Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mona Olivia
"ABSTRAK
Ibu rumah tangga haruslah memiliki kemampuan perencanaan keuangan yang baik untuk mengatur keuangan keluarganya. Perilaku perencanaan keuangan tidak hanya dipengaruhi pengetahuan tetapi juga hal ? hal bersifat psikologis, seperti perspektif waktu masa depan dan self-rated knowledge. Studi baseline menemukan bahwa ibu rumah tangga pada komunitas Kampung Koran belum memiliki perilaku perencanaan keuangan yang baik. Selain itu, ditemukan pula bahwa perspektif waktu masa depan dan self-rated knowledge mereka rendah. Atas temuan tersebut, peneliti memutuskan melakukan intervensi pelatihan jarak psikologis untuk peningkatan perspektif waktu masa depan dan self-rated knowledge pada perilaku perencanaan keuangan ibu rumah tangga. Intervensi ini menggunakan desain quasi eksperimen one group pre-test and post-test design yang dilakukan selama satu minggu dan diikuti oleh 17 ibu rumah tangga. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan perilaku perencanaan keuangan yang signifikan secara statistik. Maka implikasi dari penelitian ini adalah intervensi pelatihan jarak psikologis efektif dalam meningkatkan perilaku perencanaan keuangan.

ABSTRACT
Housewives must have a good financial planning skills to managing their households' finance. Financial planning behavior is not only influenced by knowledge, but also psychological aspects, such as the future time perspective and individual's self-rated knowledge. Baseline study found that housewives in Kampung Koran community did not have good financial planning behavior yet. We also found that they had rather low future time perspective depan and self-rated knowledge. The researcher decided to conduct an intervention in psychological distance training to improve the housewives' future time perspective and self-rated knowledge to improve the financial planning behavior. This intervention used a quasi-experimental design, which was a one group pre-test and post-test design that was conducted within a week period and followed by 17 housewives. Intervention program resulted in statistically significant enhancement of financial planning behavior. This study found that intervention in psychological distance training was effective in improving financial planning behavior"
2016
T46383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Oktaviani
"ABSTRAK
Hasil identifikasi masalah organisasi menunjukkan bahwa knowledge sharing di PT ABC, sebuah perusahaan menara telekomunikasi, belum berjalan dengan maksimal. Penelitian dengan metode kualitatif dan kuantitatif dilakukan untuk melihat hubungan antara psychological capital dengan knowledge sharing yang terdiri dari dua dimensi, yaitu knowledge donating dan knowledge collecting. Pengukuran psychological capital dilakukan dengan alat ukur PCQ-24 (Luthans, Youssef, & Avolio, 2007) dengan α Cronbach sebesar .868. Sementara itu, pengukuran knowledge sharing menggunakan alat ukur yang disusun oleh Van den Hoff dan De Ridder (2004) dengan α Cronbach sebesar .779 untuk skala knowledge donating dan .826 untuk skala knowledge collecting. Hasil penelitian pada 110 karyawan menunjukkan terdapat korelasi yang signifikan antara psychological capital dengan knowledge donating (r=.145, p<.01) dan knowledge collecting (r=.278, p<.01). Lebih lanjut, dimensi psychological capital yang memiliki hubungan paling kuat dengan knowledge donating dan collecting adalah self-efficacy. Berdasarkan hasil tersebut, uji coba intervensi yang dilakukan adalah pelatihan terkait pengembangan self-efficacy anggota tim, yaitu Encouraging Knowledge Sharing at Work kepada atasan yang berperan sebagai koordinator/ potensial koordinator CoP (community of practice). Uji pengetahuan diberikan kepada 16 orang peserta pada saat sebelum dan sesudah pelatihan. Perbandingan antara hasil pre-test dengan post-test menunjukkan peningkatan skor yang signifikan setelah peserta mengikuti pelatihan (t=-7.507, p<.01).

