Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandi Kurniawan
"Penelitian ini dilakukan di Pesisir Selatan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Memperoleh informasi sebaran dan karakteristik potensi obyek wisata alam. (2) memperoleh informasi kesesuaian wisata yang wisatawan dibutuhkan dalam standar kenyamanan dan kemanan dalam kegiatan pariwisata. Sebaran dan karakteristik obyek wisata di identifikasi melalui studi literatur dan observasi lapangan, kesesuaian wisata alam di identifikasi menggunakan parameter Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk mengukur standar kenyamanan dan keamanan dalam aktivitas pariwisata. Analisis dilakukan dengan overlay peta dan diperkuat dengan metode deskriptif untuk melihat sebaran dan karakteristiknya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akibat kondisi morfologinya Pesisir selatan Kabupaten Sukabumi memiliki 16 obyek wisata yang memiliki karakteristiknya masing masing. Semua obyek wisata memiliki nilai kesesuaian yang sesuai sebagai obyek wisata alam. Namun dari hasil indeks kesesuaian infrastruktur wisata hanya 8 atau 50 % dari seluruh obyek wisata yang ada yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata yang aman dan nyaman.

This research was conducted in the South Coast of Sukabumi District, West Java Province. The purpose of this study were (1) Obtaining information of the distribution and characteristics of the potential for natural tourism sites. (2) Obtain conformity information which was needed by tourists in comfort and safety standards in tourism activities. Distribution and characteristics of tourism sites were identified through literature studies and field observations, the suitability of nature tourism sites were identified using parameter of Travel Suitability Index (IKW) to measure the standard of comfort and security in tourism activities. The analysis was performed by overlaying maps and reinforced with descriptive method to see the distribution and characteristics.
These results indicate that due to morphologic factors, South Coast of Sukabumi has 16 tourism attraction sites that have their own characteristics. All attractions have the appropriate suitability value as the natural tourism attraction sites. But from the tourist infrastructure suitability index, only 8 sites or 50% of all existing attraction sites that can be used as a tourist destination that is safe and comfortable.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thia Nuritayani
"Kabupaten Maros merupakan salah satu daerah yang sedang mengembangkan potensi objek wisatanya. Variasi wisatawan yakni asal jarak kedatangan wisatawan domestik maupun asing. Masing-masing objek wisata mempunyai variasi wisatawan berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui variasi wisatawan dengan motivasi dan fasilitas di objek wisata Kabupaten Maros. metode analisis yang di gunakan adalah metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi wisatawan domestik cenderung berasal dari jarak sedang dimana asal wisatawan dari luar Kabupaten Maros masih dalam Provinsi Sulawesi Selatan dan variasi wisatawan asing cenderung berasal dari jarak jauh Dimana asal wisatawan berasal dari Benua Eropa. Sebagian besar variasi wisatawan berkunjung termotivasi oleh alasan hiburan.
Kedatangan wisatawan domestik ke objek wisata Kabupaten Maros tidak di pengaruhi berdasarkan kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas baik sedangkan kedatangan wisatawan asing di pengaruhi berdasarkan kelengkapan dan aksesibilitas baik yang terdapat pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Maros.

Maros regency is one of the areas that is developing the potential of tourist objects. Variations of tourists is the origin of domestic and foreign tourist arrivals. Each tourist attraction has a variety of different tourists. The purpose of this study is to determine the variations of tourists with motivation and facilities in Maros Regency tourist attraction. the analytical method used is descriptive analysis method.
The results showed that the variation of domestic tourists tend to come from a moderate distance where the origin of tourists from outside Maros Regency is still in South Sulawesi Province and the variation of foreign tourists tend to come from a distance Where tourists come from Europe. Most of the variations of tourists visiting motivated by recreation reasons.
