Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Arimurti Sanjiwani
"ABSTRAK
Gangguan menstruasi seperti dismenore dapat mengganggu aktivitas remaja.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh paket pendidikan kesehatan
dismeore berbasis web dalam mengatasi keluhan nyeri haid remaja. Desain
penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pretest-posttest dengan kelompok
kontrol. Sebanyak 94 responden dipilih melalui simple random sampling dan
terbagi menjadi 47 responden di kelompok intervensi dan 47 responden di
kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket pendidikan
kesehatan dismenore berbasis web berpengaruh terhadap penurunan intensitas
nyeri haid (p=0,001), namun tidak berpengaruh terhadap jumlah keluhan
dismenore (p= 0,52). Paket pendidikan kesehatan dismenore berbasis web
disarankan untuk digunakan dalam pendidikan kesehatan pada masa remaja

ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the menstrual problem that can affect adolescent?s
activities. The aim of this study was to identify the effect of dysmenorrhea webbased
health education package toward menstrual pain in adolescents. This
research used quasi-experiment pretest-posttest with control group design. 94
samples were chosen by simple random sampling and divided into intervention
group (47 respondents) and control group (47 respondents). The results show that
the dysmenorrhea web-based health education packages reduced menstrual pain
intensity (p=0,001), but did not influence to the number of dysmenorrhea
complains among adolescent (p=0,52). Dysmenorrhea web-based health education
package is recommended to use for adolescence."
2016
T46379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Arimurti Sanjiwani
"Gangguan menstruasi seperti dismenore dapat mengganggu aktivitas remaja. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh paket pendidikan kesehatan dismeore berbasis web dalam mengatasi keluhan nyeri haid remaja. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Sebanyak 94 responden dipilih melalui simple random sampling dan terbagi menjadi 47 responden di kelompok intervensi dan 47 responden di kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket pendidikan kesehatan dismenore berbasis web berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri haid (p=0,001), namun tidak berpengaruh terhadap jumlah keluhan dismenore (p= 0,52). Paket pendidikan kesehatan dismenore berbasis web disarankan untuk digunakan dalam pendidikan kesehatan pada masa remaja

Dysmenorrhea is one of the menstrual problem that can affect adolescent’s  activities. The aim of this study was to identify the effect of dysmenorrhea web-based health education package toward menstrual pain in adolescents. This research used quasi-experiment pretest-posttest with control group design. 94 samples were chosen by simple random sampling and divided into intervention group (47 respondents) and control group (47 respondents). The results show that the dysmenorrhea web-based health education packages reduced menstrual pain intensity (p=0,001), but did not influence to the number of dysmenorrhea complains among adolescent (p=0,52). Dysmenorrhea web-based health education package is recommended to use for adolescence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dora Somaria, outhor
"ABSTRAK
Pengaruh Edukasi Monitoring Terhadap Kesadaran Kesehatan Menstruasi pada Mahasiswa di Banten. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswi memiliki kesadaran rendah akan kesehatan menstruasi. Kondisi ini harus diselesaikan untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan reproduksi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pengaruh edukasi menstrual flow monitoring terhadap kesadaran kesehatan menstruasi menggunakan ceramah, demonstrasi, dan latihan. Peneliti menggunakan menstrual flow chart dan kalender menstruasi sebagai media pembelajaran. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan satu kelompok pretest dan posttest. Sampel penelitian meliputi 117 mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas X yang diseleksi menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Paired t-test. Terdapat perbedaan yang signifikan skor kesadaran kesehatan menstruasi antara pretest dan posttest (p = 0.017). Peneliti merekomendasikan desain randomized control trial pada populasi yang lebih besar untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Previous studies have shown that female college students have a low awareness of menstrual health. This situation must be resolved to prevent negative effects on their reproductive health. The objective of this study was to identify the effect of menstrual flow monitoring education on menstrual health awareness using lectures, demonstrations, and exercises. The researcher used menstrual flow charts and menstrual calendars as learning media. This study used a quasi-experimental design with only one group pretest and posttest. The sample was made up of 117 female college students from the Economic Education Study Program at University X; the individuals were selected by a purposive sampling technique. The data were analyzed using a paired t-test. There was a significant difference in menstrual health awareness score between pretest and posttest (p= 0.017). The researchers recommend that future study should include the performance of a randomized control trial on a larger population.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
