Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Eka Sari Prawiro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran penalaran moral prososial dan persepsi gaya pengasuhan sebagai prediktor tingkah laku prososial. Penelitian ini melibatkan 307 orang remaja (219 remaja putri, 88 remaja putra) dengan rata- rata usia 17,63 tahun (rentang usia 13-24 tahun). Tingkah laku prososial diukur dengan Prosocial Tendencies Measures-Revised (Carlo & Randall, 2003) yang mencakup kategori altruism, anonymous, compliant, dire, emotional dan public Penalaran Moral Prososial diukur dengan Prosocial Reasoning Objective Measures (Eisenberg, Carlo & Knight, 1992) yang mengidentifikasi orientasi penalaran hedonistic, approval, needs, stereotyped dan internalized. Persepsi gaya pengasuhan diukur dengan Parental Authority Questionnaire (Trinkner, 2012) yang memilah gaya otoritatif, otoritarian dan permisif. Ketiga instrumen tersebut memiliki nilai reliabilitas yang tinggi dengan nilai r berturut-turut r = 0,78, r = 0,71 dan r = 0,72.
Penalaran moral prososial dan persepsi gaya pengasuhan dapat memprediksi tingkah laku prososial pada remaja. Persepsi remaja terhadap gaya pengasuhan orang tua berkontribusi lebih besar (11,4%) dibandingkan penalaran moral prososial (5,2%). Semakin kuat persepsi bahwa orang tua bergaya pengasuhan otoritatif, semakin kuat kecenderungan remaja untuk bertingkah laku altuistik. Semakin kuat persepsi bahwa orang tua bergaya pengasuhan permisif, semakin kuat kecenderungan remaja untuk bertingkah laku prososial emosional. Remaja putra lebih banyak menampilkan tingkah laku prososial dire, sementara remaja putri lebih banyak bertingkah laku altruistik

ABSTRACT
This research aimed at exploring prosocial moral reasoning and perceived parenting style as predictors of prosocial behavior. Involving 307 adolescents (219 female, 88 male, Mage = 17,6, range = 13-24), prosocial behavior was measured using Prosocial Tendencies Measure-Revised (Carlo & Randall, 2003) which identifies altruism, anonymous, compliant, dire, emotional and public. Prosocial moral reasoning was measured using Prosocial Reasoning Objective Measure (Eisenberg, Carlo & Knight, 1992) indicating hedonistic, approval, needs, stereotyped and internalized reasoning orientation. Perceived Parenting Style measured by PAQ (Parental Authority Questionnaire, Trinkner 2012) identifying authoritative, authoritarian and permissive parenting style. Those instruments have high reliability i.e, r = 0,78, r = 0,71, and r = 0,72 respectively.
Prosocial behavior was predicted by prosocial moral reasoning and perceived parenting style. Perceived parenting style contributed (11,4%) more than prosocial moral reasoning (5,2%). The stronger the adolescent?s perception that their parents used authoritative parenting style, the more they showed altruistic prosocial behavior. The stronger adolescent?s perception that their parents used permissive parenting style, the more they showed emotional prosocial behavior. Male adolescent showed more dire prosocial behavior while female adolescent more altruistic prosocial behavior"
2016
T46452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashford, Jose B.
Belmont California: Wadsworth, 2001
302 ASH h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ashford, Jose B.
Boston: Cengage Learning, 2018
302 ASH h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Mahendra
"Individu pada masa kanak-kanak madya semakin matang dalam perkembangannya, terutama perkembangan kognitif dan sosial. Perkembangan tersebut membuat individu semakin mampu dalam bersosialisasi seiring dengan bertambahnya aktivitas sosial yang dihadapi oleh individu. Meskipun kejujuran menjadi aspek penting dalam bersosialisasi yang secara umum diturunkan oleh orang tua, individu pada tahap ini juga mampu untuk berperilaku sesuai yang diharapkan oleh orang lain dan memunculkan perilaku berbohong untuk menguntungkan orang lain atau biasa disebut sebagai prosocial lying. Selain kognitif anak, perilaku prosocial lying juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial, salah satunya gaya pengasuhan orang tua. Gaya pengasuhan dapat dikategorisasikan berdasarkan dua dimensi, yaitu demandingness dan responsiveness. Dimensi demandingness dan responsiveness yang cenderung tinggi menunjukkan gaya pengasuhan orang tua yang authoritative. Gaya pengasuhan authoritative umumnya ditemukan mendukung perkembangan anak secara optimal, tetapi hubungannya dengan perilaku prosocial lying ditemukan masih bervariasi antar budaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi anak mengenai gaya pengasuhan authoritative orang tua dan perilaku prosocial lying di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga meneliti hubungan antara persepsi anak pada tiap dimensi pembentuk gaya pengasuhan dan perilaku prosocial lying. Sampel penelitian terdiri dari anak usia 9—12 tahun (N = 76). Hasil analisis point biserial menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara persepsi gaya pengasuhan authoritative dan perilaku prosocial lying pada anak usia 9—12 tahun. Namun, dimensi responsiveness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan perilaku prosocial lying. Lalu, dimensi demandingness memiliki hubungan negatif secara signifikan dengan perilaku prosocial lying. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa anak yang mempersepsikan gaya pengasuhan orang tua dengan responsiveness tinggi dan demandingness rendah lebih cenderung untuk melakuan perilaku prosocial lying. Faktor-faktor lain seperti nilai budaya keluarga serta lingkungan budaya anak juga perlu dipertimbangkan.