ABSTRACT
Problem identification showed that knowledge sharing has not run effectively in PT ABC, a telecommunication tower company. The purpose of this research, which used qualitative and quantitative method, is to investigate correlation between psychological capital and knowledge sharing, which consists of two dimensions, knowledge donating and knowledge collecting. PCQ-24 (Luthans, Avolio, Youssef, 2007) was used to measure psychological capital (Cronbach?s α=.868), and Van den hoff & De Ridder (2004a) knowledge sharing questionnaire used to measure knowledge sharing (Cronbach?s α=.779 for knowledge donating scale and .826 for knowledge colletcing scale). The result from 110 respondents showed that psychological capital correlated significantly with knowledge donating (r=.145, p<.01) and knowledge collecting (r=.278, p<.01). Self-efficacy is psychological capital dimension which has the strongest correlation with knowledge donating and knowledge collecting. Training Encouraging Knowledge Sharing at Work was held as pilot intervention. Enhancing team members? selfefficacy is the training topic. Training target are the leader who acts as champion or potential champion (coordinator of Community of Practice). Pre-test and posttest was given to 16 training participants. The comparison between pre-test and post-test revealed significant improvement in participant knowledge after they participated the training (t=-7.507, p<.01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Yulianti
"Tesis ini terfokus pada usaha untuk meningkatkan iklim psikologis yang dipersepsikan karyawan antar generasi melalui pelatihan keterampilan coaching kepada para line manager. Upaya tersebut nantinya akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan dari tiga generasi yang berbeda di lembaga keuangan negara. Data pendukung, sebagai langkah diagnostik organisasi awal, diperoleh melalui studi dokumentasi terhadap hasil survei sebelumnya yang pernah dilakukan oleh lembaga keuangan negara mengenai kepuasan kerja dan wawancara dengan pihak HRD. Berdasarkan data tersebut, didapat bahwa kepuasan kerja karyawan semakin menurun dari generasi paling tua, yaitu Baby Boomers, hingga paling muda, yaitu Generasi Y. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan diduga disebabkan oleh dua faktor, yaitu iklim psikologis dan kepemimpinan transformasional.
Untuk mengetahui dugaan tersebut, peneliti mengukur pengaruh iklim psikologis dan kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja karyawan antar generasi dengan menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan bahwa iklim psikologis memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan kepemimpinan transformasional terhadap meningkatnya kepuasan kerja karyawan, baik pada karyawan secara keseluruhan maupun antar generasi. Lebih jauh lagi, dari enam dimensi iklim psikologis, hasil menunjukkan bahwa role clarity memiliki pengaruh paling besar terhadap kepuasan kerja dan skor terendah dibandingkan dengan dimensi iklim psikologis lainnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan role clarity adalah dengan coaching yang secara berkala dilakukan oleh atasan. Untuk itu, peneliti memberikan pembekalan pelatihan keterampilan coaching terkait dengan role clarity antar generasi kepada atasan melalui pelatihan yang disebut dengan Komunikasi CLEAR. Hasil menunjukkan bahwa atasan yang diberikan pembekalan secara mendalam mengenai Komunikasi CLEAR antar generasi memperoleh hasil keterampilan coaching yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan pembekalan secara mendalam. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan serupa kepada para atasan di lembaga keuangan negara secara menyeluruh.

This thesis is focused on the effort to improve perceived psychological climate on employees among generation through coaching skill training for line manager. Later, this effort will increase employees? job satisfaction on three different generations in financial state institution. The supporting data, a preliminary organization diagnostic step, are collected through study documentation from previous survey conducted in financial state institution about job satisfaction and interview with human resource department employees. Based on data collected, findings show that job satisfaction decreased from the oldest generation, i.e. Baby Boomers, to the youngest generation, i.e. Generation Y. From the data, it is assumed that the decreasing on job satisfaction could be affected by psychological climate and transformational leadership factors.