610 JKI 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Mustika Ratu
"

Banyak remaja putri mengalami perbedaan pemahaman tentang pengetahuan dan praktik menstruasi dan masalah gangguan menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan praktik mengenai menstruasi dan permasalahannya pada remaja perempuan. Studi deskriptif dengan desain cross-sectional telah dilakukan pada penelitian ini kepada 393 remaja perempuan berusia 12-18 tahun di Kecamatan Ciracas dengan menggunakan teknik convinence sampling. Instrumen yang digunakan ialah instrumen karakteristik demografi, pengetahuan tentang menstruasi, serta praktik saat menstruasi yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan studi literatur. Pengambilan data dilakukan secara online dan analisis data menggunakan software SPSS IBM Versi 23. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik remaja berada di usia rata-rata 15.81, rata-rata menarche 12.39, sedang menjalani SMA (69%), beragama islam (95.4%), dan mendapat informasi menstruasi dari ibu dan saudara perempuan (62.3%). Hasil analisis univariat ditemukan bahwa sebagian besar remaja memiliki pengetahuan umum menstruasi yang baik. Dismenorea merupakan gangguan yang mayoritas diketahui (76.6%) dan upaya perawatan diri diketahui paling banyak dengan beristirahat yang cukup (80.4%). Sebanyak 41.5% remaja tidak mengetahui dampak dari gangguan menstruasi. Praktik saat menstruasi yang dilakukan oleh remaja mayoritas baik (66.2%) dan sisanya buruk. Praktik melakukan aktivitas fisik dan melacak siklus menstruasi jarang dilakukan oleh kebanyakan remaja. Hasil penelitian ini menyarankan agar perawat bersama dengan pihak sekolah maupun orangtua, dapat  memberikan edukasi serta program mengenai menstruasi yang dapat membantu para remaja perempuan dalam menjalani menstruasi yang sehat, nyaman, dan terhindar dari kesalahpahaman informasi yang mungkin bisa terjadi.


Knowledge and practice regarding menstruation often results in differences understanding among adolescent girls. This study aims to get an overview of knowledge and practices regarding menstruation and its problems among adolescent girls. A descriptive study with a cross-sectional design was conducted in this study of 393 adolescent girls, aged 12-18 years in Ciracas Subdistrict by using convinence sampling. The instrument used was a demographic characteristics, knowledge about menstruation, and menstrual practices developed by researchers based on literature studies. Data collection was done online and analyzed using SPSS Version 23. The results of this study showed adolescents were in the average age of 15.81, the average menarche were 12.39, were in high school (69%), Muslim (95.4% ), and get menstrual information from mothers and sisters (62.3%). The results of the univariate analysis found that most teenagers had good general knowledge of menstruation. Dysmenorrhoea is the most known of menstrual disorders (76.6%) and self-care strategy are known most with adequate rest (80.4%). 41.5% of adolescents do not know the effects of menstrual disorders. The practice during menstruation carried out by the majority of teenagers is good (66.2%) and the rest is bad. The practice of doing physical activity and tracking the menstrual cycle is rarely practiced by most teenagers. The results of this study suggest that nurses, together with the school and parents, can provide education and programs regarding menstruation that can help young women in serve menstruation that is healthy, comfortable, and avoid misunderstandings of information that might occur.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinarisa
"ABSTRAK
Angka kematian dan kecacatan pada wanita karena gangguan sistem reproduksi semakin meningkat. Penyakit infeksi disistem reproduksi dapat disebabkan karena kebersihan yang kurang dari wanita saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh Pendidikan kesehatan Menstrual Hygiene PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan selama menstruasi. Penelitian ini adalah penelitian quasi-experiment dengan pre-test and post-test with control group. Sejumlah 98 remaja putri di Sekolah Menengah Pertama SMP berpartisipasi dalam penelitian, 48 orang pada kelompok intervensi diberikan PMH melalui ceramah, demostrasi langsung menggunakan phantom dan pemberian booklet serta pengisian self-report selama menstruasi. Kuesioner yang digunakan adalah Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire untuk mengukur sikap remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh PMH terhadap sikap remaja putri dalam menjaga kebersihan diri selama menstruasi p=0,001 95 CI 223,38 ndash; 234,17 . PMH meningkatkan sikap remaja putri dan membantu remaja untuk memahami kebersihan diri selama menstruasi. Penelitian ini merekomendasikan PMH digunakan oleh perawat dalam penyuluhan kesehatan di Unit Kesehatan Sekolah UKS.

