Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutajulu, Willy Dapot Tua
"Sektor perikanan Provinsi DKI Jakarta kondisinya tidak sesuai dan seiring dengan pertumbuhan dan potensi sektor perikanan nasional. Proporsi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor perikanan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 adalah 0,05% dibandingkan PDRB DKI Jakarta, menurun pada tahun 2014 menjadi 0,04%. Laju pertumbuhan sektor perikanan sendiri juga mengalami penurunan sejak tahun 2012, hal ini juga sangat mempengaruhi kelompok sektor pertanian sebagai induk dari sub sektor perikanan. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tersebut terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran perairan baik laut maupun tawar, kegiatan perikanan yang merusak (destructive fishing), penangkapan ikan yang dilakukan secara berlebih (overfishing). Hal ini menyulitkan bagi produksi sektor perikanan dimana Kota Jakarta sendiri sejak tahun 2010 sudah mulai mendefinisikan dirinya sebagai ?kota jasa?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisa peranan sektor perikanan dalam perekonomian Provinsi DKI Jakarta yang dilakukan dengan metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS), (2) menganalisa perkiraan dampak alokasi angaran pemerintah daerah pada sektor perikanan dalam perekonomian Provinsi DKI Jakarta dengan metode Input-output dan (3) menganalisa prioritas kebijakan pengembangan sektor perikanan ke depan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Didapatkan bahwa sektor perikanan masih berpotensi untuk dikembangkan, sayangnya masih terkendala dengan rendahnya sumber daya para nelayan dan perlunya produk perikanan berkualitas. Oleh sebab itu pengembangan sektor perikanan ke depan di DKI Jakarta perlu suatu skenario peningkatan nilai tambah produk perikanan dan kebijakan sertifikasi keahlian nelayan. Hal ini diharapkan akan meningkatkan daya saing sektor perikanan dan para nelayannya.

The conditions of fisheries sector in DKI Jakarta are not in line with the growth and potential of national fisheries sector. The fisheries Regional Gross Domestic Product (GDP) of DKI Jakarta in 2010 was 0,05% portionally to GDP of DKI Jakarta, while in 2014 the proportion declined to 0,04%. The growth of the fisheries sector was also decrease since 2012 and it was also affecting the growth of the agriculture sector totally. Some of the factors that caused the decrease are associated with the degradation of the quality of the coastal environment, including by human activities that cause pollution of the waters of both sea and freshwater, overfishing and destructive fishing activities. This condition makes the production of fisheries became more difficult, while the city of Jakarta since 2010 began to claim itself as a ?service city?. This study aims to (1) analyze the role of the fisheries sector in the economy of Jakarta and were conducted using Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) method, (2) analyzing the impact prediction of budget allocations of local governments in the fisheries sector in the economy of Jakarta with the input-output method and (3) analyzing the priorities in development of the fisheries sector policy ahead with Analytical Hierarchy Process (AHP). It was found that the fisheries sector is still potential to be developed. Unfortunately it is still hampered by lack of human resources of the fishermen, beside that also the necessity of quality fisheries products. Therefore to develop the fisheries sector in Jakarta ahead the scenarios is to incerase the value added of fisheries product and fishing skills certification policies. This is expected to increase the competitiveness of the fisheries sector and its fishermen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Gonti Gandaria
"Tesis ini akan melihat bagaimana keterkaitan sektor perikanan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya, baik terhadap sektor penyedia input maupun sektor yang mengunakan output sektor perikanan laut maupun air tawar. Dengan melihat daya penyebaran dan derajat kepekaannya, ingin diketahui apakah sektor perikanan laut dan air tawar merupakan sektor andalan di DKI Jakarta. Tesis ini juga akan melihat berapa besar investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1%.
Model 1-0 akan dipergunakan dalam tesis ini dan sebagai alai anaiisis digunakan tabel 1-0 DKI Jakarta Tahun 2000 yang disusun Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta. Sedangkan besarnya kebutuhan investasi untuk meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 1% sektor perikanan, dihitung dengan menggunakan koefisien ICOR.