The arrival of domestic tourists to Maros regency attractions is not influenced by the completeness of facilities and good accessibility while the arrival of foreign tourists is influenced based on the completeness and accessibility of each of the attractions in Maros Regency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Amanda
"ABSTRAK
Kota Pariaman adalah Kota yang menjadi salah satu pilihan tempat berwisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Barat. wisatawan yang datang ke Kota Pariaman meningkat setiap tahunnya, rata-rata 538.283,6 orang tiap tahunnya untuk wisatawan lokal dan 37 orang untuk wisatawan mancanegara, hal ini dapat disimpulkan bahwa demand meningkat dan supply pariwisatapun juga harus ditingkatkan dengan mengeksplor potensi wisata yang ada pada setiap desa yang diketahui dari tingkat kesesuaian wilayah sumber daya wisata alamnya. Sumber daya wisata alam dianalisis dari data citra landsat 8 Oli, citra
landsat 5 TM tahun 2006, 2011, 2018, DEMNAS, distribusi destinasi wisata yang digunakan untuk pemodelan tutupan lahan dan penentuan daya tarik setiap desa. Pemodelan tutupan lahan diolah dengan Cellular Automata dan kesesuaian wilayah wisata dengan teknik ADO-ODTWA. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kota Pariaman terdapat 4 tipe kesesuaian wilayah. Pada tahun 2019 kesesuaian wilayah sumber daya wisata alam didominasi oleh aksesibilitas tinggi-daya tarik sedang sedangkan pada tahun 2030 juga didominasi oleh kesesuaian wilayah aksesibilitas tinggi-daya tarik sedang namun jika dibandingkan dengan tahun 2019, kesesuaiannya menurun akibat perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun.

ABSTRACT
Kota Pariaman is a city that is one of the choices of places for tourists to visit West Sumatra. Tourists coming to City of Pariaman increase each year, an average of 538283.6 people each year for local tourists and 37 people for foreign tourists, it can be concluded that demand is increasing and tourism supply must also be increased by exploring tourism potential that exists in each village that is known from the suitability level of the region's natural tourism resources. Natural tourism resources were analyzed from Landsat 8 OLI image, Landsat 5 TM image in 2006, 2011, 2018, DEMNAS, distribution of tourist
destinations used for modeling land cover and determining the attractiveness of each village. Modeling of land cover is processed by Cellular Automata and the suitability of tourism areas with ADO-ODTWA techniques. Based on the results of the study note that the City of Pariaman there are 4 types of regional suitability. In 2019 the suitability of natural tourism resources is dominated by the high accessibility- medium attractiveness while in 2030 it is also dominated
by the high accessibility- medium attractiveness suitability area but when compared to 2019, its suitability decreases due to changes in land cover to built-up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andari Ayu
"Pesisir selatan Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan memiliki sebuah teluk bernama Teluk Pacitan. Proses erosi dan sedimentasi perlu diketahui untuk melihat kondisi fisik pantai. Ukuran dan diameter butir sedimen merupakan bagian dari sifat-sifat sedimen yang dapat memberikan informasi tentang proses transport sedimen. Distribusi sedimen memberikan gambaran mengenai asal sedimen, sejarah transportasi, dan kondisi pengendapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan sedimentasi dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap diameter butir sedimen. Metode pengambilan sampel daerah acak berstrata pada setiap segmen sepanjang 150x150 meter untuk pengumpulan sampel sedimen dan data kemiringan gisik pantai. Pengelompokkan sedimen dari hasil pengayakan yang dilakukan di laboratorium P2O LIPI berdasarkan skala Wentworth dan dilakukan uji granulometri. Arus pantai dan energi geombang diperoleh dari sumber data BMKG Ocean Forecast System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen dengan jenis pasir mendominasi di semua pantai. Nilai mean pada pantai hadapan samudera berkisar antara -0.18 ndash; 2.43, sorting adalah well sorted hingga poorly sorted, skewness adalah very fine skewed hingga very coarse skewed, dan kurtosis adalah very leptokurtic dan extremely leptokurtic. Pantai hadapan teluk, nilai mean 2.20 ndash; 4.49 dari sisi barat hingga timur, sorting adalah very well sorted hingga moderately sorted, skewness adalah very fine skewed hingga coarse skewed, dan kurtosis adalah very leptokurtic dan extremely leptokurtic. Hasil uji statistik dengan Analisis Regresi Linier Berganda diperoleh hasil arus pantai, energi gelombang, dan keimiringan gisik pantai berpengaruh secara simultan terhadap diameter butir sedimen.