ABSTRACT
WHO reported that the women mortality and morbidity due to reproductive system disorders increased in last decade. One of the cause the reproductive tract infection is unhygiene during menstruation. The research rsquo s goal is to measure the effectiveness Menstrual Hygiene Education MHE toward the adolescent girls rsquo attitude during menstrual period. This research design is a quasi experiment with pre test and post test with control group. 98 adolescent girls from junior high school has participated in this research, 48 respondents in intervention group have been given the MHE packages including lectures, direct demonstration using phantom, booklet and self report during menstruation. The questionnaire that used is Adolescent Menstrual Attitude Questionnaire. The results showed that MHE there was influence of adolescent girls rsquo attitude in monitoring personal hygiene during menstruation p 0,001 95 CI 223,38 ndash 234,17 . MHE improved the attitude and helps the adolescents girls to understand personal hygiene during menstruation. This research recommend MHE can to be used by nurses for health education in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Ariqah Jibril
"Pendahuluan: Kesehatan reproduksi yang kurang baik dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada perempuan. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh dalam kesehatan reproduksi seseorang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas kedokteran meiliki asupan gizi yang tidak seimbang. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa status gizi dan asupan zat gizi makro memiliki hubungan yang siginifikan dengan kejadian gangguan menstruasi. Sampai saat ini belum ada peneliatian mengenai asupan gizi dan gangguan menstruasi yang dilakukan pada mahasiswi preklinik FKUI. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai hubungan asupan karbohidrat dan lemak, serta status gizi terhadap kejadian gangguan menstruasi pada mahasiswi preklinik FKUI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, asupan lemak dan status gizi terhadap kejadian gangguan menstruasi pada mahasiswi preklinik FKUI
Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang analitik dengan metode consecutive sampling. Data identitas, status gizi dan kesehatan menstruasi diambil menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Data asupan makronutrien pada diambil menggunakan metode wawancara daring dengan mengisi kuesioner 24-hour food recall dan dianalisis menggunakan program Nutrisurvey. Uji bivariat data menggunakan uji Chi-Square atau uji Fisher.
Hasil: Data yang berhasil diambil adalah sebanyak 100 mahasiswa preklinik. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan lemak dan status gizi terhadap gangguan menstruasi. Ditemukan hubungan yang signifikan dari asupan karbohidrat dengan gangguan menstruasi, dimana nilai p yang didapatkan adalah 0,017 (<0,05) dengan rasio odd 0,093 yang menunjukkan efek protektif.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara asupan karbohidrat terhadap kejadian gangguan menstruasi, namun tidak ditemukan hubungan antara asupan lemak dan status gizi dengan gangguan menstruasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Eviana Sumarti
"Pendidikan kesehatan pada ibu dapat meningkatkan praktik perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR), namun kemampuan ibu untuk melakukan praktik perawatan BBLR di rumah belum banyak digali. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh paket pendidikan kesehatan pada ibu terhadap praktik perawatan BBLR di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan terhadap 159 ibu dengan BBLR yang bayinya dinyatakan boleh pulang dari ruang Perinatologi dengan pendekatan quasi eksperimen (78 ibu kelompok intervensi dan 81 ibu kelompok kontrol) dan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Ibu dengan BBLR yang berdomisili di wilayah intervensi mendapatkan paket pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat puskesmas.