To test the assumption, researcher conducted research to measure the effect of psychological climate and transformational leadership on employees job satisfaction among generation by using questionnaire. Result shows that psychological climate has a greater effect than transformational leadership in increasing employees job satisfaction, either on employees in general or among generation. Furthermore, from the six dimensions of psychological climate, result shows that role clarity has a greater impact on job satisfaction and has the lowest score among the other dimensions.
One of the ways to improve role clarity is by doing regular coaching conducted by the line manager. Therefore, researcher equipped line manager with coaching skill related to role clarity among generation through training called CLEAR Communication. Results shows that line managers who were given in depth material about CLEAR Communication among generation obtained better score on coaching skill than they who were not given in depth. Thus, further action is suggested to conduct the similar training to every line manager in financial state institution."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosemary, Ariana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan pemberdayaan psikologis (psychological empowerment) terhadap perilaku inovatif (innovative behavior). Berdasarkan hasil diagnosis permasalahan organisasi berupa wawancara dan FGD, ditemukan bahwa secara umum terlihat bahwa karyawan PT ED belum menunjukkan perilaku inovatif secara optimal. Kondisi ini dianggap kurang selaras dengan keadaan PT ED yang sedang mengalami masa krisis. Perilaku inovatif karyawan yang belum maksimal antara lain disebabkan oleh pemberdayaan psikologis yang belum tinggi. Hal ini dibuktikan dengan mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku inovatif. Pemberdayaan psikologis karyawan diukur melalui kuesioner Psychological Empowerment yang dikembangkan oleh Spreitzer (1995) sejumlah 12 item (α = .779) dan perilaku inovatif diukur dengan kuesioner Innovative Work Behavior Scale yang dikembangkan oleh Janssen (2000) sejumlah 9 item (α = .901). Hasil penelitian pada 64 orang karyawan di Kantor Pusat menunjukkan pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (R2 = .287, p<0.01). Artinya, peningkatan pada pemberdayaan psikologis dapat memunculkan terjadi peningkatan perilaku inovatif. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan pemberdayaan psikologis, berupa kegiatan pelatihan Empowerment for Innovation kepada karyawan dan atasannya, yang diharapkan dapat meningkatkan perilaku inovatif karyawan.

This research aims to determine the influence of psychological empowerment enhancement on employees' innovative behavior. Based on diagnose of organizational problems by conducting interview and FGD, it been estimated that employees' innovative behavior at PT ED should be increased. These condition do not in line with PT ED situations during company's crisis. Low level of employees' innovative behavior could be predicts by low level of employees' psychological empowerment. The influence of psychological empowerment on employees' innovative behavior is proven by quantitative measurement. Level of psychological empowerment is measured by 12-item Psychological Empowerment Questionnaire, which developed by Spreitzer (1995) (α = .779); meanwhile level of employees' innovative behavior is measured by 9- item Innovative Work Behavior Scale by Janssen (2000) (α = .901). Research on 64 Head Office Employees found the influence of psychological empowerment on innovative behavior (R2 = .287, p<0.01). Therefore, the enhancement of psychological empowerment will increase employees' innovative behavior. Researcher then design intervention program, that is Empowerment for Innovation Training for employee and their supervisor to increase employees' psychological empowerment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Fauruza
"ABSTRAK
Pemilihan jurusan yang diberlakukan pada kelas 10 SMA membuat siswa SMP harus mulai mempersiapkan tujuan masa depannya sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dari perspektif masa depan sebagai moderator pada hubungan antara perilaku proaktif dan adaptabilitas karier pada remaja siswa SMP kelas 9. Responden yang terlibat pada penelitian ini berjumlah 667 siswa SMP kelas 9. Adaptabilitas Karier diukur dengan menggunakan Career Adapt-Abilities Scale, Perilaku Proaktif diukur dengan menggunakan Proactive Personality Scale, dan Perspektif Masa Depan diukur dengan menggunakan Future Time Perspective Scale. Penelitian ini menggunakan uji statistik regresi moderasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat peran moderasi dari perspektif masa depan terhadap hubungan antara perilaku proaktif dan adaptabilitas karier t = -.61, p = .53 . Hal ini berarti bahwa perspektif masa depan tidak cukup kuat untuk memengaruhi hubungan perilaku proaktif dan adaptabilitas karier. Pembahasan dan saran mengenai penelitian lanjutan didiskusikan.