Individuals in mid-childhood become increasingly mature in their development, especially in cognitive and social aspects. This development enables individuals to become more capable in socializing as they face growing social activities. Although honesty is an important aspect of socializing generally instilled by parents, individuals at this stage are also capable of behaving according to others' expectations and exhibiting prosocial lying, which is lying for the benefit of others. Prosocial lying behavior in addition to children's cognitive abilities is also influenced by the social environment, one of which is parenting style. Parenting styles can be categorized based on two dimensions: demandingness and responsiveness. High levels of demandingness and responsiveness indicate an authoritative parenting style. Authoritative parenting style is generally found to support optimal child development, but its relationship with prosocial lying behavior varies across cultures.This study aims to investigate the relationship between children's perceptions of authoritative parenting style and prosocial lying behavior in Indonesia. Additionally, the study examines the relationship between children's perceptions of each dimension forming parenting style and prosocial lying behavior. The research sample consists of children aged 9-12 years (N = 76).The results of the point biserial analysis indicate that there is no significant relationship between children's perceptions of authoritative parenting style and prosocial lying behavior in children aged 9-12 years. However, the responsiveness dimension shows a significant positive relationship with prosocial lying behavior. Conversely, the demandingness dimension shows a significant negative relationship with prosocial lying behavior.This study implies that children who perceive their parents' parenting style as highly responsive and low in demandingness are more likely to engage in prosocial lying behavior. Other factors such as family cultural values and the child's cultural environment also need to be considered."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ariella Fedora
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh gaya pengasuhan terhadap karakter disipin, tanggung jawab, dan penghargaan pada anak usia middle childhood. Subjek penelitian ini adalah anak usia 8-9 tahun sebanyak 203 orang. Karakter dan gaya pengasuhan anak diukur dengan menggunakan akat ukur yang dikonstruk bersama dengan payung penelitian Pendidikan Karakter. Berdasarkan hasil penghitungan dengan one-way Anova didapatkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti terdapat perbedaan karakter disiplin, tanggung jawab, dan penghargaan yang signifikan pada empat gaya pengasuhan berbeda, yaitu authoritative, authoritarian, permissive,dan neglectful pada anak usia middle childhood.