The southern coast of Pacitan regency is one of the areas directly adjacent to the Indian Ocean and has a bay called Pacitan Bay. The process of erosion and sedimentation should be known to see the physical condition of the beach. The size and diameter of the sediment grains are part of the sedimentary properties that can provide information about the sediment transport process. Sediment distribution provides an overview of the origin of sediments, transportation history, and deposition conditions. This study aims to analyze the sedimentation environment and analyze the variables that have the most influence on the diameter of the sediment grains. Methods of sampling stratified random areas on each segment along 150x150 meters for collection of sediment samples and slope data of coastal gradients. The grouping of sediments from the sieving result conducted in LIPI P2O laboratory based on Wentworth scale and granulometry test. Coastal currents and wave energy are obtained from BMKG Ocean Forecast System data source. The results showed that sediment with sand types dominates on all beaches. Mean values on oceanfront beaches range from 0.18 2.43, sorting is well sorted to poorly sorted, skewness is very fine skewed to very coarse skewed, and kurtosis is very leptokurtic and extremely leptokurtic. Beachfront bay, mean value 2.20 4.49 from west to east side, sorting is very well sorted to moderately sorted, skewness is very fine skewed to coarse skewed, and kurtosis is very leptokurtic and extremely leptokurtic. The result of statistical test with Multiple Linear Regression Analysis showed that coastal currents, wave energy, and the slope of the coastal gradient influence simultaneously to the diameter of the sediment grains.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfirda Zahra Cesarah
"Indonesia sebagai salah satu negara yang terletak di pertemuan lempeng tektonik aktif dan jalur pegunungan aktif mengakibatkan Indonesia memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana, salah satunya adalah tanah longsor. Salah satu wilayah yang memiliki potensi longsor tinggi yaitu Desa Sukakersa, Kecamatan Parakansalak karena lokasinya berada di wilayah perbukitan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan Desa Sukakersa terhadap bencana tanah longsor dengan memperhatikan unsur penggunaan lahan yang berfokus pada wilayah permukiman serta menganalisis lokasi-lokasi yang memiliki tingkat kerentanan tinggi akan bencana tanah longsor dengan memperhatikan aspek sosial seperti karakteristik penduduk di Desa Sukakersa. Data yang digunakan untuk menganalisis kerawanan dan kerentanan Desa Sukakersa terhadap bencana longsor adalah data primer berupa titik-titik longsor pada tahun 2021 dan data sekunder berupa data lereng, curah hujan, jenis batuan, jenis tanah, usia penduduk rentan, tutupan lahan, dan lokasi permukiman. Data-data tersebut diskoring dan dioverlay sehingga menghasilkan peta potensi longsor menggunakan Indeks Storie dan peta bahaya longsor. Peta hasil pengolahan tersebut dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui lokasi yang memiliki tingkat kerentanan dan kerawanan tinggi terhadap bencana longsor. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data didapatkan bahwa tingkat rawan longsor di Desa Sukakersa terdiri atas tingkat rawan sedang dan rawan tinggi dengan didominasi oleh tingkat kerawanan tinggi. Desa Sukakersa memiliki tingkat kerentanan yang terdiri atas kerentanan tinggi dan sedang. Tingkat kerentanan tinggi lebih mendominasi jika dibandingkan dengan tingkat sedang. Wilayah rentan longsor terletak terpusat di bagian tengah dan Selatan, dikarenakan wilayah bagian Utara merupakan kawasan Hutan Lindung Halimun Salak yang memang tidak diperuntukkan sebagai lokasi permukiman.