ABSTRAK
The selection of majors enacted in the 10th grade of senior high school enables junior high school students to start preparing for their future goals early on. This research aims to examine the role of future time perspective as moderator on the relationship between proactive behavior and career adaptability among the 9th grade junior high school adolescents. Participants involved in this research are 667 9th grade junior high school students. Career Adaptability was measured using Career Adapt Abilities Scale, Proactive Behavior was measured using Proactive Personality Scale, and Future Time Perspective was measured using Future Time Perspective Scale. This study used moderated regression statistic test. The result of the study shows that there is no moderation role from future time perspective on the relationship between proactive behavior and career adaptability t .61, p .53 . It implies that the future time perspective is not strong enough to affect the relationship between proactive behavior and career adaptability. Discussion and suggestion for further research are discussed. "
2017
S69146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Andriani
"Kualitas perilaku inovatif karyawan pada kompetisi inovasi di PT ABC belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan psikologis (psychological empowerment) terhadap perilaku inovatif (innovative work behavior) pada engineer dan analyst PT ABC. Penelitian dilakukan untuk mengukur pengaruh pemberdayaan psikologis terhadap perilaku inovatif dengan menggunakan kuesioner Psychological Empowerment (Spreitzer,1995) dan kuesioner Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). Responden penelitian ini berjumlah 61 orang pada level engineer dan analyst di empat direktorat PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis terbukti secara signifikan mempengaruhi perilaku inovatif (R2 = 0.287, p<0.01). Artinya, peningkatan pada pemberdayaan psikologis dapat memunculkan terjadinya peningkatan perilaku inovatif. Intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dilakukan melalui pelatihan Self Empowerment.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pemberdayaan psikologis dan perilaku inovatif pada engineer dan analyst di PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan pemberdayaan psikologis disarankan untuk dijadikan kegiatan rutin setiap tahunnya untuk meningkatkan perilaku inovatif karyawan.

The quality of employee's innovative work behavior in the innovation competition held by PT ABC was not optimal. This study aims to determine the effect of psychological empowerment on innovative work behavior in engineers and analyst of PT ABC. Effect of psychological empowerment on innovative behavior was measured with Psychological Empowerment questionnaire (Spreitzer, 1995) and Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000). A total of 61 engineers and analysts in four directorates PT ABC participated in this study.
Regression analysis results indicated that psychological empowerment proven to significantly affect innovative work behavior (R2 = 0287, p <0:01). This signifies, an increase in psychological empowerment causes an increase in innovative work behavior. Thus, the researcher concluded that the appropriate intervention to improve the psychological empowerment was through self empowerment training.
The difference between pre-test and post-test results demonstrated a significant increase in psychological empowerment and innovative work behavior in the engineers and analyst of PT ABC. Hence, the psychological empowerment training should take place annually as a way to improve the innovative work behavior of employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dian Nirmala
"Kematangan karir merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan masa remaja. Salah satu hal yang menunjang kematangan karir adalah perspektif masa depan (future time perspective/ FTP), yang merupakan kemampuan untuk melihat lebih jauh dan juga antisipasi, membuat perencanaan dan mengorganisir kemungkinan-kemungkinan di masa depan. Ciri remaja yang matang secara karir antara lain memiliki orientasi masa depan yang jelas, menunda kenikmatan saat ini, memiliki perencanaan, dan mampu menetapkan keputusan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat konseling FTP dalam membantu mengembangkan orientasi dan perspektif masa depan pada remaja.