Hasil analisa menunjukkan sektor perikanan laut maupun air tawar bukan merupakan sektor andalan di DKI Jakarta karena daya dorong sektor ini terhadap perekonomian relatif kecil (kurang dari satu). Demikian juga derajat kepekaan sektor perikanan laut maupun air tawar relatif kecil. Pengembangan sektor perikanan dapat dilaksanakan secara tidak Iangsung dengan jalan mengembangkan sektor-sektor yang mempunyai derajat kepekaan relatif tinggi di perekonomian. Seperti sektor jasa restoran.
Sektor perikanan laut maupun air tawar mempunyai keterkaitan dengan sektor-sektor lain di perekonomian, lebih banyak dari sisi sumber input dari pada dari sisi pengguna output. Sedangkan jika dilihat dari penanannya (%) sektor tersebut temyata mempunyai keterkaitan dengan sektor lain di perekonomian dari sisi output lebih besar dari pada input.
Investasi yang dibutuhkan sektor perikanan laut maupun air tawar untuk meningkatkan laju pertumbuhan sebesar 1%, dengan PDRB sektor perikanan 2003 sebesar Rp.34,38 miliar , ICOR 6,57 adalah sebesar Rp. 2,26 miliar.
Karena keterbatasan lahan untuk kegiatan budidaya air tawar, maka pengembangan dapat lebih di arahkan pada kegiatan produksi di sektor perikanan laut. Selain itu mengingat Jakarta adalah kota jasa, maka diharapkan pengembangan sektor perikanan bergeser ke jasa pemasaran hasil perikanan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Eka Damayanti
"Penelitian ini menyajikan analisis pengaruh sektor komunikasi bagi perekonomian DKI Jakarta dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Penelitian ini menggunakan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) DKI Jakarta tahun 2010 dan data pengeluaran pemerintah DKI Jakarta di sektor komunikasi. Analisis menunjukkan bahwa sektor komunikasi memberikan dampak positif pada distribusi pendapatan dan kesempatan kerja. Sektor komunikasi ini menitikberatkan pada Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Rekomendasi kebijakan yang ditawarkan adalah untuk memastikan penggunaan maksimal potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem perekonomian.

This research presents an analysis of the effect of communication sector for Jakarta economy using Social Accounting Matrix (SAM). This research using Social Accounting Matrix (SAM) Jakarta 2010 and Jakarta government expenditures in communication sector data.The analysis reveals that the communication sector is adequate to impact positivelyon the income distribution and employment.The communication sector places emphasis on the Information and Communication Technology (ICT). Policy recommendations areoffered to ensure maximum use of Information and Communication Technology (ICT) potentials in the economy system."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoni Hartono
"During the development of any transormation will put the services while leaving the primary and diminishing share. Using Input-Output model, we analyse the possibilities of making DKI Jakarta as services town. Based on total forward, total backward linkage and other analysis output, we conform the highest role of services sector in this province. We also find that the final demand for services sector is higher than its intermediate demand, showing this product of this sector is mainly used for direct consumption."
2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlambang Hartono
"Jakarta sebagai ibukota negara republik Indonesia memiliki predikat sebagai kota jasa dan perdagangan, Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, sehingga dengan adanya sektor yang memiliki keunggulan diharapkan dapat memberikan kontribusi cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pendorong bagi sektor lainnya. Mengetahui potensi perekonomian provinsi DKI Jakarta melalui analisa sektor unggulan sehingga dapat diketahuo mana sektor basis dan non basis. mana sektor yang mempunyai keunggulan lokasional dan sektor prioritasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Hanung Prakoswa
"Pada tahun 2019, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat memburuk, diindikasikan oleh meningkatnya konsentrasi Particulate Matter berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM 2,5) di wilayah tersebut. Seiring pesatnya pertumbuhan populasi dan laju urbanisasi, sektor transportasi menjadi kontributor utama bagi emisi polutan PM 2,5 di DKI Jakarta, yang kemudian menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat. Dengan pendekatan bottom-up serta permodelan dispersi udara menggunakan perangkat lunak AERMOD, studi ini mengestimasi tingkat konsentrasi PM 2,5 tahunan yang dihasilkan aktivitas transportasi di DKI Jakarta. Kemudian, studi ini mengkalkulasi kasus mortalitas dan morbiditas yang diakibatkan paparan konsentrasi PM 2,5 tersebut, beserta kerugian ekonomi yang terkait dengannya. Valuasi ekonomi dari dampak kesehatan dilakukan dengan nilai satuan Value of Statistical Life (VSL) untuk kasus mortalitas, serta nilai satuan Cost of Illness (COI) dan Willingness to Pay (WTP) untuk kasus morbiditas. Ketiga nilai tersebut diturunkan dengan pendekatan benefit-transfer nilai satuan dari studi terdahulu di DKI Jakarta dan wilayah lainnya di luar negeri, dengan penyesuaian terhadap tingkat pendapatan maupun inflasi. Khusus untuk insiden perawatan dan kunjungan Rumah Sakit, nilai satuan COI diperoleh dari regulasi terkini yang mengatur standar tarif pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.