Paket pendidikan kesehatan terdiri dari penyuluhan tentang perawatan BBLR, yang diberikan pada 3-5 hari setelah BBLR keluar RS dan pendampingan pada ibu dan keluarga pada minggu ke-2 dan ke-6 setelah penyuluhan atau pengukuran awal. Ibu yang berdomisili di wilayah kontrol mendapatkan booklet tentang perawatan BBLR. Kedua kelompok dilakukan pengukuran dengan waktu yang sama sebanyak 4x yaitu 3 hari setelah keluar RS, 2, 6 dan 12 minggu setelah penyuluhan atau pengukuran awal. Pengumpulan data kualitatif juga dilakukan untuk melengkapi informasi yang diperlukan setelah mendapatkan gambaran hasil kuantitaif. Analisis multvariat dilakukan dengan Regresi Linier Ganda General Estimating Equation (GEE).
Hasil memperlihatkan pemberian paket pendidikan kesehatan pada ibu dengan BBLR memberikan efek peningkatan praktik ibu dalam perawatan BBLR sebesar 25,19%. Praktik perawatan BBLR pada ibu di kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol pada setiap waktu pengukuran (p=0,000). Variabel sikap dan dukungan kader kesehatan yang dilatih merupakan konfonder yang mempengaruhi hubungan pendidikan kesehatan terhadap praktik ibu dalam perawatan BBLR.
Kesimpulan: Pemberian paket pendidikan kesehatan yang dilakukan berkelanjutan selama 6 minggu berdampak efektif terhadap peningkatan praktik perawatan BBLR di rumah dan terhadap peningkatan status kesehatan bayi. Paket pendidikan kesehatan dapat dikembangkan di komunitas dengan melibatkan kader kesehatan untuk memberikan pendampingan pada ibu dengan BBLR diwilayahnya. Pelatihan ataupun sosialisasi tentang perawatan BBLR perlu diberikan pada tenaga kesehatan puskesmas dan kader kesehatan, sehingga dapat melakukan pendampingan secara tepat pada ibu dengan BBLR.

Health education for mothers can improve low birth weight (LBW) infant care practices. Yet, the ability of mothers to exercise LBW infant care at home has not been much explored. This study aims to assess the effect of health education packages on mothers towards LBW infant care practices in Central Jakarta. The study was conducted on 159 LBW mothers whose babies were permitted to return from the perinatology room with a quasi-experimental approach (78 mothers in the intervention group and 81 mothers in the control group). The sampling technique of this study was consecutive sampling. LBW mothers who were domiciled in the intervention areas received health education packages provided by nurses in health centers.
The health education package consisted of counseling on LBW care given in 3-5 days after LBW infant out of the hospital and mentoring for mothers and families at the 2nd and 6th weeks after counseling or initial measuring. Mothers who lived in the control area received a booklet on LBW infant care. The two groups were measured with the same time as much as 4 times, which was 3 days after leaving the hospital, 2, 6 and 12 weeks after counseling or the initial measurements. Qualitative data collection were also done to complete the information needed after getting a picture of the quantitative results. Multivariate analysis was carried out with Multiple Linear Regression General Estimating Equation (GEE).
The results showed the provision of health education packages to mothers with LBW have an effect to increase the practice of mothers in LBW infant care by 25.19%. The practice of LBW infant care among mothers in intervention group were higher than those in control groups at each measurement (p = 0,000). The attitude and support of trained health cadres variable are confounders that influence the relationship of health education to the practice of mothers in LBW care.