Penelitian ini merupakan penelitian single case subject dengan desain kuasi eksperimental, dengan hanya melibatkan satu partisipan. Partisipan mengikuti tiga fase intervensi sebanyak delapan hari dengan tiap pertemuan terdiri dari 2-3 jam dalam kurun waktu satu bulan (27 Mei 2014 ` 19 Juni 2014). Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dengan kuesioner Future Time Perspective Scale (FTPS), dan analisa kualitatif sepanjang pelaksanaan konseling, maka dapat disimpulkan bahwa konseling FTP dapat mengembangkan orientasi masa depan yang lebih jelas. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan partisipan dalam memiliki orientasi masa depan yang lebih positif dan bermakna, mampu mengidentikasi hal-hal yang perlu dilakukan pada masa ini untuk mencapai masa depan, dan juga membuat perencanaan serta alternatif perencanaan untuk masa depannya.

Career maturity is one of several important aspects in adolescence`s developmental phase. One of many subjects that contribute to support the career maturity further is the future time perspective (FTP), i.e. ability of envision farther, in company with anticipation, i.e. planning and organizing future possibilities. The characteristic of adolescents with a career maturity among others are have a clear future orientation, pose an ability to delay pleasure at the moment, secure a plan, and able to generate a decision. This study was conducted to view the FTP-oriented counseling`s support in the development of adolescent`s future orientation and perspective.
The study was a single case subject per quasiexperimental design, thus comprised only one participant. Participant involved in a three-phase intervention for eight days of 2-3 hours meeting during one month period. Based on the Future Time Perspective Scale (FTPS) questionnaire and qualitative analysis result throughout the counseling, it is concluded that the FTPoriented counseling is able to support the development of a clearer future, which lies in participant`s success of having a more positive and meaningful future orientation, capability to identify necessary to-do-list for his future achievement, and also to the ability to develop future plans as well as its alternatives."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T42080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Ariani Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi di PT X. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan pemberdayaan psikologis yang rendah dan dianggap menjadi salah satu faktor yang menghambat munculnya perilaku kerja inovatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner pemberdayaan psikologis (Spreitzer, 1995) dan kuesioner perilaku kerja inovatif (Janssen, 2000) yang telah diadaptasi oleh Etikariena & Muluk (2014). Partisipan penelitian berjumlah 144 orang karyawan level staf di divisi Produksi PT X.
Hasil analisis korelasional menunjukkan koefisien korelasi r= .536 (p<0.05) yang berarti pemberdayaan psikologis memiliki hubungan positif yang signifikan dengan perilaku kerja inovatif. Peneliti merancang program pelatihan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis. Dengan meningkatnya pemberdayaan psikologis, maka diharapkan dapat meningkatkan perilaku kerja inovatif.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan pemberdayaan psikologis, persepsi pemberdayaan psikologis, dan persepsi perilaku kerja inovatif. Dengan demikian, program pelatihan disarankan sebagai intervensi untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dan perilaku kerja inovatif pada karyawan divisi Produksi PT X.

This study aimed to determine the relationship between psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division's employees at PT X. Based on identification of organizational problems, employees indicate lower level of psychological empowerment and it is considered to be the one of the factors that inhibit innovative work behavior. Data collection instrument used was a questionnaire of psychological empowerment (Spreitzer, 1995) and innovative work behavior (Janssen, 2000) which has been adapted by Etikariena & Muluk (2014). There were 144 staff level employees that had participated in the Production division of PT X.
orrelational analysis result showed the correlation coefficient of r = .536 (p<0.05) which means that psychological empowerment has a significant positive relationship with innovative work behavior. Researcher designed a training program as an intervention to improve the psychological empowerment. An improving psychological empowerment is expected to improve innovative work behavior.