Indonesia, as one of the countries located at the meeting point of active tectonic plates and active mountain ranges, is highly vulnerable to disasters, one of which is landslides. One area with a high potential for landslides is Sukakersa Village, Parakansalak Subdistrict, due to its hilly location. This study aims to analyze the vulnerability of Sukakersa Village to landslide disasters by focusing on land use elements in residential areas and analyzing locations with high vulnerability to landslide disasters, considering social aspects such as the characteristics of the population in Sukakersa Village. The data used to analyze the vulnerability of Sukakersa Village to landslide disasters are primary data consisting of landslide points in 2021 and secondary data, including slope data, rainfall, rock types, soil types, age of vulnerable population, land cover, and settlement locations. These data are scored and overlaid to produce a landslide potential map using the Storie Index and a landslide hazard map. The processed map is analyzed descriptively to identify locations with high vulnerability and susceptibility to landslide disasters. Based on the data processing and analysis results, it is found that the susceptibility to landslides in Sukakersa Village consists of moderate and high susceptibility levels, dominated by high vulnerability levels. In terms of distribution, the lowest potential level is mostly located in the northern part, while areas with moderate and high potential are mostly found in the central and southern parts of Sukakersa Village. Additionally, Sukakersa Village indicating a combination of high and moderate vulnerability. High vulnerability dominates over moderate vulnerability. The landslide-prone areas are concentrated in the central and southern parts because the northern part is a protected forest area, Halimun Salak Forest Reserve, which is not designated for settlement."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Tri Octavia
"Tanaman Padi merupakan jenis tanaman pangan yang dibudidayakan melalui dataran rendah, salah satu kebutuhan pokok masyarakat dunia dan sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun jumlah produksi beras di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan tingkat konsumsi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian lebih dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut dilakukan dengan pemantauan, seperti kondisi kesehatan. Penggunaan penginderaan jauh seperti Citra Sentinel-2 dan SPOT-6 dengan algoritma NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan tanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran kondisi kesehatan tanaman padi di Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menggunakan citra satelit Sentinel-2 dan SPOT-6 yang diolah dengan algoritma NDVI dan mengetahui hubungannya dengan nilai NDVI hasil survei lapangan juga faktor fisik lingkungan dan tanaman. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesehatan tanaman padi di Kecamatan Parakansalak cukup tinggi dengan didominasi klasifikasi kesehatan yang baik seluas 197 hektar atau 52% dari lahan eksisting oleh Sentinel-2, dan sebaran nilai NDVI pada citra SPOT-6 memiliki pola spasial yang serupa. Persentase ini menunjukkan bahwa sebaran nilai NDVI relatif tinggi dan tanaman memiliki kerapatan yang tinggi. Adapun kesehatan tanaman padi dengan nilai NDVI hasil survei lapang menunjukkan hubungan dengan nilai R sebesar 0,929. Berdasarkan hasil overlay dan jumlah sampel yang sedikit ini, Tanaman padi dengan kesehatan lebih tinggi sebagian besar berada pada wilayah dengan lereng yang landai dan dekat dengan jaringan irigasi tersebar di lahan sawah Kecamatan Parakansalak. Sehingga kemudian hasil yang baik ini masih memiliki banyak kekurangan dan memerlukan studi lebih lanjut.

Rice is a type of food plant that is cultivated through the lowlands, one of the basic needs of the world community and source of livelihood for most Indonesian people. However, the amount of rice production in Indonesia is still relatively low compared to the level of public consumption, so it needs more attention in supporting the realization of food self-sufficiency. One of the efforts to achieve this is through monitoring, such as health conditions. The use of remote sensing such as Sentinel-2 and SPOT-6 with NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) algorithm can be used to analyze the health of rice plants. This study aims to analyze the distribution of the health condition of rice plants in Parakansalak District, Sukabumi Regency using Sentinel-2 and SPOT-6 satellite imagery which were processed by the NDVI algorithm and knowing the relationship with an NDVI value from field survey with the physical factors. The results of the study concluded that the health of rice plants in Parakansalak District was quite high with a good health classification dominated by an area of 197 hectares or 52% of the existing land by Sentinel-2, and the distribution of NDVI values in SPOT-6 images had a similar spatial pattern. This percentage indicates that the distribution of NDVI values is relatively high and the plants have a high density. The health of rice plants with an NDVI value from the results of a field survey showed a relationship with an R value of 0.929. Based on the results of the overlay and the small number of samples, the rice plants with higher health are mostly located in areas with gentle slopes and close to irrigation networks scattered in the paddy fields of Parakansalak District. So then this good result still has many shortcomings and requires further study."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Lestari
"Padi (Oryza Sativa, sp.) Merupakan komoditas pangan utama masyarakat Indonesia. Secara umum, Indonesia memiliki beberapa varietas tanaman padi yang ditanam secara selektif oleh petani untuk meningkatkan nilai produktivitas tanaman padi. Tercatat pada 2019, Cidahu memiliki nilai produksi padi relatif tinggi yakni 20.721 ton. Salah satu cara yang efektif untuk memantau tanaman padi adalah dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, baik citra radar maupun optik. Dataset radar dan optik sangat potensial untuk diterapkan di wilayah tropis dan sub tropis yang rawan tutupan awan sehingga kombinasi keduanya saling melengkapi dalam meningkatkan akurasi klasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenologi spasial tanaman padi, memetakan pola sebaran varietas padi, dan menganalisis pola spasial produktivitas tanaman padi menggunakan citra Sentinel-1 dan Sentinel-2 di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Kombinasi polarisasi SAR dan indeks vegetasi dari citra optik digunakan untuk menentukan tahapan tanam padi, yang selanjutnya menjadi pedoman dalam identifikasi varietas dan produktivitas padi. Tahapan padi dikategorikan menjadi persiapan lahan, vegetatif, generatif, dan maturatif. Hasil panen dari 3.443 hektar luas panen adalah 20.000-21.000 ton per hektar.