The aim of this research is to see the effect of parenting style on discipline, responsibility, and respect in middle childhood. The subjects are 203 children aged 8 and 9. Characters and parenting style of the subjects are measured by instruments that were constructed by a group of Character Education Research. Based on the measurement using one-way Anova, the result shows that there are significant differences between characters, which are discipline, responsibility, and respect, and parenting styles, which are authoritative, authoritarian, permissive, and neglectful in middle childhood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nashaq
"ABSTRAK
Pada beberapa penelitian mengenai video game prososial, telah ditemukan bukti bahwa video game prososial dapat memengaruhi tingkah laku prososial. Salah satu penelitian yang berhasil menemukan bukti dari pengaruh video game prososial terhadap tingkah laku prososial adalah penelitian Greitemeyer dan Osswald (2010). Namun, ada beberapa aspek yang luput dari manipulation check salah satu eksperimen dalam penelitian tersebut, yaitu aspek afeksi dan arousal. Didasari oleh General Learning Model (Buckley dan Anderson, 2006), penelitian eksperimen ini merupakan penelitian replikasi dari eksperimen dua penelitian Greitemeyer dan Osswald (2010). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang sejauh mana video game prososial dapat memengaruhi tingkah laku prososial dengan menambahkan aspek afeksi dan arousal dalam manipulation check. Sebanyak 69 responden diminta untuk memainkan salah satu dari video game yang disediakan oleh peneliti (video game netral atau video game prososial), kemudian diukur tingkah laku prososialnya setelah memainkan video game. Berdasarkan hasil analisis one way anova, tidak ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari video game prososial terhadap tingkah laku prososial.

ABSTRACT
In several researches about prosocial video games, the evidence has been found that prosocial video game affects prosocial behaviors. One of the research that found the evidence of the prosocial video game effect on prosocial behavior is a research that conducted by Greitemeyer dan Osswald (2010). However, there is something that missed on the manipulation check of that research, that is affective and arousal aspect. Based on General Learning Model (Buckley and Anderson, 2006), this research is a replication of experiment two in Greitemeyer dan Osswald (2010) research. This research aimed to study the extent to which prosocial video games affects prosocial behavior by adding the affective and arousal aspect in manipulation check. 69 respondents were asked to play one of the video games that the research provided (neutral or prosocial) and the prosocial behaviors was measured afterwards. Based on one way anova analysis result, there is no significant effect of prosocial video games towards prosocial behavior."
2016
S64864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanani Amiratul Adilah Amini
"Perilaku berbohong prososial pada anak usia 6-12 tahun diteliti dengan melihat hubungannya dengan executive functions dan gaya pengasuhan orang tua. Perilaku berbohong prososial diobservasi menggunakan disappointing gift paradigm, executive functions diukur menggunakan tugas kognitif seperti stroop task dan digit span task, serta gaya pengasuhan orang tua diukur menggunakan self report. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji korelasi dan uji regresi. Dari total 76 partisipan, diketahui bahwa persentase truth-tellers sebesar 49% (37 orang) dan prosocial liar sebesar 51% (39 orang). Penelitian ini menemukan bahwa gaya pengasuhan conformity berhubungan secara negatif dengan perilaku berbohong prososial sedangkan variabel executive functions (working memory dan inhibitory control) serta variabel gaya pengasuhan autonomy tidak berhubungan dengan variabel berbohong prososial dan bukan merupakan prediktor variabel berbohong prososial. Penelitian ini menemukan bahwa anak usia 6-12 tahun yang orang tuanya menggunakan pola pengasuhan conformity memiliki kecenderungan yang rendah untuk melakukan perilaku berbohong prososial dan semakin besar kemungkinan untuk menjadi truth-tellers. Penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang mendasari perilaku berbohong prososial perlu dilakukan untuk menyesuaikan budaya di negara-negara Asia.