Conclusion: The provision of health education packages carried out continuously for 6 weeks has an effective impact on improving the practice of LBW infant care at home and has an impact on improving the health status of infants. Community-based health education packages developed by involving health cadres to provide assistance to mothers with LBW infant in their area. Training or socialization of LBW infant care to be given to health center workers and cadres, so they could provide appropriate assistance to LBW mothers."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2768
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyani Prihatiningsih
"Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa perilaku seksual berisiko yang ditunjukkan oleh remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan sikap remaja terhadap perilaku seksual berisiko. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-experimental design (One Group Pretest-Postes Design).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan dengan pengetahuan responden (p=0,000) dan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual berisiko (p=0,000). Hal ini membuktikan bahwa Ho ditolak, atau ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dan ada pengaruh pendidikan kesehatan pada sikap terhadap perilku seksual berisiko.

The purpose of this study was to investigate the effect of health education on knowledge of adolescents about reproductive health and adolescents attitudes toward risk of sexual behavior. This study uses the design of pre-experimental design (One Group Pretest-Postes Design).
The results showed that there was the influence of health education given to the respondents knowledge (p = 0.000) and there is influence health education with the attitudes adolescents respond risk sexual behavior (p = 0.000). It is proved that Ho is rejected, or no effect on the level of knowledge of health education on reproductive health. Knowledge of adolescents about reproductive health stillvery lacking. This is evident by the emergence of several sexual risk behaviors indicated by the adolescents. And there is the influence of health education on attitudes toward risk of sexual behaviors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian
Latihan fisik (berat) dapat menyebabkan gangguan daur haid karena gangguan poros hipotalamus - hipofisis. Insiden gangguan daur haid ini akan berkurang jika latihan fisik dikurangi atau dihentikan sama sekali. Untuk mengetahui hubungan antara latihan fisik dengan gangguan daur haid pada siswa Semaba Polwan di Jakarta, telah dilakukan penelitian kuasi eksperimen one group pre test- post test design terhadap 82 orang (total sampel) siswa Semaba Polwan di Ciputat Jakarta. Pre tes dilakukan sebelum menjalani latihan fisik, post tes I setelah responden menjalani latihan fisik tingkat berat dan post tes II setelah responden menjalani latihan fisik tingkat sedang. Berat badan dan tinggi badan diukur dengan alat timbang badan dan pengukur tinggi badan. Tingkat latihan fisik ditetapkan melalui perkalian antara berat badan responden dengan energy expenditure aktivitas tersebut dengan rujukan tabel energy expenditure during various activities. Derajat stresor kerja ditentukan dengan kuesioner survai diagnostik stres yang telah disesuaikan dengan keadaan di Sepolwan, kuesioner symptom check list 90 (SCL 90) digunakan untuk mengukur adanya psikopatologi dan gangguan daur haid diketahui dari kartu catatan daur haid. Teknik analisis yang digunakan : uji chi square, penghitungan relative risk dengan confidence interval 95 %, uji korelasi, paired z-test dan analisis regresi logistik dari program SPSS.
Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insiden gangguan daur haid sebelum latihan fisik 8,4 %, setelah latihan fisik berat selama tiga bulan 87,8 % dan setelah dosis latihan fisik diturunkan menjadi tingkat sedang 44,0 %. Proporsi gangguan daur haid saat post tes f dibanding saat pre tes menunjukan hasil yang bermakna (p 0,000; RR = 591,47 CI95 %174,43-2005,52) dan proporsi gangguan daur haid saat post tes I dibanding post tes II menunjukan hasil yang bermakna (p=0,000; RR = 4,54 C195 %2,18-9,53).Insiden gangguan daur haid yang terjadi berkurang dengan menurunnya tingkat latihan fisik. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa risiko untuk timbulnya gangguan daur haid pada siswa yang menjalani latihan fisik berat 18,12 kali dibandingkan siswa yang menjalani latihan fisik ringan. Stresor kerja dan perubahan berat badan tidak berhubungan dengan terjadinya gangguan daur haid.
Kesimpulan :
Secara umum dapat disimpulkan bahwa timbulnya gangguan daur haid pada siswa Semaba Polwan terutama berhubungan dengan latihan fisik. Gangguan daur haid ini tidak berhubungan dengan stresor kerja dan perubahan berat badan. Dari insiden gangguan daur haid tersebut berkurang dengan menurunnya tingkat latihan fisik.