Paddy (Oryza Sativa, sp.) is the main food commodity of most Indonesian. Generally, Indonesia has several rice crop varieties, which selectively planted by farmers to increase the value of rice crop productivity. Recorded in 2019, Cidahu has a relatively high value of paddy rice production of 20,721 tons. One effective way of monitoring rice crops is by utilizing remote sensing technology, both radar and optical imagery. Radar and optical datasets are very potential to be applied in tropical and sub-tropical regions, which are prone to cloud-cover so that the combination of the two complement each other in increasing the accuracy of classification. This study aims to analyze the spatial phenology of paddy, map the distribution patterns of paddy rice varieties, and analyze the spatial patterns of rice crop productivity using Sentinel-1 and Sentinel-2 imageries in Cidahu sub-district, Sukabumi Regency. The combination of polarization from SAR and vegetation index from optical images are used to determine the planting stages of paddy, which then serves as a guide for the identification of rice varieties and productivity. The paddy stages are categorized into land preparation, vegetative, generative, and maturative. The yield from the 3,443 hectares of harvested area is 20,000-21,000 tons per hectare."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Illa Annisa
"Ikan Sidat (Anguilla spp.) menjadi salah satu jenis ikan konsumsi dengan kandungan gizi yang tinggi dan tingkat konsumsi yang tinggi di pasar lokal maupun internasional. Kelimpahan ikan sidat bersifat fluktuatif yang tergantung dengan kondisi habitatnya. Salah satu habitat penting bagi ikan sidat karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Faktor oseanografis yang mempengaruhi migrasi larva sidat menuju muara sungai adalah salinitas, suhu permukaan laut, klorofil-a, dan faktor oseanografis lainnya. Untuk mendukung kegiatan perikanan yang berdampak pada pendapatan masyarakat Kabupaten Sukabumi, perlu diketahui habitat optimal bagi larva sidat untuk kemudian didapatkan informasi kelimpahan larva sidat. Penelitian menggunakan metode penginderaan jauh dengan Algoritma Cilamaya (Kaffah, 2019) untuk menduga nilai salinitas, dan Algoritma Wibowo (1994) untuk menduga nilai klorofil-a. Penelitian dilakukan di muara Ci Letuh dan muara Ci Marinjung yang termasuk dalam Perairan Teluk Ciletuh berdasarkan bulan basah, bulan kering, dan bulan peralihan pada tahun 2019 dan 2020. Habitat larva sidat berdasarkan faktor oseanografis berada di sekitar muara Ci Letuh dan Ci Marinjung pada kedalaman 0 – 5 m. sebaran wilayah potensial terbentuk pada muara sungai pada bulan basah, pada muara dan tepi pantai pada bulan kering dan bulan peralihan I, dan cenderung menyebar pada bulan peralihan II. Terdapat keterkaitan antara wilayah potensial habitat larva sidat dengan aktivitas penangkapan larva sidat yang mana kegiatan tangkapan larva sidat oleh nelayan setempat dilakukan di muara Ci Letuh yang termasuk pada wilayah potensial pada bulan basah dan bulan peralihan I dengan hasil yang lebih banyak pada bulan basah dan berkurang pada bulan peralihan I.Hasil tangkapan paling banyak pada bulan basah, menurun pada bulan peralihan I, dan tidak ada aktivitas penangkapan pada bulan kering dan bulan peralihan II. Adanya pengaruh kearifan lokal nelayan sehingga tidak melakukan perluasan wilayah dan waktu tangkapan larva sidat pada wilayah potensial habitat larva sidat berdasarkan faktor oseanografis

Eel fish (Anguilla spp.) is one type of fish consumption with high nutritional content and a high level of consumption in the local and international markets. The abundance of eel fish is volatile depending on the conditions of their habitat. One of the important habitats for eel fish because it is directly facing the Indian Ocean. Oceanographic factors that influence the migration of eel larvae to the estuary are salinity, sea surface temperature, chlorophyll-a, and other oceanographic factors. To support fishery activities that have an impact on the income of the people of Sukabumi Regency, it is necessary to know the optimal habitat for eel larvae to be obtained information on the abundance of eel larvae. The