Rata-rata konsentrasi PM 2,5 tahunan dari sektor transportasi di DKI Jakarta berada di rentang 3,16 µg/m-69,12 µg/m3 pada tahun 2019, di mana konsentrasi tinggi (37-69 µg/m3) cenderung berada di ruas jalan tol. Sebagai dampaknya, tingkat kematian prematur yang diakibatkan mencapai 4.267 jiwa, sebagian besar diakibatkan penyakit jantung iskemik dan stroke. Kemudian, paparan konsentrasi PM 2,5 juga diestimasikan menyebabkan 2.626 kasus perawatan rumah sakit, 26.000 kasus kunjungan IGD, 320.852 kasus serangan asma, 19.544 kasus bronkitis akut pada anak-anak, 3.075 kasus bronkitis kronis, respiratory symptom days sebanyak 20,25 juta hari, dan berkurangnya hari kerja sebanyak 1,72 juta hari. Sejumlah dampak kesehatan tersebut diperkirakan menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp24,35 triliun, atau setara dengan 0,86% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta tahun 2019. Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah untuk melakukan intervensi kebijakan secara spesifik di sektor transportasi, yang merupakan kontributor terbesar bagi pencemaran udara di DKI Jakarta.

In 2019, Particulate Matter less than 2,5 micrometers (PM 2,5) was recorded increasing in DKI Jakarta, which signaled deteriorating air quality in the region. Along with rapid population growth and urbanization, the transportation sector becomes a major contributor to PM 2,5 emission in DKI Jakarta, which then poses health risks to the society. Through the bottom-up approach and air dispersion modelling with AERMOD software, this study estimates the annual PM 2,5 concentration that produced by transportation activities in DKI Jakarta. Furthermore, this study calculates mortality and morbidity cases resulting from these PM 2,5 exposures, as well as the associated economic losses. Economic valuation of health impacts is executed using the Value of Statistical Life (VSL) for mortality cases, together with Cost of Illness (COI) and Willingness to Pay (WTP) unit value for morbidity cases. Using benefit-transfer methods, these unit values are derived from previous studies in DKI Jakarta and other regions abroad, with adjustment to income level and inflation. Specific to hospital care incidents, the COI unit value is obtained from the latest regulations governing health service tariffs at the Dr. Cipto Mangunkusumo hospital.