Scope & Methodology :
Heavy physical exercise has been recognized to cause menstrual dysfunction due to disturbance on the hypothalamic - pituitary axis. The incidence of menstrual dysfunction will decrease, if the burden of physical exercise is decreased or stopped. To study the relationship between physical exercise and menstrual dysfunction among female police cadets in Jakarta; a one group pre & post test design experiment study was conducted on 82 subjects (total sample) female police cadets from Ciputat, Jakarta.
The pre test was conducted before the physical exercise program started, the first post test after 3 months heavy physical exercise and second post test after moderate physical exercise. The body weight and high was measured, physical exercise was classified by multiplying body weight energy expenditure in activity using was measured using Stress Diagnostic Questionnaire adjusted for this population, the Symptom Check List 90 (SCL 90), while menstrual dysfunction was diagnosed by using a menstrual recording chart. Statistical analyses used were Chi - square test, relative risk with 95%, test of association, paired z-test and logistic regression functions.
Result & Conclusions :
The incidence of menstrual dysfunction before a physical exercise program was 8,4 %, after 3 months exposed to a heavy physical exercise it was 87,8 % and after a moderate physical exercise it decreased to 44,0 %. Also were reported that significant differences found between the pre test and first post test (p=0,000; RR= 591,47 CI 95 % 174,43 - 2005,52) and also between the first and the second post test (p=0,000; RR=4,54 CI 95 % 2,18 - 9,53). Further analysis showed that the risk of heaving menstrual dysfunction among cadet during heavy physical exercise was 18,12 times compared to light physical exercise. Psychological stress and the changes in body weight showed no relation with menstrual dysfunction. Generally the study showed that the occurrence of menstrual dysfunction among the cadets was related to the physical exercise. The occurrence of menstrual dysfunction showed no relation with psychological stress and changes in body weight. The incidence of menstrual dysfunction decreased with the decrease of physical exercise.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessi Andriani
"ABSTRAK
Perempuan pasca abortus mengalami dampak psikologis yang sering diabaikanoleh tenaga kesehatan. Kurangnya infonnasi tentang abortus berkontribusiterhadap penderitaan mereka serta menyebabkan kecemasan di kehamilanselanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paketpendidikan kesehatan Tegar terhadap pengetahuan, sikap dan kecemasan ibupasca abortus. Penelitian ini menggunakan desain Kuasi eksperimen denganpendekatan pretest andpost test with control group. Jumlah sampel 68 orang yangdiseleksi dengan metode concecutive sampling. Analisis yang digunakan adalahanalisis McNemar dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaanbermakna pada pengetahuan p=O,OOl , sikap p= 0,005 , dan kecemasan p=O,OOl sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Ada perbedaan bennaknapengetahuan, sikap dan kecemasan p=O.OOl ;0,002 dan 0,001 antarakelompok intervensi dan kelompok control. Perawat Maternitas disarankan untukmenggunakan paket pendidikan kesehatan Tegar sebagai intervensikeperawatan ibu pasca abortus.

ABSTRACT
NameStudy programTitleABSTRACT Yessi Andriani Master of Nursing The Influence of health education package Tegar on theknowledge,attitude and anxiety of women after abortion.Women after abortion always exsperience a psychological physical problemsthat are notly forget by the health providers. This in tum will influence the anxietyof women to pregnant again. The purpose of this study is to identify the influenceof Tegar 39 39 fhe package toward the knowledge, attitudes and anxiety amongwomen after abortion. This study uses a quasy experiment with pre test post testwith control group design. Was used in the 68 samples devided into interventionand control group that were selected by concecutive sampling method. The is usethe is McNemar and Chi Square analysis. The results showed is a significantdifference in knowledge p 0.001 , attitude p 0.005 , and anxiety p 0.001 before and after the intervention. Thee 39 is a significant difference inknowledge, attitude and anxiety p O,OOl 0,002 and 0,001 . Maternity nurseare recommended to use this package in order the women after abortion."
2016
T46583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>