research used the remote sensing method with the Cilamaya Algorithm (Kaffah, 2019) to guess salinity value, and Wibowo Algorithm (1994) to guess chlorophyll-a value. The research was conducted in Ci Letuh estuary and Ci Marinjung estuary which is included in Ciletuh Bay Waters based on the wet month, dry month, and transition month in 2019 and 2020. Habitat of eel larvae based on oceanographic factors is located around the estuaries Ci Letuh and Ci Marinjung at a depth of 0-5 m. Potential distribution of areas formed in the estuary in wet months, on estuaries and shores in dry months and transitional months I, and tends to spread in the second transition month. There is a link between the potential habitat area of eel larvae with the activity of catching eel larvae where the catch activities of eel larvae by local fishermen are carried out in the estuary of Ci Letuh which is included in the potential area in the wet month and transition month I with more results in the wet month and reduced in the transition month I. The catch is most in the wet month, decreasing in the transition month I, and no arrest activity in dry months and transitional months II. The influence of local wisdom of fishermen so as not to expand the area and time of catchment of eel larvae in the potential habitat of eel larvae based on oceanographic factors.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Strategi pengembangan kepariwisataan di Indonesia,mulai diserahkan pada penggalian obyek-obyek wisata alam...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pavita Raudina Sari
"ABSTRAK
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem laut yang paling penting dan paling rentan di dunia. Terumbu karang dapat rusak yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan aktivitas manusia, seperti kegiatan pariwisata. Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi besar terumbu karang, yang kemungkinan besar mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan terumbu karang yang terjadi di pulau-pulau tujuan wisata, Kabupaten Belitung, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun non alam secara spasial dan temporal serta menganalisis faktor penyebab utama dari perubahan luasan terumbu karang dari tahun 2005 hingga 2018. Penelitian ini menggunakan citra satelit landsat seperti Landsat 5 TM untuk tahun 2005, Landsat 7 ETM untuk tahun 2011, dan Landsat 8 OLI/TIRS untuk 2018. Dalam studi ini, perubahan terumbu karang ditentukan oleh pengolahan data citra satelit. Kemudian, metode overlay digunakan untuk menganalisis perubahan. Ada perubahan terumbu karang yang signifikan terjadi dari tahun 2005-2018, yaitu pengurangan luas terumbu karang dari semula seluas 5,05 km2, menjadi seluas 1,98 km2 atau berkurang seluas 3,93 km2. Dari 3,93 km2 luas terumbu karang yang berkurang atau rusak tersebut, seluas 1,34 km2, atau sekitar 34.04 disebabkan oleh faktor non alam atau dengan kata lain sekitar 65.96 kerusakan diakibatkan oleh faktor alam.

ABSTRACT
Coral reefs are one of the most important and the most vulnerable marine ecosystem in the world. The coral reefs can be damaged, because of environmental factors and human activities, such as tourism activities. Bangka Belitung islands is one of the provinces in Indonesia that have a huge potential of coral reefs, which are likely being damaged. This study aims to analyse the changing of coral reefs that occurred caused by natural and non natural factors in the islands of tourist destinations in Belitung Regency spatially and temporally from 2005 to 2018. This study used landsat satellite imageries such as Landsat 5 TM for 2005, Landsat 7 ETM for 2011, and Landsat 8 OLI TIRS for 2018. In this study, the changes of coral reefs will be determined by image data processing. Then, overlay methods are used to analyse the changes. There are significant coral reef changes in 2005 2018. The coral reef areas decreased from 5.05 km2 to 1.98 km2 or decreased about 3.93 km2. Out of 3.93 km2 decreased area, approximately 1.34 km2 or about 34.04 is caused by non natural factors. In other words, about 65.96 of damaged coral reef area is caused by natural factors."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>