The annual PM 2,5 concentration from transportation sector in DKI Jakarta ranged between 3,16 µg/m3-69,12 µg/m3 in 2019, where high concentration (37-69 µg/m3) tends to be along the highway road. Subsequently, PM 2,5-attributable mortality was 4.267, mostly caused by Ischemic Heart Disease and stroke. Additionally, the total hospital admissions and emergency room visit were 2.626 and 26.000 respectively. Estimated chronic bronchitis, asthma attacks, and acute bronchitis for children were 3.075, 320.852, and 19.544 respectively. Lastly, there were 20,25 million days of respiratory symptom, and 1,72 million of work loss days. Simultaneously, the PM 2,5 exposure caused the economic loss of IDR 24,35 trillion, which is 0,86% of DKI Jakarta Gross Domestic Regional Product (GDRP) in 2019. The result of this study would provide a guidance for governments to design and implement the transportation sector-specific policies, which is the largest contributor to air pollution in DKI Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Muhammad Kahfie
"Pemanfaatan bahan bakar nabati dewasa ini menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak yang semakin tinggi. Sebagai contoh, kebutuhan gasoline untuk sektor transportasi dapat digantikan oleh bioetanol. Bioetanol dapat dijadikan campuran di dalam gasolin yang juga disebut biogasolin. Pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar tersebut tidak diiringi dengan kesiapan infrastruktur dan sistem rantai suplai.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan luaran mengenai infrastruktur rantai suplai yang perlu disiapkan dan mengetahui biaya rantai suplai biogasolin. Dalam penelitian ini dirancang sistem rantai suplai biogasolin sebagai bahan bakar untuk sektor transportasi di daerah DKI Jakarta. Rantai suplai ini melibatkan seluruh entitas yang terkait dalam penyelenggaran bahan bakar biogasolin yaitu: petani perkebunan singkong, pabrik bioetanol, kilang, depo (unit blending), dan SPBU.
Terdapat empat skenario yang digunakan pada penelitian ini.
Pada Skenario 1 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta pada 22 SPBU dari total 221 SPBU di Jakarta. Komposisi bioetanol pada skenario ini adalah 5% volume.
Pada Skenario 2 biogasolin akan mensubstitusi 10% konsumsi gasolin di Jakarta dengan komposisi bioetanol sebesar 5% volume.
Skenario 3 adalah skenario bahan bakar alternatif dimana biogasolin menjadi bahan bakar alternatif pendamping gasolin. Kandungan bioetanol pada Skenario 3 adalah 5% volume.
Skenario 4 juga merupakan skenario bahan baker alternatif dengan komposisi bioetanol sebesar 20% volume.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan biaya rantai suplai terendah pada Skenario 2 dengan rata-rata sebesar Rp 10.559 per liter. Pada akhir tahun 2025 diperkirakan biaya rantai suplai Skenario 2 mencapai Rp 13.032 per liter. Secara umum biaya rantai suplai Skenario 3 dan 4 lebih tinggi dibandingkan Skenario 1 dan 2 dengan selisih rata-rata Rp 1.386 per liter pada tahun 2008. Di awal tahun 2008 dibutuhkan satu buah unit blending untuk melakukan pencampuran boetanol dan gasolin. Pada tahun yang sama juga dibutuhkan tangki timbun dan dispenser untuk menjalankan skenario 3 dan 4. Berdasarkan hasil perhitungan tidak perlu ada penambahan infrastruktur seperti: SPBU, unit blending, pabrik bioetanol dan kilang. Berdasarkan hasil analisa sensitivitas, variable yang paling berpengaruh terhadap biaya rantai suplai adalah biaya gasolin.

The utilization of biofuel becomes one of major solution to meet energy demand for transportation. As an example, gasoline needs for transportation can be substituted to bioethanol. The utilization usually mixed with gasoline that usually called biogasoline. The development of this fuel is not supported by infrastructure development and supply chain system.
This research is implemented to provide some output for supply chain infrastructure preparation and also cost of supply. In this research, the case study is designed to meet transportation fuel demand in DKI Jakarta. This supply chain involves all of the entity that related to the provision biogasoline which are: cassava farming, bioethanol plant, oil refinery, blending unit and gas station.
There are four scenarios that used in this research.
In Scenario 1, biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption on 22 SPBU from total 221 SPBU in Jakarta. The composition of bioethanol in this scenario is 10% volume.
In Scenario 2 biogasoline will substitute 10% of non subsidized gasoline consumption in Jakarta with 20% volume.
Scenario 3 is alternative fuel scenario, biogasoline is planned to enter market besides gasoline fuel. The bioethanol composition for this scenario is 5% volume.
Scenario 4 is also alternative fuel scenario with 20% volume of bioethanol.