Prosocial lying behavior in children aged 6-12 years was examined in relation to executive functions and parenting styles. Prosocial lying behavior was observed using the disappointing gift paradigm, executive functions were measured using cognitive tasks such as the Stroop task and digit span task, and parenting styles were measured using self-report measures. Statistical analyses were conducted using correlation and regression tests. Out of a total of 76 participants, it was found that 49% (37 individuals) were truth-tellers and 51% (39 individuals) were prosocial liars. The study found that conformity parenting style negatively correlated with prosocial lying behavior, while executive functions variables (working memory and inhibitory control) and autonomy parenting style variables were not correlated with prosocial lying behavior and were not predictors of prosocial lying behavior. Additionally, it was found that children aged 6-12 years whose parents employed a conformity parenting style had a lower tendency to engage in prosocial lying behavior and were more likely to be truth-tellers. Further research on other factors underlying prosocial lying behavior is necessary to account for cultural variations in Asian countries."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fendi Budi Prabowo
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tingkah laku prososial dalam bermain MMORPG dan tingkah laku prososial di kehidupan nyata serta hubungan antara lama bermain MMORPG dan tingkah laku prososial dalam bermain MMORPG. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur Abidin (2000), yaitu Tingkah Laku Prososial dalam Bermain MMORPG dan Tingkah Laku Prososial di Kehidupan Nyata. Partisipan penelitian ini berjumlah 115 orang yang merupakan pemain MMORPG.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif satu arah yang signifikan antara tingkah laku prososial dalam bermain MMORPG dan tingkah laku prososial dalam kehidupan nyata pada pemain MMORPG (r = 0.418; p = 0.000). Hal ini menandakan bahwa semakin sering pemain MMORPG melakukan tingkah laku prososial dalam permainan MMORPG, maka ia akan semakin cenderung melakukan tingkah laku prososial di kehidupan nyata. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara lama bermain MMORPG dan tingkah laku prososial dalam bermain MMORPG pada pemain MMORPG (r = 0.208; p = 0.026). Dengan kata lain, semakin lama pemain MMORPG bermain permainan tersebut, maka ia akan semakin cenderung melakukan tingkah laku prososial dalam permainan MMORPG. Berdasarkan hasil tersebut, game developer perlu menciptakan permainan yang mendorong pemainnya untuk melakukan tingkah laku prososial dengan pemain lain di dalam permainan tersebut sehingga mereka cenderung melakukan tingkah laku prososial di kehidupan nyata.

The purpose of this research is to find the correlation between prosocial behavior in massively multiplayer online role playing game (MMORPG) and prosocial behavior in real life among MMORPG player. In addition, this research is also conducted to find the correlation between the length of playing MMORPG and prosocial behavior in MMORPG. the two instruments used this research are the Instrument of Prosocial Behavior in MMORPG and the Instrument of Prosocial Behavior in Real Life. Both of the instruments are adapted from Abidin (2000). The participants of this research are 115 MMORPG players.
The results of this research show that prosocial behavior in MMORPG significantly correlated with prosocial behavior in real life (r = 0.418; p = 0.000). That is, if the MMORPG player conduct prosocial behavior in the game, then he/she will tend to conduct prosocial behavior in real life. Moreover, the result of this research show that the length of playing MMORPG significantly correlated with prosocial behavior in MMORPG (r = 0.208; p = 0.026). That is, the longer someone play MMORPG, he/she will tend to conduct prosocial behavior in MMORPG. Based on this results, the game developer should create more games which will reinforce the players to conduct prosocial behavior in that game, so they will tend to conduct prosocial behavior in real life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S53532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sellina Desnawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya pengasuhan orang tua dengan regulasi emosi pada anak usia 3-6 tahun. Gaya pengasuhan diukur menggunakan PSDQ short version (Parenting Styles & Dimensions Questionnaire) (Robinson dkk., 2001), sedangkan regulasi emosi diukur menggunakan ERC (Emotion Regulation Checklists) (Ann & Cicchetti, 1997). Penelitian dilakukan terhadap 126 orang tua dari anak usia 3-6 tahun. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ketiga tipe gaya pengasuhan memiliki hubungan yang signifikan dengan regulasi emosi. Tipe pengasuhan otoritatif berkorelasi positif dengan regulasi emosi, sedangkan tipe pengasuhan otoritarian dan permisif berkorelasi negatif dengan regulasi emosi. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan gaya pengasuhan yang dominan dilakukan. Perbedaan signifikan ditemukan pada tingkat pendidikan sarjana dibandingkan dengan pendidikan di SD hingga SMA.

The aim of this study was to investigate the relationship between parenting styles and the emotion regulation of children ages 3 to 6 in Jabodetabek. Parenting style was measured by PSDQ short version (Parenting Styles & Dimensions Questionnaire) (Robinson dkk., 2001), while child emotion regulation was measured by ERC (Emotion Regulation Checklists) (Ann & Cicchetti, 1997). The participants of this study were 126 parents of children ages 3 to 6. The results of the study showed that all of the three parenting styles correlated significantly with child emotion regulation; authoritative parenting styles correlated possitively, while both authoritarian and permissive parenting style correlated negatively. Further analysis indicated a possitive correlation between parent?s level of education and authoritative parenting styles. Significant difference was found in level of bachelor compared to the education level of primary to high school."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>