The difference between pre-test and post-test result of training showed a significant increase in knowledge of psychological empowerment, perception of psychological empowerment, and perception of innovative work behavior. Hence, the training program is recommended as an intervention to improve the psychological empowerment and innovative work behavior in the Production division employees of PT X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Budi Sutrisno
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari perilaku berbagi pengetahuan terhadap perilaku kerja inovatif pada karyawan di PT XYZ dengan pemberian intervensi pelatihan Sharing is Gaining. Fokus penelitian tersebut dipilih mengingat inovasi menjadi salah satu nilai utama yang ditekankan oleh PT XYZ kepada karyawannya dan secara teoretis dapat ditingkatkan melalui perilaku berbagi pengetahuan. Penelitian ini menggunakan kuesioner perilaku berbagi pengetahuan yang diadaptasi dari Van Den Hoff dan De Ridder, serta kuesioner perilaku kerja inovatif dari Janssen yang telah diadaptasi oleh Etikariena dan Muluk. Hasil analisis data menggunakan 74 data kuesioner dan diolah menggunakan teknik analisis simple regression dari SPSS. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh sebesar 63.6% dari perilaku berbagi pengetahuan terhadap perilaku kerja inovatif (r = .798, p < .05). Peneliti kemudian menjadikan hasil tersebut sebagai acuan dalam membuat program intervensi pelatihan Sharing is Gaining pada karyawan di PT XYZ. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman dan nilai rata-rata perilaku berbagi pengetahuan pada karyawan di PT XYZ antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan oleh peneliti mampu untuk meningkatkan pemahaman dan perilaku berbagi pengetahuan karyawan di PT XYZ dalam pekerjaannya sehari-hari.

This study aims to examine the effect of knowledge sharing behavior on innovative work behavior on employees at PT XYZ by providing Sharing is Gaining training intervention. The focus of this study was chosen considering that innovation is one of the main values emphasized by PT XYZ and theoretically can be improved through knowledge sharing behavior. This study used a knowledge sharing behavior questionnaire adapted from Van Den Hoff and De Ridder, as well as innovative work behavior questionnaire from Jansen that had been adapted by Etikariena and Muluk. The results of data analysis derived from 74 questionnaires and processed using simple regression analysis technique from SPSS. The results indicate a significant influence of 63.6% from knowledge sharing behavior on innovative work behavior (r = .798, p <.05). This results then used as a reference in creating Sharing is Gaining training intervention for employees at PT XYZ. The evaluation results show that there are improvements in the comprehension of knowledge sharing behavior, and an increase of average score of knowledge sharing behavior among employees at PT XYZ before and after training. These results indicate that the intervention is able to increase the understanding and knowledge sharing behavior of employees at PT XYZ in their daily work.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sayyid Mahfuzh
"Penelitian ini fokus kepada pengaruh kepemimpinan transformasional dan perilaku berbagi pengetahuan terhadap perilaku kerja inovatif sehingga bisa dibuat rancangan intervensi untuk meningkatkan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini dilakukan di bagian penjualan PT. X dengan melibatkan partisipan sebanyak 49 supervisor dan manager dengan menggunakan metode . Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional yang diukur dengan Multifactor Leadership Questionnaire dan perilaku berbagi pengetahuan yang diukur dengan kuesioner Knowledge Sharing serta perilaku kerja inovatif yang diukur melalui kuesioner Innovative Work Behavior.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif yang signifikan dari kepemimpinan transformasional dan dimensi knowledge donating terhadap perilaku kerja inovatif 0.436, F 3, 49 = 13.617, p < 0.05, one-tailed . Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun rancangan intervensi melalui human resources management sehingga bisa meningkatkan perilaku kerja inovatif.

This study focused on the influence of transformational leadership and knowledge sharing behavior towards innovative work behavior so that intervention design can be developed to improve innovative work behavior. This study was conducted in sales department PT. X which involved 49 supervisor and manager using accidental sampling method. Researcher using several questionnaire in this study including, transformational leadership was measured by Multifactor Leadership Questionnaire, knowledge sharing behavior was measured by Knowledge Sharing Questionnaire and innovative work behavior was measured by Innovative Work Behavior Scale.
Result indicated that there was significantly positive impact of transformational leadership and knowledge donating towards innovative work behavior 0.436, F 3, 49 13.617, p 0.05, one tailed . Based on result of study, researcher developing intervention plan through human resources intervention in order to improve innovative work behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>