Based on simulation result, the lowest cost of supply for biogasoline is get from Scenario 2 average Rp 10.559 per liter. In the late 2025 the cost of supply of Scenario 2 is estimated about Rp 13.032 per liter. Generally Scenario 3 and 4 average cost of supply is Rp 1.386 higher than Scenario 1 and 2 in 2008. In early 2008, there is a need for a blending unit construction to blend bioethanol and gasoline. In the same time it also need underground storage and dispenser to implement Scenario 3 and 4. Based on the calculation, there is no need for new infrastructure as gas station, blending unit, bioethanol plant, and oil refinery until 2025. Based on sensitivity analysis the most influential variable for cost of supply is the cost for gasoline.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49708
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Anggreini
"Pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi kelangkaan dan mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil di masa mendatang. Salah satu jenis energi alternatif yang telah banyak berkembang di Indonesia adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 perihal diperbolehkannya pencampuran bahan bakar minyak solar dengan biodiesel membuat pangsa pasar biodiesel semakin besar karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem yang terstruktur dan terintegrasi dari pendistribusian biodiesel ini yang dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari pabrik pemasok bahan baku minyak nabati berupa CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, depot, sampai SPBU. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam simulasi ini. Pada skenario pertama biodiesel digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM solar sepenuhnya sedangkan skenario kedua mempertimbangkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menjadi pilihan disamping BBM solar dengan dua alternatif pilihan rute. Rute pertama melalui pabrik olein sebagai bahan baku biodiesel sedangkan rute kedua bahan baku biodiesel langsung berasal dari CPO tanpa diolah menjadi olein terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan harga biodiesel terendah diperoleh pada Skenario 1.b yaitu antara Rp 4821,00 - Rp 4839,00 sedangkan total biaya terendah diperoleh pada Skenario 2.b. Dalam hal kondisi infrastruktur sampai tahun 2025, pada Skenario 1 untuk campuran biodiesel 10% diperlukan tambahan satu buah unit blending pada tahun 2016 dan satu buah pabrik biodiesel baru pada tahun 2021, sedangkan untuk Skenario 2 untuk campuran biodiesel 10% hanya diperlukan penambahan infrastruktur berupa satu unit dispenser dan dua buah tangki pendam baru di seluruh SPBU di DKI Jakarta.

The using of alternative energy has been an important thing as the way for anticipated the lack of fossil fuel and also to reduce its consumption in the future. One of the alternative energy that already developed in Indonesia is biodiesel. Based on the government regulation No.3675K/24/DJM/2006 about the allowance to mix the diesel fuel with biodiesel, makes makes biodiesel is able to use as a transportation fuel so that biodiesel market become greater. However, there is not any system that structured and integrated for the distribution of biodiesel that can optimize the using of biodiesel and makes the supply of biodiesel is sustainable.
In this research, the simulation of biodiesel supply chain as an alternative fuel for land transportation will be design with case study in DKI Jakarta provinces. This simulation involve all aspect that related with biodiesel business and also integrated it start from CPO producer, olein industry, biodiesel industry, depot, until the fuel station (SPBU). There are two scenarios that used in this simulation. First scenario, biodiesel is used as a substitution for all diesel fuel, and second scenario, biodiesel is used as a choice beside the diesel fuel. Each scenario have two alternative route, the first route is through the olein industry that used as the raw material for making biodiesel, and second route is neglect the olein industry and used CPO as a direct raw material for making biodiesel.
Based on the result of the simulation, the lowest price of the biodiesel is get from Scenario 1.b which is around Rp 4821,00 - Rp 4839,00 and for the lowest cost of supply is get from Scenario 2.b. The infrastructure condition until 2025 for Scenario 1 needs one blending unit at 2016 and one biodiesel plant at 2021 for 10% biodiesel mixed. Later for Scenario 2 needs two underground storage and one dispenser in all fuel station in DKI Jakarta provinces.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Sobri
"Sejak dilakukannya konversi energi dari minyak tanah ke LPG pada tahun 2007, konsumsi LPG 3 kg yang bersubsidi hingga 2015 mencapai 27,2 juta Ton. Terlepas dari suksesnya konversi minyak tanah, subsidi LPG 3 kg tetaplah menjadi beban anggaran pemerintah. Total subsidi mencapai Rp.176,2 triliun sejak dilakukanya konversi. Teknologi penyimpanan gas bumi dengan ANG Adsorbed Natural Gas mampu menyediakan fasilitas penyimpanan dengan kecukupan densitas energi pada tekanan yang relatif rendah yaitu 35 bar.
