden karya Walther von Vogelweide, Viel süße sanfte Töterin karya Heinrich von Morungen dan Swer mir Schade karya Heinrich von Veldeke.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dan bersifat deskriftif. Analisis yang dilakukan, yaitu dengan menganalisis perubahan kata dan pelafalan vokal dan konsonan dari Mittelhochdeutsch menjadi Neuhochdeutsch pada Minnesang tersebut dengan menggunakan pendekatan fonetis dan fonologis.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perubahan kata dan pelafalan vokal dan konsonan yang terjadi, yaitu Diphthongierung, Monopthongierung, Diphthongwandel, Apokopierung, Fortisierung dan Hebung.

The development history of the Europeans, especially the Germans had passed through a long history from the days of The Dark Ages, Renaissance until the modern times. These developments influence the changes of the German from Old High German, Middle High German to New High German. The development of languages and history produce various works of literature. One of the well-known work art was Minnesong. Minnesong is a song lyric which has a theme of love produced during The Dark Ages and written in Middle High German. Nowadays, some Minnesong have been translated into standard German language or New High German.
This study aims to describe the changes of how it is written and pronounced in the past compare to today. The vowels and consonants of each word in this song lyric are taken from Middle High German to New High German on Minnesong Unter den Linden by Walther von Vogelweide, Viel süße sanfte Töterin by Heinrich von Morungen and Swer mir Schade by Heinrich von Veldeke.
The analysis method conducted is qualitative and descriptive. The analysis approached in phonetic and phonological areas.
The results of the study showed that Diphthongierung, Monophthongierung, Diphthongwandel, Apokopierung, Fortisierung and Hebung are the form of changes found this analysis."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nandi Wardhana Manggala Aryaguna
"Skripsi ini meneliti konsep citra perempuan dari sudut pandang laki-laki yang dikonstruksikan oleh tiga pengarang laki-laki masa Romantik berdasarkan mitos tentang perempuan yang dipercayai oleh masyarakat Jerman. Fokus penelitian ini adalah tokoh utama perempuan dalam tiga puisi mengenai mitos Lorelei, yaitu Lore Lay karya Clemens Brentano, Der Lurleyfels karya Otto Heinrich Graf von Loeben, dan Lorelei karya Heinrich Heine. Pencitraan perempuan ini dibagi menjadi tiga sudut pandang yaitu perempuan dari sudut pandang laki-laki, mitos femme fatale dan perempuan mistis, dan yang ketiga yaitu perempuan dari sudut pandang religiositas masyarakat masa Romantik.

This Thesis analyses the concept image of woman from male perspective constructed by three male authors on the Romantic Period. This concept is based on Myth of woman in German society. The focus of this research is the main character of women from the mythical Lorelei, Lore Lay by Clemens Brentano, Der Lurleyfels by Otto Heinrich Graf von Loeben, and Lorelei by Heinrich Heine. Images of Lorelei are divided into three point of views. Firstly, woman's image based on male gaze, woman as a femme fatale myth and the mythical female, then women on the public religiosity's standpoint in Romantic period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Purusanti
"ABSTRAK
Penelitian mengenai mengapa Novalis tidak memenangkan idealismenya yang tersirat di dalam roman Heinrich von Ofterdingen dan apa sebenarnya yang ingin disampaikan Novalis melalui karyanya ini. Karena biasanya apabila seseorang mempunyai cita-cita, ide,atau keinginan tentu akan memperjuangkan semaksimal mungkin untuk memperoleh atau memenangkannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa Heinrich von ofterdingen ini adalah karya khas jaman Romantik, yaitu suatu karya yang mengungkapkan hampir seluruh ciri khas jaman Romantik.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan serta pendekatan secara intrinsik dan ekstrinsik, yaitu dengan mempelajari karya sastra itu sendiri dan riwayat hidup pengarang serta sejarah kesusasteraanyang melatarbelakangi karya ini.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa Novalis bermaksud menciptakan roman Heinrich von Ofterdingen sebagai suatu karya yang sempurna yang sesuai dengan ciri jaman Romantik yang tidak bisa lepas dari konsepsi romantische Ironie dengan dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya sendiri yang sangat menunjang terciptanya roman ini.

"
1989
S14762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wulandari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas eksperimen bahasa cinta yang dilakukan Heinrich von Kleist dalam drama Penthesilea. Eksperimen pemikiran tersebut berangkat dari pandangan skeptis Kleist terhadap bahasa, bahwa bahasa tidak dapat secara tepat merepresentasikan pikiran dan perasaan manusia.
Analisis dilakukan terhadap komunikasi yang terjalin antara kedua tokoh utama drama ini, Penthesilea dan Achill yang saling mencintai. Komunikasi itu sendiri ditinjau dari dua dimensi komunikasi yang dihadirkan oleh Kleist, yakni komunikasi verbal dan non verbal. Hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi komunikasi tersebut mempengaruhi sifat hubungan asmara antara Penthesilea dan Achill. Berbeda dengan hubungan cinta mereka yang identik dengan kekerasan tatkala mereka tidak berbincang-bincang, pada saat keduanya menggunakan bahasa, hubungan cinta mereka berdua sekilas tampak harmonis. Namun sesungguhnya justru pada permainan bahasa yang dilakukan oleh Achill inilah terletak unsur tragis dari drama Penthesilea. Bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta dengan harapan dapat membuat hubungan asmara mereka semakin mesra justru mengakhiri hubungan cinta mereka. Penthesilea salah paham terhadap permainan bahasa yang dilakukan dengan semena-mena oleh Achill, sehingga ia membunuh Achill. Kematian Achill menandakan kegagalan eksperimen bahasa cinta Heinrich von Kleist.
Kegagalan eksperimen bahasa cinta Heinrich von Kleist tersebut menunjukkan bahwa usaha pencarian bentuk bahasa ideal yang dilakukan Kleist merupakan usaha filosofis yang pada kanyataannya memang tidak pernah selesai dalam menemukan jawaban atas masalah kehidupan.

"
1999
S14763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stackelberg, Heinrich von
New York: Oxford University Press , 1952
338.5 STA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Humboldt, Wilhelm von
Frankfurt Fischer Bucherei 1957
193 H 433 a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Treitschke, Heinrich von
Chicago: The University of Chicago Press, 1975
943.07 TRE h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>