Tesis ini akan mengkaji nilai keekonomian harga gas bumi dalam sistem penyimpanan ANG dengan metode Levelized Cost. Analisis resiko dengan metode Monte Carlo digunakan untuk menentukan kelayakan sistem ANG sebagai pengganti konversi LPG 3 kg.
Simulasi menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 80 konversi ANG dapat memberikan potensi penghematan Rp.3.327,80 hingga Rp.4.558,59 per kg LPG yang dikonversikan. Analisis sensitifitas menunjukkan bahwa harga LNG masih mendominasi variasi harga dan profit ANG.

Since conversion of kerosene kerosene to LPG in 2007, the consumption of subsidized LPG 3 kg until 2015 reaches 27.2 million Tons. Besides the success of the conversion, the LPG 3 kg subsidy remains a burden to the government budget. The total subsidy amounted Rp.176.2 trillion ever since. Natural gas storage technology with ANG Adsorbed Natural Gas can provide storage facility with adequate energy density at relatively low pressure at 35 bar.
This thesis will study the economics of natural gas prices in ANG system with Levelized Cost method. Risk analysis with Monte Carlo method is used to determine the feasibility of this system for LPG 3 kg conversion.
Simulation shows that at convidence level 80 the ANG conversion would give potential of saving for Rp.3.327,80 to Rp.4.558,59 each kg converted LPG. Sensitifity analisys shows that the LNG price still dominate to the variation of ANG price and profit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Jauhari Santo Rihat
"Analisa perkembangan ekonomi dari sisi pengeluaran yaitu dengan mengukur variabel konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih ekspor dengan impor. Ruang lingkup penelitian tesis ini selain untuk membahas perkembangan ekonomi juga untuk fokus pada variabel investasi. Dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber yang relevan dan legal dari tahun 1980 sampai dengan 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis persamaan simultan. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara berbagai variabel dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di provinsi DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu konsumsi RT, pembentukan PMTDB, Pengeluaran Pemerintahdan Net Ekspor, Investasi Fasilitas, Investasi non fasilitas dan Investasi pemerintah. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): yaitu Faktor UMP dan Panjang jalan, Dummy variable Pembentukan PTSP dan Dummy variabel Krisis ekonomi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah yaitu Faktor UMP dan Panjang jalan serta Dummy variabel pembentukan PTSP.
Faktor yang mempengaruhi peningkatan Investasi Non fasilitas adalah Pengaruh UMP dan pertambahan panjang jalan serta Periode krisis ekonomi memberikan pengaruh signifikan terhadap aliran investasi non fasilitas. Faktor yang mempengaruhi peningkatan Investasi Pemerintah yaitu Faktor Penerimaan Pemerintah, PDRB dan Periode krisis ekonomi.

Analysis of economic development from expenditure side is by measuring the variables of consumption, investment, government spending and net exports. The scope of thesis research in addition to discuss economic development is also to focus on the variable investment. This research is using secondary data from a variety of relevant sources from 1980 to 2012 and kind a quantitative study with simultaneous quations analysis method. The result of this research is the discovery of significant influence of the various variables in driving economic growth in Jakarta.
The research describe that economic growth in the province of Jakarta influenced by factors; House hold consumption, investment, Government Spending and Net Exports, Facility Investment, non Facility Investment and Government Investment. Factors affecting the increase in Domestic Investment (DI): the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP and Dummy variables of economic crisis. Factors affecting the increase in Foreign Direct Investment (FDI) is the provincial minimum wage factor, GDP, length of roads, Dummy variables establishment of PTSP.
Factors affecting the increase in non facility investment is the provincial minimum wage factor, length of roads, GDP and dummy variables economic crisis. Factors affecting the increase in the Government Investment: Government revenues Factor, GDP and dummy variables economic crisis.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>